Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Permainan Tradisional Kotak Pos

Terhadap Perbendaharaan Kata Anak di Taman Kanak-kanak


Kartika 1-63 Padang

Effect of Traditional Game Kotak Pos 0f Children’s Vocabullary at


Kindergarten Kartika 1-63 Padang

Qatrun Nada Shofia1, Saridewi2


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
E-mail:
qatrunnadashofia27@gmail.com, saridewi@fip.unp.ac.id

ABSTRAK
Bahasa memeliki peranan penting dalam kegiatan berkomunikasi yang sudah
dimulai sejak dini. Aspek perkembangan bahasa yang harus
dikembangangkan untuk menunjang proses komunikasi anak adalah
memperbanyak perbendaharaan kata anak. tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh permainan kotak pos terhadap perbendaharaan kata
anak. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
berbentuk quasi eksperiment. Hasil penelitian menunjukan kelass yang
menggunakan permainan kotak pos berhasil mendapatkan rata-rata lebih
tinggi dibandingkan kelas yang memakai ermainan bisik berantai, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan kotak pos berpengaruhnya
terhadap perbendaharaan kata anak.
Kata kunci: Permainan tradisional kotak pos, perbendaharaan kata

ABSTRACT
Language has an important role in comunication activities that have been
started sice early childhood. One aspect of the development of language that
must be developed to support the child’s communication process is to
increase children’s vocabulary. This study aims to determine how much
influence the game kotak pos has on childrens vocabulary. This research
method uses a quantitative approach in the from of quashi-experiment. The
results of the study showed that class using kotak pos games managet to get
an arrage higher than the class using bisik berantai games. It can be
concluded that the game kotak pos has an influence on the childs
vocabulary.
Keywords: Traditional games kotak pos, Vocabulary

PENDAHULUAN
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia dalam
kegiatan berkomunikasi yang sudah di mulai sejak anak usia dini. Nurlatifa
(2014) mengatakan bahwa proses pemerolehan bahasa merupakan merupakan hal

1
2

yang penting bagi perkembangan kognitif anak, untuk dijadikan modal


komunikasi kedepannya. Bahasa merupakan jembatan bagi dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, dengan bahasa anak dapat mengungkapkan gagasan atau ide,
perasaan, serta menyampaikan pesan dan maksud tertentu kepada orang lain untuk
mengendalikan pikiran, sikap, dan perbuatan seseorang.
Perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun sangat mengagumkan, anak
berada pada tahap imitasi (meniru), dimana anak sering mengucapkan atau
menirukan sesuatu yang didengarnya, baik berupa bahasa ataupun kosakata.
Perkembangan kosakata anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, rasa
ingin tahu anak, dan interaksi dengan lingkungannya. Melalui hal tersebut anak
memperoleh perbendaharaan kata yang digunakan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi orang dapat bertukar fikiran dan mengungkapkan perasaan.
Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk bahasa, baik verbal maupun
nonverbal.
Kosakata memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan kecakapan
bahasa. Andreson & freebodi dalam Irenaningtyas & Wulan (2004:2) Kosakata
dapat digunakan sebagai salah satu indikator pengetahuan yang sudah dimiliki
anak. Sejalan dengan penjelasan tersebut Shefelbine dalam Irenaningtyas &
Wulan menjelaskan bahwa anak yang menguasai sedikit kosakata akan
mengalami kesulitan untuk belajar kata-kata baru, bahkan bukan hanya kesulitan
untuk belajar kata-kata baru tetapi pengetahuan anak terbatas dari kata-kata yang
ia ketahui saja. Kemampuan kosakata anak sangat berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa. Anak akan lebih mudah berkomunikasi apabila ia
memiliki perbendaharaan kata yang banyak.
Selaku penyalur dalam berkomunikasi, semakin kaya perbendaharaan kata
yang dimiliki seseorang, maka akan lebih mudah mengeluarkan ide dan gagasan
ketika ia berkomunikasi. Saat anak berusia usia 5-6 tahun, anak menguasai
kosakata umum dan khusus. Kosakata umum terdiri dari kata benda, kata kerja,
kata sifat, kata keterangan, dan kata pengganti. Sedangkan kosakata khusus terdiri
dari kosakata waktu, warna, uang, sumpah, dan ucapan popular. Salah satu
permasalahan bahasa pada anak yaitu terbatasnya kata-kata yang diketahui anak,
3

pada umumnya kosakata yang diketahui anak terbatas pada kosakata yang pernah
ia dengar dari orang sekelilingnya sehingga membuat anak sulit dalam berbahasa.
Berbeda dengan anak yang mempunyai banyak perbendaharaan kata, ia tidak akan
mengalami kesulitan dalam berbahasa ataupun berkomunikasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Kartika 1-63 Padang,
diperoleh informasi bahwa anak memiliki permasalahan dalam kosa kata. Terlihat
bahwa rendahnya penguasaan kosakata yang dimiliki anak membuat anak
kesulitan dalam berkomunikasi. Saat bercakap-cakap anak mengalami kesulitan
dalam memberikan respon. Dari pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa masih
banyak kosakata umum dan kosakata khusus yang belum dikuasai anak sehingga
anak menjadi diam ketika bercakap-cakap maupun tanya jawab dikarenakan
terbatasnya kata-kata yang diketahui anak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
mengujicobakan permainan tradisional kotak pos yang dapat digunakan untuk
memperbanyak perbendaharaan kata anak. Permainan kotak pos merupakan
games yang bernilai edukative dan menyenangkan, permainan ini bisa
menambah perbendaharaan kata anak, karena dalam permainan kotak pos anak
diminta untuk menebak kata yang dari petunjuk yang sudah ada.
Kristiani (2014: 92) mengatakan bahwa permainan tradisional kotak pos
berasal dari daerah Jawa Barat dan tergolong permainan tebak kata. Semakin
banyak jumlah pemain dalam permainan kotak pos maka permainannya akan
semakin seru. Sebelum memulai permainan terlebih dahulu para pemain
mendiskusikan kategori kata apa yang akan ditebak. Permainan tradisional kotak
pos dapat melatih anak untuk berpikir sekaligus menggali wawasan sang anak.
Permainan kotak pos dimainkan dengan cara berkelompok, tentu saja ini bisa
menjadi media untuk anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
temannya. Permainan kotak pos ini dimainkan dengan cara dilagukan sehingga
akan membuat anak merasa senang. Selain dari pada itu permainan tradisional
juga dapat menjaga dan melestarikan kearifan lokal.

METODE
Penelitian ini ialah quasy experimental (eksperimen semu) dan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2014: 107) menjelaskan bahwa
4

metode eksperimen merupakan metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh


tertentu terhadap hal lain dalam keadaan yang terkontrol. Penelitian ini
menggunakan bentuk desain quashi experimental (ekperimen semu). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari permainan tradisional
kotak pos terhadap perbendahraan kata anak di Taman Kanak-kanak Kartika 1-63
Padang dengan membandingkan hasi belajar antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.

Sebagai awalan dari penelitian, kedua kelas yaitu kelas kontrol dan
eksperimen di berikan pre - test lalu diberikan perlakuan, selanjutnya di berikan
post-test untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Dengan perbedaan kelas
eksperimen menggunakan permainan kotak pos dan kelas control dengan
permainan bisik berantai. Populasi pada penelitian ini merupakan semua murid
TK Kartika 1-63 Padang dengan jumlah sampel masing- masing 10 orang anak
kelas kontrol dan 10 orang anak leas eksperimen

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Data yang dipaparkan pada penelitian ini berasal dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan di TK Kartika 1-63 Padang
dengan jumlah anak 48 orang. 20 orang anak sebagai sampel yang terbagi
kedalam kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kegiatan penelitian pada kelompok eksperimen dengan menggunakan


permainan tradisional kotak pos, sedangkan untuk kelompok kontrol dengan
menggunakan permainan bisik berantai. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 10
(sepuluh) pertemuan yang dibagi menjadi 5 pertemuan kelas kontrol dan 5
pertemuan kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama peneliti melakukan pre -
test sebagai ujian awal kemampuan perbendaharaan kata anak, kemudian pada
pertemuan berikutnya peneliti memberikan perlakuan, setelah itu dilakukan Post-
Test. Penelitian ini dilakukan dengan tema yang berbeda setiap harinya. Pada
kelompok kontrol digunakan permainan bisik berantai dalam menstimulasi
kemampuan mengenal huruf anak, sedangkan di kelompok eksperimen digunakan
5

permainan tradisional kotak pos dalam menstimulasi kemampuan


perbendaharaam kata anak.

Berikut ini grafik perbandingan nilai pre - test dan post - test kemanpuan
perbendaharaan kata anak kelas eksperimen dan kelas kontrol

nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata


93.75
87.5
78.75 71.87
68.75 68.75 68.75
58.75 57.5 56.25
50 50

t t t t
-tes -tes t-tes
t-tes
e e os os
t pr l pr p p
en tro t l
im n en nt
ro
er o rim o
sp lask pe sk
ek s la
s ke s ek k e
k ela ela
k

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat perbandingan antara angka pre –


test dan angka post – test. Nilai pre – test tertinggi pada kelas eksperimen adalah
69,75, 50 nilai terendah, dan median 63,06. Sedangkan nilai tertinggi yang
didapatkan oleh kelas kontrol adalah 68,75, 50 nilai terendah, dan 56,37 rata-rata.
Pada saat post – test, di kelas ekperimen angka tertiggi yang berhasil anak
dapatkan adalah 93,75, 68,75 angka terendah, dan 83,25 rata-rata. Sementara itu
di kelas kontrol mendapatkan nilai tertinggi sebesar 87,5, 56,25 nilai terendah dan
76,61 rata-rata.

Pembahasan
Berdasarkan nilai pre – test kemampuan pebendaharaan kata, kelas
eksperimen memiliki rata-rata 58,75 sedangkan kelas kontrol 57,5. Sementara itu
hasil analisis data yang sudah dilakukan mendapatkan t hitung sebesar 0,4480
dibandingkan dengan α=0,5 (ttabel = 2,10092) dengan derajat kebebasan (N1-1)+
(N2+2) = 18 dengan demikian, thitung<ttabel yaitu 0,4480<2,10092 maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis Ha ditolak Ho diterima. Jadi kesimpulannya adalah
6

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre – test dengan nilai post –
test.
Hasil akhir (post-test) kemampuan perbendaharaan kata anak setelah
diberikan treatmen melalui permainan tradisional kotak pos dalam kemampuan
perbendaharaan kata anak pada kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata
78,75 dengan nilai rata-rata kelompok kontrol 71,87. Berdasarkan analisis data
yang sudah dilakukan, bahwa thitung lebih besar dibandingkan dengan α=0,5 (ttabel =
2,07387) dengan dk = 18. Dengan demikian thitung > ttabel yaitu 2,17034 > 2,07387,
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis H a diterima atau Ho ditolak. Jadi
kesimpulannya adalah permainan tradisional kotak pos besar pengaruhnya
terhadap kemampuan perbendaharaan kata anak. Ternyata setelah anak di berikan
treatmen atau stimulasi dengan menggunakan permainan tradisional kotak pos,
terlihat perubahan yang signifikan pada hasil kemampuan perbendaharaan kata.
Pemberian rangsangan menggunakan permainan yang tepat tentu berpengaruh
baik pada aspek perkembangan atau pada keterampilan yang hendak
dikembangkan pada anak. Stimulasi atau rangsangan di berikan dengan tujuan
untuk memberikan nilai edukatif dan sebagai bekal bagi pengetahuan bagi anak.
Dengan penggunaan permainan tradisional kotak pos anak-anak lebih antusias,
Selain itu, kemampuan perbendaharaan kata anak akan lebih baik karena anak
memperoleh pengetahuan kosakata yang baru melalui sebuah permainan yang
dilakukan bersama temannya. Pengetahuan ini diperolehnya secara langsung baik
melalui teman ataupun guru. Selain mendengar dan mengucapkan kosakata,
dalam permainan ini juga menggunakan gambar untuk mempermudah anak dalam
pemerolehan informasi. Gambar tersebut yang nantinya akan anak pilih dan
ditempelkan ke papan tulis. Dengan demikian maka kosakata yang didapat anak
akan membekas diingatannya.
Peneliti menggunakan 4 instrumen yang berdasarkan kepada kurikulum
PAUD yang akan di aplikasikan pada saat penelitian yaitu: 1). Anak mampu
menyebutkan kata dari kategori yang ditentukan pada sat bermain; 2). Anak anak
mampu mencocokkan gambar dan kata yang diminta saat bermain; 3).Anak
mampu melafalkan kata yang diminta pada saat bermain; 4). Anak mampu
7

menggunakan kosakata umum saat bermain dengan teman-temannya. Pada saat


penelitian pre – test di kelas eksperimen dan kontrol, tidak tampak perbedaan
yang signifikan diantara kedua kelas, namun setelah diberikan treatmen pada
kelas eksperimen barulah terlihat perubahan dalam kemampuan perbendaharaan
kata yaitu dengan permainan tradisional kotak pos.
Ketika melaksanakan kegiatan menggunakan permainan tradisional kotak
pos pada kelompok ekperimen (B2) di TK kartika 1-63 , anak-anak terlihat
antusias dan semangat dalam kegiatan. Tentu saja hal ini disebabkan karena
bermain adalah hal yang membuat anak senang. Sehingga anak dapat memperoleh
perbendaharaan kata dengan cara yang menyenangkan. Menggunakan permainan
tradisional kotak pos, memudahkan anak dalam memperoleh perbendaharaan kata
karena anak ikut serta secara langsung dalam kegiatan permainan. Tentu saja ini
akan menjali pembelajaran yang bermakna bagi anak, karena mereka memperoleh
pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri.
Untuk menambah pengetahuan anak peneliti berbincang-bincang terlebih
dahulu mengenai tema hari itu sambil mengenalkan gambar dan kosakatanya. Hal
ini sejalan dengan yang dijelaskan Suryana (2013:218) pembelajaran AUD
seharusnya dilakukan bertahap misalnya dimulai dari hal-hal sederhana yang
dekat dengan anak, dan penyajian kegiatan secara berulang, dengan begitu anak
akan lebih mudah memahami konsep dengan baik.
Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan dalam penelitian yaitu Pemain
mendiskusikan tema atau kategori kata yang akan ditebak. Setelah tema
ditentukan, anak kemudian membuat sebuah lingkaran. Permainan dimulai
dengan menyanyikan lagu. “Kotak pos belum berisi, mari kita isi dengan isi isian,
(nama anak) mau minta apa?”. Sambil menyanyikan lagu, si anak menepuk
tangan kanannya ke tangan kanan teman sebelah kirinya, begitu seterusnya
sampai lagu berhenti. Setelah lagu berhenti, anak yang terakhir tersentuh
tangannya meminta kata untuk ditebak. Kemudian permainan dilanjutkan, sampai
lagu berhenti. Saat lagu berhenti, anak yang terakhir tersentuh tangannya akan
menyebutkan kata dari kategori yang sudah diminta. Anak yang berhasil
menyebutkan jawaban keluar dari lingkaran, kemudian guru meminta anak untuk
8

menemukan gambar yang sesuai dengan kata yang sudah disebiutkan, yang
sebelumnya sudah disiapkan oleh guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap


kemampuan perbendaharaan kata anak. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata kelas B1
sebagai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan B2 sebangai kelas kontrol.
Jadi diambil kesimpulan bahwa permainan tradisional kotak pos berpengaruh
terhadap perbendaharaan kata anak di TK Kartika 1-63 Padang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil analisis data, kesimpulannya adalah kemampuan
perbendaharaan kata anak pada kelompok eksperimen (kelas B1) yang dilakukan
dengan menggunakan permainan tradisional kotak pos dengan rata-rata lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol kelas (B2) yang menggunakan
permainan bisik berantai yaitu 78,75 kelas eksperimen dan 71,87 kelas kontrol.
Dengan begitu, permainan tradisional kotak pos terbukti berpengaruh terhadap
kemampuan perbendaharaan kata anak di TK Kartika 1-63 Padang.

Saran
Dalam rangka memfasilitasi pembelajaran yang inovatif ada baiknya
lembaga pendidikan anak usia dini beralih pada permainan-permainani yangi
dapat menambah perbendaharaan kosakata anak baik itu berasal dari permainan
tradisional ataupun modern yang sesuai dengan tahap perkembangan yang di
butuhkan anak. Kemudian peneliti berharap darii hasili penelitiani yang telahi di
paparkani di atas semoga dapat dijadikan literatur bagi peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai