Putri Rahmadani
11201040000105
PSIK B 2020
Target indikator
Pemenuhan layanan dasar
Penurunan presentase merokok penduduk usia 10-18 tahun
Pengurangan prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun
Peningkatan kualitas anak, wanita, dan remaja
Peningkatan dasar indeks pembangunan pemuda
Pengurangan prevalensi kekerasan thdp perempuan usia 15-64 tahun.
Rekomendasi langkah selanjutnya
Melibatkan remaja scr bermakna dlm proses pengumpulan bukti (evidence),
termasuk advokasi u/ disagregasi usia dan gender
Advokasi, komunikasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi program yg
melibatkan remaja sbg mitra sejajar.
Kesadaran > pemberdayaan > aksi.
Kesehatan Mental
Penyebab tertinggi DALYs (2016): 3. gangguan perilaku anak. 5. gangguan
kecemasan.
Pertimbangan percobaan bunuh diri pada usia 13-15 tahun meningkat.
Faktor Risiko:
Pada laki-laki: Gangguan perilaku anak dan gangguan kecemasan
Perempuan: gangguan kecemasan.
Usia 10-14 tahun: gangguan perilaku anak pada laki-laki dan wanita dan
gangguan kecemasan pada wanita
Usia 15-19 tahun: gangguan perilaku anak pada laki-laki.
Prevalensi pengalaman kekerasan meningkat, dulu lebih tinggi cowo,
sekarang lebih tinggi cewe.
Prevalensi perundungan di sekolah menurun, cewe lebih rendah dari
cowo.
Kekerasan antarindividu menjadi peringkat ke 3 penyebab kematian remaja.
Meningkatkan risiko konsumsi rokok, alkohol, dan pikiran bunuh diri.
Prevalensi perundungan di sekolah: 27% SD, 32% SMP, 20% SMA.
Provinsi kekerasan tertinggi: Jawa tengah, jawa timur, jawa barat, sumatera
selatan, aceh.
Sikap: usia 15-19 tahun
57% merasa malu atau takut u/ memberi tahu orang lain tentang kondsi
kesehatan mentalnya.
22% berpendapat bhw mendapatkan terapi dan pengobatan
psikologis/psikiatris akan menimbulkan dampak negatif thdp rasa
percaya diri dan masa depan seseorang.
Tembakau
Jumlah remaja yg menghisap rokok meningkat.
Usia 13-15: 18,8% merokok.
Wanita: 2014 2,5%, 2019 2,9%. Laki-laki: 2014 33,9%, 2019 35,5%
Perokok dan status ekonomi: wanita 1. menengah atas, 2. memengah. Laki-
laki 1. terbawah 2. menengah.
Perokok dan daerah tempat tinggal usia 15-24 tahun: wanita lebih banyak
perkotaan. Laki-laki lebih banyak pedesaan.
Pendidikan dan perokok (15-24 tahun): perempuan 1. tidak sekolah 2. belum
tamat SD. Laki-laki 1. belum tamat SD, 2. tamat SD.
Remaja (15-24 tahun) dg usia merokok pertama kali <15 tahun: cewew 55%,
cowo 57,4%.
Usia 13-15 tahun paparan asap rokok: paparan dirumah meningkat, paparan
diruang publik terbuka meningkat, paparan diruang publik tertutup meningkat,
di sekolah menurun.
Usia 13-15 berhenti merokok: 2014 81,8%, 2019 81,1%.
mencoba behenti merokok: cewe 68,1%, cowo 81,9%.
yg menerima bantuan/anjuran berhenti merokok: cewe berkurang, cowo
meningkat.
76,6% membeli rokok di warung
63,7% cewe dan 60,4% cowo tidak dicegah membeli rokok atas dasar
usia.
Pelajar yg yakin orang sulit berhenti merokok setelah mulai merokok
tembakau: 27,8%. cewe 26% cowo 28%.
Pelajar yg merasa merokok membantu orang lebih nyaman dlm acara
sosial 12,1%. cewe 8% cowo 16%.
Media paling efektif u/ iklan rokok usia 13-15 tahun
Cewe: 1. TV, 2. Di tempat penjualan, 3. Media luar ruang
Cowo: 1. tempat penjualan, 2. TV, 3. media luar ruang.
Media paling efektif u/ antirokok
Cewe: 1. pesan di media, 2. peringatan kesehatan di bungkus rokok, 3.
pesan di acara olahraga/kemasyarakatan
Cowo: 1. peringatan kesehatan di bungkus rokok, 2. pesan media, 3.
pesan di acara olahraga/kemasyarakatan.
Perokok usia 13-16 berpikir u/ berhenti merokok karena peringatan kesehatan
di bungkus rokok: 59,4%. cewe 46,4% cowo 60,5%.
Bukan perokok usia 13-16 berpikir u/ tidak merokok karena peringatan
kesehatan di bungkus rokok: 39,4%. cewe 35,8% cowo 48,3%.
Kebijakan dan hukum
PP no. 109 tahun 2012: penyelenggaraan pengamanan penggunaan produk
tembakau u/ melindungi anak dan remaja
PP menkes no. 71 tahun 2015: merokok sbg salah satu faktor risiko perilaku
yg dpt diubah.
Covid-19
Usia 6-18: 9,4% positif; 9,3% sembuh, 1,3% meninggal.
Kemiskinan: 34% pengangguran usia 15-24 tahun, 11% pengurangan jam
kerja berusia 15-24 tahun, laki-laki dan person di perkotaan lebih terdampak.
Penutupan sekolah dan pembelajaran jarak jauh.
Kekerasan usia 13-17: 56,9% lebih sering mengalami kekerasan di pandemi.
30% wanita, 70% laki-laki.
Hubungan sosial usia 15-19: 63% merasa memiliki lebih sedikit kesempatan
mengungkapkan pendapat. 74% merasa mendapat banyak perhatian dan
semangat dari teman-teman. 55% merasa diberikan perhatian lebih sedikit
dari ortu atau pengasuh.
Hubungan dg ortu:
Cewe: 25% merasa lebih jauh, 21% merasa lebih dekat
Cowo: 25% merasa lebih jauh, 19% merasa lebih dekat.
Pembatasan sosial
Cewe: 93% merasa dampak jauh dari keluarga berdampak negatif ke
kesehatan mental. 70% jauh dari teman berdampak negatif ke kesehatan
mental.
Cowo: 53% merasa dampak jauh dari keluarga berdampak negatif ke
kesehatan mental. 56% jauh dari teman berdampak negatif ke kesehatan
mental.
Kebiasaan makan usia 15-19: 40% makan kurang beragam karena faktor
ekonomi. 30% sedikit telur dan kacang-kacangan. 30% sedikit buah, sayuran,
dan makanan hewani.
Aktivitas fisik usia 15-19: 22% lebih banyak, 49% lebih sedikit aktivitas.
Pendahuluan
Kesehatan, Pendidikan, dan kesejahteraan anak akan berpengaruh terhadap
suatu bangsa
Health behaviour yg diadopsi oleh anak dan remaja akan mempengaruhi
potensi untuk hidup sehat dan produktif
Kesehatan fisik dan emosional berperan terhadap perkembangan scr
keseluruhan dan kesejahteraan seluruh keluarga
Kehidupan janin dan seterusnya berdampak terhadap masa depan seseorang
Anak adalah populasi yang bergantung thd orang tua/dewasa untuk
melindungi dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraannya. Jadi
ingin merubah kesehatan anak, intervensi juga orang tua, misal edukasi
parenting.
CHN perlu mempelajari kelompok ini agar dapat meningkatkan agar
tumbuh kembang anak menjadi optimal.
Banyak masalah perkembangan anak sekarang karena orang tua tidak tau
indikator perkembangan usia sesuai Islam. Jaman Rasulullah: Ali bin Abi
Thalib mengikuti islam umur 7 tahun, Aisyah menikah umur 6 tahun.
Menunjukan mental dan kedewasaan umat Islam masa itu. Ada yg salah pada
anak muda Islam jaman sekarang.
Tugas Perkembangan Remaja Awal atau Usia Pubertas (Usia 10-14 tahun)
Rasulullah SAW tidak pernah menggunakan istilah muraahaqah kepada remaja
beliau menggunakan kata Assyabaab, yakni pemuda karena kata ini lebih
membawa dampak positif kepada remaja dibanding istilah murahaqah yang
selama ini banyak digunakan dalam tulisan psikologi islam tentang remaja.
bantu anak memahami masa pubertas,
memberikan penjelasan soal menstruasi bagi anak perempuan serta mimpi
basah bagi anak laki-laki sebelum mereka mengalaminya, dengan begitu
anak sudah diberi persiapan tentang perubahan yang bakal terjadi pada
dirinya,
hargai privasi anak,
dukung anak untuk melakukan komunikasi terbuka,
tekankan kepada anak bahwa proses kematangan seksual setiap individu itu
berbeda-beda,
beri pemahaman kepada remaja bahwa cinta kepada lawan jenis punya
batas dan aturan, dan pada saat yang tepat remaja akan menjalani
bagaimana mencurahkan kasih sayang dan cinta kepada lawan jenis dalam
bingkai pernikahan.
diskusikan tentang perasaan emosional dan seksual
Cedera
Malnutrisi dan gizi
Masalah Lingkungan
Penganiyaan Anak
Anak berkebutuhan khusus
Cedera. anak beresiko untuk cedera tidak disengaja karena rasa penasaran dan
semangat untuk eksplorasi lingkungan ttp kurang dlm hal koordinasi dan
kognitif dalam menjaga diri dan bahaya.
Sesak nafas karena tersedak/tercekik
Kecelakaan di mobil/kendaraan
Tenggelam
Keracunan
Cedera.
Masalah Lingkungan
Potensi ancaman Kesehatan anak dapat berupa lingkungan hidup baik di
udara, air dan eksposur bahan kimia
Polusi udara, kualitas udara ruangan yg buruk, asap rokok, timbal,
neurotoxin, debu cat lama, tanah yg terkontaminasi dapat menyebabkan ggn
kognitif dan perilaku, cacat & juga kematian anak.
Penggunaan timbal dalam cat rumah telah dilarang, akan tetapi seringkali
masih ditemukan pada perumahan2 tua
Paparan produk pembersih beracun, pestisida, obat-obatan, herbisida
Perubahan Lansia
fisiologis
psikologis