Anda di halaman 1dari 2

Dalam kondisi kompleks yang terjadi dan harus dihadapi oleh organisasi dalam menjalankan

program dan kegiatan mereka dengan banyak ragam dan faktor yang terlibat, berbeda dengan
organisasi nirlaba yang akhirya harus memilih anatara pencapaian tujuan dengan asfek formal
akuntabilitas yang harus dipenuhi. Bagaimana keduanya dihadapi dan diselesaikan oleh
organisasi nirlaba menjadi fokus penelitian mutakhir oleh (Dick & Coule, 2020). Penelitian
mereka mengungkapkan bagaimana prilaku organisasi nonprofit menghadapi tuntutan
regulator atas akuntabilitas dengan posisi pencapaian tujuan organisasi. Kontradiksi kedua
hal itu seringkali menjadikan munculnya ketidakselarasan antara alat akuntabilitas dengan
tujuan organisasi yang disebut means-ends decoupling. Kondisi muncul saat terjadi pilihan
tunggal (trade-off) anatara pemenuhan keputusan atas aturan dan pencapaian tujuan sehingga
memunculkan dilemma kebijakan dan pelaksanaan.
Penelitian (Dick & Coule, 2020) menggambil subjek dua kasus organisasi nirlaba di Inggis
yaitu Lembaga yang bergerak di bidang pendidikan publik dan lembaga advokasi hukum dan
HAM. Dari penelitian tersebut tamapak bahwa salah satu jalan keluar yang pada akhirnya
diadopsi oleh organisasi adalah dengan tidak menyesuaikan dengan sebagian aturan (non-
conformance with particular rules) yang mereka anggap dapat menggaggu upaya pencapaian
tujuan mereka memperhatikan kemampuan yang mereka miliki. Meskipun pada faktanya
kondisi ini bukanlah hal baru bagi sebagian organisasi nirlaba, bagaimana cara mereka
melakukan strategi tersebut merupakan tema penting yang perlu diungkap. Terdapat dua
strategi yang dijalankan.
Pertama, apabila ketidakselaran dengan regulasi tersebut menjadikan kebermanfaat organisasi
di tengah masyarakat maka akan dibuat narasi atas pentingnya keberadaan individu dan
sasaran masyarakat di atas keberadaan organisasi. Narasi dan alasan ini diungkapkan dengan
cara misalnya bahwa organisasi nirlaba tidak dapat bertahan tanpa dukungan dari donator
atau penyantun karena keberadaan mereka sangat sulit untuk diraih. Selain itu, sangat penting
untuk menjaga para donatur tersebut sebagai sumber adanya kebaikan (good cause) yang
dilakukan oleh organisasi nirlaba. Kedua, apabila ketidakselarasan inti terhadap regulasi
menjadikan tujuan organisasi terabaikan maka para pelaku organisasi akan menyampaikan
alasan atas ketidakselarasan dengan harapan publik atau masyarakat terhadap aturan tersebut
(public distaste). Narasi tersebut dinyatakan dalam bentuk pertentangan dengan moral dan
kemanfaatan sosial dari pencapaian tujuan organisasi sebagai akibat dari ketidakselarasan
dengan Sebagian peraturan yang dimaksud.

Rangkumann
Dalam kondisi kompleks yang terjadi dan harus dihadapi oleh organisasi dalam menjalankan
program dan kegiatan mereka dengan banyak ragam dan faktor yang terlibat, berbeda
dengan organisasi nirlaba yang akhirya harus memilih anatara pencapaian tujuan dengan
asfek formal akuntabilitas yang harus dipenuhi. Penelitian mereka mengungkapkan
bagaimana prilaku organisasi nonprofit menghadapi tuntutan regulator atas akuntabilitas
dengan posisi pencapaian tujuan organisasi.
Penelitian menggambil subjek dua kasus organisasi nirlaba di Inggis yaitu Lembaga yang
bergerak di bidang pendidikan publik dan lembaga advokasi hukum dan HAM. Dari
penelitian tersebut tamapak bahwa salah satu jalan keluar yang pada akhirnya diadopsi oleh
organisasi adalah dengan tidak menyesuaikan dengan sebagian aturan yang mereka anggap
dapat menggaggu upaya pencapaian tujuan mereka memperhatikan kemampuan yang
mereka miliki. Meskipun pada faktanya kondisi ini bukanlah hal baru bagi sebagian
organisasi nirlaba, bagaimana cara mereka melakukan strategi tersebut merupakan tema
penting yang perlu diungkap. Terdapat dua strategi yang dijalankan.

Pertama, apabila ketidakselaran dengan regulasi tersebut menjadikan kebermanfaat


organisasi di tengah masyarakat maka akan dibuat narasi atas pentingnya keberadaan
individu dan sasaran masyarakat di atas keberadaan organisasi. Selain itu, sangat penting
untuk menjaga para donatur tersebut sebagai sumber adanya kebaikan yang dilakukan oleh
organisasi nirlaba. Kedua, apabila ketidakselarasan inti terhadap regulasi menjadikan tujuan
organisasi terabaikan maka para pelaku organisasi akan menyampaikan alasan atas
ketidakselarasan dengan harapan publik atau masyarakat terhadap aturan tersebut. Narasi
tersebut dinyatakan dalam bentuk pertentangan dengan moral dan kemanfaatan sosial dari
pencapaian tujuan organisasi sebagai akibat dari ketidakselarasan dengan Sebagian
peraturan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai