Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratna Dwi Susanti

NPM : 22201091049

MK : Hukum Adminitrasi Publik

PERKENALAN

Beberapa dekade terakhir telah menyaksikan beberapa upaya internasional untuk


menstabilkan dan membangun kembali negara dan wilayah yang menderita akibat
perang, pemberontakan, pelanggaran hak asasi manusia dan masalah-masalah lainnya.
Komunitas Pembangunan Perdamaian yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
mencatat bahwa administrasi publik seringkali membutuhkan perhatian khusus
dikarenakan banyaknya permasalahan yang terjadi. Contohnya seperti gedung
perkantoran dibakar, arsip-arsip dhancurkan, administrator dibunuh dll, bahkan dari pihak
lawan juga ada upaya untuk mengubah administrasi publik agar berada dibawah kendali
mereka. Maka dari itu masyarakat internasional menganggap adminitrasi publik perlu
perhatian khusus. Selain dapat mempersulit upaya rekontruksi, masalah tersebut juga
merampas hak individu. Namun tidak seperti proyek pembangunan perdamaian paralel
dari Reformasi Setor Peradilan, paradigma aturan hukum yang berkaitan dengan masalah
kualitatif, proyek Reformasi Administrasi Publik yang didukung oleh manajemen
paradigma yang berkaitan dengan masalah kuantitatif. kajian ini mengatakan bahwa,
apapun permasalahannya penyelesiannya cenderung sama atau serupa dengan Reformasi
Administrasi Publik dan Reformasi Sektor Peradilan. Proyek proyek ini berjalan sejajar
tanpa menyadari tujuan, tantangan, dan metode satu sama lain.

Rule Of Law mengalami defisit yang menjadikan otoritas administrasi berjalan tidak
baik. Tokoh-tokoh seperti pemerintah daerah atau badan hukum khusus yang berperan
sebagai administrasi negara adalah kunci dari keberhasilan jalannya administrsi negara.
Alasan dari defisit negara hukum antara lain adalah kurangnya pengetahuan tentang
kebijakan dan relevansi negara huum untuk reformasi adminitrasi negara, adanya mandat
dan tujuan reformasi yang tidak jelas dan bertentangan, perbedaan topikal dan budaya
dikalangan internasional dan isu-isu pengurutan.

Masyarakat Internasional menyadari bahwa situasi seperti ini tidak memuaskan dan
perlu diperluas untuk memasukkan dimensi efektifitas dan efisiensi. Majelis umum PBB
melaporkan The Legal dan Kerangka Administrasi Publik menunjukkan bahwa efisien
Adminitrasi Pubik tidak ada gunanya dan berpotensi berbahaya diarenakan tidak adanya
kerangka kebijakan/hukum yang sesuai, sedangkan hukum harus dilihat dari kerangka,
objek, dan alat dalam reformasi.
PBB sekretaris dan lainnya menggarisbawahi sentralisasi supremasi hukum dalam
operasi perdamaian PBB dan pembangunan perdamaian. komisi pemberdayaan hukum
kaum miskin yang disponsori oleh PBB menjelaskan hasil laporannya, yang
kesimpulannya bahwa mayoritas penduduk dunia dikecualikan dari supremasi hukum dan
hal tersebut berdampak pada banyaknya kehilangan peluang ekonomi. dengan begitu
laporan tersebut merebut hak asasi manusia yaitu hak terhadap keadilan, hak milik, hak
buruh, dan hak bisnis. laporan ini juga bisa menjadi saran kepada pemerintah agar
kebijakan tetap dilaksanakan dan bagi masyarakat miskin untuk mengambil keputusan
hanya bisa melalui asosiasi masyarakat dan masyarakat sipil secara keseluruhan.
supremasi hukum secara umum harus di promosikan secara paksa dalam administrasi
publik reformasi, guna nya agar konsep administrasi publik efektif dan efisien dapat
dipahami oleh lembaga-lembaga atau badan publik lainnya untuk mendukung transisi.
lembaga, otoritas dan badan publik lainnya juga bisa menjalankan kekuasannya sesuai
dengan tujuan dan strandart undang undang yang ekonomis dan efisien.

Akademisi dan komentator independent mengatakan bahwa doktrin keamanan


manusia pulih atau tidaknya negara dan masyarakat bergantung pada sejauh mana
individu menikmati keamanan pribadi, ekonomi dan kesehatan. sedangkan untuk tingkat
keamanan ditentukan oleh seberapa baik administrasi mengelola penyediaan dokumen
identitas, perawatan kesehatan,kesejahteraan dan izin usaha, dll. Terlepas dari prioritas
politik negara hukum ini, masih sedikit yang kita ketahui tentang apa yang dimaksud
dengan negara hukum dalam administrasi publik, hubungan spesifik antara Reformasi
Administrasi Publik dan Reformasi Sektor Peradilan dalam lingkungan pembangunan
perdamaian, efek dari defisit negara hukum khususnya pada kelompok yang lemah dan
rentan, atau bagaimana meningkatkan dan menyikapi dimensi rule of law dengan lebih
baik dalam upaya Reformasi Administrasi Publik di masa mendatang.

Setelah mengetahui adanya kemungkinan defisit rule of law akademi Folke


Bernadotte mencari dana dari Kementerian Luar Negeri Swedia untuk menugaskan studi
dengan tujuan untuk menganalisis masalah-masalah khusus yang ditimbulkan oleh defisit
negara hukum bagi para pembangun perdamaian, negara-negara yang sedang
memulihkan diri, dan warga negara mereka, dan untuk memberikan inventarisasi
kemungkinan area fokus dan metode keterlibatan internasional untuk lebih
mengintegrasikan perspektif negara hukum secara lebih dekat dan metode dalam
kebijakan dan proyek Reformasi Administrasi Publik di masa depan.
Dengan adanya kemungkinan defisit rule of law, akademi folke bernadotte mencari
dana ke luar negri untuk menganalisis masalah masalah yang menjadi penyebab dari
adanya defisit negara. Metode atau langkah langkah yang harus dilakukan untuk
menangani defisit negara. langkah yang pertama yaitu mengumpulkan literatur yang
relevan, kebijakan publik dan laporan tentang administrasi publik dan reformasi rule of
law. langkah kedua dengan kunjungan ke organisasi internasional dan regional utama
yang berkaitan dengan administrasi publik dan supremasi hukum dalam lingkungan
pembangunan perdamaian. langkah ketiga dengan kunjungan lapangan ke Kosovo,
Liberia dan Timor-Leste untuk menghubungkan doktrin dan kebijakan dengan masalah
dunia nyata, dan mencari masukan untuk artikulasi strategi yang lebih efektif untuk masa
depan. Langkah keempat terdiri dari analisis dan penulisan. langkah yang terakhir adalah
mempresentasikan dan rekomendasi.

konsep dan prinsip dalam laporan ini berkaitan dengan aturan hukum dan
administrasi publik. bagaimana aturan hukum dilakukan dalam konsep reformasi
administrasi publik dan administrasi publik yang kurang berteori, kurang dipahami,
kontroversial atau sulit untuk di definisikan dan disajikan secara lugas

Anda mungkin juga menyukai