Anda di halaman 1dari 11

110

2.5 KONSTRUKSI RANGKA


2.5.1 PENGERTIAN
Konstruksi rangka adalah sebuah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-
batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujung-ujungnya dengan pen-
pen licin sehingga membentuk suatu rangka kokoh.
Anggapan :
1. Gaya-gaya luar serta reaksi-reaksinya terletak di dalam bidang yang sama dan
hanya bekerja pada tempat-tempat pen.
2. Sumbu pusat dari setiap batang berimpitan dengan garis yang menghubungkan
pusat-pusat sambungan pada ujung-ujung batang.
3. Berat dari tiap batang dapat diabaikan dibandingkan dengan gaya-gaya luar
lainnya yang bekerja terhadap konstruksi rangka.
4. Setiap batang dalam sebuah konstruksi rangka adalah suatu batang dua gaya dan
hanya menjadi subyek gaya-gaya aksial langsung (tarik atau tekan).
5. Tanda plus (+) untuk menunjukkan tarik dan tanda minus (-) untuk menunjukkan
tekan.

Konstruksi rangka diklasifikasikan sesuai dengan susunannya adalah :


 Rangka sederhana
 Rangka gabungan
 Rangka kompleks

P = Gaya luar P = Gaya luar

pen

batang

sumbu pusat

pen

P = Gaya luar

Gambar 2.9 Konstruksi rangka sederhana

Modul II Statika
111

b d f b d f h

a c e g a c e g

(a) (b)

e f
b f d e
c

a c d g h a b

(c) (d)
Gambar 2.10 Model konstruksi rangka sederhana

Segitiga yang diarsir abc di dalam masing-masing diagram rangka adalah gambar
dasar dari mana kita menambah bentuknya dengan menggunakan dua batang tambahan
untuk menghubungkan tiap-tiap titik kumpul baru dalam urutan abjad.

Jika dua atau lebih konstruksi rangka sederhana dihubungkan satu dengan lainnya
untuk membentuk satu konstruksi rangka kokoh maka disebut konstruksi rangka gabungan.

(a) Rangka sederhana yang dihubung- (b) Rangka sederhana yang dihubungkan
kan dengan tiga batang penyambung dengan satu engsel dan satu batang
penghubung

(c) Dua rangka sederhana yang dihubungkan


dengan satu engsel dan sebuah rangka ketiga

Gambar 2.11 Model konstruksi rangka gabungan

Modul II Statika
112

Konstruksi rangka yang tidak dapat diklasifikasikan baik sebagai sederhana atau
gabungan disebut konstruksi rangka kompleks.

(a) (b)
Gambar 2.12 Model konstruksi rangka kompleks

2.5.2 MENCARI GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE KESETIMBANGAN TITIIK


SIMPUL
Konstruksi rangka merupakan konstruksi yang keseluruhannya dalam keadaan
setimbang dan setiap titik simpul harus juga dalam keadaan setimbang akibat gaya-gaya
luar yang bekerja dan gaya dalam ( gaya batang ) yang timbul di titik simpul tersebut.
Gaya luar dan gaya batang itu berpotongan di titik simpul. Dengan prinsip kesetimbangan,
gaya-gaya batang yang belum diketahui dapat dicari. Cara ini disebut dengan Metode
Kesetimbangan Titik Simpul.
Untuk menghitung gaya-gaya batangnya, selalu memulai dari titik simpul yang
hanya dua batang atau satu batang yang belum diketahui gaya batangnya. Dua gaya
batang yang belum diketahui tersebut, arah gayanya dimisalkan meninggalkan simpul
( gaya tarik ). Jika ada batang diagonal ( miring ), maka gaya batangnya harus dijabarkan
dulu terhadap arah horisontal dan vertikal. Selanjutnya dengan menggunakan cukup dua
persamaan kesetimbangan saja yaitu ∑H = 0 dan ∑V = 0, besarnya gaya batang tersebut
dapat diketahui. Gaya yang meninggalkan simpul adalah gaya tarik dan gaya yang menuju
simpul adalah gaya tekan.

Contoh Soal : A

P1 = 2 t P3 = 4 t
B 4 D
3m 1 7
3 5

2 C P2 = 2 t 6
A E
4m 4m 4m 4m

Modul II Statika
113

Ditanya :
* Hitung reaksi-reaksi perletakan
* Hitung seluruh gaya-gaya batang dengan cara ‘ Kesetimbangan Titik Simpul ‘

P1 = 2 t P3 = 4 t
B D
4
3m
1
3 5 7
2 6
C P2 = 2 t E
A
4m 4m 4m 4m
VA VB

► Mencari reaksi perletakan

ME = 0  VA.16 – P1.12 – P2.8 – P3.4 = 0


16.VA = 24 + 16 + 16 = 56
VA = 3,5 t ( )
MA = 0  -VE.16 + P1.4 + P2.8 + P3.12 = 0
16.VE = 8 + 16 + 48 = 72
VE = 4,5 t ( )
Kontrol :
V = 0  VA + VE – P1 – P2 – P3 = 0
3,5 + 4,5 – 2 – 2 – 4 = 0
0 = 0  OK !

► Mencari gaya-gaya batang


Mulai dari titik simpul yang dua batang atau satu batang yang belum diketahui,
berarti mulai dari simpul A atau simpul E.

 SIMPUL A
S1y Jika mulai dari A – B – C/D – E
S1
 S1x
Misalkan batang S1 dan S2 ( yang belum
5 3
diketahui ) adalah tarik yaitu bila
4 meninggalkan simpul. Bila hasilnya
A  S2 negatif (–) berarti batang itu bukan
VA = 3,5 t
tarik tetapi tekan.

Modul II Statika
114

3
Sin α 
5
4
Cos α 
5
V = 0  S1y + VA = 0
S1 Sin  + VA = 0
3
S1  3,5  0
5
5
S 1  3,5   5,833 t (tekan)
3

H = 0  S2 + S1x = 0
S2 + S1 Cos  = 0
4
S 2  (5,833)  0
5
S2 = 4,667 t (tarik)

 SIMPUL B
V = 0  -P1 + S1y — S3y = 0
-2 + 5,833.Sin  — S3.Sin  = 0
3 3
 2  5,833.  S 3 .  0
5 5
3
.S 3  2  3,5  1,5
5
5
S 3  1,5.
3
S 3  2,5 t (tarik)

H = 0  S4 + S3x + S1x = 0
S4 + S3 Cos  + S1 Cos  = 0
4 4
S 4  2,5.  5,833.  0
5 5
S 4  2  4,666  6,666t
S 4  6,666t (tekan)

Modul II Statika
115

 SIMPUL C
V = 0  S5y + S3y — P3 = 0
S5 .Sin  + S3.Sin  -2 = 0
S5 (3/5) + 2,5 (3/5) – 2 = 0
S5 (3/5) = 2 – 1,5
S5 (3/5) = 0,5
S5 = 0,5(5/3)
S5 = 0,833 t ( tarik )

H = 0  S6 + S5x – S3x - S2 = 0
S6 + S5 Cos  - S3 Cos  - S2 = 0
S6 + 0,833(4/5) – 2,5(4/5) – 4,667 = 0
S6 + 0,666 – 2 – 4,667 = 0
S6 = 6,667 – 0,666
S6 = 6,001 t ( tarik )

 SIMPUL D

V = 0  -P3 + S5y — S7y = 0


- P3+ S5.Sin  — S7.Sin  = 0
-4 – 0,833(3/5) – S7 .(3/5) = 0
(3/5) S7 = -4 – 0,5 = -4,5
S7 = -4,5 ( 5/3)
S7 = -7,5 t ( tekan )

Kontrol :
 SIMPUL E
H = 0  - S6 + S7x = 0
- S6 + S7 Cos  = 0
- 6,001 + 6,000 = 0
- 0,001 = 0 ≈ 0 Ok !

Modul II Statika
116

► KESIMPULAN

Tarik ( + ) Tekan ( - )
No. Gaya Batang
( ton ) ( ton )

1 S1 — 5,833

2 S2 4,667 —
3 S3 2,500 —
4 S4 — 6,666
5 S5 0,833 —
6 S6 6,001 —
7 S7 — 7,500

Contoh Soal : B

P1= 2t P2= 4t P3 = 6t

A C D F
1 4 8

3m 2 3 5 7 9

B 6 E

4m 4m 4m

 Hitunglah reaksi-reaksi perletakan


 Hitung seluruh gaya-gaya batang dengan cara Kesetimbangan Titik Simpul,
hasilnya ditabelkan.

Modul II Statika
117

► Mencari Reaksi Perletakan

P1= 2t P2= 4t P3 = 6t

HA A C D F
1 4 8

3m VA 2 3 5 7 9

B 6 E

VB
4m 4m 4m

∑H = 0 HA = 0

∑MB = 0 VA.4 +P1 .0 + P2. 4 + P3.8 = 0


4VA + 4(4) + 6 (8) = 0
4VA = -16 – 48 = -64
VA = -16 t ( tanda negatif berarti permisalan VA ke
atas salah, yang benar VA = 16 ton ke
bawah )

∑MA = 0 -VB.4 + P1.4 + P2.8 + P3.12 = 0


-4VB + 8 + 32 + 72 = 0
4VB = 112
VB = 28 t ( )

Kontrol : ∑V = 0 -VA + VB – P1 - P2 - P3 = 0
- 16 + 28 - 2 – 4 - 6 = 0
0=0 OK !

Jadi : HA = 0
VA = 16 ton ( )
VB = 28 ton ( )

Modul II Statika
118

► Mencari Gaya-gaya batang


* SIMPUL A

A 4 Sin  = 3/5
 S1 
5 3 Cos  = 4/5
S2x

VA = 16 t S2x = S2 Cos 
S2y S2 S2y = S2 Sin 

∑V = 0 - VA - S2y = 0
- 16 - S2 Sin  = 0
- 16 - S2 (3/5) = 0
S2 (3/5) = - 16
S2 = -16 . (5/3)
S2 = - 26,667 t ( tanda negatif berarti batang mengalami tekan )

∑H = 0 S2x + S1 = 0
S2 Cos  + S1 = 0
-26,667.(4/5) + S1 = 0
S1 = 26,667 (4/5)
S1 = 21,334 t ( tanda positif berarti batang mengalami tarik )

* SIMPUL B
S3
 S2x

S2y S2

B
S6

VB = 28 t

∑H = 0 S2x + S6 = 0
S2 Cos  + S6 = 0
S6 = - 26,667 ( 4/5 )
S6 = - 21,334 t ( tekan )

Modul II Statika
119

∑V = 0 VB - S2y + = 0
28 – 26,667(3/5) + S3 = 0
S3 = -28 + 26,667(3/5)
S3 = -12 t ( tekan )

* SIMPUL C

P1 = 2t
S1= 21,334t C S4

 S5x

S3 = 12t S5y S5

∑V = 0 S3 - P1 - S5y = 0
12 – 2 - S5 .Sin  = 0
10 - ( 3/5 ) S5 = 0
S5 = 10 ( 5/3)
S5 = 16,667 t ( tarik )

∑H = 0 - S1 + S5x + S4 = 0
-21,334 + 16,667 Cos  + S4 = 0
S4 = 21,334 – 16.667(4/5)
S4 = 21,334 – 13,334
S4 = 8 t ( tarik )

* SIMPUL D

P2 = 4t
S4= 8 t D S8

S7

∑H = 0 - S4 + S8 = 0 ∑V = 0 - P2 - S7 = 0
- 8 + S8 = 0 - 4 - S7 = 0
S8 = 8 t ( tarik ) S7 = - 4 t ( tekan )

Modul II Statika
120

* SIMPUL F
P3 = 6 t
S8 = 8 t F ∑V = 0 - P3 - S5x= 0

- 6 – S5 .Sin  = 0
S9x  S5 (3/5) = - 6
S5 = - 6(5/3)
S9 S9y S5 = - 10 t ( tekan )

Kontrol :
∑H = 0 - S9x - S8 = 0
- (-10 ) Cos  - 8 = 0
10(4/5) – 8 = 0
0=0 Ok !

No. Gaya Batang Tarik (+) ton Tekan (-) ton

1 S1 21,334 -
2 S2 - 26,667
3 S3 - 12,000
4 S4 8,000 -
5 S5 16,667 -
6 S6 - 21,334
7 S7 - 4,000
8 S8 8,000 -
9 S9 - 10,000

P1= 2t P2= 4t P3 = 6t

A C D F
+21,334 +8,0 +8,0

3m -26,667 -12,0 +16,667 -4,0 -10,0

VA = 16 t B -21,334 E

VB = 28 t
4m 4m 4m

Modul II Statika

Anda mungkin juga menyukai