PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah jenis penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang
tidak normal pada organ tubuh manusia dan menjadi penyebab kematian tertinggi
didunia (American Cancer Society, 2018). Kanker payudara adalah salah satu jenis
al, 2018). American Cancer Society (2017) menyebutkan bahwa kanker payudara
diakibatkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan payudara
seperti di epitel duktus maupun lobulus, dan dapat bermetastase pada organ lain
disekitar payudara.
payudara merupakan kanker dengan persentase kasus baru tertinggi yaitu sebesar
43.3% dan dengan persentase kematian sebesar 12,9%. Provinsi Sumatera Barat
tertinggi (2.285 orang) dan dengan prevalensi yang sudah di diagnosis dokter 0,9%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Pada tahun 2013, terdapat 1,7%
kasus kanker payudara yang terdeteksi di sumatera barat (Riskesdas, 2013). Menurut
data dari dinas kesehatan kota padang (2017), sebanyak 142 kejadian kanker
1
payudara terjadi di kota Padang.
menyadari bahwa mereka mengalami kanker payudara, ini terjadi karena perempuan
jarang melakukan deteksi dini kanker payudara sehingga kondisi kanker akan
(2016), perempuan tidak menyadari adanya gejala kanker payudara pada dirinya
Seperti adanya benjolan yang sudah tumbuh, namun karena tidak menyebabkan nyeri
dampak psikologis maupun dampak secara fisik. Dampak psikologis seperti sedih,
rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sering muncul mengingat belum
saat seseorang dinyatakan menderita kanker payudara seringkali pikiran mereka akan
pasien kanker payudara juga akan mendapatkan dampak fisik. Menurut penelitian
Lewis (2015), perempuan dengan kanker payudara memiliki dampak fisik seperti
hilangnya salah satu payudara karena prosedur operasi, kerontokan rambut karena
efek kemoterapi, penurunan berat badan, kerusakan jaringan karena efek radiasi,
2
Dukungan social dibutuhkan agar pasien kanker payudara tetap berpikir
ketidak berdayaan (David et al, 2018). Menurut penelitian Bener et al (2017) pada
dukungan sosial yang baik pada penderita kanker payudara dapat menurunkan
ketidak berdayaan dan meningkatkan harapan hidup pada penderita kanker payudara.
Ada lima bentuk dukungan sosial menurut Widiyanto (2014) yaitu, dukungan
ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide,
balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan (Toldi. A, 2017). Dan dukungan
Menurut Pekkola (2018), hadirnya orang- orang tertentu yang secara pribadi
memberikan nasehat, motivasi, arahan dan menunjukkan jalan keluar ketika individu
mengalami masalah dimana individu tersebut dapat merasakan kasih sayang dan
dihargai oleh lingkungan sekitar nya akan menjadikan indivu tersebut terbantu dalam
3
memikul masalahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sillanm & Nurminen (2017),
pada 64 orang penderita kanker payudara, menyebutkan bahwa dukungan sosial dari
orang – orang tertentu seperti pasangan, teman dan keluarga memiliki peran yang
kanker payudara. Mengingat stressor yang yang dialami perempuan survivor kanker
payudara karena penyakit nya tesebut adalah 54,49 % (Noorddin et al, 2016).
yang digambarkan dengan peran bundo kanduang. Bundo kandung secara harfiah
diartikan sebagai ibu kandung, dan memiliki dua fungsi yaitu personality yang
diartikan sebagai kontribusi nyata dalam masyarakat. Dan institusi yaitu suatu fungsi
yang memberikan kekuatan dan akses yang sama dalam struktur pemerintahan
matrilineal dikenal suatu istilah “samandeh” yang menjelaskan jaringan antar kerabat
strategis. Dari aspek ekonomi kerabat perempuan merupakan aset dan modal yang
keyakinan bahwa mereka yang lebih beruntung sudah sepantasnya membantu kerabat
yang tengah kesulitan dan adanya kesadaran serta keyakinan bahwa apa yang
jaringan sosial tersebut menunjukkan kepada orang luar bahwa sebuah keluarga
4
merupakan sebuah kesatuan kompak. Lebih dari itu jaringan sosial merupakan sarana
bagi individu untuk menunjukkan tanggung jawab moral dan sosial sekaligus
masyarakatnya. Pola ini disebut juga sebagai pola matrilokal yang berpusat pada
lingkungan sosial perempuan. Dalam pola matrilokal, perempuan akan tinggal dengan
keluarga inti dan juga keluarga luas. Setelah menikah, perempuan minangkabau akan
keluarga inti, namun masih dalam lingkungan keluarga luas nya. Sehingga keluarga
luas akan tetap berpengaruh dalam keluarga inti tersebut baik dalam segi dukungan
mendapatkan dukungan sosial yang efektif, baik itu berupa dukungan emosional ,
dukungan Jaringan .
Maret 2019 di RSUP Dr. M. Djamil Padang ruangan poliklinik bedah umum, ada
setiap harinya. Setelah dilakukan studi awal pada 5 orang pasien kanker payudara 3
diantaranya tinggal bersama keluarga luas dan keluarga inti, 1 orang tinggal dengan
keluarga luas saja, dan 1 orang dengan keluarga inti saja. 4 pasien didiagnosa dengan
5
kanker payudara stadium III dan 1 orang didiagnosa dengan stadium II, 3 dari lima
pasien sudah menjalani operasi, 2 diantaranya belum menjalani operasi dan kelima
penderita yang tinggal bersama keluarga inti dan keluarga luas, mengatakan mereka
Ketiga pasien mendapatkan dukungan dari pasangan, anak, saudara, teman, sesama
penderita kanker payudara dan perawat dirumah sakit selama proses pengobatan. 1
orang penderita yang tinggal dengan keluarga inti saja mengatakan mendapatkan
dukungan langsung dari pasangan, anak, sesama penderita kanker payudara dan
perawat dan tetap mendapatkan dukungan dari keluarga besar selama proses
pengobatan yang sudah berjalan selama satu setengah tahun. Menurut penderita
kanker payudara tersebut setiap kali akan melakukan kontrol dan akan kemoterapi,
keluarga selalu menelepon dari kampung untuk memberikan dukungan pada pasien.
Dan pada 1 pasien lain nya merupakan seorang janda yang sudah menjalankan
melakukan pengobatan karna adik dan kakak nya selau memberikan dukungan sosial
yang baik, dan ketika menjalani pengobatan banyak perempuan lain yang memiliki
nasib yang sama kemudian saling mensuport satu sama lain begitu juga para petugas
kesehatan yang selalu memberi dukungan sehingga pasien dapat berpikir positif dan
6
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
Untuk itu, penelitian ini akan mempelajari secara mendalam mengenai gambaran
B. Rumusan Masalah
mendalam tentang berbagai hal yang yang berkaitan dengan gambaran dukungan
sosial penderita kanker payudara pada perempuan minang. Informasi tersebut bisa
C. Tujuan Penelitian
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
apa yang harus dilakukan oleh tim kesehatan dalam meningkatkan caring pada
tentang dukungan sosial survivor kanker payudara pada perempuan minang serta
dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara adalah jenis penyakit yang membutuhkan waktu lama untuk
berkembang. Kanker payudara diawali oleh perubahan fungsi sel yang tidak wajar
pada kelenjar mamae. Pada awal pertumbuhan nya sel hanya berbentuk benjolan kecil
yang tidak teraba, dan membutuhkan beberapa tahun untuk teraba. Jenis kanker
payudara yang sering terjadi adalah karsinoma duktus dengan 80% kejadian. Sel
kanker payudara juga dapat menyebar ke organ tubuh disekitarnya seperti ke tulang,
adalah tumor ganas yang diakibatkan oleh perkembangan sel payudara yang melebihi
batas normal. Sehingga membentuk benjolan dan dapat menyebar ke organ tubuh lain
terdeteksi sel-sel ganas dalam jaringan payudara yang kemudian akan bermetastase
juga tidak memiliki gejala jika tumor masih jinak dan masih sangat mudah untuk
9
diatasi, Menurut Savitri dkk (2015), terdapat beberapa faktor resiko yang dapat
2. Pertambahan Usia
3. Genetik
7. Paparan radiasi
8. Gaya hidup
12. merokok
Kanker payudara terjadi karena kerusakan DNA yang juga dipengaruhi kadar
estrogen dalam tubuh. Faktor keturunan merupakan salah satu faktor yang memiliki
peran besar dalam menurunkan gen kanker seperti BRCA1 dan BRCA2 (Fadi M.
Alkabban; Troy Ferguson, 2018). Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan
paling sering terjadi pada sistem duktal. pertama-tama akan terjadi hyperplasia
kemudian sel-sel ini akan berkembang menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
10
stoma. Carsinoma membutuhkan waktu bertahun tahun untuk berkembang, sehingga
dapat dirasakan keberadaan nya dalam tubuh. Diameter karsinoma ini berkisaran 1
cm, jika kondisi ini terjadi maka dapat disimpulkan bahwa sel kanker sudah
menyebar. Sel kanker yang sudah tumbuh akan sulit untuk dikendalikan karena sifat
dari sel kanker yang memiliki proses perkembangan lebih cepat dari pada sel normal.
Menurut Hasdianah & Suprapto,S.I (2014), ada empat fase terjadinya kanker
yaitu, transformasi, fase inisiasi, fase promosi, dan fase metastasis. Diawali dengan
proses transformasi, pada tahap ini sel-sel normal berubah menjadi sel-sel kanker.
Setelah sel kanker terbentuk, maka akan terjadi tahap inisiasi. Di tahap ini sel kanker
menjadi tidak normal. Pada fase promosi perkembangan sel yang tidak normal
memancing sel menjadi ganas. Sel yang berubah menjadi sel ganas berkembang dan
menginfasi jaringan disekitar nya melalui pembuluh darah dan juga limfe. Terakhir,
fase metastasis yaitu penyebaran sel kanker pada organ di sekitar sel kanker.
dan masih sangat mudah untuk diobati. Tanda fisik yang paling umum adalah
getah bening dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan, bahkan sebelum tumor
payudara cukup besar untuk dirasakan. Tanda-tanda dan gejala yang kurang umum
termasuk nyeri payudara, pembengkakan, penebalan, atau kemerahan pada kulit; dan
11
kelainan puting seperti cairan spontan (terutama jika berdarah), erosi, atau retraksi.
kin (American Cancer Society, 2017). Menurut Hasdianah & Suprapto,S.I, (2014)
a. Terdapat benjolan pada payudara yang dapat berubah bentuk dan ukuran.
b. Kulit disekitar payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat
c. Retraksi atau putting susu masuk kedalam. Bila tumor sudah besar, salah satu
e. Rasa sakit yang hilang timbul ketika ukuran tumor sudah membesar.
jaringan dan tempat terjadinya kanker payudara maka ada beberapa klasifikasi kanker
12
a. In situ Disease
Karsinoma insitu merupakan sel kanker karsinoma yang terbatas dalam unit
lobular saluran terminal dan saluran yang berdekatan. ada dua tipe dari in situ
yaitu: ductal carcinoma in situ (DCIS) dan lobular carcinoma in situ (LCIS).
Persentase kejadian DCIS adalah 75% dari semua kanker payudara dan
merupakan kejadian yang paling sering terjadi. DCIS timbul dari epitel duktus
LCIS dimulai dari lobules dan dapat ber metastase kebagian tubuh lain nya.
d. Inflamatory Carsinoma
Merupakan tipe kanker duktal yang memilki persentase sebesar 1%. memiliki
cirri klinis yang spesifik, seperti kulit dimpling, edema kulit dan adanya
e. Modular Carsimoma
f. Tubular Carcinoma
13
6. Stadium Kanker Payudara
sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh lain. Adapun stadium dan klasifikasi
kanker payudara menurut Smeltzer dan Bare, 2002 adalah sebagai berikut:
a. stadium I
Biasanya tumor ini tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
b. stadium II
tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi penyebaran pada
kalebjar getah bening ketiak. pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
adalah 30-40 % dan tergantung pada penyebaran sel kanker. Biasanya pada
kanker.
c. stadium III
pada stadium III tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar
14
payudara yang sudah prah. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban
d. stadium IV
Sel kanker sudah memiliki manifestasi yang luas. pada tahap ini tumor sudah
Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada dan
B. Budaya Minangkabau
1. Pengertian
ketentuan dan pola kebiasaan masyarakat yang membentuk suatu tren yang
2. Kekerabatan Matrilineal
spesial yang dilambangkan dengan bundo kandung. Bundo Kanduang secara harfiah
sebagai limpapeh rumah nan gadang, sumarak anjuang nan tinggi (rama-rama
15
dua fungsi yaitu: pertama, sebagai personality yaitu merujuk kepada karakteristik
sejajar dengan institusi lainnya, mempunyai kekuatan dan akses yang sama dalam
garis keturunan ibu. Dalam sistem kekerabatan matrilineal jaringan social yang
pada keluarga ibu. Pada dasarnya relasi antar kerabat perempuan melibatkan kerabat
dalam lingkup "samande", hal ini menunjukkan bahwa kerabat perempuan memiliki
peran dan makna yang penting dalam masyarakat minangkabau dari kelompok
manapun, begitu juga jarak tempat tinggal kerabat serta status sosial ekonomi tidak
menumbuhkan suatu pola yang mempengaruhi tempat tinggal. Pola tempat tinggal
tersebut di kenal dengan matrilokal. Pola matrilokal ini adalah suatu pola pemukiman
yang berpusat pada lingkungan perempuan. Seorang wanita yang sudah menikah akan
membawa suaminya untuk tinggal bersama di dalam lingkungan nya. Begitu juga
dengan seorang pria yang matrilineal, akan tinggal dilingkungan isteri apabila telah
menikah. Sehingga pola tempat tinggal ini akan mempengaruhi persepsi dan cara
16
matrilokal pengaruh keluarga sangat tinggi, baik itu keluarga inti atau keluarga luas
keluarga yaitu:
Keluarga besar yang terdiri dari sejumlah anggota yang terkait dalam
kaumnya dari segala hal. Hubungan diantara mereka selain diikat dalam suatu
sistem juga ikatan emosional yang sangat kuat. Kedua ikatan ini sangat
sebuah kesatuan keluarga yang terdir dari suami isteri dan anak.
Peran keluarga luas maupun keluarga inti sangat banyak di dalam masyarakat
17
keluarga inti, namun keluarga luas masih akan mempengaruhi pola kehidupan
mereka. Pengaruh yang diberikan oleh keluarga luas seperti pengaruh dalam bidang
pengambilan keputusan, memberikan support sosial, dan suport dalam segi ekonomi.
C. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah keadaan yang bermanfaat bagi individu, yang didapat
dari orang-orang disekitar nya yang memiliki pengaruh positif , dimana individu
menghargai dan mencintainya (Cohen & Sme dalam Harnilawati, 2013). Menurut
(Pekkola, Maarit, 2018) Dukungan sosial mengacu pada interaksi antara individu
sumber daya yang dihasilkan dari interaksi sosial. Sumber daya ini meningkatkan
sehingga penerima dukungan sosial merasa lebih dihargai, disayangi dan menemukan
18
2. Sumber Dukungan Sosial
Menurut penelitian Sillanm & Nurminen, (2017) ada tiga kelompok orang
a. Dari Pasangan
b. Dari Keluarga
paling besar dan terdekat dengan pasien. Keluarga dipandang sebagai kelompok
yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan. Keluarga
bisa disebut sebagai faktor atau kelompok sosial yang memberikan pengaruh besar
dan paling utama dalam kehidupan manusia. Sehingga seorang individu mendapatkan
c. Dari Teman
Seseorang yang lebih dekat dan terbuka kepada teman terdekatnya, sehingga
dari teman terdekat, berbagi kekhawatiran serta mendapatkan informasi dan saran
19
mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga mampu mengurangi frekuensi tingkat
memberikan rasa nyaman, aman, dan menimbulkan perasaan dicintai agar individu
dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting diberikan pada
individu dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol dengan diri
dengan individu lain. Dukungan penghargaan ini dapat membantu individu dalam
Dukungan yang diberikan dapat berupa penyediaan materi yang dapat memberikan
20
pertolongan langsung seperti pinjaman uang, barang, makanan serta pelayanan.
Dukungan ini dapat membantu individu mengurangi tekanan karena dapat langsung
hal yang dibutuhkan individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
menghindar dari berhubungan dengan orang lain. Dalam berhubungan dengan orang
lain, manusia mengikuti sistem komunikasi dan informasi yang ada. Sistem
dukungan informasi mencakup pemberian nasihat, saran serta umpan balik mengenai
keadaan individu. Jenis informasi yang dapat diberikan seperti menolong individu
suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial. Dukungan ini
kesulitan yang mereka alami. Ketika keluarga berbagi masalahnya dengan sistem
dukungan sosial ini, hal ini memberikan saran dan bimbingan tersendiri dalam
21
memelihara nilai dan tradisi keluarga. Tujuan utama kedua yang dicapai yaitu
teman dan tetangga. Unsur penting dari bantuan ini tidak hanya memberi tahu
salah satunya adalah penderita kanker. Menerima kenyataan bahwa telah terdiagnosa
dan depresi. Pada tahap selanjutnya, wanita yang di diagnosis akan terkejut dan
merasa tidak percaya kemudian mulai menyangkal kenyataan dan menerima tekanan
psikologis (Stanton & Bower 2015). Dukungan sosial dapat meningkatkan kualitas
hidup orang yang di diagnosis kanker payudara. Dukungan social juga berperan
penting bagi kelangsungan hidup penderita kanker payudara karena dengan adanya
akan berdampak positif terhadap kualitas hidup yang lebih baik (Chou, Stewart, Wild,
22
matrilineal juga dikenal suatu istilah “samande” yang menjadikan jaringan sosial
antar kerabat perempuan menjadi aset sekaligus social capital yang dapat diandalkan
untuk menjaga subsistensi dan kebutuhan mereka (Jendrison (2000) dalam Putri
(2017)).
2016). Dalam pola matrilokal perempuan akan tinggal dekat dengan keluarga
keturunan ibu. Walaupun sorang perempuan tersebut sudah menikah, mereka akan
tetap tinggal di lingkungan nya dan membentuk keluarga baru / keluarga inti, namun
sosial. Menurut Jendrison (2000) dalam Putri (2017) tidak terlihat kecenderungan
adanya unequal power relations antara kerabat yang memiliki status sosial berbeda,
dikarenakan adanya rules dan keyakinan bahwa mereka yang lebih beruntung sudah
sepantasnya membantu kerabat yang tengah kesulitan dan adanya kesadaran serta
keyakinan bahwa apa yang diperoleh seseorang tidak terlepas dari bantuan
kerabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kerabat perempuan memiliki peran dan
makna yang penting dalam masyarakat Minangkabau dari kelompok manapun, begitu
juga jarak tempat tinggal kerabat serta Status Sosial-Ekonomi tidak secara langsung
23
Hubungan yang dekat antara perempuan dengan keluarga nya memungkinkan
terjadinya dukungan social yang diterima secara langsung oleh perempuan tersebut.
Dukungan social yang diberikan oleh keluarga secara langsung akan lebih berarti
mengingat keluarga adalah kelompok social utama yang memiliki ikatan emosi yang
paling besar dan dekat dengan perempuan penderita kanker payudara. Dengan adanya
mendapatkan suatu harapan baru dalam hidupnya. Sehingga Pola pemukiman yang
pada perempuan penderita kanker payudara yang ada diminangkabau menjadi lebih
efektif.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
metode untuk engeksplorasi dan memahami makna dari sejumlah individu atau
sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Menurut
Afiyanti & Rachmawati (2014), penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada
perilaku dan pengalaman individu dalam berbagai bentuk. Salah satu cara untk
hidup atau fenomena yang dialami individu atau sekelompok individu dengan lebih
sebagai penyokong semua riset kualitatif karena berfokus pada penafsiran individual
1. Tempat Penelitian
bedah umum. Digunakanya rumah sakit ini sebagai tempat penelitian dikarenakan
rumah sakit ini menjadi tempat perawatan kanker payudara terbesar di sumatera barat
dan mayoritas pasien kanker payudara dirumah sakit ini adalah wanita dengan etnik
minangkabau.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan studi awal yang dilakukan pada tanggal 28
C. Partisipan
saturasi data yaitu informan pada titik kejenuhan sudah tidak ada informasi baru yang
sampel pada penelitian kualitatif di dasari pada fokus atau tujuan, topik penelitian,
lokasi penelitian dan situasi atau konteks yang menjadi sampel yang diteliti.
Selain itu penentuan sampel juga bergantung pada berbagai keputusan tentang siapa
atau objek apa saja yang di seleksi untuk menjadi sampel penelitian baik
dilakukan sebelum pengumpulan data atau pada saat pengumpulan data berlangsung.
Pada penelitian kualitatif bukan hal yang wajib dilakukan peneliti untuk
Rachmawati, 2014).
wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka dan semi terstruktur dengan tujuan
agar peneliti dapat menggali permasalahan secara terbuka. menurut Afiyanti &
Rachmawati (2014) wawancara semi terstruktur sering digunakan untuk studi yang
terfokus pada life-world yang berupa memahami tema kehidupan sehari-hari dari
27
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi alat atau instrument utama adalah
peneliti sendiri. Streubert dan Carpenter (dikutip dari Afiyanti dan Rachmawati,2014)
instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal ini dikarenakan
peneliti sekaligus sebagai sumber data, analisa data, menafsirkan data, dan membuat
kesimpulan atas temuan nya. selain itu, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa :
a. Pedoman Wawancara
topic penelitian atau urutan pertanyaan secara rinci, walaupun hal ini tidak perlu
jenis data dari para opartisispan. Wawancara dilakukan oleh peneliti sesuai dengan
b. Voice Recorder
Menggunakan apikasi voice recorder dari mobile phone. Menurut Afiyanti &
Rachmawati (2014) Voice recorder adalah alat untuk merekam proses verbal
28
wawancara antara peneliti dengan partisispan dan membantu peneliti untuk
mengingat kata demi kata dari partisispan sehinga akan mudah dibuat transkrip.
Catatan lapangan berisi deskripsi tentang hal-hal yang diamati, dan sesuatu
apapun yang dianggap peneliti penting. Catatan lapangan adalah catatan lengkap yang
bahkan sudah diberi refleksi oleh peneliti yang dibuat disetiap selesai suatu
pengamatan.
E. Etika Penelitian
Prinsip etika yang jharus dilakukan diperhatikan dalam metode penelitian kualitatif
1. manfaat (beneficence)
partisispan dengan cara memperhatikan hak partisispan untuk bebas dari kerugian dan
ketidak nyamanan serta memperhatiakan hak partisipan untuk bebas dari ekploitasi
dengan cara memberikan informasi yang mereka berikan hanya akan digunakan pada
partisispan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian
yang dilakukan serta manfaat yang dapat diperoleh partisispan. sehingga para
29
partisispan benar-benar dapat memahami manfaat yang diterima dari hasil kajian
penelitian wawancara.
Dalam penelitian ini, setelah peneliti menjelaskan maksud tujuan, dan manfaat
partisispan untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, kemudian peneliti akan
menjawab dan menjelaskan hal yang ditanyakan tersebut berkenaan dengan topic
3. keadilan (justice)
yang adil dan hak akan privasi. Salah satu aspek keadilan adalah pemerataan manfaat
tertentu yang tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri (pasien sakit atau
30
sekarat) untuk memastikan bahwa mereka tidak di eksploitasi. Keadilan terasuk tidak
melakukan deskriminasi terhadap partisispan. Hak atas perlakuan yang adil berarti
menolak untuk berpartisipasi ( atau yang menarik diri setelah kesepakatan awal)
menghormati semua perjanjian yang dibuat dengan peneliti. hak akan privasi bahwa
untuk menjelaskan tujuan penelitian, prosedur penilaian, dan waktu penilaian. Selain
itu, informed consent diberikan kepada partisipan untuk menjelaskan hak-hak para
partisispan, antara lain hak untuk mendapatkan kebebasabn dari kekerasan dan
ketidak nyamanan, hak untuk perlindungan dari ekploitasi, hak untuk menentukan
nasib sendiri dimana partisispan berhak menolak dan mengundurkan diri. partisispan
akan ditanda tangani oleh partisipan sebagai bukti bahwa mereka bersedia
31
5. Kerahasiaan (confidentiality)
semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan nya oleh peneliti dan
disimpan peneliti pada file pribadi, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian. Kerahasiaan dalam penelitian kualitatif ini dilakukan
dengan cara partisipan menuliskan nama partisipan dengan inisial saja. Kemudian
informasi yang telah diberikan oleh partisipan dalam sebuah folder pribadi peneliti
1. Tahap Persiapan
meminta izin untuk malaksanakan penelitian ditempat tersebut, dan meminta data
yang diperlukan.
32
c. Setelah mendapatkan izin penelitian dari RSUP Dr. M Djamil Padang,
manfaat dan resiko yang mungkin timbul selama penelitian dan meminta
saat itu juga dan menyepakati tempat yang nyaman untuk dilakukaan wawancara.
ini dilakukan melalui 3 fase, yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.
a. Fase Orientasi
berhadapan dan jarak kedekatan kurang lebih 50 cm, peneliti menyiapkan alat
tulis dan alat perekam, agar selama wawancara perekam dapat berjalan dengan
wawancara mendalam.
b. Fase Kerja
c. Fase Terminasi
data.
3. Tahap Akhir
memvalidasi hasil transkip verbatim dan rekaman wawancara. Pada tahap ini
34
tidak ada perubahan data baik penambahan atau pengurangan informasi. Peneliti
terimakasih atas partispan telah ikuy aktif serta dalam proses penelitian dan
G. Pengolahan Data
Menurut polit & beck (2012) dalam Afiyanti & Rachmawati (2014) beberapa
1. Bracketing
fenomena yang diteliti. Tujuannya yaitu memperoleh data atau informasi yang benar-
benar alamiah dan berasal dari cerita atau ungkapan langsung dari para partisipan
tentang berbagi oengalaman yang dialaminya tanpa dipengaruhi oleh berbagi asumsi,
2. Intuisi
Dalam melakukan intuisi, langkah awal yang harus diperhatikan yaitu ketika
35
wawancara, penemuan dokumen tertulis, dan menuliskan berbagai catatan
3. Interpretasi
kritisi berasarkan pola hubungan tema yang terbentuk dari fenomena yang
diteliti.
H. Analisa Data
ditemukan. Menurut Colaizzi (1978) dalam Afiyanti & Rachmawati (2014) kegiatan
36
2. membaca ulang seluruh pernyataan (trankrip verbatim) dari fenomena yang
3. mengidentifikasi arti dari beberapa kata kunci yang telah teridentifikasi (proses
kategorisasi).
(prosdur tematik)
partisispan
I. Keabsahan Data
Kualitas data atau hasil temuan suatu penelitian kualilatif ditentukan dari
dan kebenaran terhadap data, informasi, atautemuan yang dihasilkan dari hasil
37
Menurut Afiyanti & Rachmawati (2014), ada empat istilah yang umum
suatu data yang dihasilkan dari studi kualitatif yang menjelaskan derajat atau
nilai kebenaran dari data yang dihasilkan termasuk proses analisis data tersebut
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan member check
(Sugiono, 2013).
diaplikasikan pada keadaan atau konteks lain atau kelompok atau partisipan lainnya
38
Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif
peneliti dalam pembuatan laporanya harus memberikan uraian yang rinci, jelas,
sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas
atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya
3. Dependabilitas (Ketergantungan)
masalah yang digunakan lebih dari sekali penggunaan yang menunjukan bahwa
data mempunyai kestabilan dari waktu ke waktu. Peneliti melakukan suatu analisis
4. Konfirmabilitas
39
transferabilitas. Afiyanti & Rachmawati (2014) menjelaskan bahwa peneliti akan
review, konsultasi dengan peneliti ahli dalam hal ini pembimbing, dan melakukan
40