Anda di halaman 1dari 2

Kebiasaan internasional adalah kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum.

Dengan
demikian tidak semua kebiasaan internasional menjadi sumber hukum. Untuk menjadi
sumber hukum, kebiasaan internasional harus memenuhi dua unsur berikut :
1. terdapat kebiasaan yang bersifat umum dan
2. kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum.
Bila pola tingkah laku dalam hubungan internasional telah dilakukan berulang- ulang,
namun tidak diterima sebagai hukum, maka tindakan ini semata-mata berperan sebagai
kesopanan internasional. Termasuk ke dalam kesopanan internasional misalnya
sambutan kehormatan kepada tamu negara, jamuan makan kenegaraan dan lain-lain.

Contoh hukum internasional yang timbul melalui proses kebiasaan internasional adalah :
1. Penggunaan bendera putih sebagai bendera parlementer, maksudnya sebagai
bendera yang memberi perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk
mengadakan hubungan dengan musuh.
2. Perlakuan terhadap tawanan perang secara berperikemanusiaan sebagai
perwujudan dari tindakan yang memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan.

Kebiasaan hukum yang pernah diadaptasi oleh Indonesia adalah :


1. Diplomasi dan Hubungan Internasional
2. Hukum Laut Internasional
3. HAM dan Perlindungan Warga Negara
4. Perlindungan Lingkungan dan Perubahan Iklim
5. Perdagangan Internasional.
6. Perlindungan Pengungsi
7. Penghapusan Diskriminasi Rasial

Kebiasaan tersebut masuk dalam kebiasaan hukum karena memenuhi dua unsure di atas.
Penting untuk diingat bahwa kebiasaan hukum internasional yang diadopsi oleh
Indonesia terus berkembang seiring berjalannya waktu dan perubahan kondisi global dan
nasional. Sebagai negara yang menghargai hukum internasional, Indonesia terus
berupaya mematuhi dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan internasional yang
aman, stabil, dan berkeadilan.
Sumber Referensi : BMP PKNI4317 dan https://www.indonexa.com/2023/09/kebiasaan-
hukum-internasional-apa-saja.html

Anda mungkin juga menyukai