Anda di halaman 1dari 3

SUMBER HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL

Telah disebutkan bahwa Hukum Ekonomi Internasional termasuk kedalam Hukum


Internasional Publik. Karena itu Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional dapat pula
menjadi sumber formal dari Hukum Ekonomi Internasional karena pasal tersebut juga menjadi
sumber formal dari Hukum Internasional, namun selain Pasal tersebut, Hukum Ekonomi
Internasional juga mengenal sumber lain yang disebut sebagai secondary law1 contoh dari sumber-
sumber secondary law itu antara lain:

1. Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional merupakan sumber terpenting dalam Hukum Ekonomi Internasional.


Masyarakat internasional umumnya menempuh cara pembentukan perjanjian untuk
menciptakan hak dan kewajiban dalam hubungan ekonomi internasional. Perjanjian
internasional ini pula yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan (hubungan) ekonomi
negara-negara. Selain itu bentuk perjanjian ini biasanya ada bilateral, regional, dan
multilateral. Lalu alasan masyarakat internasional lebih suka mengadakan perjanjian
internasional adalah karena cara ini memang cara yang paling cocok untuk menciptakan hak
dan kewajiban di bidang ekonomi internasional.2

Pengaturan internasional yang mengatur masalah perjanjian ini secara umum diatur oleh
Konvensi Wina mengenai Perjanjian Internasional tahun 1969. Konvensi mulai berlaku efektif
pada tanggal 27 Januari 1980.3 Lebih dari 65 negara menjadi peserta konvensi tersebut, tetapi
Ri tidak menjadi anggota atau peserta dari konvensi tersebut sehingga peraturan itu bisa
dikatakan tidak mengikat, namun karena sekarang ini konvensi dainggap sebagai sumber dari
kebiasaan internasional, maka mau tidak mau isi dari konvensi tersebut pada akhirnya juga
mengikat Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri, hukum nasional yang mengatur mengenai
perjanjian internasional adalah UU nomor 24 tahun 2000.

1
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional, (Bandung: Keni Media, 2011), hlm. 119
2
Asif Qureshi, International Economic Law, London: sweet and Maxwell, 1999, hlm. 18
3
Huala Adolf Op.Cit., hlm. 121.
2. Hukum Kebiasaan Internasional

Hukum Kebiasaan Internasional lahir karena adanya 2 faktor yang mempengaruhi, yakni:

 Adanya suatu tindakan yang dilakukan berulang-ulang secara terus menerus;


 Masyarakat internasional memandang tindakan tersebut sebagai mengikat (the opinio
juris sive necessitates).4

Hanya sedikit saja aturan-aturan yang lahir dari kebiasaan internasional yang berkaitan dengan
transaksi ekonomi. Contoh aturan hukum yang lahir dari praktik kebiasaan ini adalah prinsip
non-diskriminasi dalam penanaman modal, misalnya prinsip National Treatment, prinsip yang
melarang perlakuan diskriminatif antara investor lokal dengan investor asing. Contoh lainnya
adalah prinsip Fair and Equitable Treatment atau prinsip yang mewajibkan perlakuan adil oleh
negara penerima modal kepada penanam modal asing. 5

3. Prinsip-prinsip Hukum Umum

Prinsip-prinsip hukum umum merupakan sumber hukum yang cukup penting dalam hukum
ekonomi internasional. Menurut I. Seidl-Hohenveldern, prinsip-prinsip hukum umum tampak
pada sahnya perjanjian (di bidang ekonomi) yang dilakukan oleh pihak swasta. Di samping itu
sumber hukum ini dipandang pula sebagai suatu sistem hukum yang memungkinkan untuk
dipilih oleh para pihak dalam suatu kontrak yang keabsahannya didasarkan pada hukum
nasional. Prinsip-prinsip hukum umum dalam hukum internasional publik dapat digunakan
dalam Hukum Ekonomi Internasional, contohnya yaitu prinsip Good Faith (itikad baik), yang
mana dalam merundingkan dan menjalankan perjanjian prinsip tersebut sangat diperlukan
dalam praktiknya.

4. Putusan Hakim sebelumnya dan Doktrin

Putusan hakim atau badan peradilan sebelumnya, baik nasional ataupun internasional, di
bidang hukum ekonomi internasional masih relatif sedikit. Hukum ekonomi internasional
sendiri tidak menganut asas yurisprudensi sebagaimana halnya yang dikenal dalam sistem
hukum common law. Sedangkan ajaran atau doktrin dari sarjana terkemuka mengenai hukum

4
Ibid., hlm. 139.
5
Ibid.
ekonomi internasional peranannya masih kecil. Bahkan belum ada keseragaman dibandingkan
dengan ajaran-ajaran dalam bidang hukum internasional klasik.

Anda mungkin juga menyukai