Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. XYZ

Judul Tugas Khusus : Pengaruh Penggunaan Gas Hidrogen, Katalis dan


Temperatur Terhadap Iodine Value di Fatty Acid
Hydrogenasi Plant

Oleh :
Lisa Aprilia (1910017411002)

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

UNIVERSITAS BUNG HATTA


BULAN JULI – SEPTEMBER 2022
CamScanner
CamScanner
RINGKASAN
Kerja Praktik (KP) merupakan sarana mengaktualisasi diri terhadap beberapa
keahlian atau keterampilan baik softkill atau hardskill yang telah diperoleh selama
perkuliahan. Pelaksanaan KP dilakukan selama dua bulan yang dimulai pada 1 Juli
sampai 6 September 2022 di PT. XYZ. Ditempatkan di Quality Control Central
Oleochemical dengan judul tugas khusus “Pengaruh Penggunaan Gas Hidrogen,
Katalis dan Temperatur Terhadap Iodine Value di Fatty Acid Hydrogenasi
Plant”.
Dalam laporan ini termuat informasi seputar PT. XYZ, analisis dan
perhitungan tugas khusus, uraian proses produksi dari bahan baku hingga menjadi
produk, spesifikasi peralatan yang digunakan serta unit utilitas dan pendukung
lainnya.
Proses produksi Fatty Acid Hydrogenasi Plant dilakukan melalui proses
hidrogenasi. Berbahan baku Refined Palm Stearin (RPS) dan menghasilkan produk
Hydrogenation Refined Palm Stearin (HRPS). Variabel yang diamati berupa Iodine
Value RPS dan HRPS, Temperatur bottom reaktor, jumlah pemakaian katalis dan
gas hidrogen. Setelah analisis dan perhitungan secara teoritis dilakukan maka
diketahui bahwa variabel-variabel tersebut perlu dijaga dalam proses produksi
dengan tujuan sisa bahan proses dapat minimum.

Kata Kunci: Kerja Praktek, Fatty Acid Hydrogenasi Plant

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan dapat menyusun
laporan kerja praktik di PT. XYZ beserta tugas khusus yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Gas Hidrogen, Katalis dan Temperatur Terhadap Iodine Value
di Fatty Acid Hydrogenasi Plant”. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta.
Kerja praktek ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi teori yang telah
diperoleh di bangku kuliah dan sebagai bekal ilmu sebelum memasuki dunia kerja.
Kerja Praktek di PT. XYZ ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli sampai 6 September
2022.
Doa, dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sangat berarti
bagi Penulis dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Eng. Reni Desmiarti, S.T. M.T., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Bung Hatta dan Dosen Pembimbing Kerja
Praktek.
2. Bapak Dr. Firdaus, S.T. M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia dan
Koordinator Kerja Praktek, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung
Hatta.
3. Bapak Agus Slamet Riyaldi, M.Si selaku Head Central Laboratory Quality
Control yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan
Kuliah Kerja Praktik di PT. XYZ
4. Bapak Ade Fitrian Alghifari,S.Si selaku QC Supervisor Oleochemical
sekaligus pembimbing lapangan telah memberikan arahan dan bimbingan
selama kegiatan Kuliah Kerja Praktik di PT. XYZ
5. Keluarga besar PT. XYZ khususnya Central Laboratorium Departement
Quality Control yang selalu membantu dan memberi nasehat kepada penulis
selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktik

ii
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah
Kerja Praktik ini dengan sebaik-baiknya
7. Teman seperjuangan yang Kerja Praktek di PT. XYZ yakni Muhammad
Yusrizal, Shazvelia Dwi Agtata dan Akhirani Khairunisa Nst yang selalu
menguatkan selama kegiatan ini berlangsung
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam melaksankan kerja praktik.
9. Serta pembaca yang telah mematuhi untuk tidak merusak, mengotori,
menyalahgunakan, ataupun menghilangkan laporan yang telah dibuat.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempuranaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat barmanfaat bagi semua pembaca dan juga terhadap penulis sendiri. Akhir kata
penulis berdoa semoga segala bantuan yang telah diberikan tersebut mendapat
balasan pahala dari Allah SWT.

Padang, 02 Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Pabrik .................................... 1
1.2 Bahan Baku .......................................................................................... 3
1.3 Produk dan Pemasaran ......................................................................... 6
1.4 Tata Letak (Lay Out) Pabrik ................................................................ 8
1.5 Struktur Organisasi Pabrik ................................................................... 9
BAB II. DESKRIPSI PROSES
2.1 Blok Diagram ....................................................................................... 10
2.2 Uraian Proses ....................................................................................... 12
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN
3.1 Spesifikasi Alat Transportasi ............................................................... 14
3.2 Spesifikasi Alat Perpindahan Panas ..................................................... 14
3.3 Spesifikasi Alat Sintesa ........................................................................ 15
3.2 Spesifikasi Alat Pemisahan dan Pemurnian Produk ........................... 16
BAB IV UNIT UTILITAS DAN PENDUKUNG LAINNYA
4.1 Unit Utilitas .......................................................................................... 19
4.2 Unit Pendukung.................................................................................... 28
BAB V TUGAS KHUSUS
5.1 Latar Belakang ..................................................................................... 37
5.2 Kasus yang Diamati ............................................................................. 38
5.3 Uraian Kasus yang Diamati ................................................................. 38
5.4 Pengambilan dan Pengolahan Data ...................................................... 43
5.5 Pembahasan .......................................................................................... 45
5.6 Penutup................................................................................................. 49

iv
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 50
6.2 Saran ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Standar Mutu Bahan Baku RPS ....................................................... 4
Tabel 1.2 Sifat Kimia RPS ............................................................................... 4
Tabel 1.3 Spesifikasi Natural Gass.................................................................. 5
Tabel 1.4 Sifat Fisika Hidrogen ....................................................................... 5
Tabel 1.5 Sifat Kimia Hidrogen ....................................................................... 5
Tabel 1.6 Standar Mutu Produk HRPS ............................................................ 7
Tabel 4.1 Baku Mutu Boiler............................................................................. 24
Tabel 4.2 Parameter Uji Mutu Limbah ............................................................ 31
Tabel 4.3 Alat Pelindung Diri (APD) Laboratorium ....................................... 36
Tabel 5.1. Komposisi dan Karakteristik Ikatan RPS........................................ 40
Tabel 5.2 Data Pengamatan Produksi IV Feed 34 ........................................... 44
Tabel 5.3. Data Pengamatan Produksi IV Feed 35 .......................................... 44
Tabel 5.4. Data Pengamatan Produksi IV Feed 36 .......................................... 45

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 RPS (Refined Palm Stearin) ......................................................... 3
Gambar 1.2 Hydrogenated Refined Palm Stearin (HRPS) .............................. 7
Gambar 1.3 Tata letak (Lay Out) PT.XYZ ........................................................... 8
Gambar 1.4 Struktur Organisasi QC Central PT XYZ .................................... 9
Gambar 2.1 Blok Diagram Pembuatan Hydrogenated Refined Palm Stearin . 10
Gambar 2.2 Flowsheet Hydrogenated Refined Palm Stearin .......................... 11
Gambar 4.1 Flow Process Raw Water Treatment Plant .................................. 20
Gambar 4.2 Cooling Water System ................................................................. 27
Gambar 4.3 Flow Process Raw Water Treatment Plant ................................. 29
Gambar 4.4 Penerimaan (Alur) dan Pengujian Sampel Pada .......................... 35
Gambar 5.1 Flowsheet Fatty Acid Hydrogenasi Plant .................................... 39
Gambar 5.2 Proses Hidrogenasi pada Fatty Acid Hydrogenasi ....................... 41
Gambar 5.3 Pemakaian Gas Hidrogen Aktual dan Teoritis Terhadap Nilai
Iodine Value Pada IV Feed (a) 34, (b) 35 dan (c) 36 .................... 46
Gambar 5.4 Pemakaian Katalis Terhadap Nilai Iodine Value Pada IV
Feed 34, 35 dan 36 ........................................................................ 47
Gambar 5.5 Pengaruh Temperatur Reaktor Terhadap Iodine Value Pada
IV Feed 34, 35 dan 36 ................................................................... 48

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Flowsheet Fatty Acid Hydrogenasi Plant ................................. LA-1
Lampiran B. Neraca Massa ............................................................................ LB-1
Lampiran C. Perhitungan Iodine Value .......................................................... LC-1
Lampiran D. Nilai Iodine Value From Gas Chromatoghraphy ...................... LD-1
Lampiran E. Dokumentasi ............................................................................. LE-1

viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Pabrik


XYZ Group merupakan perusahaan minyak sawit swasta terbesar di dunia.
XYZ Group pertama berdiri di Singapura, sebagai Perusahaan Multinasional yang
mencakup wilayah operasi di Asia, Eropa, dan Afrika. PT. XYZ yang berada di
Indonesia didirikan di Desa X pada tahun 1990 dengan memproduksi Palm Kernel
Oil (PKO) dengan kapasitas 100 MT.
XYZ Group ini juga tercatat sebagai salah satu konglomerasi perkebunan
kelapa sawit terbesar dan terluas di Indonesia dan menjadi satu-satunya group yang
terintegrasi paling luas, mulai dari pabrik minyak sawit sampai pabrik sabun.
Adapun tahapan perkembangannya sebagai berikut :
• Januari 1990, start up pabrik Crushing Palm Kernel dengan kapasitas
100 MT/hari dan pada Agustus 1994 upgrade menjadi 300 MT/hari.
• Maret 1991, start up pabrik Crushing Palm Kernel dengan kapasitas 700
MT/hari.
• Januari, 1993, start up pabrik Refinery dengan kapasitas 700 MT/hari dan
start up pabrik Fractionation kapasitas 700 MT/hari.
• Oktober 1995, start up pabrik Refinery dengan kapastias 1.000 MT/hari dan
pabrik Fractionation dengan kapastias 1400 MT/hari.
• Juli 2000, start up pabrik Refinery dengan kapasitas 1.000 MT/hari dan
pabrik Fractionation dengan kapasitas 1.500 MT/hari.
• Januari 2004, management PT. XYZ menambah tangki timbun bahan baku
CPO sebanyak 14.000 MT/ hari.
• Tahun 2005, management PT. XYZ kembali membangun pabriknya di
jalan Pulau Belitung sekitar 30 km dari Kota X dan sangat dekat dengan
fasilitas dermaga.

Adapun tahapan pembangunan dari PT. XYZ di area Kota X adalah :


• Mei 2006, start up pabrik Refinery I dan Fractionation I dengan kapasitas
2.600 MT/hari

1
• September 2006, start up pabrik Palm Kernel dengan kapasitas
1.500MT/hari
• Agustus 2009, start up pabrik Refinery II dan Fractionation II dengan
kapasitas 2.600 MT/hari
• September 2012, penambahan kapasitas PK, Crushing Plant menjadi 2.000
MT/ hari.
• Januari 2014, penambahan kapasitas Refinery Plant II menjadi 3.000
MT/hari
• Mei 2012, dioperasikan secara komersil Section Oil Splitting 511
mempunyai kapasitas produksi 400 MT/hari dan sweet water 150 MT/hari
• Mei 2012, dioperasikan secara komersil Section Oil Splitting 611
mempunyai kapasitas produksi 400 MT/hari dan sweet water 150 MT/hari
yang telah dioperasikan secara komersil sejak 12 Juni 2012
• Mei 2012, dioperasikan secara komersil Section Oil Splitting 711
mempunyai kapasitas produksi 400 MT/hari dan sweet water 150 MT/hari
yang telah dioperasikan secara komersil sejak 11 Juli 2012
• Juni 2012, dioperasikan secara komersil Section Evaporasi Gliserin 513
mempunyai kapasitas produksi 300 MT/hari
• Juni 2012, dioperasikan secara komersil Section Evaporasi Gliserin 613
mempunyai kapasitas produksi 300 MT/hari
• Juli 2014, Fraksinasi Metil Ester Plant Section 811 mempunyai kapasitas
produksi 750 MT/hari
• Juli 2014, Destilasi Metil Ester Section 16 mempunyai kapasitas
produksi 1000 MT/hari
• Mei 2015, PFAD Glycerolisis Plant Section 170/171 mempunyai kapasitas
produksi 300 MT/hari
• Maret 2017, penambahan kapasitas Refinery Plant I menjadi 3.000 MT/hari
dan Fatty Acids Plant yang terdiri dari 3 section Splitting Fatty Acids
dan 2 section Evaporasi Glyserine
• Maret 2019, penambahan Refinery III dengan kapasitas 1500 MT/hari
• April 2020, Fatty Acid Distillation dan Fatty Acid Fractionasi kapasitas
600 MT/hari

2
• Juni 2021, Hydrogenation plant kapasitas 500 MT/hari.
• Januari 2022, penambahan kapasitas Hydrogenation plant hingga 600
MT/hari.

Visi dan Misi Perusahaan


Visi : Perusahaan kelas dunia yang dinamis dibisnis agriculture dan industri
terkait, dengan pertumbuhan yang dinamis dengan mempertahankan posisinya
sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen yang baik.
Misi : Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholders.

1.2 Bahan Baku dan Bahan Penunjang


1.2.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang digunakan adalah Refined Palm Stearin (RPS) yang
merupakan minyak fraksi padat berwarna putih kekuningan yang diperoleh dengan
cara fraksinasi Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) atau Refined
Palm Oil (RPO) dan telah mengalami proses pemurnian. Bahan baku ini berasal
dari Refinery and Fractination Plant PT. XYZ. Setiap pasokan RPS disimpan di
tangki feed 600 MT/hari. Tangki dilengkapi dengan pemanas untuk menjaga suhu
RPS dalam tangki antara 50℃-60℃. Tujuan pemanasan adalah untuk mencegah
penggumpalan dan pengendapan fraksi-fraksi RPS sehingga tetap berada dalam
fasa cair. Adapun gambar bahan baku dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Refined Palm Stearin (RPS)


Sumber: PT. XYZ, 2022

Setiap pasokan RPS yang akan dijadikan sebagai bahan baku di Fatty Acid
Hydrogenasi Plant dilakukan pengujian kualitas di Laboratorium Central
Oleochemical. Adapun standar mutu RPS PT. XYZ ditampilkan pada Tabel 1.1
dan sifat kimia ditampilkan pada Tabel 1.2

3
Tabel 1.1 Standar Mutu Bahan Baku RPS
NO PARAMETER SPESIFIKASI (MAX)
1 % Fatty Acid Value 0,15
2 % Moisture Content 0.1
3 Lovibound Colour, R 3.0
4 Iodine Value 30-36
5 Peroxide Value 1
6 Melting Point/ Titik Leleh (℃) 59-62
7 Unsaponification 0,01-0,03
7 Saponification 193-206
9 Warna Putih
Fatty Acid Composition Spesifikasi , Max (%)
Lauric Acid C12H24O2) 1
Miristic Acid (C14H28O2) 2
Palmitic Acid (C16H32O2) 55-65
10 Stearic Acid (C18H36O2) 4-8
Oleic Acid (C18H34O2) 20-30
Linoleic Acid (C18H32O2) 3
LinolenicAcid (C18H30O2)
1
Arachidic Acid C20H40O2)
Sumber : PT. XYZ, 2022
Tabel 1.2 Sifat Kimia RPS
No Penjelasan
1 Tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dingin, sangat larut dalam
alkohol panas, dan eter.
2 Dengan alkohol membentuk ester asam lemak menurut reaksi esterifikasi
biasa
3 Rantai alkil (R) bisa berupa rantai karbon jenuh atau tak jenuh.
4 Ikatan karbon tak jenuh dapat dihidrogenasi membentuk ikatan jenuh.
5 Ikatan karbon tak jenuh mudah teroksidasi oleh oksigen
6 Bersifat asam dalam air, dengan air membentuk ion H3O+
7 Bereaksi dengan basa membentuk garam.
Sumber : Darwis, 2012

1.2.2 Bahan Penunjang


1. Gas Hidrogen
Hidrogenasi adalah proses kimia yang melibatkan penambahan gas H2 pada
trigliserida dalam minyak yang bertujuan untuk memutuskan ikatan rangkap pada
rantai fatty acid. Fatty Acid Hydrogenasi Plant menggunakan bahan baku yang
Natural Gas yang berasal dari Pertamina Gas Negara (PGN). Spesifikasi, sifat
fisika dan kimia Natural Gas disajikan pada Tabel 1.3 s/d 1.5

4
Tabel 1.3 Spesifikasi Natural Gass
Komposisi Mol (%)
Metane (CH4) 89.5108
Ethane (C2H6) 3.7093
Propane (C3H8) 1.7363
Butane (C4H10) 0.7768
Pentane (C5H12) 0.1941
Heksane (C6H14) 0.0781
Nitrogen (N2) 0.3158
Carbon Dioxide (CO2) 3.6786
Sulfat Acid (H2S) 0.0001
Water (H2O) 0.0002
Sumber : PT. XYZ, 2022

Tabel 1.4 Sifat Fisika Hidrogen


Parameter Nilai
Titik Didih -252,87℃
Warna Tidak Berwarna
Bau Tidak Berbau
Densitas 0,08988 g/cm3
Kapasitas Panas 14,304 J/gK
Sumber : Ferdi, 2019

Tabel 1.5 Sifat Kimia Hidrogen


Parameter Nilai
Panas Fusi 0,117 kj/mol H2
Energi Ionisasi 1312 kjmol
Afinitas Elektron 72,7711 kj/mol
Panas Atomisasi 218 kj/mol
Panas Penguapan 0,904 kj/mol H2
Sumber : Ferdi, 2019

Banyaknya konsumsi gas hydrogen yang dibutuhkan pada Plant Fatty Acid
Hydrogenasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

H2 Consumption = ( IV Raw Material – IV Target) x Feed ….. (1)

Keterangan:

Feed = laju umpan (m3/jam)

IV Raw Material = sesuai spesifikasi produksi

IV Target = sesuai spesifikasi produksi

5
2. Nikel Pricat 9930
Katalis yang digunakan adalah Nikel Pricat 9930 yang merupakan nikel aktif
dan mengandung 22wt% nikel. Katalis merupakan suatu zat yang dapat
mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Adapun sifat fisika dan kimia Nikel adalah sebagai
berikut : (Ferdi, 2019)
Sifat fisika
• Logam keras tahan karat mudah ditempa
• Logam berwarna putih yang berkilat
• Tergolong dalam logam transisi
• Sifat tidak berubah bila terkena udara
• Sedikit feromagnetis
Sifat Kimia
• Pada suhu kamar bereaksi lambat dengan udara
• Jika dibakar, reaksinya berlangsung cepat membentuk oksida (NiO)
• Tidak bereaksi dengan basa alkali
• Tidak larut dalam air dan amonia

Banyaknya konsumsi katalis yang digunakan pada Plant Fatty Acid


Hydrogenasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Catalys Consumption = ( IV Raw Material/100) x flowrate ……(2)

Keterangan:
Flowrate = Laju alir (kg/jam)
IV Raw Material = Sesuai spesifikasi produksi

1.3 Produk dan Pemasaran


Produk yang dihasilkan dari pengolahan Refined Palm Stearin (RPS) di
Fatty Acid Hydrogenasi Plant adalah Hydrogenated Refined Palm Stearin (HRPS).
Adapun gambar produk dapat dilihat pada Gambar 1.2

6
Gambar 1.2 Hydrogenated Refined Palm Stearin (HRPS)
Sumber : PT. XYZ, 2022

Adapun standar mutu produk yang telah ditetapkan di PT. XYZ disajikan
pada Tabel 1.6
Tabel 1.6 Standar Mutu Produk HRPS

No Parameter Spesifikasi (max)


1 % Acid Value 1
2 % Moisture Content 0.1
3 Lovibound Colour, R 2.5
4 Iodine Value 0.5
5 Peroxide Value 0,5
Fatty Acid Composition Spesifikasi , Max (%)
Lauric Acid (C12H24O2) 0.2
Miristic Acid (C14H28O2) 1.3
Palmitic Acid (C16H32O2) 58
6
Stearic Acid (C18H36O2) 41
Oleic Acid (C18H34O2) 0.05
Linoleic Acid (C18H32O2) -
LinolenicAcid (C18H30O2)
0.5
Arachidic Acid C20H40O2)
Sumber : PT. XYZ, 2022

Produk dari Fatty Acid Hydrogenasi Plant yaitu Hydrogenated Refined


Palm Stearin (HRPS) didistribusikan kepada mitra yang telah melakukan
pemesanan dan pembayaran. Selanjutnya akan diproses baik dalam persiapan kapal,
kapasitas muatan, quality dan produk, specifications quality buyer. Adapun negara
yang menjadi mitra untuk produk ini adalah Nyungnyang (China), Tanjung Pasir
Gudang (Malaysia) dan Roma (Italia).

7
1.4 Tata Letak (Lay Out) Pabrik
PT. XYZ berada di Provinsi Riau, Indonesia, yang mempunyai batas-batas
sebagai berikut :

• Utara : Berbatasan dengan Laut Dumai


• Timur : Berbatasan dengan Jalan Pelabuhan
• Selatan : Berbatasan dengan Jalan Datuk Laksamana
• Barat : Berbatasan dengan Pabrik Inti Benua Perkasatama

Tata letak (Lay Out) PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 1.3

S
METHYL ESTER FATTY ACID
ETP GAS PLANT
DESTILLATION HYDROGENASI T B

DCS
Room
BOILER QC FATTY FATTY PFAD
HOUSE Central PPIC ACID
GLYCEROL
ACID GlYCEROLI
EVAPORASI
COAL SHED Oleokimia SPLITTING DESTILASI SIS
Manager
Room

WERE
HOUSE

METHYL ESTER FRACTIONASI REFINERY 3


RUANG MAKAN
MUSHALLA
COAL YARD LOKER
SAFETY
SATPAM
ROOM

GERBANG GERBANG

Gambar 1.3 Tata letak (Lay Out) PT. XYZ


Sumber: PT. XYZ, 2022

8
1.5 Struktur Organisasi Pabrik
Struktur organisasi Laboratorium Central Oleochemical PT. XYZ dapat dilihat
pada Gambar 1.4
GENERAL MANAGER
RACHMADSYAH

QUALITY CONTROL DEPT HEAD


AGUS SELAMET RIYADI

QC SUPERVISOR REFINERY QC SUPERVISOR PK RECEIVE QC SUPERVISOR OLEOCHEMICAL INTERNAL AUDITOR TEAM


HENDRI SULFAN PINTA HALIMATUSAKDIAH ADE FITRIAN ALGHIFARI AGUS SLAMET RIYADI (LEADER)
HENDRI SULFAN
ADE FITRIAN ALGHIFARI
TECHNICAL SUPERVISOR REFINERY TECHNICAL SUPERVISOR PK RECEIVE ADMIN COORDINATOR QC SYSTEM COORDINATOR INTERNAL CALIBRATOR TECHNICAL SUPERVISOR OLEOCHEMICAL
DESSY ARIYANI
BUDI RIANTO RUSLITAKYIN DESSY ARIYANI AHMAD REDHO ADE FITRIAN ALGHIFARI DESRIANTO KOTO
BUDI RIANTO
DESSY ARIYANI
DESRIANTO KOTO
DESRIANTO KOTO
ADMIN SYSTEM QC/ ANALYS REGULER LEADER SHIFT OLEOCHEMICAL ARIF AKBAR
ARIF AKBAR
OSMA NOVIANTI ARIF AKBAR SADIM
FASKA SILABAN M.RIZKI.S EKO SYAHRIZAL
ADEL BERTUS S.SINAGA

LEADER SHIFT EDIBLE PK RECEIVE LEADER CPO RECEIVE LEADER


ADRIYANTO YUN DAVID NDAHA SYOFRIL ANALYS

SETIONO WIRA REFNITA ADHA ANUGRAHA

AKNIL DISON EDI SOFARI SYAFRIZAL


HUMRATUL IMAN
ANDREW RITONGA

ANALYS ANALYS MUHAMMAD ALFIANSYAH

ABDUL RAHMAN AASRIJAL ABBAS FRENGKI TAMPUBOLON

STEFANUS EBEN BUJANG KARNI ANANG

MIKKO HASIHOLAND TAMBUNAN PATRIO YUDHIARTA

YURI INDRIA SARI FIRDAL ASDI AJIE SYAHPUTRA

RISKY SISWANI
CAHYO FICKRI S VALENDRA SAMPLING BOY
NURDIN RUSU VACANT
WAN HERIZAL SYAMSUL
ZULFIRMAN ANGGI
CECEP SAFARI EDI JUNAIDI
PURSITO YASIR
YUSRAL SYAHBANI
JUNEDI SURYA DARMA SYAFRIZAL
M.HIDAYAT RIZKY SATRIA MUNTHE
SUGIHARTO FAHMI
DARWIS ISKANDAR
DASMERI SUJUD
ZULKARNAIN

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Laboratorium Central Oleochemical PT.XYZ


Sumber : PT. XYZ, 2022

9
10
BAB II DESKRIPSI PROSES

2.1 Blok Diagram

Proses produksi Refined Palm Stearin (RPS) menjadi Hydrogenated


Refined Palm Stearin (HRPS) dengan proses Fatty Acid Hydrogenasi Plant dapat
dilihat pada Gambar 2.1
FFA 0,11%
Trigliserida 99,89%
C12H24O2 0,25%
C14H28O2 1,35%
C16H32O2 59,28%
C18H36O2 4,98%
Katalis 7,5 gr C18H34O2 27,45%
FFA 0,11% C18H32O2 5,93%
Trigliserida 99,89% C18H30O2 0,14%
H2O 0% C20H40O2 0,62%
C12H24O2 0,25% Nikel 7.5 kg/h
C14H28O2 1,35%
FFA 0,11% C16H32O2 59,28% 20% oil Mixing Vessel
H2 O 0,08% C18H36O2 4,98% T= 105
Trigliserida 99,81% C18H34O2 27,45% P = 1 bar H2
C12H24O2 0,25% C18H32O2 5,93%
C14H28O2 1,35% C18H30O2 0,14%
C16H32O2 59,28% RPS (oil) 100% DRYER 100%
oil+Ni+H2
REAKTOR HRPS + Ni FLUSHING VESSEL
C20H40O2 0,62% + H2
T=105 - 110 T= 180 - 215 T= 90
C18H36O2 4,98% T=40-50˚C
P= 85 – 100 mbar P = 15 barg P = 1 bar
C18H34O2 27,45%
C18H32O2 5,93%
C18H30O2 0,14% SPP 103
T=105
C20H40O2 0,62%
80% oil P = 20 bar
HRPS + Ni
FFA 0,11%
Trigliserida 99,89%
3 Ni
Hidrogen 714 Nm /h C12H24O2 0,25%
C14H28O2 1,35%
C16H32O2 59,28%
NIAGARA FILTER HRPS + Ni BUFFER TANK
C18H36O2 4,98% T= 90 T= 90
C18H34O2 27,45%
P = 1 bar P = 1 bar
C18H32O2 5,93%
C18H30O2 0,14%
C20H40O2 0,62%
H2 62,832 kg/h
HRPS

Gambar 2.1 Blok Diagram Pembuatan Hydrogenated Refined Palm Stearin


Sumber: PT. XYZ, 2022

Flowsheet proses pembuatan Hydrogenated Refined Palm Stearin pada


PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 2.2

10
FLOWSHEET HYDROGENATED REFINED PALM STEARIN
DARI REFINED PALM STEARIN KAPASITAS 20 TON/H
PT. XYZ

No Kode Alat Keterangan


1 T-101 Tangki Penyimpanan RPS
Catalys 2 T-102 Tangki Penyimpanan RPS
0,001 3 T-103 Tangki Penyimpanan HRPS
110
1 CONDENSATE E03 PURGE
110
2 F02A
4 F01 Demister
D01 P103 3 1 F02B

110
1
5 F02 Demister
16 D04
90 6 F03 Demister
F01 D03
P102 9
D02
TRAY 13

TRAY 12
210-215

PERIODICALLY PERIODICALLY
DRAIN
7 SPP103 Mixing Tank for Hydrogen
DRAIN
TRAY 11

1
8 D01 Dryer
TRAY 10
15
T101 TRAY 9
210 90 9 D02 Mixing Tank for Catalys
TRAY 8
7 10
1 TRAY 7 10 D03 Reaktor
110
1
6
TRAY 6

TRAY 5
90
11 D04 Flushing Vessel
1 D05
TRAY 4 11 12 D05 Buffer Tank
1 157
TRAY 3
P106 5
50-60
1 F02
TRAY 2 13 D06 Niagara Filter
180-185

E01
TRAY 1
F03
14 D07 Vessel Tank
P105 D06
15 PO1 Pompa feed
P101
Steam Hydrogen
from PGN 1
1 1
T103
16 PO2 Pompa Dryer
E04 E02 90 90
120 17 PO3 Pompa SPP103
T102 1
8
12 13
110
4 SPP103 18 PO4 Pompa Reaktor dari SPP
19 P05 Pompa Reaktor dari Mixing Tank
P104 D07
20 P06 Pompa Demister
SPENT CATALYS 21 P07 Pompa Buffer Tank
22 P08 Pompa Niagara Filter
23 P09 Pompa Produk
24 E01 Heat Exchanger to Dryer
25 E02 Heat Exchanger to Reaktor
26 E03 Heat Exchanger to Demister
27 E04 Heat Exchanger Recycle Reaktor

Gambar 2.2 Flowsheet Proses Pembuatan Hydrogenated Refined Palm Stearin


Sumber : PT. XYZ, 2022

11
Nomor Aliran
Komposisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
RPS
Hidrogen
Katalis
P (bar) 1 0,001 1 20 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1
T (℃) 50-60 105-110 105-110 105-110 157 105-110 205-210 157 90 90 90 90 90 90

2.2 Uraian Proses


1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam Fatty Acid Hydrogenasi Plant berasal dari
olahan Crude Palm Oil (CPO) yakni Refined Palm Stearin (RPS) yang disimpan
pada tank feed dengan suhu 50-60°C.

2. Metode Operasi Sebelum Proses Hidrogenasi


RPS yang bertemperatur 50-60°C di tank feed dialirkan ke Heat Exchanger
(E01) menggunakan pompa feed (P01) menuju Heat Exchanger (E04) atau Heat
Exchanger (E01) sebelum dialirkan ke alat dryer. Hal ini bertujuan agar adanya
control level pada Dryer (D01) dengan menjaganya di temperatur 105-110°C.
Dryer yang digunakan menggunakan prinsip vakum. Heat Exchanger (E01) hanya
digunakan pada saat start-up, sementara jika telah didapatkan panas dari reaktor
baru digunakan panas dari Heat Exchanger (E04).
Selanjutnya, Fatty Acid dialirkan melalui nosel dibagian atas dryer (D01). Air
diperkirakan menguap pada 85 – 200 mbar mbar dengan suhu 105-110°C. Selama
start-up, panas yang dibutuhkan untuk penguapan air dan fatty acid hanya
menggunakan low pressure steam 3 barg yang dihasilkan dari Heat Exchanger
(E01). Namun, jika proses operasi telah berjalan dengan normal hanya dibutuhkan
panas recycle yang dihasilkan oleh Heat Exchanger (E04).
Selanjutnya, RPS dari Dryer (D01) akan dialirkan menuju Mixing Vessel
(D02) untuk melarutkan katalis Nikel Pricat 9930 hingga berbentuk bubur yang
diumpankan dari catalys hopper 2181 F01 dan SPP103 untuk menambahkan gas
hidrogen (H2) yang berasal dari gass plant. Oil tersebut dipompakan menggunakan
pompa (G02) dan pompa (G03). Selanjutnya akan dipompakan melalui Heat
Exchanger (EO2) dan masuk ke dalam reaktor (D03).

12
3. Metode Operasi Saat Proses Hidrogenasi Berlangsung
Masukan reaktor (D03) adalah produk keluaran dari Mixing Vessel (D02) dan
SPP103. Reaktor terdiri dari 13 tray atau partisi dengan range temperatur yang
telah ditetapkan. Temperatur bottom dijaga pada 180-189°C , temperatur top pada
200-215°C dan middle akan mengikuti rentang suhu top dan bottom. Adanya tray
ini berfungsi sebagai penghalang minyak agar tidak cepat menguap serta mudah
dikontrol.
Pada bagian dalam reaktor (D03), akan terjadi reaksi hidrogenasi yaitu
pemutusan ikatan rangkap C18 rangkap seiring penambahan gas hidrogen dan
katalis nikel. Selama reaksi berlangsung, suhu minyak di dalam reaktor akan
meningkat hingga 215℃. Panas yang dihasilkan di Reaktor (D03) akan didinginkan
di Heat Exchanger (E04) hingga suhu 105℃ dan didinginkan lagi di Heat
Exchanger (E02) dengan penambahan cooling water hingga didapatkan suhu sesuai
suhu filtrasi yakni kisaran 90-91°C.

4. Metode Operasi Setelah Proses Hidrogenasi


Hasil keluaran dari Reaktor (D03) masih mengandung gas hidrogen, oil dan
katalis, maka dilakukan penghilangan gas hidrogen pada alat Flushing Vessel
(D04). Namun dalam prosesnya, penghilangan gas hidrogen dan minyak tidak
optimal hingga 100%, dimana, masih ada oil yang terikut dengan gas hidrogen
sehingga keluaran dari Flushing Vessel (D04) dialirkan menuju alat demister.
Selanjutnya, keluaran dari Flushing Vessel (D04) yakni katalis dan oil
didiamkan sementara waktu agar gas hidrogen menguap. Selanjutnya dialirkan ke
alat Buffer Tank (D05) secara gravitasi. Hal ini bertujuan agar minyak tertahan dan
gas hidrogen dan purge gass yang masih terikut kecil. Terakhir, dilakukan
pemisahan katalis dengan oil pada alat Niagara Filter (D06). Katalis akan tertahan
pada candle filter dan ditampung di Vessel Tank (D07) sementara pure oil akan
mengalir dan tertampung di tank product.

13
14
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN

Spesifikasi peralatan pada Fatty Acid Hydrogenasi Plant seperti diuraikan di


bawah ini:
3.1 Spesifikasi Alat Transportasi

3.1.1 Pompa Larutan RPS (P101)

SPESIFIKASI
Nama Pompa
Kode P-101
Jumlah 9
Sifat bahan Mudah membeku (memadat)
Fasa bahan yang dialirkan Cair
Fungsi Mengalirkan fluida ke alat berikutnya.
DATA DESIGN
Gambar

Tipe Centrifugal pump

3.2 Spesifikasi Alat Perpindahan Panas

3.2.1 Heat Exchanger (E01)

SPESIFIKASI
Nama Heat Exchanger
Kode E01
Jumlah 4
Fungsi Memanaskan atau mendinginkan fluida
sebelum diproses ke alat selanjutnya.
Fasa bahan yang dialirkan Cair
DATA DESIGN
Gambar

Tipe Shell and Tube Heat Exchanger


Jenis Aliran Co-current

14
3.3 Spesifikasi Alat Sintesa

3.3.1 Mixing Tank

SPESIFIKASI
Nama Mixing Tank
Kode D02
Jumlah 1
Fungsi Mencampurkan RPS dengan katalis
Nikel
Fasa bahan Cair dan padat
DATA DESIGN
Catalys
Gambar RPS

D02

Tipe Silinder vertikal dengan alas dan tutup


ellipsoidal

3.3.2 SPP103

SPESIFIKASI
Nama Mixing Tank
Kode SPP103
Jumlah 1
Fungsi Mencampurkan RPS dengan gas
hidrogen
Fasa bahan Cair dan gas
DATA DESIGN
Hydrogen from
Gambar PGN

SPP103

RPS

Jenis Material Carbon Steel

15
3.3.3 Reaktor

SPESIFIKASI
Nama Reaktor
Kode D03
Jumlah 1
Sifat bahan Mudah menguap
Fungsi Tempat terjadinya reaksi hidrogenasi
DATA DESIGN
Gambar TRAY 13

TRAY 12

TRAY 11

TRAY 10

TRAY 9

TRAY 8

TRAY 7

TRAY 6

TRAY 5

TRAY 4

TRAY 3

TRAY 2

TRAY 1

Tipe Plug Flow Reactor

3.4 Spesifikasi Alat Pemisahan dan Pemurnian Produk

3.4.1 Dryer

SPESIFIKASI
Nama Dryer
Kode D02
Jumlah 1
Sifat bahan Cair
Fungsi Penghilangan kadar air yang masih
terikut pada oil
DATA DESIGN
Gambar

D01

Tipe Vacuum Dryer

16
3.4.2 Flushing Vessel

SPESIFIKASI
Nama Flushing Vessel
Kode D04
Jumlah 1
Fungsi Tangki penampungan oil sementara dan
penguapan gas hidrogen.
DATA DESIGN
Gambar PURGE

D04

Tipe Silinder vertikal dengan alas dan tutup


elipsoidal

3.4.3 Buffer Tank

SPESIFIKASI
Nama Buffer Tank
Kode D05
Jumlah 1
Fungsi Tangki penampungan oil sementara dan
penghilangan pure gas
DATA DESIGN
Gambar

D05

Tipe Silinder vertikal dengan alas dan tutup


elipsoidal

17
3.4.4 Niagara Filter

SPESIFIKASI
Nama Niagara Filter
Kode D06
Jumlah 2
Fungsi Pemisahan oil dengan katalis
DATA DESIGN
Gambar
D06

Tipe Gravity Filtration

3.4.5 Demister

SPESIFIKASI
Nama Demister
Kode F02
Jumlah 2
Fungsi Pemisahan minyak yang terikut dalam
penguapan hidrogen
DATA DESIGN
Gambar

Tipe Vertikal Separator

18
BAB IV UNIT UTILITAS DAN PENDUKUNG LAINNYA

Unit utilitas dan pendukung merupakan fasilitas penunjang yang mutlak


dibutuhkan di pabrik demi kelancaran produksi. Adapun sarana utilitas dan
pendukung yang dimiliki PT. XYZ, meliputi unit:
1. Unit Utilitas
a) Water Treatment Plant (WTP).
b) Unit Pembangkit Listrik (Power Station Unit)
c) Cooling Tower System
2. Unit Pendukung
a) Pengolahan Limbah
b) Laboratorium

4.1 Unit Utilitas


4.1.1 Water Treatment Plant
Water treatment adalah suatu proses pengolahan atau perlakuan air untuk
menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan. Zat-zat tersebut dapat berupa padatan
yang mengapung, melayang dan mengendap. Pada suatu pabrik kelapa sawit, air
sangat vital karena pengolahan kelapa sawit memerlukan banyak air. Oleh karena
itu, air perlu diolah sedemikian rupa dan harus memenuhi kriteria yang diharapkan
agar layak digunakan. Air baku pada PT. XYZ berasal dari sungai yang berlokasi
di dekat pabrik. Berdasarkan kegiatan yang sudah berlangsung, kapasitas kebutuhan
air bersih untuk kegiatan produksi dan domestik adalah ± 1200 m 3 /hari. Proses
Water Treatment Plant dapat dilihat pada Gambar 4.1

19
Menara
Water Tank

Clarifier

Sand Filter
Bak
Bak Penampung I Penampung II Kaporit
Air Sungai PT. X
Lumpur
Air Sanitasi
Tawas Soda Ash

Steam
Turbin Uap
Bahan Bakar BPV
Boiler
Daerator (Back Preasure Vessel)
Softener Tank /
Demin Tank Feed Water Tank I Feed Water Tank II

Boiler Arus Listrik

Air Proses

Kondensat

Solar
Tank

Genset

Gambar 4.1 Flow Process Raw Water Treatment Plant


Sumber : PT.XYZ, 2022

Proses pengoalahan air PT. XYZ sebagai berikut:


1. Pompa air sungai
Air yang diambil dari sungai X merupakan air tanah gambut dengan pH
rendah, warna merah kehitaman dan memiliki banyak kandungan logam atau
mineral lainnya. Air sungai akan dialirkan ke Water Treatment Plant (WTP)
menggunakan pompa sentrifugal. Sebelum dipompakan, air akan melewati saringan
supaya kotoran, akar-akar pohon dan sampah lainnya tidak ikut terbawa yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada pompa. Laju alir air ke Water Treatment Plant
(WTP) berkisar 900 m3/hr.
2. Dosing Chemical
Setelah air sungai dipompakan, dilakukan dosing chemical menggunakan
tawas dan soda ash. Fungsi tawas adalah sebagai koagulan untuk membentuk flok
pada air dan soda ash untuk menekan pH air supaya setelah penambahan koagulan
akan terbentuk flok-flok pada air karena koagulan yang digunakan mampu bekerja
pada pH 4 - 4,8.

20
3. Clarifier
Clarifier adalah tempat atau media terjadinya koagulasi dan flokulasi pada
suatu proses penjernihan air. Tujuannya untuk mengurangi kekeruhan yang
disebabkan bahan-bahan berupa zat padat yang melayang di dalam air baik dalam
ukuran besar maupun dalam ukuran kecil.
Kapasitas dari clarifier tank yaitu 1000 𝑚3/𝑗𝑎𝑚. Air sungai yang akan
dijernihkan ke dalam tangki pengendap, secara bersamaaan direaksikan dengan
komponen dosing chemical. Dengan penambahan bahan kimia tersebut garam
alkali (terutama kalsium bikarbonat) yang terkandung dalam air akan membentuk
endapan berupa gumpalan (flok). Endapan tersebut akan mengikat dan menyerap
zat-zat padatan halus yang tidak larut dalam air hingga terbentuknyaa partikel-
pertikel besar yang akan dapat mengendap secara perlahan-lahan kepermukaan dan
keluar dari bagian atas tangki.
4. Bak Penampung II atau Water Basin.
Setelah proses penjernihan, air ditampung pada suatu bak yang berukuran
besar. Pada tahap ini terjadi proses penjernihan dengan cara pengendapan partikel-
partikel kasar secara gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditransmisikan. Pada
tahap ini menggunakan prisnsip aliran under flow dan over flow untuk memisahkan
sludge pada air.
5. Sand filter
Air keluaran dari water basin dialirkan ke sand filter tank untuk disaring
kembali dengan tujuan kekeruhan air dari partikel-partikel yang masih terikat dalam
air sehinggga air menjadi lebih jernih. Pada sand filter terdapat 3 jenis pasir yang
digunakan sebagai media filter yakni pasir halus, pasir sedang dan pasir kasar.
Prinsip kerja sand filter tank yaitu penyaringan dengan penahanan pasir dimana air
keluaran water basin dialirkan dari bagian atas sand filter tank dan mengalir
kebawah melewati pasir sebagai penahanan partikel-partikel. Air yang sudah
terkontak dengan pasir akan tersaring menghasilkan keluaran yang lebih jernih dan
dipompakan ke tangki air bersih (menara tank). Sand filter bekerja secara continue,
jika kotoran mengumpal atau lumpur yang terdapat didalamnya sudah terlalu tebal
pada saringan, maka dilakukan pencucian secara berkala.

21
Backwash atau drain (pembuangan) dilakukan setiap 3 hari sekali, selama
beberapa menit. Backwash bertujuan untuk membuang atau menghilangkan
padatan tersuspensi (pasir, tanah) yang tersaring atau menempel pada Sand filter
selama beroperasi. Sehingga sand filter dapat berfungsi kembali dengan baik untuk
menyaring kotoran atau padatan dalam air.
6. Menara Water Tank (Tangki air bersih)
Pada tangki yang berkapasitas 1500 m³/tank ini, air yang dipompakan dari
sand filter sudah dapat memenuhi standart SOP untuk kebutuhan pabrik. Air ini
dapat digunakan untuk boiler, kebutuhan proses panas dan dingin, pembersihan
pabrik, suplay untuk Fire Hydrant. Akan tetapi khusus pemakaian air untuk boiler,
masih ada proses pengolahan air selanjutnya sampai pada kualitas air yang
diharapkan, dari tangki air bersih. Aliran pipa air dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
pipa khusus untuk pemakaian air boiler, pipa untuk kebutuhan pabrik (Clarifikasi,
press dan air pendingin turbin) dan pipa untuk kebutuhan domestik.
7. Softener Tank
Softener adalah proses penyaringan air (penjernihan) untuk menyaring
padatan atau zat-zat yang masih melayang dalam air, yang berfungsi untuk
menghilangkan mineral hardness (Calsium dan Magnesium) dari air baku dan
dapat mengurangi pemakaian bahan kimia. Proses kerjanya hampir sama dengan
Sand filter dengan menggunakan nozzle dan resin sebagai media saring. Pada tahap
ini terjadi proses pertukaran ion, berfungsi penghilangan ion mineral (Calsium dan
Magnesium) dari air yang digantikan oleh ion Sodium. Ion sodium bersifat larut,
sehingga tidak akan membentuk kerak. Dalam proses ini, kation akan digantikan
dengan ion Hydrogen (H+) dan anion digantikan dengan ion Hidroksida (OH-).
Reaksi yang terjadi:
• Resin Anion
ROH + CI- → OH- + RCl
Na2SiO3 + 2ROH → SiO3R2 + 2NaOH
• Resin Kation
RH+Mg2+ → MgR+H+
MgSO4 + 2RH → MgR2 + H2SO4
RH + NaCl → NaR + HCI

22
8. Boiler Feed Water Tank
Merupakan tangki penampungan air untuk persediaan umpan air boiler.
Setelah proses penjernihan dari softener, air dipompakan ke feed water tank, pada
tangki ini air dipanaskan dengan injeksi steam hingga suhu 70℃ - 85°C, kemudian
dipampakan ke Deaerator, dengan tujuan untuk pemanasan lebih lanjut pada tangki
Dearator.
9. Deaerator Tank
Merupakan tangki yang berfungsi untuk membuang gas atau oksigen (O2)
yang ada dalam air. Air yang mengandung gas atau oksigen tidak untuk air umpan
boiler, karena berbusa dan bergelembung. Sehingga pada tangki ini diinjeksi steam
dari BPV (Back Preasure Vessel) , sampai suhu 90℃ - 105℃.
10. Chemical Boiler / Bahan kimia Boiler
Pembuangan atau penghilangan gas atau oksigen (O2) pada air umpan boiler
berlangsung di tangki dearator pada suhu 95-105°C. Air yang akan digunakan
sebagai umpan boiler, diolah terlebih dahulu dengan proses pengolahan air secara
kimiawi (Internal Treatment) yang merupakan penyuntikan atau injeksi obat bahan
kimia pada pipa aliran air yang dikirim ke boiler.
11. Ketel Uap (Steam Boiler)
Merupakan stasiun pembangkit listrik yang menggunakan tenaga uap yang
berasal dari air dengan perlakuan pemanasan-pemanasan sedemikian rupa
sehingga uap yang dihasilkan mampu menggerakkan turbin dengan generator.
Akhirnya air umpan masuk kedalam ketel untuk kemudian diubah menjadi uap
yang akan dipergunakan untuk berbagai proses Adapun kelebihan dari ketel uap
pipa air ini adalah:
1. Kapasitas uap yang dihasilkan lebih besar
2. Ruang bakar yang luas sehingga lebih cepat menghasilkan panas
3. Sirkulasi pemanasan air merata
4. Pemeliharaan yang lebih mudah

Baku mutu air boiler dapat dilihat pada Tabel 4.1

23
Tabel 4.1 Baku Mutu Air Boiler
No Parameter Air Boiler
1. pH 9,8-10,2
2. TDS <420
3. M alkalinity <200
4. C alkalinity >2,5
5. Silica <10
6. Phosphate 15-25
7. Sulfite 20-30
8. Temperature 98-100
Sumber: PT.XYZ

Secara garis besar Boiler ini terdiri dari :


1. Ruang Bakar Boiler (Furnace)
Ruang bakar boiler merupakan tempat dilakukannya proses pembakaran
cangkang dan fiber untuk memanaskan air yang ada di dalam pipa-pipa ruang
bakar.
2. Drum Atas
Drum atas berfungsi sebagai pemasukan air umpan ketel dan sekaligus tempat
pengumpulan uap yang dilengkapi dengan buffle-buffle untuk penahan
butiran-butiran air sehingga memperkecil kemungkinan air terbawa oleh uap.
Pipa-pipa pada drum berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang
dibuat sebanyak mungkin sehingga penyerapan panas lebih banyak dengan
efisiensi tinggi. Uap basah hasil penguapan di dalam drum atas dilakukan
pemanasan uap lanjut. Melalui pipa-pipa uap panas lanjut uap basah tersebut
akan dipanaskan kembali oleh gas panas ruang bakar yang diisap sehingga
uap benar-benar kering. Uap tersebut akan dialirkan melalui kran uap induk
untuk menggerakkan turbin.
3. Drum Bawah
Drum bawah berfungsi sebagai tempat sirkulasi umpan air ketel yang di
dalamnya dipasang plat-plat pengumpul endapan halus untuk memudahkan
pembuangan keluar (blow down).

24
4. Header
Header mempunyai fungsi untuk menghubungkan pipa-pipa pembakaran air
yang ada di dalam ruang bakar ke drum atas dan drum bawah.
5. Pembuangan Abu (Ash Boiler)
Abu-abu yang terbawa gas panas dari ruang pembakaran terbuang atau jatuh
di dalam pembuangan abu yang berbentuk conis.
6. Pembuangan Gas Bekas
Merupakan proses menghisap gas hasil pembakaran dan mengeluarkannya
melalui cerobong (Induced Draft Fan) melalui saringan debu (Dust
Collector). Kemudian dibuang keudara bebas melalui cerobong asap
(chimney). Di dalam dapur dilakukan pada cerobong keluar blower (exhaust)
dengan pengaturan dumper yang diatur secara otomatis oleh plat hidraulik
(Furnace Draft Controler).
7. Soot Blowing
Soot Blowing merupakan pembersihan kerak-kerak yang menempel pada
dinding-dinding pipa dengan cara semburan steam. Sehingga efisiensi
penyerapan panas yang yang diterima pipa lebih tinggi. Jika tidak dilakukan
soot blowing pada pipa akan menurunkan heat transfer pada pipa dan kinerja
pemanasan air berkurang.
8. Fire Gates
Merupakan lobang-lobang tempat masuknya angin yang berasal dari Forced
Draft Fan (FDF) untuk menjaga aliran udara sehingga proses pembakaran di
dalam ruang bakar menjadi efektif.
9. Dust Collector
Merupakan tempat untuk menyaring debu boiler agar jatuh ke dalam ash
hooper sehingga debu tidak berterbangan keluar melalui cerobong asap yang
akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Penggantian dust collector
dilakukan satu kali dalam setahun dengan mengganti dust collector yang
sudah mengalami kerusakan.

25
10. Katup Pengamanan (Safety Valve)
Katup pengaman berfungsi untuk membuang uap pada tekanan yang telah
ditentukan sesuai dengan penyetelan klep. Katup pengaman akan bekerja
apabila melebihi tekanan kerja ketel uap.
11. Gelas Penduga (Gauge Glass)
Gelas penduga berfungsi untuk melihat ketinggian air di dalam drum atas dan
memudahkan pengontrolan air di dalam ketel selama beroperasi.
12. Katup Pembuangan air (Blow down valve)
Blow down valve berfungsi untuk mengurangi padatan yang terdapat di dalam
pipa ketel.
13. Pengukuran Tekanan (Manometer)
Manometer berfungsi sebagai alat pengukur tekanan uap di dalam ketel yang
dipasangkan pada tekanan uap basah dan tekan uap panas lanjut.
14. Kran Uap Induk
Kran uap induk berfungsi untuk membuka dan menutup aliran uap keluar
ketel yang terpasang pada pipa uap induk.
15. Kran Pemasukan Air
Kran pemasukan air ketel terdiri dari 2 unit kran yaitu satu untuk kran
pemasukan air otomatis dan satu lagi bypass apabila ketel berkurang air.
16. Induce Draft Fan (IDF)
Berfungsi untuk membantu isapan gas hasil pembakaran agar dapat lancar
terbuang lewat cerobong.
17. Forced Draft Fan (FDF)
Berfungsi untuk membantu memasukkan udara pembakaran ke dalam ruang
bakar sekaligus mengaturnya.

4.1.2 Unit Pembangkit Listrik (Power Station)


Sumber listrik PT. XYZ berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Persero yaitu sebesar 60MW atau setara dengan 60 Juta Volt Ampere (VA) yang
diperuntukkan untuk masing-masing plant yang ada di PT. XYZ. Untuk
Oleochemical Unit menggunakan listrik sebesar 5 MW atau 5 Juta Volt Ampere

26
(VA). Listrik tersebut digunakan untuk kebutuhan produksi, laboratorium dan
kebutuhan kantor.

4.1.3 Cooling Water System


Coolling Water System adalah proses pengolahan air baku menjadi air
pendingin menggunakan alat Cooling Tower dengan Sistem Sirkulasi Terbuka.
Proses Cooling Tower dengan sistem sirkulasi terbuka dapat dilihat pada Gambar
4.2

Gambar 4.2 Cooling Water System


Sumber: Indah Dhamayanthie & Dikky Faisal Nugraha, 2018

Air pendingin dialirkan dari atas tower, sedangkan udara mengalir dari bawah
atau samping. Proses penurunan suhu ini diikuti juga dengan penguapan air dimana
yang menguap adalah air bersih. Cooling Tower yang di gunakan di PT. XYZ
adalah Cooling Tower dengan jenis atau tipe aliran angin tarik (Induced Draft).
Pada menara pendingin jenis ini, udara masuk dari sisi menara melalui bukaan-
bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui bahan
pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak menara dan membuang
udara kalor dan lembab ke atmosfer.

27
4.2 Unit Pendukung
4.2.1 Efluent Treatment Plant (ETP)
3.2.1.1 Sumber dan Metode Penanganan Limbah
PT. XYZ memiliki limbah berupa limbah cair yang berasal dari 3 sumber,
yaitu :
1. Effluent Biodiesel Plant
2. Effluent Oleochemical Plant
3. Effluent Refinery Plant

Pada Laboratorium QC Central setelah dilakukannya analisa, limbah bahan


kimia hasil analisa akan dikumpulkan pada drum yang telah diberi label. Limbah
pecahan glassware, sarung tangan, syringe bekas analisa, botol bekas bahan kimia
kosong, kolom bekas dikumpulkan dalam container khusus dan diberi identifikasi.
Limbah yang dihasilkan di laboratorium harus dicatat jenis limbah, kuantitas,
tujuan pembuangan limbah di logbook pembuangan limbah dan buat neraca limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3).
Semua limbah tersebut setelah dikumpulkan akan diserahkan ke departemen
EHS (Environment, Health and Safety), disimpan pada tempat penyimpanan limbah
B3 sebelum diserahkan lagi ke pihak ketiga. Limbah tergolong domestik dibuang
ke tempat sampah domestik. Sedangkan sisa sampel akan dikumpulkan pada sebuah
tangki kontainer dan dikirim ke bagian produksi untuk didaur ulang. Analisa mutu
limbah di PT. XYZ berasal dari plant dan laboratorium. Dimana setiap limbah di
transfer ke ETP (Effluent Treatment Plant)

4.2.1.2 Proses Pengolahan Limbah Efluent Treatment Plant (ETP)


Adapun blok diagram proses pengolahan limbah Efluent Treatment Plant
(ETP) dapat diliihat pada Gambar 4.3

28
Oleo Plant
Reffinery Plant
WBI Plant
Accident
Tank

Colleting
Tank
PAC

PAC Polimer
Polimer

Chemical Reactor
Tank

Dissolved Air
Floatation &
CavitationAir Floatation
NaOH Urea

Buffer Buffer
Tank 1 Tank 2
Return
Concentrate Sludge
aktif
UASB 1&2
Tank IC Tank
Gas
Methane

Screw Pres Anaerobic 1&2


Clarifier

Scan filter

Aerobic
Pond 1&2
De Water
Bak
Tank Return
Tank
Sludge
aktif
Blower Aerobic Clarifier 1&2

Clarity
Tank
Boiler
SADP
Plant

WWTP

Gambar 4.3 Proses Pengolahan Limbah di Efluent Treatment Plant (ETP)


Sumber : PT. XYZ, 2022

Berikut proses pengolahan Effluent Treatment Plant PT. XYZ adalah sebagai
berikut:
a) Accident Tank (Kapasitas 1200 m3)
Accident Tank merupakan tempat menampung Effluent abnormal sementara
yang memiliki kadar COD > 50.000 ppm. Bertujuan untuk menjaga COD di
collecting tank stabil yaitu < 50.000 ppm

29
b) Collecting Tank (Kapasitas 1200 m3)
Collecting Tank merupakan tempat menampung effluent sementara yang
memiliki kadar COD < 50.000 ppm. Bertujuan untuk menghomogenkan COD
dari semua plant sebelum pengolahan .
c) Chemical Reaktor Tank
Chemical Reaktor Tank merupakan tempat penambahan chemical seperti: Poli
Aluminium Chloride (PAC) 10% dan Polimer (Aquaclear) 0,1 % .
d) Chemical flocculation dan coagulant yang bertujuan untuk mengikat suspended
solid dan oil & grease sehingga diperoleh air yang jernih.
e) DAF dan CAF
DAF dan CAF adalah tempat pengecilan flok sehingga fraksi menjadi lebih
ringan untuk memisahkan padatan (TSS dan Oil Scum) yang terbentuk dari hasil
reaksi bahan kimia yang di tambahkan agar menghasilkan air yang jernih
f) Buffer Tank (800 MT)
Buffer Tank merupakan tempat untuk mengkondisikan air limbah yang akan di
proses ke anerobic system dengan kondisi = pH 8-9 dan COD=10.000 – 15.000
ppm
g) UASB dan IC Tank
UASB dan IC Tank merupakan reaktor untuk megolah limbah dengan bantuan
mikroorganisme yaitu bakteri-bakteri Anaerob tanpa udara tunjuannya untuk
mendegradasi senyawa organik atau kontaminan.
h) Anaerobic Clarifier Tank
Anaerobic Clarifier Tank merupakan tempat pengendapan antara air dan sludge
aktif. Dimana sludge aktif atau bakteri tersebut akan di kembalikan ke buffer
tank dan air akan mengalir ke aerobic pond. Bertujuan agar sludge aktif
anaerobic tidak terikut ke proses anaerobic system.
i) Aerobic Pond
Aerobic Pond merupakan tempat terjadi proses pengolahan biologis secara
aerobik dengan menambahkan udara atau oksigen melalui sistem diffuser.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah kandungan bahan aktif yang tersuspensi
dan mengubahnya menjadi bentuk padatan yang diendapkan oleh flokulasi
mikroorganisme.

30
j) Aerobic Clarifier
Merupakan tempat pengendapan antara air dan sludge aktif. Dimana sludge aktif
atau bakteri tersebut akan di kembalikan ke Aerobic Pond yang bertujuan agar
sludge aktif anaerobic tidak terikut ke proses anaerobic system.
k) Concentrate Tank
Concentrate Tank merupakan tempat untuk menampung sludge atau scum yang
di scoop dari DAF & CAF Tank
l) Screw Press
Screw Press berfungsi untuk memisahkan air yang masih terkandung di dalam
sludge dengan cara pengepresan sehingga air terpisah dan masuk ke dalam water
tank
m) Water Tank
Water Tank berfungsi untuk menampung air yang dikeluarkan dari screw press
yang kemudian akan di kembalikan ke dalam collecting tank

4.2.1.3 Parameter Uji Mutu Limbah


Sebelum dikirim ke pihak ketiga terlebih dahulu dikontrol baku mutu air
limbah agar sesuai spesifikasi seperti terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Parameter Uji Mutu Limbah
No Parameter Specification
1 Chemical Oxygen Demand (COD) <20.000
2 pH 7
3 Total Suspended Solid (TSS) 30
Sumber: PT.XYZ, 2022

4.2.1.4 Parameter Quality ETP (Effluent Treatment Plant) :


1. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
zat- zat organik yang ada dalam 1L sampel air. Kadar COD yang tinggi dapat
mengakibatkan kualitas air tercemar karena berkurangnya kadar oksigen yang
terlarut dalam air akibat terjadinya proses oksidasi zat-zat organik secara
berlebihan.
Analisa ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan oksigen kimia dalam air
limbah. Sampel yang di analisa nilai COD nya yaitu sampel plant, sampel ETP,

31
fatrap tank farm dan juga air buangan limbah pada labor. Nilai COD ini harus
dibawah dari 20.000 ppm.
Prosedur :
a) Ditimbang sampel limbah 0,5 gram (sesuai SOP)
b) Ditimbang aquadest kedalam vial yang berisi aquadest hingga 2 gram
c) Ditambahkan K2Cr2O7 sebanyak 2 ml dan sulfurid acid 3,5 ml.
d) Dipanaskan selama ≥2 jam.
e) Ditunggu hingga dingin
f) Ditambahkan indikator feroin sebanyak 3-4 tetes
g) Titrasi dengan FAS (Ferro Ammonium Sulfat) hingga titik akhir titrasi
bewarna merah bata.
h) Dilakukan perhitungan :

……….. (4)

Keterangan :
Vb = Volume blank
Vs = Volume sampel
N FAS = Konsentrasi Ferro Ammonium Sulfat (0,1 N)
8000 = Konstanta
W = Massa sampel

2. Total Suspended Solid (TSS)


Tujuan analisa TSS untuk menentukan masa dari total endapan yang
terdapat dalam air limbah. Prinsip analisa dari total padatan tersuspensi yaitu
gravimetri. Dimana gravimetri merupakan analisa kuantitatif berdasarkan berat
tetap (berat konstannya) dengan pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau
senyawa dalam suatu zat dengan jumlah tertentu.

32
Prosedur :
a) Ditimbang gelas kimia kosong dan kertas saring
b) Dimasukkan ke oven suhu 110°C selama 30 menit
c) Didinginkan di desikator 30 menit dan ditimbang beratnya.
d) Disaring air limbah sebanyak 50 mL menggunakan kertas saring,
e) Diambil kertas saring yang berisi residu
f) Dimasukkan kedalam oven selama ± 1 jam ( sampai kertas saring kering)
g) Dipindahkan kedalam desikator selama ± 30 menit
h) Ditimbang kembali dan catat hasil.
i) Dilakukan perhitungan :

……….. (5)
Keterangan:
W2 = Berat kertas saring + sampel
W1 = Berat kertas saring kosong
V = Volume sampel

3. Oil and Grease (OG)


OG merupakan material yang terlarut dalam zat pelarut dalam limbah cair.
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah minyak dan lemak yang
terdapat dalam air limbah.
Prosedur :
a) Ditimbang gelas piala kosong
b) Dimasukkan sampel sebanyak 200 ml
c) Ditambahkan 1 mL HCl 1:1 sampai larutan agak jernih
d) Ditambahkan heksan 35 mL,
e) Diekstrak menggunakan corong pisah
f) Diambil larutan bagian atas dan masukkan kedalam gelas piala
g) Dipanaskan di hot plate sampai larutan di gelas piala hampir habis
h) Dimasukkan kedalam oven selama ± 30 menit sampai gelas piala tampak
kering
i) Dimasukkan kedalam desikator ± 30 menit.

33
j) Ditimbang gelas piala
k) Dilakukan perhitungan :

……….. (6)

4. pH
Tujuan pengukuran pH untuk menentukan derajat keasaman sampel air
dengan menggunakan pH meter.
Prosedur:
a) Dikeringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air
suling.
b) Dibilas elektroda dengan contoh uji.
c) Dicelupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yang tetap.
d) Dicatat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.

4.2.2 Laboratorium (Quality Assurance)


Laboratorium bertugas untuk menghasilkan data spesifik dari suatu sampel
yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan tindakan.
Laboratorium Central memiliki tugas dalam mengendalikan kualitas atau mutu
serta menguji produk degan standar kualitas perusahaan. Tujuannya agar
mendapatkan efesiensi produk yang terjamin mutu dan sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan
Analisa sampel dari Oleokimia Plant, dianalisa di Quality Control (QC)
Central Loboratorium PT. XYZ. Pada labor ini telah menggunakan sistem
manajemen laboratorium sesuai dengan ISO 9001 dan sedang dilakukan
implementasi ISO 17025:2017 yang mana semua diatur seperti tata tertib di
laboratorium, suhu ruang pada setiap ruangan, jalur evakuasi, penerapan
dokumentasi seperti penulisan suhu ruangan setiap harinya, riwayat pemakaian alat
dan bahan. Fasilitas sesuai dengan persyaratan yang ada di ISO 17025:2017.
Selain itu, laboratorium juga disertifikasi manajemen system FSSC 22000
(sistem manajemen pangan), GMP+ B2 (sistem yang menjamin keamanan produk),

34
ISO 22000 (sistem manajemen pangan), ISO 14001 (manajemen lingkungan),
OHSAS (manajemen K3) dan sistem jaminan halal. Adapun manajemen
penerimaan (alur) dan pengujian sampel pada Laboratorium Central dapat dilihat
pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Penerimaan (Alur) dan Pengujian Sampel


Sumber: PT.XYZ, 2022

4.2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu upaya
keselamatan lingkungan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
serta meningkatkan produktivitas pekerja. Untuk menjalankan K3 di laboratorium
maka dibutuhkan Alat Pelindung Diri (APD).
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerjaan itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Berikut APD yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 4.3

35
Tabel 4.3 Alat Pelindung Diri (APD) Laboratorium
No. Alat Pelindung Diri (APD) Gambar

1. Jas laboratorium digunakan sebagai pakaian kerja untuk


melindungi tubuh dari percikan bahan kimia.

2. Sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari resiko


tumpahan bahan kimia.

3. Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah


dari paparan bahan kimia. Pada saat bekerja di
laboratorium kimia hindari menggunakan lensa kontak
karena asap atau uap dapat menumpuk dibawah kontak
lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata.

4. Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan


kontak langsung dengan bahan kimia atau panas.

5. Masker digunakan untuk menghindari dari terhirupnya


partikel-partikel bahan kimia. Terutama terhadap zat
asam kuat dan basa kuat.

6. APAR digunakan untuk peralatan pertolongan pertama


dalam menangani bahaya kebakaran

Sumber: envilife.co.id

36
22
BAB V TUGAS KHUSUS

“Pengaruh Penggunaan Gas Hidrogen, Katalis dan Temperatur Terhadap


Iodine Value di Fatty Acid Hydrogenasi Plant”

5.1 Latar Belakang

Nilai tambah (added value) industri minyak sawit di Indonesia dapat


ditingkatkan dari pengolahan lanjutan dari buah sawit. Saat ini, pengolahan kelapa
sawit secara umum masih sampai pada tahap refinery dan fractination. Salah satu
terobosan yang dilakukan oleh PT. XYZ adalah pengolahan produk hasil dari unit
refinery dan fractionasi yang berasal dari WINA Plant berupa Refined Palm
Stearin (RPS), Refined Palm Olein (RPO), dan Bleaching Palm Olein (BPO)
dihidrogenasi menggunakan katalis Nikel menjadi produk Hydrogenated Refined
Palm Stearin, Hydrogenated Refined Palm Olein dan Hydrogenated Bleaching
Palm Olein. Proses tersebut terjadi pada Plant Fatty Acid Hydrogenasi.

Kesuksesan proses hidrogenasi pada Fatty Acid Hydrogenasi dapat dilihat


dari nilai Iodine Value (IV) yang didapatkan. Hal ini dapat diketahui karena IV
menunjukkan tingkat ketidakjenuhan (ikatan rangkap). Dimana ikatan rangkap
mampu menyerap iod sehingga jumlah iod yang diserap menandakan jumlah dari
ikatan rangkap yang terkandung dalam minyak tersebut. Semakin tinggi nilai IV
maka semakin besar asam lemak tak jenuhnya.

Reaksi hidrogenasi bersifat sensitif terhadap beragam faktor yang dapat


berdampak negatif pada proses produksi. Adapun yang mempengaruhi ini antara
lain, laju alir, nilai IV feed, jumlah gas hidrogen, jumlah katalis, dan temperatur
reaktor.

37
5.2 Kasus yang Diamati

Kasus yang diamati untuk judul “Pengaruh Penggunaan Gas Hidrogen,


Katalis dan Temperatur Terhadap Iodine Value di Fatty Acid Hydrogenasi Plant”
adalah sebagai berikut:

1. Mengamati dan menganalisa pengaruh penggunaan gas hidrogen terhadap


nilai iodine value produk HRPS (Hydrogenated Refined Palm Stearin) pada
raw material RPS (Refined Palm Stearin).
2. Mengamati dan menganalisa pengaruh penggunaan katalis terhadap nilai
iodine value produk HRPS (Hydrogenated Refined Palm Stearin) pada raw
material RPS (Refined Palm Stearin).
3. Mengamati dan menganalisa pengaruh penggunaan temperatur terhadap
nilai iodine value produk HRPS (Hydrogenated Refined Palm Stearin) pada
raw material RPS (Refined Palm Stearin).

5.3 Uraian Kasus yang Diamati

Variabel yang diamati dari kasus yang diamati dapat dilihat pada Gambar
5.1

38
IV FEED KATALIS

Catalys
0,001
110
1 CONDENSATE E03 PURGE
110
2
D01 P103 3 1 F02B F02A

110
1
16 D04
90
F01 D03
P102 9
TRAY 13 210-215

D02 TRAY 12 PERIODICALLY PERIODICALLY


DRAIN
DRAIN
TRAY 11

TRAY 10
15 1
T101 TRAY 9
210 90

1
TRAY 8

TRAY 7
7 10
IV PRODUK
110
TRAY 6
1
6 TRAY 5
90
1 D05
TRAY 4 11
1 157
TRAY 3
P106 5
50-60
TRAY 2
1 F03 180-185

E01
TRAY 1
F03

P105 D06
P101
Steam Hydrogen
1 1
E04 from PGN E02 1 90 90 T103
120
T102 1
8
12 13
110
SPP103
4

D07
HYDROGEN P104
SPENT CATALYS
AKTUAL

Gambar 5.1 Flowsheet Fatty Acid Hydrogenasi Plant


Sumber: PT.XYZ

39
5.3.1 Hidrogenasi Minyak

Hidrogenasi minyak adalah penambahan atom hidrogen pada ikatan tak


jenuh untuk menghasilkan gugus yang lebih jenuh dengan trigliserida yang
mengakibatkan modifikasi sifat kimia dan fisik minyak. Sehingga tekstur bahan
pada suhu kamar bisa menjadi lebih kencang, keras atau bahkan rapuh (Patterson,
2011) dan juga meningkatkan titik leleh minyak (Asif, 2011). Selama proses
hidrogenasi, minyak dicampur dengan katalis nikel sebanyak 0,03% dan gas
hidrogen yang dipanaskan hingga suhu dan tekanan tinggi yakni 180–210 °C dan 3
atm selama 4 jam.

Reaktor yang digunakan dengan jenis PFR (Plug Flow Reactor) yang
beroperasi secara kontinyu dengan kondisi eksotermis. Eksotermis adalah keadaan
reaksi yang menghasilkan atau membebaskan panas (Saputro dan Akbar, 2017).
Ada dua masukan pada Reaktor D03 yakni gas hidrogen yang berasal dari SPP103
dan katalis dari Mixing Tank D02. Hidrogen adalah senyawa yang
menghidrogenasi trigliserida. Penambahan hidrogen ke dalam trigliserida akan
menambah tingkat kejenuhan minyak. Kesuksesan proses hidrogenasi dapat dilihat
dari nilai IV (Iodine Value) yang dihasilkan. Pada proses produksi, pengecekan nilai
IV dilakukan dalam rentang waktu tertentu. IV pada 0 jam mewakili Refined Palm
Stearin baru yang tidak terhidrogenasi yakni 34-36% dan akan dilakukan
pengecekan setiap 4 jam hingga didapatkan IV akhir yakni 0,5 max. Komposisi dan
karakteristik ikatan RPS dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Komposisi dan Karakteristik Ikatan RPS

No Rumus Kimia Nama Senyawa Kimia Ikatan


1 C12H24O2 Lauric Acid Single Bond
2 C14H28O2 Miristic Acid Single Bond
3 C16H32O2 Palmitic Acid Single Bond
4 C18H36O2 Stearic Acid Single Bond
5 C18H34O2 Oleic Acid Double Bond
6 C18H32O2 Linoleic Acid Double Bond
7 C18H30O2 LinolenicAcid Double Bond
8 C20H40O2 Arachidic Acid Single Bond
Sumber : PT. XYZ, 2022

40
Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa ikatan double bond pada RPS yang
terdiri dari tiga senyawa yakni Oleoic Acid (C18.1) ; Linoleic Acid (C18.2) dan
Linolenic Acid (C18.3). Ikatan tersebut akan diproses secara hidrogenasi yakni
dengan penambahan gas hidrogen sehingga menjadi Stearic Acid (C18.0). Proses
hidrogenasi dapat dilihat pada Gambar 5.2

o H H H H H H H H H H H H H H H H
o c c c c c c c c c c c c c c c c c c H
H H H H H H H H H H H H H H H H H H

(a) Oleic
o H H H H H H H H H H H H H H H o H H H H H H H H H H H H H H H H H
o c c c c c c c c c c c c c c c c c c H o c c c c c c c c c c c c c c c c c c H
H H H H H H H H H H H H H H H H H H
H2
H H H H H H H H H H H H H H H H H H

(b) Linoleic Stearin


o H H H H H H H H H H H H H H
o c c c c c c c c c c c c c c c c c c H
H H H H H H H H H H H H H H H H H H

(c) Linolenic

Gambar 5.2 Proses Hidrogenasi pada Fatty Acid Hydrogenasi


Sumber : PT. XYZ, 2022

5.3.2 Iodine Value (IV).

Iodine Value suatu minyak atau lemak didefinisikan sebagai massa per
jumlah iodine yang dapat diserap oleh 100 gr sampel. Unsaturated fatty acid atau
asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan iodine. Iodine value menunjukkan
tingkat ketidak jenuhan (ikatan rangkap), sebab ikatan rangkap mampu menyerap
iod sehingga jumlah iod yang diserap menandakan jumlah dari ikatan rangkap yang
terkandung dalam minyak tersebut. Semakin tinggi nilai iodine value maka semakin
besar asam lemak tak jenuhnya.

Prinsip dasar pengukuran nilai Iodine Value adalah “iodometri” yaitu suatu
proses tak langsung yang melibatkan iod, ion iodida berlebih ditambahkan kedalam
suatu agen pengoksidasi, yang membebaskan iod dan kemudian dititrasi dengan
Na2S2O3.

Reaksi Pembentukan Larutan Wijs :


I2 + ICl3 ⇄ 3ICI
(Iodine) (Wijs) (Larutan Wijs)

41
Reaksi saat penambahan Larutan Wijs Pada Sampel Minyak :

C C 2ICI Cl C C ICI
Larutan Wijs
Asam Lemak (Iodine Monochloride) Sisa Larutan Wijs

Sisa larutan wijs (ICl) yang tidak bereaksi untuk membentuk molekul yodium :
ICl + H2O → HIO + HCl
HIO + HCl + KI → I2 + KCl + H2O
ICI + KI → I2 + KCI
Yodium dititrasi dengan Sosium Thiosulfat dengan reaksi :
I2 + 2 NA2S2O3 → NA2S4O6 + 2NAI

Keterangan:
ICI = Iodine Monochloride
HIO = Asam Hipoiodin
HCl = Asam Klorida
KI = Kalium Iodida
I2 = Iodine
KCl = Kalium Klorida
H2O = Air
NA2S2O3 = Sodium Thiosulfat
NA2S4O6 = Sodium Tetrathionat
NAI = Sodium Iodida

Prosedur pengukuran Iodine Value metode Wijs.


a) Ditimbang sampel RPS seberat 20 gram menggunakan erlenmeyer flask
b) Ditambahkan Sikloheksane 10 ml
c) Ditambahkan 10 ml larutan Wijs
d) Didiamkan 30 menit pada ruang gelap
e) Ditambahkan KI 20 ml dan 100 ml aquades
f) Dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0.1 N sampai kuning gading
g) Ditambahkan starch (amilum) 1% atau 2 ml sehingga larutan menjadi
warna lalu titrasi kembali sampai tepat hilang warna biru tersebut hilang dan
menjadi warna putih.
h) Rumus penentuan bilangan iodin (IV) yaitu :

42
(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼
IV (g 𝐼2 /100 g ) =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
𝑔 𝑔
𝑚𝐿 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑔/𝑚𝑜𝑙 × 126,90
𝐿
𝑚𝑜𝑙
IV (g 𝐼2 /100 g ) =
𝑔 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
1 𝑔
𝑚𝐿 × 𝑚𝑜𝑙 × 𝐿 12,690
IV (g 𝐼2 /100 g ) = 𝑚𝑜𝑙
𝑔 × 100 𝑚𝐿/𝐿

Keterangan :
IV = Iodine Value (g I2/100 gr)
Vb = Volume 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 yang digunakan untuk Blanko (ml)
Vs = Volume 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 yang digunakan untuk Sampel (ml)
𝑔
N = Konsentrasi 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 ( 𝑔/𝑚𝑜𝑙 )
𝐿

Ar I = 126,90 (g/mol)
W = Berat Sampel (g)

5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reaktor Hidrogenasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaktor hidrogenasi adalah sebagai


berikut:

1. Laju alir feed


2. Nilai IV feed
3. Jumlah gas hidrogen
4. Jumlah katalis yang dipakai
5. Temperatur reaktor

5.4. Pengambilan dan Pengolahan Data

5.4.1 Pengambilan Data

Pengambilan data Reaktor D03 dimulai pada September 2021 – 6 Agustus


2022. Data yang diambil adalah operasional proses flowrate 20 ton/h dengan IV
feed 34, 35 dan 36. Adapun sumber data yakni dari DCS dan Quality Control
Central (QC Central) Laboratorium PT. XYZ.

43
1. Data IV feed 34
Data pengamatan dari pengolahan Refined Palm Stearin menjadi
Hydrogenated Refined Palm Stearin pada Fatty Acid Hydrogenasi dengan IV feed
34 dapat dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Data Pengamatan Produksi IV Feed 34

IV H2 H2 T
Katalis
NO Produk aktual teoritis Bottom
(kg/h)
(mg/g) (Nm3/h) (Nm3/h) (℃)
1 0,28 748 674,4 5,3 184,0
2 0,28 729 674,4 5,5 183,5
3 0,29 712 674,2 5,5 182,1
4 0,29 740 674,2 5,0 182,0
5 0,29 709 674,2 5,0 182,1
6 0,30 688 674,0 5,0 181,2
7 0,32 697 673,6 4,5 180,3
8 0,33 689 673,4 4,5 180,0
9 0,39 650 672,2 4,0 177,6
10 0,48 590 670,4 4,0 176,0

2. Data IV feed 35
Data pengamatan dari pengolahan Refined Palm Stearin menjadi
Hydrogenated Refined Palm Stearin pada Fatty Acid Hydrogenasi dengan IV feed
35 dapat dilihat pada Tabel 5.3
Tabel 5.3. Data Pengamatan Produksi IV Feed 35

IV H2 H2 T
Katalis
NO Produk aktual teoritis Bottom
3 3 (kg/h)
(mg/g) (Nm /h) (Nm /h) (℃)
1 0,29 740 694,24 5,5 182,41
2 0,29 762 694,20 6,0 182,69
3 0,29 750 694,20 5,5 182,40
4 0,29 743 694,20 6,0 182,20
5 0,30 695 693,92 5,5 181,50
6 0,32 735 693,70 6,0 181,25
7 0,33 739 693,40 5,5 180,30
8 0,33 732 693,40 5.5 180,25
9 0,36 680 692,80 5,0 179,14
10 0,38 676 692,40 5,0 178,25

44
3. Data IV feed 36
Data pengamatan dari pengolahan Refined Palm Stearin menjadi
Hydrogenated Refined Palm Stearin pada Fatty Acid Hydrogenasi dengan IV feed
36 dapat dilihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4. Data Pengamatan Produksi IV Feed 36

IV H2 H2 T
Katalis
NO Produk aktual teoritis Bottom
(kg/h)
(mg/g) (Nm3/h) (Nm3/h) (℃)
1 0,29 846 714,20 6,5 185,00
2 0,30 795 714,00 6,0 184,00
3 0,32 775 713,64 6,0 181,65
4 0,32 763 713,60 6,0 181,53
5 0,32 725 713,60 6,0 181,41
6 0,33 742 713,40 6,0 180,68
7 0,34 734 713,20 6,0 180,25
8 0,34 729 709,40 6,0 180,29
9 0,40 680 712,00 4,0 177,35
10 0,45 650 711,00 4,0 177,75

5.5 Pembahasan
5.5.1 Pengaruh Pemakaian Gas Hidrogen Terhadap Iodine Value
Berikut pengaruh pemakaian gas hidrogen terhadap Iodine Value (IV) Fatty
Acid Hydrogenasi Plant dapat dilihat pada Gambar 5.3
880
(A)
Gas Hidrogen (Nm3/h)

830
780
730 Aktual
Teoritis
680
630
580
0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
Iodine Value (g I2/100g)

45
880
(B)

Gas Hidrogen (Nm3/h)


830

780

730

680 Aktual

630 Teoritis

580
0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
Iodine Value (g I2/100g)

880
(C)
Gas Hidrogen (Nm3/h)

830
780
730
680 Aktual
630 Teoritis
580
0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
Iodine Value (g I2/100g)

Gambar 5.3. Pemakaian Gas Hidrogen Aktual dan Teoritis Terhadap


Nilai Iodine Value Pada IV Feed (a) 34, (b) 35 dan (c) 36

Pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa pemakaian gas hidrogen berbanding
terbalik dengan nilai iodine value produk yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan
teoritis, untuk IV feed 34 , 35 dan 36 membutuhkan gas hidrogen sebesar 674,2 ;
793,92 ; dan 714 Nm3/h. Nilai tersebut didapatkan dari perhitungan teoritis, yaitu
Konsumsi gas hidrogen = (IV feed – 0,3) x flowrate
Nilai 0,3 merupakan IV produk target yang digunakan dalam perhitungan.
Angka 0,3 tersebut dipakai karena sesuai dengan range target pasar dan permintaan
konsumen yang akan menjadikan HRPS sebagai bahan baku penunjang dalam
industrinya. Tidak dapat dipungkiri, gas hidrogen yang digunakan di lapangan
bersifat fluktuatif (tidak tetap) dan harus dijaga sesuai nilai hidrogen teoritis.
Penggunaan gas hidrogen kurang dari nilai teoritis, akan berdampak pada
nilai IV kecil dari 0,3 (dibawah target). Sebaliknya jika gas hidrogen yang
digunakan lebih besar maka IV yang didapatkan besar dari 0,3. Hal ini dapat dilihat
pada IV Feed 34 yang menghasilkan produk IV 0,45 yang menggunakan gas

46
hidrogen sebesar 590 Nm3/h. Nilai tersebut sangat mendekati IV maksimum HRPS
yang ditandai dengan pemakaian gas hidrogen aktual lebih rendah daripada teoritis.
Pada IV Feed 35 dengan gas hidrogen 740 didapatkan IV produk 0,29. Nilai
tersebut lebih rendah dari IV target HRPS yang ditandai dengan pemakaian gas
hidrogen aktual lebih tinggi daripada teoritis.
Quality Product IV HRPS adalah 0,5 max. Jika telah didapatkan nilai IV
dibawah 0,5 proses hidrogenasi dapat dinyatakan berhasil. Namun, jika sangat
mendekati 0,5 akan berpengaruh pada pemakaian bahan dalam proses produksi. IV
produk yang terlalu kecil, membutuhkan jumlah katalis dan gas hidrogen dengan
jumlah banyak.

5.5.2 Pengaruh Pemakaian Katalis dan Temperatur Terhadap Iodine Value


Adapun pengaruh pemakaian katalis dan temperatur terhadap iodine value
dapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5
7

5
Katalis (kg/h)

0
0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,32 0,33 0,39 0,48
IV Produk (g I2/100g)

IV Feed 34 IV Feed 35 IV Feed 36

Gambar 5.4 Pemakaian Katalis Terhadap Nilai Iodine Value Pada IV Feed 34,
35 dan 36

47
186,00

184,00

182,00

Temperatur (℃)
180,00

178,00

176,00

174,00

172,00
0,29 0,29 0,29 0,29 0,30 0,32 0,33 0,33 0,36 0,38
IV Produk (g I2/100g)

IV Feed 34 IV Feed 35 IV Feed 36

Gambar 5.5 Pengaruh Temperatur Reaktor Terhadap Iodine Value Pada IV Feed
34, 35 dan 36

Pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 dapat dilihat banyaknya penggunaan
katalis dan temperatur berbanding terbalik dengan nilai iodine value produk yang
dihasilkan. Katalis memiliki kemampuan dalam mempercepat laju reaksi sehingga
proses adisi katalitik gas hidrogen terhadap trigliserida berlangsung cepat . Selain
itu, katalis juga mampu meningkatkan laju reaksi kimia karena kemampuannya
dalam menurunkan energi aktivasi reaksi reaktan untuk menjadi produk (Andraviz,
2016). Akibatnya temperatur bottom reaktor menjadi lebih tinggi seiring dengan
tingginya pemakaian katalis.
Dalam reaktor terjadi reaksi eksotermis (menghasilkan panas) yang terjadi
karena proses hidrogenasi dengan bantuan katalis nikel. Sehingga ikatan jenuh
sebelum proses hidrogenasi berubah menjadi ikatan jenuh. Nikel dipilih sebagai
katalis karena harganya murah dan ramah lingkungan daripada jenis katalis lain
seperti peroksida maupun palladium (Awaluddin,dkk. 2020).
Refined Palm Stearin yang belum terhidrogenasi memiliki bilangan iod
sebesar 30-35. Sedangkan setelah mengalami reaksi hidrogenasi, didapatkan nilai
iod yang lebih rendah yakni dibawah 0,5. Penurunan bilangan iod dapat dijadikan
sebagai indikasi terjadinya pemutusan ikatan rangkap dalam molekul minyak
sebagai akibat dari reaksi hidrogenasi (S.Puspitasari dan A.Cifriadi, 2014).

48
5.6 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari “Pengaruh Penggunaan Gas Hidrogen,
Katalis dan Temperatur Terhadap Iodine Value di Fatty Acid Hydrogenasi Plant”
adalah sebagai berikut
1. Pengolahan Refined Palm Stearin (RPS) menjadi Hydrogenated Refined
Palm Stearin (HRPS) dengan IV feed awal 34 hingga 36 dihidrogenasi
menjadi IV target produk 0,3. Nilai IV produk yang dihasilkan dipengaruhi
oleh pemakaian gas hidrogen, katalis dan temperatur bottom yang
digunakan.
2. Gas hidrogen bersifat fluktuatif, sehingga harus dikontrol setiap waktu.
Pemakaian gas hidrogen berbanding terbalik dengan nilai IV produk yang
dihasilkan. Jumlah gas hidrogen yang digunakan harus sama atau mendekati
nilai perhitungan teoritisnya. Semakin jauh selisih penggunaan gas hidrogen
maka akan menjauhi IV target.
3. Semakin banyak katalis yang digunakan saat proses hidrogenasi, maka akan
meningkatkan angka IV produk. Hal ini disebabkan karena kemampuan
katalis dalam mempercepat laju reaksi sehingga proses adisi katalitik gas
hidrogen terhadap trigliserida berlangsung cepat.
4. Reaktor hidrogenasi bersifat eksotermis (menghasilkan panas). Panas reaksi
tersebut dipengaruhi oleh pemakaian gas hidrogen dan katalis yang
digunakan. Penggunaan gas hidrogen dan katalis yang besar,
mengakibatkan temperatur bottom yang dihasilkan juga tinggi dan
sebaliknya.

49
BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kerja Praktek (KP) yang telah dilaksanakan di PT. XYZ
terhitung dari tanggal 06 Juli – 06 September 2022, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. PT XYZ merupakan pabrik yang bergerak pada pengolahan kelapa sawit.
Salah satu terobosan dari pabrik ini adalah pendirian pabrik oleochemical.
Salah satunya adalah Fatty Acid Hydrogenasi Plant.
2. Produk Fatty Acid Hydrogenasi Plant PT. XYZ telah diekspor ke pasar luar
negeri seperti Malaysia, China, India, Eropa, Italia dan negara-negara
tetangga lainnya, dengan sistem business to business yang memasarkan
produknya kepada industri-industri
3. Pengawasan mutu dilakukan mulai dari bahan baku, produk intermediate dan
produk akhir selama proses berlangsung dalam selang waktu tertentu guna
menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan.

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada PT. XYZ adalah sebagai
berikut:
1. Seluruh karyawan di PT. XYZ untuk selalu menjaga keselamatan kerja
dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan peraturan
perusahaan.
2. Mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek kedepannya untuk
memanfaatkan waktu pelaksanaan kerja praktek untuk dapat memahami
seluruh proses pengolahan yang ada di pabrik.

50
DAFTAR PUSTAKA
Asif M, 2011, “Process Advantages and product benefits of interesterification in
oils and fats”, India, International Journal of Nutrition, Pharmacology,
Neurological Diseases.

Awaludin,dkk, 2020, ”Pra Desain Pabrik Margarin dari Biji Jagung dengan
Proses Hidrogenasi”, Semarang, Jurnal Teknik ITS Vol.9,No.2.
Hasibuan, H.A., dan Siahaan D. (2013). “Karakteristik CPO, Minyak Inti Sawit
Dan Fraksinya”, Medan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Hasibuan dan Hasrul Abdi, 2017, “Penggunaan Kembali Katalis Nikel Bekas
Untuk Hidrogenasi Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit.”, Medan, Warta
IHP/ Journal Of Agrobased Industry Vol.34 (No.1) 07 2017: 18-25

Patterson H, 2011, “Hydrogenation Methods. Hydrogenation of fats and oil”,


London, Elsivier.

Puprasit,dkk, 2020, “Non-Thermal Dielectric Barrier Discharge Plasma


Hydrogenation For Production of Margarine With Low Trans-Fatty Acid
Formation, Thailand, Elsevier.

Puspitasari dan Cifriadi, 2014, “Karakterisasi Minyak Jarak Terhidrogenasi


Sebagai Bahan Pelunak Karet Alami”, Bogor, SINTA.

Ratna, 2022, “Analisis Korelasi Pengaruh Lama Penyimpanan RKO (Refined


Kernel Oil) Terhadap Mutu Free Fatty Acid, Colour dan Moisture”, Padang,
Politeknik ATI Padang.

Yeniza dan Asmara, 2019, “Penentuan Bilangan Peroksida Minyak RBD (Refined
Bleached Deodorized) Olein PT. PHPO dengan Metode Titrasi Iodometri,
Aceh, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

La Ifa,dkk, 2020, “Pengaruh Suhu dan Waktu Reaksi Hidrogenasi Pembuatan


Bahan Pelunak Kompon Karet Dari Minyak Jarak”, Makassar, SINTA.
LAMPIRAN A FLOWSHEET

Catalys
0,001
110
1 CONDENSATE E03 PURGE
110
2 F02A
D01 P103 3 1 F02B

110
1
16 D04
90
F01 D03
P102 9
TRAY 13 210-215

D02 TRAY 12 PERIODICALLY PERIODICALLY


DRAIN
DRAIN
TRAY 11

TRAY 10
15 1
T101 TRAY 9
210 90
TRAY 8
7 10
1 TRAY 7
110
TRAY 6
1
6 TRAY 5
90
1 D05
TRAY 4 11
1 157
TRAY 3
P106 5
50-60
TRAY 2
1 F02 180-185

E01
TRAY 1
F03

P105 D06
P101
Steam Hydrogen
1 1
E04 from PGN E02 1 90 90 T103
120
T102 1
8
12 13
110
SPP103
4

P104 D07

SPENT CATALYS

LA-1
LAMPIRAN B NERACA MASSA

Kapasitas produksi = 480 MT/day


𝑇𝑜𝑛 1 𝐻𝑎𝑟𝑖
= 480 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 24 𝐽𝑎𝑚
𝐾𝑔
Flowrate produksi = 20.000 𝑗𝑎𝑚

Tabel B.1 Komposisi Refined Palm Stearin,


Komponen Kandungan (%)
C12H24O2 0,16
C14H28O2 1.29
C16H32O2 58,18
C18H36O2 5,73
C18H34O2 27,51
C18H32O2 6,16
C18H30O2 0,14
C20H40O2 0,37
Others 0,83
Total 100
(Sumber: PT WINA Oleokimia,2022)

Tabel B.2 Spesifikasi Refined Palm Stearin


Parameter Nilai
Trigliserida(%) 99,81
FFA (%) 0,11
Moisture % 0,08
L-col 3,0 R max
IV 36 max
Melting Point 59-62℃
Titik Didih 283℃
Titik Cair 44℃
Saponification 193-206
(Sumber: PT WINA Oleokimia,2022)

Tabel B.3 Komposisi Hydrogenated Refined Palm Stearin


Komponen Kandungan (%)
C12H24O2 0,18
C14H28O2 1.311
C16H32O2 58,08
C18H36O2 39,67
C18H34O2 0,06
C18H32O2 0,00
C18H30O2 0,00
C20H40O2 0,45
Others 0,3
Total 100
(Sumber: PT WINA Oleokimia,2022)

LB.1
Tabel B.4 Spesifikasi Hydogenated Refined Palm Stearin
Parameter Nilai
AV (%) 1 max
Moisture% 0,1 max
L-col 2,5 R/ max
IV 0,5 max
(Sumber: PT WINA Oleokimia,2022)

1. Dryer (D02)

Fungsi: sebagai tempat penghilangan kadar air Refined Palm Stearin

F2 16 kg/h
H2O 100%

F1 20000 kg/h F3
DRYER
Trigliserida 99,81 % Trigliserida
FFA 0,11 % FFA
H20 0,08 %

Tabel B.5 Neraca Massa Total Dryer


MASUK KELUAR
KOMPOSISI BM
F1 (kg/jam F2 (kg/jam) F3 (kg/jam)
Massa Fraksi Massa Fraksi Massa Fraksi
(kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
Trigliserida266 19962 99,81 19962 99,89
FFA 256 22 0,11 22,00 0,11
H2O 2 16 0,08 16 100
SUB TOTAL 20000 100 16 100 19984 100
TOTAL 20000 20000

LB.2
2. Mixing Tank (D02)

Fungsi: untuk mencampurkan RPS dan Katalis Nikel Prikat 9930 untuk menjadi
bentuk bubur

F4 = 6,8 kg/h

Nikel

F3 16000 kg/h F5

MIXING TANK
Trigliserida 99,89 % Nikel
Lauric Acid 0,16 % Lauric Acid
Myristic Acid 1,29 % Myristic Acid
Palmitic Acid 58,18 % Palmitic Acid
Stearic Acid 5,73 % Stearic Acid
Oleic Acid 27,51 % Oleic Acid
Linoleic Acid 6,16 % Linoleic Acid
Linolenat Acid 0,14 % Linolenat Acid
Arachidic Acid 0,83 % Arachidic Acid
FFA 0,11 % FFA

Tabel B.6 Neraca Massa Total Mixing Tank


MASUK KELUAR
F3 (kg/jam) F4 (kg/jam) F5 (kg/jam)
KOMPOSISI BM
Massa Fraksi Massa Fraksi Massa Fraksi
(kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
Lauric Acid 200 39,96 0,25 39,96 0,25
Myristic Acid 228 215,76 1,35 215,76 1,35
Palmitic Acid 256 9474,36 59,21 9474,36 59,19
Stearic Acid 284 795,92 4,97 795,92 4,97
Oleic Acid 282 4387,16 27,42 4387,16 27,41
Linileic Acid 280 947,76 5,92 947,76 5,92
Linolenat Acid 278 22,38 0,14 22,38 0,14
Arachidic Acid 312 99,09 0,62 99,09 0,62
FFA (%) 256 17,61 0,11 17,61 0,11
Nikel 6,8 100 6,80 0,04
Sub Total 16000 100 6,8 100 16007 100
TOTAL 16007 16007

LB.3
3. SPP 103

Fungsi: untuk mencampurkan Trigliserida (RPS) dengan gas hidrogen

F6 674 Nm3/h
Hidrogen

F3 4000 kg/h F7
SPP103
Trigliserida 99,89 % Lauric Acid
Lauric Acid 0,16 % Myristic Acid
Myristic Acid 1,29 % Palmitic Acid
Palmitic Acid 58,09 % Stearic Acid
Stearic Acid 5,72 % Oleic Acid
Oleic Acid 27,47 % Linoleic Acid
Linoleic Acid 6,15 % Linolenat Acid
Linolenat Acid 0,14 % Arachidic Acid
Arachidic Acid 0,83 % FFA
FFA 0,11 % Hidrogen

Tabel B.7 Neraca Massa Total SPP103


MASUK KELUAR
F3 (kg/jam) F6 (kg/jam) F7 (kg/jam)
KOMPOSISI BM
Massa Fraksi Massa Fraksi Massa Fraksi
(kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
Lauric Acid 200 6,38 0,16 6,38 0,14
Myristic Acid 228 51,46 1,29 51,46 1,12
Palmitic Acid 256 2321,09 58,12 2321,09 50,54
Stearic Acid 284 228,60 5,72 228,60 4,98
Oleic Acid 282 1097,51 27,48 1097,51 23,90
Linileic Acid 280 245,75 6,15 245,75 5,35
Linolenat Acid 278 5,59 0,14 5,59 0,12
Arachidic Acid 312 33,11 0,83 33,11 0,72
FFA 256 4,40 0,11 4,40 0,10
Hidrogen 598,51 100 598,51 13,03
Sub Total 3994 100 598 100 4592 100
TOTAL 4592 4592

LB.4
4. Reaktor Hidrogenasi (D03)

Fungsi: Proses pengolahan Refined Palm Stearin (RPS) untuk menghasilkan


Hydrogenated Refined Palm Stearin (HRPS) dan terjadi pemutusan ikatan
rangkap.

Lauric Acid 0,21 %


Myristic Acid 1,15 %
Palmitic Acid 50,66 %
Stearic Acid 4,26 %
Oleic Acid 23,46 %
Linoleic Acid 5,07 %
Linolenat Acid 0,12 % F7 4668 kg/h
Arachidic Acid 0,53 %
FFA 0,09 %
Hidrogen 14,44 %

F5 16007 kg/h F8 20675 kg/h


REAKTOR D03
Lauric Acid 0,25 % Lauric Acid
Myristic Acid 1,35 % Myristic Acid
Palmitic Acid 59,19 % Palmitic Acid
Stearic Acid 4,97 % Stearic Acid
Oleic Acid 27,41 % Oleic Acid
Linoleic Acid 5,92 % Linoleic Acid
Linolenat Acid 0,14 % Linolenat Acid
Arachidic Acid 0,62 % Arachidic Acid
FFA 0,11 % FFA
Nikel 0,04 % Nikel
Hidrogen

1. Reaksi Hidrogenasi Oleat (C18H34O2)


0,99 C18H34O2 + H2 ----> C18H36O2
M 23,77 333
R 23,53 23,53 23,53
S 0,24 309,04 23,53

2. Reaksi Hidrogenasi Linoleat (C18H32O2)


1
C18H32O2 + H2 ----> C18H34O2
M 4,33 337
R 4,33 4,33 4,33
S 0,00 332,57 4,33

3. Reaksi Hidrogenasi Linolenat (C18H30O2)


1
C18H30O2 + H2 ----> C18H32O2
M 0,10 337,00
R 0,10 0,10 0,10
S 0,00 336,90 0,10

LB.5
Tabel B.8 Neraca Massa Total Reaktor D03
MASUK KELUAR
F5 (kg/jam) F7 (kg/jam) F8 (kg/jam)
KOMPOSISI BM
Massa Fraksi Fraksi Massa Fraksi
(kg) (%) Massa (kg) (%) (kg) (%)
Lauric Acid 200 40,02 0,25 9,97376 0,21 49,99 0,24
Myristic Acid 228 215,76 1,35 53,85828 1,15 269,62 1,30
Palmitic Acid 256 9474,36 59,19 2364,97694 50,66 11839,34 57,26
Stearic Acid 284 795,92 4,97 198,67721 4,26 7678,07 37,14
Oleic Acid 282 4387,16 27,41 1095,11837 23,46 67,03 0,32
Linileic Acid 280 947,76 5,92 236,57748 5,07 0,00 0,00
Linolenat Acid 278 22,38 0,14 5,58530 0,12 0,00 0,00
Arachidic Acid 312 99,09 0,62 24,73491 0,53 123,83 0,60
FFA 256 17,61 0,11 4,39681 0,09 22,01 0,11
Nikel 59 6,80 0,04 0,00000 0,00 6,80 0,03
Hidrogen 2 0,00 0,00 674,00000 14,44 618,07 2,99
Sub Total 16007 100,00 4668 100 20675 100
TOTAL 20675 20675

LB.6
LAMPIRAN C PERHITUNGAN IODINE VALUE

1. Salah satu perhitungan RPS dengan IV Feed 34


• W Sampel : 0,304 gr
• V Titration Blank : 38,14 ml
• V Titration Sample : 30,09 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 34,11

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(38,14 − 30,09) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,304
(8,05) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,304
IV = 34,11

2. Salah satu perhitungan RPS dengan IV Feed 35


• W Sampel : 0,309 gr
• V Titration Blank : 38,08 ml
• V Titration Sample : 29,65 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 35,14

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(38,08 − 29,65) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,309
(8,43) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,309
IV = 35,14

LC.1
3. Salah satu perhitungan RPS dengan IV Feed 36
• W Sampel : 0,312 gr
• V Titration Blank : 38,08 ml
• V Titration Sample : 29,39 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 36,04

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(38,12 − 29,39) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,312
(8,73) × 0,1015 × 12,69
IV =
0,309
IV = 36,04

4. Salah satu perhitungan Iodine Value (IV) HRPS menghasilkan IV Product


0,29
• W Sampel : 10,054 gr
• V Titration Blank : 15,480 ml
• V Titration Sample : 13,208 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 0,29

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(15,480 − 12,208) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
(2,272) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
IV = 0,29

LC.2
5. Salah satu perhitungan Iodine Value (IV) HRPS menghasilkan IV Product
0,30
• W Sampel : 10,054 gr
• V Titration Blank : 15,480 ml
• V Titration Sample : 13,112 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 0,30

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(15,480 − 13,112) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
(2,368) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
IV = 0,30

6. Salah satu perhitungan Iodine Value (IV) HRPS menghasilkan IV Product


0,33
• W Sampel :10,742 gr
• V Titration Blank : 15,480 ml
• V Titration Sample : 12,728 ml
• Normality : 0,1015 N
• Konstanta : 12,69
• Result : 0,33

Perhitungan:

(𝑉𝑏 − 𝑉𝑠) × 𝑁 𝑁𝑎2 𝑆𝑂2 𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐼


IV =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000 𝑚𝐿/𝐿
(15,480 − 12,728) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
(2,752) × 0,1015 × 12,69
IV =
2,38
IV = 0,33

LC.3
LAMPIRAN D NILAI IODINE VALUE FROM GAS
CHROMATOGRAPHY

1. Salah satu nilai Fatty Acid Composition (FAC) from Gas Chromatography
(GC)
Tabel D1. Nilai FAC from GC untuk material RPS dan HRPS

FAC, GC (%) RPS (IV 35) HRPS (IV 0,30)


C12H24O2 0,16 0,18
C14H28O2 1.29 1.311
C16H32O2 58,18 58,08
C18H36O2 5,73 39,67
C18H34O2 27,51 0,06
C18H32O2 6,16 0,00
C18H30O2 0,14 0,00
C20H40O2 0,37 0,45
Others 0,83 0,30
Sumber: PT. XYZ, 2022

2. Salah satu nilai Fatty Acid Composition (FAC) from Gas Chromatography
(GC) pada layar desktop.
Nilai FAC material RPS dan HRPS from GC pada layar desktop dapat
dilihat pada Gambar LD-1

(a) RPS (b) HRPS

Gambar LD-1 Nilai FAC Material RPS dan HRPS from GC


Pada Layar Desktop

LD.1
Gambar FAC material RPS dan HRPS from GC pada layar desktop dapat dilihat
pada Gambar LD-2

(a) RPS

(b) HRPS

Gambar LD-2 Gambar FAC Material RPS dan HRPS From GC


Pada Layar Desktop

LD-2
LAMPIRAN E DOKUMENTASI

Gambar LE.1 Foto Bersama Bapak Agus Slamet Riyadi,M.Si


(Manager Laboratorium Central Oleochemical) dan analis.

LE-1

Anda mungkin juga menyukai