RAYGOR
KETERAMPILAN BAHASA RESEPTIF
DOSEN PENGAMPU : IKA FEBRIANA S.Pd, M.Pd
Disusun oleh:
Irma Yanti Sitorus : NIM. 2231111059
Kevin Pardede : NIM. 2231111055
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “MENGUKUR KETERBACAAN BUKU
TEKS DENGAN FOMULA FRY RAYGOR”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
keolompok pada mata kuliah Keterampilan Bahasa Reseptif. Kami berharap makalah ini
dapat menjadi referensi bagi para pelajar dan pembaca sekalian.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterbacaan
B. Pengertian Grafik Raygor
C. Rumus dan pengaplikasian Grafik Raygor
D. Manfaat Grafik Raygor
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
setiap pelajar mulai jenjang sekolah dasar, menengah sampai dengan perguruan
tinggi. Teks atau wacana yang dibaca harus sesuai dengan tingkat pemahaman peserta
didik. Untuk mengukur sesuai tidaknya suatu teks ada sebuah alat atau formula yang
dapat digunakan, yaitu formula keterbacaan. Dengan menggunakan alat ini, seorang
guru dapat melihat apakah teks yang akan diberikan itu sesuai atau tidak.
Keterbacaan memiliki pengertian yang dapat dibaca dan dipahami. Artinya, sebuah
teks atau wacana yang diberikan ita itu tidak hanya bisa dibaca saja, tetapi juga
mampu dipahami dengan baik oleh pembaca, Sehingga apa yang tercantum dalam
teks atau wacana dapat dimengerti dan diingat oleh pembaca. Ada beberapa jenis
formula keterbacaan, diantaranya grafik fry, grafik raygor, dan teks rumpang. Dari
ketiga cara tersebut hanya grafik raygor yang akan dibahas dalam makalah ini.
Grafik raygor merupakan alat untuk mengukur tingkat kesukaran dari teks yang
dibaca. Cara pengukurannya dilihat dari seberapa banyak kalimat dan kata yang sulit,
yaitu kata yang terdiri dari enam atau lebih huruf dalam bacaan. Grafik raygor ini
banyak mengukur bacaan .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tingkat keterbacaan dari grafik raygor yang telah diaplikasikan bahwasanya
diketahui tingkat keterbacaan nya sangat rendah. Tidak ada satu pun teks yang memiliki
tingkat keterbacaan yang sesuai dengan jenjang kognisi siswa kelas IV SD Berdasarkan
analisis banyak ditemukan teks yang memiliki kalimat yang panjang dan kompleks,diksi yang
digunakankurang tepat sehingga kurang dipahami.Makadariny keterbacaan yang tidak sesuai
dengan jenjang kognisi siswa. Dari penelitian yang dilakukan oleh Rahma tersebut dapat
diambil simpulan bahwa kesesuaian tingkat keterbacaan teks pada buku model Bahasa
Indonesia tematik SD kelas IV Kurikulum 2013 sangat rendah.
D. Manfaat Grafik Raygor
Mengukur keterbacaan menggunakan formula grafik raygor memiliki beberapa manfaat,
sebagai berikut.
1. Untuk melihat tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu bacaan tertentu. Jadi untuk
melihat tingkat keterbacaannya, apakah bacaan tersebut mudah dipahami atau tidak. Dengan
grafik raygor kita dapat melihat tingkat keterbacaan suatu bacaan.
2. Untuk memperkirakan tingkat kesulitan wacana. Memperkirakan bahan ajar yang tepat
atau cocok, serta memperkirakan tingkat kesulitan dalam suatu bacaan agar bahan ajar yang
disampaikan mudah dipahami. Secara umum grafik raygor mempunyai mangfaat bagi
pembelajaran yaitu untuk mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kemudahan dalam sebuah
bacaan, Dengan adanya pertimbangan tersebut maka guru atau pengajar bisa menentukan
tingkat kesulitan wacana, sehingga dapat menentukan bahan bacaan yang cocok untuk
digunakan sebagai bahan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keterbacaan adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
pembaca terhadap bahan bacaan serta mengukur tingkat kesukaran dari bacaan tersebut.
Dengan begitu, akan terlihat apakah bahan bacaan atau teks itu sesuai atau tidak dengan
jenjang pendidikan, baik sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Untuk
mengukur keterbacaan ini, digunakan beberapa formula yang disebut dengan formula grafik
raygor. Grafik raygor sendiri merupakan alat yang mengukur tingkat kesukaran dari bahan
bacaan denga memfokuskan menelaah kata-kata sulit yang terdiri dari enam atau lebih huruf
dalam satu kata. Kata-kata yang diukur juga biasanya kata-kata dari bahasa asing, misalnya
bahasa inggris, latin, dan lain sebagainya.
Untuk mengukur keterbacaan menggunakan grafik raygor ada beberapa rumus, yaitu
memilih 100 kata pilihan dari bahan bacaan. Kata-kata tersebut diambil dari awal, tengah,
dan akhir, dengan catatan bahan bacaannya panjang. Kemudian menghitung jumlah kalimat
disetiap bagian yang ada di dalam bacaan. Bila terdapat kalimat yang belum selesai atau baru
setengah, hitung dengan hitungan 0,5. Selanjytnya, perlu diperhatikan bahwa setiap kata
terdiri dari enam huruf atau lebih. Yang terakhir, tentukan titik pada grafik raygor.
B. Saran
Makalah ini belumlah mendekati sempurna, karena masih terdapat banyak kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh Karena itu, kami mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun baik dari pembaca maupun pihak-pihak yang terkait.
Sehingga, penulis dapat menjadikannya sebagai motivasi guna perbaikan dalam proses
belajar kami selanjutnya. Kami juga berharap agar setiap isi dari makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, R. (2016). Keterbacaan Dalam Teks Pada Buku Model Bahasa Indonesia Tematik
SD Kelas Tinggi Kurikulum 2013. FPBS Universitas Pendidikan Indonesia [Online]. Vol 2
(1) 39 halaman. Tersedia rositarahma@upi.edu. Diakses pada 19 Maret 20211.
Fadilah, Rohana dan Maria Mintowati. 2015. Buku Teks Bahasa Indonesia SMP dan SMA
kurikulum 2013 Terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Jurnal Pena
Indonesia (JPI). [Online] Vol 1 (1). 36 halaman. Tersedia di http://Journal.unesa.ac.id
/index.php/jpi ISSN:22477-5150/35. Diakses pada [7 Maret 20211.
Mousir, K. 2014. Pengertian Keterbacaan dan Teknik Mengukurnya. [Online]. Tersedia:
http://www.guruberbahasa.com/2016/05/pengertian-keterbacaan-dan-cara.html? m-1. Diakses
pada [ 6 Maret 20211.