Anda di halaman 1dari 24

Vera Krisnawati

Bahan Ajar Membaca dalam Gamitan


Pendidikan Karakter
Mengenal Makna Bahan Ajar

o Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas.

2
Memilih Bahan Ajar Membaca Berbasis Karakter

o Pemilihan bahan ajar menurut Depdiknas:

Relevansi

Konsistensi

Kecukupan

3
Relevansi, yaitu materi pembelajaran hendaknya
memiliki keterikatan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar.

o Kecukupan, yaitu materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar

yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh

o Konsistensi, yaitu adanya keajegan antara terlalu banyak.

bahan ajar dengan kompetensi dasar yang


harus dikuasai siswa.

4
Isi bahan ajar

Pemilihan bahan ajar Alat-alat pemahaman yang


menurut Abidin terkandung dalam bacaan
(2016)

Keterbacaan wacana

5
1

o Kriteria ini digunakan agar guru yakin bahwa bahan ajar yang
Isi Bahan Ajar dipilih sejalan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang dan
sesuai dengan karakteristik siswa. Tentu saja aspek moral, tata
nilai, dan unsur pendidikan menjadi dasar utama untuk menilai
kesesuaian wacana yang dipilih.

6
o Bahan ajar yang dipilih adalah:

o Bahan ajar yang sesuai dengan tujuan membaca yang akan guru ajarkan.

o Bahan ajar yang dekat dengan siswa sehingga siswa telah memiliki skemata tentang isi bahan ajar tersebut.

o Bahan ajar harus terukur tingkat kesulitannya.

7
2
o Alat pembelajaran yang dimaksud adalah ilustrasi, garis besar
bab dan ringkasan bab, adanya pertanyaan-pertanyaan yang
Alat-Alat Pemahaman yang
dapat menjadi pemandu bagi siswa dalam memahami bacaan,
Terkandung dalam Bacaan
penebalan konsep-konsep penting, penjelasan kata-kata teknis,
adanya glosari, indeks, daftar isi, grafik, tabel, gambar, dan
informasi visual lainnya.

8
3
o Terkadang guru menemukan kasus siswa sangat kesulitan

memahami bacaan. Ketika hal tersebut terjadi, guru tidak boleh


Tingkat Keterbacaan Wacana
langsung mengambil keputusan bahwa siswa memiliki

kemampuan membaca yang rendah. Langkah bijak yang harus

dilakukan adalah menentukan tingkat keterbacaan wacana

tersebut.

9
Mengukur Keterbacaan Wacana sebagai Bahan Ajar Membaca

o Keterbacaan merupakan pengukuran tingkat kesulitan sebuah buku atau wacana secara objektif.

o Faktor utama yang berpengaruh terhadap keterbacaan adalah panjang kalimat dan kesulitan kata.

o Pada umumnya semakin panjang kalimat akan semakin panjang kata, semakin sukarlah bahan bacaan yang meliputinya.
Sebaliknya, jika kalimat-kalimat dan kata-kata sebuah wacana pendek-pendek, wacana tersebut merupakan bacaan yang
mudah.

10
Formula Keterbacaan

SMOG Grafik Fry

Grafik Raygor

11
1 o Grafik Fry terdiri atas dua bagian:

o Bagian atas grafik terdapat deret angka-angka yang

Formula Keterbacaan Fry: Grafik Fry menunjukkan data jumlah suku kata perseratus perkataan,

jumlah suku kata dari wacana sampel yang dijadikan

sampel pengukuran keterbacaan wacana.

o Bagian samping kiri grafik terdapat deret angka yang

menunjukkan data rata-rata jumlah kalimat perseratus

perkataan.

4/6/2022
12
Langkah-Langkah Penggunaan Grafik Fry

1. Pilihlah seratus kata dari wacana yang akan diukur 2. Hitunglah jumlah kalimat yang terdapat dalam keseratus kata terpilih
keterbacaannya. tersebut.

o Jika dalam wacana tersebut terdapat nama, deret angka, dan o Jika kalimat akhir tidak tepat pada titik, penghitungannya
singkatan, ketiganya dihitung satu kata. Kata ulang juag adalah jumlah kalimat lengkap ditambah jumlah kata pada
dianggap satu kata. Kata dalam judul bab atau subbab tidak kalimat terakhir yang masuk pada kata keseratus dibagi jumlah
boleh dihitung. keseluruhan kata kalimat terakhir.

o Misal: Tono; SIM; 2021, masing-masing dihitung satu kata. o Misal: dari keseratus kata yang telah dipilih ada 7 kalimat
lengkap dan pada kalimat terakhir kata yang masuk keseratus
ada 8 kata, sedangkan jumlah kata dalam kalimat itu
seluruhnya 16 kata. Jadi, jumlah kalimatnya adalah 7+8/16= 7,5
kalimat.
13
3. Hitunglah jumlah suku kata dari keseratus kata yang telah dipilih. 4. Plotkan hasil perhitungan di atas ke dalam Grafik Fry.

o Kata yang berupa deret angka dan singkatan dianggap masing- o Pembacaan hasil akhit merupakan pertemuan antara garis
diagonal dan vertical yang dihasilkan dari jumlah suku kata
masing huruf/angkanya satu suku kata. Alasannya adalah
dan jumlah kalimat. Jika hasilnya terletak pada satu kolom
jumlah suku kata bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
tertentu, itulah tingkat kesulitan wacana tersebut.
berbeda. Jumlah suku kata yang telah dihitung tersebut lalu

dikalikan 0,6.

o Misal: jumlah suku kata keseratus kata terpilih adalah 250

suku kata, maka jumlah suku kata yang sebenarnya adalah

250x0,6=150 suku kata.

14
5. Guna menghindari kesalahan, tentukanlah hasil akhir
pengukuran dengan mencantum satu kelas di bawah dan satu
kelas di atas.

o Misal: pertemuan garis terletak pada kelas 12, wacana


tersebut dianggap cocok dibaca siswa kelas 11, 12, dan
13. jika pertemuan garis tersebut jatuh pada daerah
yang diarsir, wacana tersebut dikategorikan wacana
yang tidak valid.

15
Langkah-langkah di atas dilakukan pada sebuah wacana. Jika yang akan diukur adalah buku, pengukuran harus dilakukan pada tiga
bagian buku (awal, tengah, dan akhir). Perhitungan kalimat akhirnya adalah jumlah rata-rata kalimat pada wacana awal, tengah,
dan akhir. Demikian pula suku kata yang digunakannya adalah rata-rata jumlah suku kata dari wacana awal, tengah, dan akhir.
Ingat! Jumlah suku kata pada masing-masung wacana harus sudah merupakan hasil penyesuaian dengan dikalikan 0,6.

16
2

Formula Keterbacaan Raygor: Grafik Raygor


o Grafik Raygor menggunakan alat ukur jumlah kalimat dan jumlah
kata sulit, kata yang terdiri atas enam kata atau lebih yang
terdapat dalam wacana.

17
Langkah-Langkah Penggunaan Grafik Raygor
1. Pilihlah seratus kata dari wacana yang akan diukur 2. Hitunglah jumlah kalimat yang terdapat dalam keseratus kata terpilih
keterbacaannya. tersebut.

o Jika dalam wacana tersebut terdapat singkatan, singkatan o Jika kalimat akhir tidak tepat pada titik, maka penghitungannya
tersebut dihitung satu kata. Kata ulang juga dianggap satu adalah jumlah kalimat lengkap ditambah jumlah kata pada
kata. Deret angka dan judul bab atau subbab tidak dihitung. kalimat terakhir yang masuk pada kata keseratus dibagi jumlah
keseluruhan kata kalimat terakhir.

o Misal: dari keseratus kata yang telah dipilih ada 8 kalimat


lengkap dan pada kalimat terakhir kata yang masuk keseratus
kata ada 10 kata, sedangkan jumlah kata kalimat itu seluruhnya
adalah 20 kata, maka jumlah kalimatnya adalah 8+10/20=8.5
kalimat.
18
3. Hitunglah kata sulit dari keseratus kata yang telah dipilih. Kata 4. Plotkan hasil perhitungan di atas ke dalam Grafik Raygor
sulit adalah kata yang memiliki 6 huruf atau lebih. • Pembacaan hasil akhir merupakan pertemuan antara garis
diagonal dan vertical yang dihasilkan dari jumlah suku kata dan
jumlah kalimat. Jika hasilnya terletak pada satu kolom tertentu,
itulah tingkat kesulitan wacana tersebut. Guna menghindari
kesalahan, tentukanlah hasil akhir pengukuran dengan
mencantum satu kelas di bawah dan satu kelas di atas.

• Misal: pertemuan garis terletak pada kelas 5, wacana tersebut


cocok dibaca siswa kelas 4, 5, dan 6. jika pertemuan garis
tersebut jatuh pada daerah yang diarsir, wacana tersebut
dikategorikan wacana yang tidak valid.
19
Grafik Raygor

20
3

Formula SMOG
o Formula SMOG lebih sederhana karena tidak menggunakan grafik
dan hanya mempertimbangkan jumlah kalimat dan kata-kata sulit.

21
Langkah-Langkah Penggunaan Formula SMOG
2. Bacalah ketiga puluh kalimat tersebut lalu hitunglah setiap kata yang
1. Pilihlah 30 kalimat dari wacana yang akan diukur. memiliki tiga atau lebih suku kata.
o 30 kalimat tersebut diambil dari 10 kalimat di awal o Kata yang sama tetap dihitung. Ingatlah bahwa kata-kata
wacana, 10 kalimat di tengah wacana, dan 10 kalimat tersebut tidak perlu secara khusus dipecah menjadi suku kata,
di akhir wacana. tetapi cukup secara sederhana Anda beri ceklis di atas kata
yang terdiri atas tiga atau lebih suku kata.

o Misal: jumlah suku kata bersuku kata tiga atau lebih yang Anda
temukan adalah awal wacana: 21 kata; tengah wacana: 22 kata;
dan akhir wacana: 8 kata. Jumlah kata yang bersuku kata 3
atau lebih adalah 51 kata.

22
3. Perkirakan akar kuadrat dari jumlah kata yang memiliki tiga suku kata atau lebih.

o Jika jumlah tersebut tidak memiliki hasil akar kuadrat yang tepat, ambillah kar kuadrat yang paling dekat.

o Misal: jumlah kata yang memiliki tiga atau lebih suku kata adalah 51, akar kuadrat utuh yang terdekat adalah 49 (7x7)

o Jika jumlah kata yang mengandung tiga atau lebih suku kata terletak di tengah dua akar kuadrat utuh, sebaiknya pilih akar kuadrat yang
berada di bawahnya.

o Misal: jumlah katanya 72, pilihlah akar kuadrat 64 (8x8) bukan 81 (9x9)

23
4. Tambahkan 3 pada akar kuadrat dari jumlah kata yang bersuku kata tiga atau lebih.

o Misal: dalam wacana ditemukan 51 kata yang bersuku kata tiga atau lebih, akar kuadrat perkiraannya adalah 7 sehingga pada
perhitungan akhirnya adalah 7+3=10. Angka akhir inilah yang menunjukkan tingkat kesulitan wacana, yakni wacana tersebut tepat
digunakan oleh siswa kelas 10. jika jumlah katanya 72, akar kuadrat yang dipilih adalah 8 sehingga tingkat kesulitan wacana tersebut
adalah 8+3=11. Dengan demikian, wacana tersebut cocok digunakan untuk siswa kelas 11.

24

Anda mungkin juga menyukai