___
Kata sulit
1. Ulu hati
2. Epigastrium
Pertanyaan
1. Mengapa bisa terjadi nyeri pada ulu hati? Yang disertai dengan rasa panas, mual,
muntah, dan asam di mulut?
● Sindrom, rasa tidak nyama di abdomen bagian atas
● Bisa menimbulkan gejala seperti nyeri epigastrium, rasa terbakar, rasa penuh
setelah makan, cepat kenyang, kembung, mual, muntah, sendawa
● Dispepsia organik => kelainan organ
● Dispepsia fungsional, kriteria (Rome IV)
○ Keluhan dispepsia kumat2an atau persisten >3 bulan pada 6 bulan
terakhir
○ Tidak ditemukan kelainan organik pada px endoksopi
○ Tidak ada tanda bahwa dispepsia membaik dengan defekasi
● Dispepsia fungsional, dibagi jadi 2 sub grup:
○ Epigastric pain syndrome (EPS), keluhan dominan adalah nyeri atau
panas di epigastrium
○ Postprandial distress syndrom (PDS), keluhan kembung, rasa penuh,
cepat kenyang, mual, dll
● Patofisiologi
○ Gangguan pengosongan lambung
■ Delayed gstric emptying → retensi makanan di gaster
■ Normalnya, dalam jam ke 4 (0-10%)
○ Gangguan akomodasi gaster (gastroparesis)
■ Makanan atau minuman didorong ke antrum → distensi antrum →
keluhan cepat kenyang atau rasa penuh
○ Gangguan aksis usus-otak dah hormon gastrointestinal (salah satunya
hormon grehlin)
○ Infeksi H. pylori
○ Sekresi asam lambung
2. Mengapa ketika posisi berbaring terlentang dan malam hari pasien merasa keluhan
lebih berat?
○ Berbaring → asama lambung mudah naik
○ Malam hari → penurunan produksi air liur (bikarbonat)
3. Mengapa perlu di cek warna BAB pasien?
- Perlu diperiksa karena feses bisa menjadi penanda untuk mengenali kondisi
pencernaan kita
- Feses hitam disebut MELENA
- Disebabkan karena adanya perdarahan oleh inflamasi di upper GI
- Seperti gastritis oleh H.pylori, GERD
- HEMATOCHEZIA adalah pembandingnya, Feses menjadi warna merah yang
menandakan perdarahan dari lower GI
4. Apa hubungan keluhan pasien dengan kebiasaan minum kopi, pola makan tidak teratur,
dan tidur setelah makan?
○ Ghrelin → stimulus rasa lapar, motilitas lambung, regulasi sekresi asam lambung
○ Kopi → kafein melemahkan LES, meningkatkan HCl,
○ Tidur → gravitasi dan refluks, ++ produksi asam lambung
5. Apakah terdapat hubungan antara tekanan pekerjaan dan keadaan stress pasien dengan
keluhannya?
6. Apakah ada hubungan antara kondisi obesitas pasien (IMT 29,6) dengan keluhan
pasien?
- ++ produksi asam lambung
- Peningkatan cadangan lemak
- Ghrelin insulin
7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan pasien?
LO
9 region
Pendekatan diagnostik
Etiologi, FR
● Gastritis: proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain
● Sebagian besar disebabkan oleh Helicobacter pylori
● NSAID’s, alkohol, trauma, iskemia
Patofisiologi
●
● H. pylori => menginduksi IL-8 → inflamasi
Penegakan diagnosis
● Anamnesis
○ nyeri perut epigastric, burning sensation
○ Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dnegan makan, mual, muntah,
kembung
● Px fisik
○ Nyeri tekan epigastrium
○ Peningkatan bising usus
○ Bisa ditemukan perdarahan saluran cerna apabila sudah berat => hematemesis
dan melena
○ Pada kasus gastritis kronis, konjungtiva anemis
● Px penunjang (pada kasus kronik)
○ Darah lengkap → anemia
○ Antigen pada feses
○ Ureabreath test → identifikasi H. pylori
■ Enzim urease pada H. pylori memecah urea → amonia dan CO2
○ Endoskopi
Tatalaksana
● H2 bloker 2x/hari => menghambat sel di dinding lambung untuk produksi asam lambung
● Ranitidin 150 mg
● Famotidin 20 mg
● Simetidin 400-800 mg
● PPI 2x/hari ⇒ menghambat enzim di lambung, sehingga produksi asam lambung berkurang
○ Omeprazol 20 mg
○ lansoprazol
● Antasida 3x500-1000/hari
Komplikasi
● Ulkus peptikum
● Anemia
● Perforasi lambung
● Perdarahan saluran cerna bagian atas
Prognosis
Umumnya baik, tapi dapat berulang bila pola hidup tidak berubah
Rujuk
Etiologi, FR
● Ulkus Peptikum : gangguan integritas mukosa pada lambung atau duodenum yang
menyebabkan defek atau ekskavasi karena inflamasi, ulkus berarti luka yang memiliki
panjanng dan kedalaman >5mm
● Terdiri dari dua hal: Gastric Ulcer (GU), dan/atau Duodenal ulcer (DU)
● NSAIDs, H. pylori, alkohol, trauma, iskemia
Patofisiologi
- H. pylori tinggal di mukus
- Apabila lingkungan tidak cukup asam, dia bisa dormant => sulit di basmi
- Pake obat2an yang merangsang asam lambung
Manifestasi klinis
Penegakan diagnosis
- Px fisik
- CBC → anemia, dehidrasi
- Endoskopi
-
- Kapan dilakukan endoskopi
- Disphagia
- Muntah berulang
- Anemia
- Weight loss >10%
- GI tract bleeding
- <45 tahun dengan simptoms
Tata laksana