Anda di halaman 1dari 4

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Nama : Susan Mersha Silvia (20.25.70)


Mata Kuliah : Teologi Feminis
Dosen Pengampu : Pdt. Lia Apriliani, M.Th
Kelas :A

TANGGAPAN TERHADAP ARTIKEL


“Lebih dari 50% karyawan perempuan mengalami pelecehan seksual di kantor"
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/08/160810_majalah_survei_pelecehan
_seksual
1.1. Tanggapan Mengenai Artikel
Banyaknya pelecehan seksual di tempat kerja menunjukkan sebuah budaya di
mana kekerasan berbasis gender telah dianggap sebagai suatu hal yang normal.
Ketidaksetaraan gender di tempat kerja memberitahukan untuk kita bahwa hal
tersebut memang ada dan nyata yang terjadi di masyarakat. Ketika melihat kasus
mengenai buruh perempuan yang mengalami diskriminasi gender di lingkungan
kerja. Dapat kita ketahui bahwa masih banyak perempuan yang mengalami masalah
kekerasan berbasis gender di lingkungan tempat ia bekerja. Pelecehan seksual
menjadi kekerasan berbasis gender yang sering ditemukan di berbagai lingkungan
kita, tidak terkecuali bagi perempuaan yang bekerja di ruang publik.
Jika melihat aliran feminisme liberal, yang menekankan hak-hak sipil serta
memandang hak kaum perepuan untuk secara bebas mengambil keputusan mengenai
kesehatan seksual dan reproduktif mereka sebagai hak privasi. Seringkali banyak
kaum perempuan yang sedang bekerja, apalagi jika mereka sebagai tulang punggung
keluarga mengakibatkan mereka tidak dapat menolak ajakan dari atasan atau bosnya.
Pastinya mereka berpikiran bahwa jika mereka menolak, pekerjaaan yang mereka
dapatkan dengan susah payah menjadi sia-sia, mereka tentu saja merasakan malu saat
melaporkan kejadian yang mereka alami, sehingga hal tersebut membuat kaum
perempuan yang mengalaminya mau tidak mau harus menyetujui ajakan dari
atasannya dan juga hal ini membuat kaum perempuan tidak dapat mengutarakan

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pendapatnya untuk menolak dan mencegah hal tersebut. Jika kita melihat peristiwa
tersebut sangat memprihatinkan dan sangat menyedihkan bagi kaum perempuan yang
mengalaminya, karena pada akhirnya ketidaksetaraan ini merusak kapasitas
perempuan untuk mengajukan keluhan, hak pilihan mereka dan membuat rasa tidak
aman. Tidak hanya dari atasan ataupun dari bosnya, kaum perempuan juga
mendapatkan pelecehan seksual dari rekan sesamanya seperti memberikan komentar-
komentar yang bernada seksual dan kasar terhadap korban, sehingga hal tersebut
sangat mungkin memiliki dampak besar bagi kehidupan kaum perempuan yang
mengalaminya. Padahal jika kita melihat sekarang ini, seharusnya kaum perempuan
harus diberikan kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki dan tidak seharusnya
mendapatkan pelecehan seksual yang sangat menganggu, karena apa salahnya
menjadi perempuan dan apakah wajar jika kaum perempuan yang harus
mengalaminya, hal ini sebenarnya sangat diperlukan kesadaran dari berbagai pihak
seperti kesadaran dari pelaku dan orang-orang sekitar dimana kaum perempuan ini
bekerja untuk mencegah dan juga menghentikan tindakan pelecehan seksual ini
terjadi.
1.2. Refleksi Teologis
Sangat memprihatinkan jika melihat masih banyaknya kasus yang terjadi di
masyarakat saat ini mengenai pelecehan seksual yang dialami oleh perempuan di
tempat ia bekerja, fakta tersebut mengatakan bahwa peristiwa tersebut membuat
posisi perempuan di ruang publik menjadi tidak aman. Di dalam Matius 5:28
dituliskan bahwa, “...Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Dalam hal ini, yang
ingin dikatakan bukanlah pikiran yang mendadak muncul ke dalam pemikiran
seseorang, yang dimaksudkan disini ialah pikiran atau keinginan yang tidak senonoh
yang disetujui oleh adanya kehendak seseorang tersebut dan dilakukan saat itu juga.
Dalam Filipi 4:7, dikatakan bahwa “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Dalam hal ini,
firman Allah sudah menjelaskan kepada kita bahwa, bagaimana seharusnya kita dapat
menjaga pikiran dan hati kita agar tidak berpikiran dan menimbulkan hal yang

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

bersifat jahat. Iblis akan selalu melihat celah untuk memasuki pikiran kita dan
membuat kita dapat kehilangan kendali akan mana tindakan yang benar. Dan bagi
korban yang mengalaminya, kita ataupun orang-orang sekitar seperti rekan kerjanya,
harus lebih memperhatikan dan mendukung mereka. Firman Allah sering berbicara
mengenai bagaimana seharusnya perlakuan kita kepada seseorang yang
membutuhkan bantuan kita apalagi seseorang yang membutuhkan bantuan kita
tersebut merupakan korban yang mengalami situasi yang bisa dikatakan sangat tidak
baik. Memberikan dukungan kepada mereka, akan memberikan mereka semangat
untuk melupakan kejadian yang pernah mereka alami dan dapat memberikan rasa
aman kepada mereka.

1.3. Rekomendasi Aksi

1.2.1. Langkah pertama yang sangat penting ialah adanya pengakuan dari perusahaan
ataupun dari tempat kerja seorang perempuan ini, bahwa di tempat tersebut adanya
masalah mengenai pelecehan seksual yang telah terjadi. Meskipun, terkadang mereka
yang mengalami pelecehan seksual ini tidak yakin bahwa tempat dimana mereka
bekerja dapat mengatasi permasalah yang mereka hadapi, karena banyak yang
berpendapat bahwa permasalahan yang dirasakan oleh perempuan ini dianggap
sebagai reaksi yang berlebihan. Tetapi tidak salah, mungkin saja ada kesadaran yang
berasal dari yang lebih berwewenang di tempat kerja tersebut untuk mengatasi
dengan mengakui adanya masalah mengenai pelecehan seksual, sehingga pelaku
mendapatkan kesadaran atau teguran dan tidak melakukan perlakuan yang
menyimpang lagi terhadap korban dan kepada perempuan yang lain.
1.3.2. Kedua, menerapkan kebijakan dan sanksi yang akan didapatkan oleh pelaku
jika melakukan perilaku yang menyimpang tersebut. Perusahaan atau tempat kerja
perempuan ini, harus tegas dalam memberikan kebijakan tersebut, jika melanggar hal
tersebut akan mendapatkan tindakan disiplin dan sangat mungkin akan terjadi
pemecatan kepada pelaku tersebut.
1.3.3. Ketiga, perusahaan atau tempat kerja dapat menerapkan adanya tempat yang
khusus untuk memberikan aduan mengenai pelecehan seksual yang mereka alami.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Sehingga bagi siapapun yang mengalami pelecehan seksual ini dapat


memberitahukan apa yang mereka alami, tanpa adanya pemikiran bahwa mereka akan
merasakan malu. Tempat ini harus khusus dan orang yang bertanggungjawab untuk
berada di ruangan tersebut memang harus memberikan kenyamanan bagi korban yang
mengalaminya untuk bercerita hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai