PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang yang memasuki dunia kerja pastinya mendambakan lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan memberikan kebebasan dalam bereksplorasi dan berkreasi. Dengan
lingkungan kerja yang nyaman, maka karyawan pun akan merasa lebih nyaman dan betah
dalam bekerja. Selain itu, karyawan juga akan menjadi semangat dan penuh ide jika bekerja
di lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung.
Kenyamanan bekerja sangat berpengaruh dalam mewujudkan hubungan kerjasama tim
yang kondusif. Salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk mewujudkan kenyamanan
dalam bekerja adalah kondisi lingkungan kerja yang terbebas dari perundungan, kekerasan
seksual dan intoleransi di tempat kerja.
Namun, tidak bisa dipungkiri di dalam dunia kerja masih sering kita jumpai
perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi yang terjadi antar karyawan maupun antara
atasan dan bawahan. Hal-hal di atas bisa menyebabkan atmosfer kerja yang tidak nyaman
yang bisa mempengaruhi hasil kinerja dan performa baik individu maupun instansi tersebut.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka ada beberapa permasalahan yang
dihadapi, antara lain :
1. Pengaruh perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi terhadap hasil kinerja.
2. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya perundungan, kekerasan
dan intoleransi di lingkungan kerja
3. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perundungan, kekerasan seksual dan
intoleransi di perguruan tinggi, khususnya UPT. Perpustakaan Universitas Tanjungpura.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi di
lingkungan kerja khususnya di UPT. Perpustakaan Universitas Tanjungpura.
BAB II
PEMBAHASAN
Namun pada kenyataannya, masih sering kita dengar baik secara langsung maupun dari
media, telah terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap karyawan yang dilakukan oleh
karyawan lain maupun dari atasan. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan
Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada 2022 menunjukkan, terdapat 103 korban
melaporkan kasus kekerasan di tempat kerja. Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan
dengan kenyataan yang terjadi.
Beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya pelaporan kekerasan di tempat kerja antara lain
karena adanya rasa takut, rasa malu, tidak tahu harus mengadu ke mana dan ketergantungan
terhadap pendapatan yang berasal dari tempat kerja tersebut.
Perundungan adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti secara fisik
verbal, psikologis oleh seseorang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak
berdaya. Perundungan yang terjadi di lingkungan kerja disebut dengan workplace Bullying.
Salah satu ciri khas perundungan adalah adanya ketidakseimbangan kekuatan yang
dimiliki antara pelaku dan korban perundungan.. Bullying di tempat kerja memiliki banyak
bentuk. Kadang-kadang terdiri dari taktik manipulasi dan pelecehan tidak langsung, seperti
bergosip, penolakan sosial, dan pengucilan sosial (misalnya, tidak diundang ke acara kerja).
Dalam persepsi korban perundungan, tindakan kekerasan yang dialaminya akan terus
berulang dan secara impulsif memikirkan kapan pelaku akan berhenti melakukan perundungan.
Hal ini berakibat pada tekanan mental maupun psikis. Karyawan yang menjadi korban
perundungan juga biasanya tidak dapat bekerja sebaik mungkin karena mengalami masalah
seperti sulit membuat keputusan, tidak mampu berkonsentrasi, hilangnya harga diri,munculnya
demotivasi kerja serta produktivitas menurun.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya perundungan di
lingkungan kerja :
1. Tetap tenang.
Pelaku perundungan seringkali ingin memancing reaksi. Mereka akan senang bila korban
menunjukkan rasa kesal atau terluka karena tindakan intimidatif mereka. Itu sebabnya, ada
baiknya untuk tetap tenang terutama jika menghadapi intimidasi tersebut. Meski sulit
dilakukan, tapi penting untuk tidak menanggapi tindakan perundungan terlalu ke hati.
Latihlah untuk memiliki batasan emosional yang sehat yang membuat kamu tidak bereaksi
dan merasa buruk terhadap diri sendiri ketika mengalami tindakan perundungan di tempat
kerja.
2. Atasi masalah secara langsung.
Ketika berhadapan dengan tindakan intimidasi di tempat kerja, cobalah untuk langsung
angkat bicara dan tegaskan pendapat kamu saat berkomunikasi dengan pelaku. Mintalah
kepada pelaku perundungan agar tidak melakukan hal intimidasi tersebut dan ajaklah pelaku
untuk membahasnya secara baik-baik.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, maka sebisa mungkin
dilakukan pencegahan agar tidak terjadi perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi di
tempat kerja. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan adalah :
1. Penguatan agensi.
Semua unsur internal tempat kerja tersebut dilibatkan dalam mencegah terjadinya
perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi.
2. Meningkatkan akses dan layanan perlindungan karyawan khususnya karyawan perempuan.
3. Menguatkan kerangka hukum, kebijakan dan peraturan.
4. Menguatkan koordinasi dan sinergi lintas lembaga dan daerah hingga aparat pemerintah.
Perguruan tinggi sebagai tempat kerja dan sebagai satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi wajib memberikan perlindungan diri pribadi, kehormatan, martabat dan hak
atas rasa aman bagi sivitas akademik dan tenaga kependidikan dari ancaman praktik
perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.
1. Desiminasi program dan kebijakan anti perundungan, anti kekerasan seksual, dan anti
intoleransi.
2. Meningkatkan pemahaman anti perundungan, anti kekerasan seksual, dan anti intoleransi
melalui materi orientasi pengenalan akademik kampus, perkuliahan, seminar, diiskusi,
kampanye publik dan pelatihan
3. Meningkatkan program konsultasi dan bantuan hukum untuk seluruh sivitas akademik
4. Mempromosikan dan mengedukasi tentang kampus sehat, kemudahan dan keamanan dalam
melaporkan kasus, perlindungan bagi pelapor dan penyintas, serta tindak lanjut terhadap
laporan.
5. Pembentukan lembaga penanganan perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi di
internal UPT. Perpustakaan Universitas Tanjungpura.
Meski pada saat ini kasus perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi tidak terlihat
namun bukan berarti tidak ada. Karena kebanyakan korban yang mengalami tindak perundungan,
kekerasan seksual dan intoleransi lebih memilih diam dan tidak melapor. Oleh sebab itu penting
bagi kita untuk lebih peka dan selalu berupaya untuk mencegah terjadinya tindak perundungan,
kekerasan seksual dan intoleransi di tempat kita bekerja.
Dari berbagai upaya yang dilakukan di atas, diharapkan mampu mengatasi beberapa
permasalahan perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi yang sering dijumpai di
lingkungan kerja dan mampu membantu agar perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi
tidak lagi terjadi dimanapun itu, baik di dunia kerja maupun perguruan tinggi. Dan upaya-upaya
tersebut diharapkan dapat menjaga standar nilai dan harkat kemanusian, melindungi sivitas
akademik dan karyawan dari segala bentuk perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi serta
melaksanakan program anti perundungan, anti kekerasan seksual, dan anti intoleransi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman mampu membuat orang yang bekerja di
dalamnya bekerja dengan nyaman pula. Ketika seseorang bekerja dengan nyaman maka
hasil kinerja yang diberikan akan maksimal. Namun jika di lingkungan kerja tersebut terjadi
tindak perundungan, kekeresan seksual dan intoleransi, maka suasana tempat kerja akan
sangat tidak nyaman bahkan menakutkan. Sehingga hasil kinerja akan menurun yang
tentunya berpengaruh untuk individu tersebut maupun instansi tempat kerja tersebut, dalam
melanjutkan kelangsungan hidup.
Oleh sebab itu penting bagi instansi atau lembaga kerja tersebut melakukan upaya-
upaya pencegahan agar perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi tidak terjadi dalam
upaya menjaga standar nilai dan harkat kemanusian serta meningkatkan motivasi dan
produktivitas kerja.
B. SARAN
Dari banyaknya kasus perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi yang terjadi di
perguruan tinggi di Indonesia, perlu hendaknya pihak perguruan tinggi Universitas
Tanjungpura, khususnya UPT. Perpustakaan Universitas Tanjungpura menitikberatkan
upaya pencegahan, agar hal-hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Sehingga pelayanan yang
diberikan akan selalu memberikan kepuasan bagi mahasiswa universitas tanjungpura
maupun masyarakat umum yang berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenpppa.go.id. SIMFONI-PPA, https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan (di akses pada
24 mei 2022)
Collier, Rohan. (1998). Pelecehan Seksual. Hubungan Dominasi Mayoritas dan Minoritas.
Yogyakarta. PT Tiara wacana.
Heylawedu.id. Permendikbud No. 30 Tahun 2021: Berikut 5 Poin Yang Perlu Kamu Ketahui
Agar Stay UpToDate. 25 November 2021. https://heylawedu.id/blog/permendikbud-no-30-
tahun-2021. (diakses pada 22 Mei 2022)
Kemdikbud.go.id. Menciptakan Kampus Aman dan Nyaman Bebas dari Perundungan dan
Kekerasan Seksual. 28 november 2020.
http://www.dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/menciptakan-kampus-aman-dan-
nyaman-bebas-dari-perundungan-dan-kekerasan-seksual/ (diakses pada 24 mei 2022)