DISUSUN OLEH:
211010489
KELAS L
FAKULTAS HUKUM
2022
Tanah Negara didefinisikan oleh banyak peraturan perundang-undangan sebagai
berikut:
oleh Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah
3. Menurut pasal 1 angka 10 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Pertanahan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Tanah Negara atau tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara yang selanjutnya disebut Tanah Negara
adalah tanah yang tidak dilekati suatu hak atas tanah dan bukan merupakan
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1953 tentang
penguasaan Tanah Negara pada Menteri Dalam Negeri, maka Menteri Dalam Negeri
berhak:
pasal 4 PP 8/1953.
melebihi keperluannya;
c. tanah itu tidak dipelihara atau tidak dipergunakan sebagai mana mestinya.
Selain itu, berdasarkan pasal 3 ayat (2) PP 8/1953, di dalam hal penguasaan atas
tanah Negara sebelum tanggal 27 Januari 1953 telah diserahkan kepada sesuatu
Kementerian, Jawatan atau Daerah Swatantra, maka Menteri Dalam Negeri pun berhak
kewenangannya.
nasional dan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara dan Ketentuan-
oleh pihak–pihak yang diatur dalam PP 8/1953, diklasifikasikan dalam suatu hak atas
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1953, maka tanah-tanah Negara yang oleh
dipergunakan sendiri, oleh Menteri Agraria atau pejabat yang ditunjuk olehnya
akan diberikan kepada instansi tersebut dengan “hak pakai” yang dimaksud
diberikan dengan sesuatu hak kepada pihak ketiga, maka oleh Menteri Agraria
pengelolaan””.
Dasar penggunaan Hak Pakai dapat diketahui pula pada Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
Atas Tanah (“PP 40/1996”). Yang dapat mempunyai Hak Pakai adalah:
Indonesia
pemindahtanganan tanah yang merupakan Barang Milik Negara yang dikuasai oleh
perbuatan tersebut sebagai pengguna Barang Milik Negara. Tidak hanya Menteri
sebagai pengguna Barang Milik Negara ini saja yang melaksanakan hal tersebut, tetapi
Menteri Keuangan. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan
Milik Negara
Rakyat (“DPR”)
Milik Negara yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan DPR. Jika Hak
Pakai atas nama Kementerian tersebut tidak memiliki jangka waktu berdasar Pasal 45
ayat (1) PP 40/1996, maka hak ini tidak dapat dialihkan kecuali dicabut haknya karena
tidak lagi memenuhi syarat atau Kementerian melepaskan hak atas tanah tersebut.
Apabila kedua hal ini terjadi maka konsekuensinya tanah tersebut kembali menjadi
Tanah Negara.