Kepastian hukum yang sebenarnya adalah kepastian hukum yang dapat dengan mudah
diperoleh oleh seluruh masyarakat. Namun dalam rangka memberikan hak kepemilikan
perseorangan atau kelompok terhadap tanah negara belum ada kepastian hukum karena
kurangnya keharmonisan dalam sisi memandang hukum antara pihak pemerintah dengan
pihak masyarakat. Seperti halnya antara tanah negara dengan barang milik negara berupa
tanah terdapat dua hal yang membedakan. Dalam tanah negara dapat diajukan hak
kepemilikannya namun jika barang negara berupa tanah tidak dapat dimintakan hak
kepemilikannya. Namun, jika ada suatu instansi terkait yang memiliki mau memberikan
tanah itu, tentu baru dapat dilakukan pengajuan permohonan kepemilikan tanah negara. Inilah
mengapa belum adanya keharmonisan pengertian tanah negara dengan barang milik negara
Karena barang milik negara berupa tanah dan tanah negara mempunyai pengaturan yang
sama sekali berbeda. Hal ini dapat dilihat di dalam Putusan Kepala BPN dan PMK Keuangan.
Yang jelas-jelas menyatakan bahwa tanah negara dan barang milik negara itu berbeda.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 maupun Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (“UUPA”) tidak ada istilah tanah milik Negara, yang
ada adalah tanah yang dikuasai Negara.