Anda di halaman 1dari 3

BB03-RK17a-RII.

4
5 NOVEMBER 2023

TUGAS TUTORIAL ONLINE KE-1/❷/3


PDGK4407/PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS/3 SKS
PROGRAM STUDI S1 PGSD

NAMA : SAIDAH
NIM : 855890649
PRODI : BI PGSD 2023.2
TUGAS TUTORIAL 2 PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Skor
No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya 20
gangen) dan versi indonesia !
2 Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut 20
Renzulli!
3 Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan 15
penglihatan!
4 Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan 15
kurang waras!
5 Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli! 15

6 Sebutkan beberapa karakterisktik anak tunarungu dan 15


jelaskan!

* coret yang tidak sesuai

JAWABAN

1. a. Definisi versi Amerika


Clark (1983:6) mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.
Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari intelegensia taraf
tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi
pengindraan (physical sensing), emosi, kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan
atau seni rupa dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan intelegensia ini individu berbakat
menampilkan atau menjanjikan harapan untuk menampilkan intelegensia pada taraf tinggi. Oleh
karena kemajuan dan percepatan dan aktivitas khusus yang disediakan oleh sekolah agar
kemampuan mereka berkembang secara optimal, alih bahasa Moh. Amin (1989).
Menurut Francoya Gagne, giftedness berhubungan dengan kecakapan yang jelas berada di atas
rata-rata dalam satu atau lebih ranah (domains) bakat manusia, sedangkan talent berhubungan
dengan penampilan (performance) yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau
lebih bidang aktivitas manusia (Calengelo dan Davis, 1991:65).

b. Definisi versi Indonesia


Berdasarkan rumusan dalam lokakarya Program alternative for the gifted and talented yang
diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh
orang-orang professional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-
kemampuan luar biasa.
Beberapa implikasi, yaitu (a) bakat merupakan potensi yang memungkinkan seseorang
berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai potensi yang belum terwujud
dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam pretasi yang unggul, (c) terdapat keragaman
dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah satu bidang
kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar jangkauan pendidikan biasa.
2. Menurut Renzuli anak-anak berbakat adalah anak yang memiliki atau mampu mengembangkan
kesatuan dari sifat-sifat itu dan menerapkanya untuk bidang-bidang apa yang bermakna dari kinerja
manusia. Bisa juga dikatakan bahwa anak berbakat menurut teori Renzulli adalah anak yang mampu
mengembangkan potensinya.
Teori Renzulli juga mengemukakan bahwa identifikasi anak berbakat harus mewakili kawasan-
kawasan kemampuan intelektual umum, komitmen terhadap tugas dan kreativitas. Menurutnya kinerja
seseorang secara khusus dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dalam menyelesaikan tugasnya.
Menurut Renzulli, keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan, yang di sebut dengan
"Three-Ring Conception" yaitu:
High potential ability, atau kecerdasan diatas rata-rata atau bisa juga disebut kecerdasan tinggi.
Kemampuan ini mencakup berbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur dengan tes intellegensi,
prestasi, kemampuan mental primer dan berfikir kreatif. Diantaranya penalaran verbal, cepat
menangkap informasi, spasial gagasan yang orisinil.

3. Terdapat sejenis konsensus internasional untuk menggunakan dua jenis definisi sehubungan dengan
kehilangan penglihatan:
a) Definisi legal
(definisi berdasarkan peraturan perundang-undangan)
b) Definisi edukasional
(definisi untuk tujuan pendidikan) atau definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa
banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsiannya sehari-hari.
1. Definisi Legal
Definisi legal terutama dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan apakah seseorang
berhak memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan tertentu sebagai mana diatur oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti jenis asuransi tertentu, bebas bea
transportasi, atau untuk menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya,
dsb. Dalam definisi legal ini, ada dua aspek yang diukur:
- Ketajaman penglihatan (visual acuity) dan
- Medan pandang (visual field).
2. Definisi Edukasional/Fungsional
Dua orang yang mempunyai tingkat ketajaman penglihatan yang sama dan bidang pandang yang
sama belum tentu menunjukkan keberfungsian yang sama. Pengalaman telah menunjukkan
bahwa pengetahuan tentang ketajaman penglihatan saja tidak cukup untuk memprediksikan
bagaimana orang akan berfungsi – baik secara penglihatannya maupun pada umumnya.

4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki beberapa strategi untuk memerangi kebutaan dan
kurang waras. Berikut adalah beberapa strategi utama yang diterapkan oleh WHO:
1. Pencegahan dan pengobatan penyakit mata: WHO bekerja sama dengan negara-negara anggota
untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan mata. Mereka mendukung
program pencegahan dan pengobatan penyakit mata seperti katarak, trakoma, dan kebutaan yang
disebabkan oleh diabetes.
2. Promosi kesehatan mata: WHO berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan mata. Mereka mengedukasi masyarakat tentang praktik-praktik
yang dapat mencegah kebutaan, seperti menjaga kebersihan mata, menghindari cedera mata, dan
menjalani pemeriksaan mata secara teratur.
3. Peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan mata: WHO bekerja sama dengan negara-negara
anggota untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mata, terutama di daerah yang
terpencil atau masyarakat yang kurang mampu. Mereka mendukung pembangunan infrastruktur
kesehatan mata, pelatihan tenaga medis, dan distribusi peralatan medis yang diperlukan.
4. Pengembangan kebijakan dan regulasi: WHO membantu negara-negara anggota dalam
mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung upaya pencegahan dan pengobatan
kebutaan. Mereka juga memberikan pedoman teknis dan dukungan dalam implementasi
kebijakan tersebut.
5. Kolaborasi dan kemitraan: WHO bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk organisasi non-
pemerintah, lembaga akademik, dan sektor swasta, untuk memperkuat upaya memerangi
kebutaan dan kurang waras. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan
pengalaman untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Melalui strategi ini, WHO berupaya untuk mengurangi beban kebutaan dan kurang waras di seluruh dunia
dengan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mata, mencegah penyakit mata, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata.

5. Tunarungu adalah orang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses
informasi bahasa melalui pendengarannya, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar
dimana batas pendengaran yang dimilikinya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi
bahasa melalui pendengaran.

6. a). KAT dalam bidang akademis


1. Kecerdasan tidak secepat anak yang berpendengaran baik.
2. Pada bayi, tidak dapat mendengar suaranya dan suara orang dewasa.
3. Kesulitan berkomunikasi, sehingga memiliki kosakata yang terbatas.
4. Prestasi akademik lebih rendah, tetapi tidak pada semua mata pelajaran. Terutama pada mapel
verbal, seperti: bindo, IPA, IPS, PPKn, Matematika (dalam soal cerita) dan seni suara, tetapi
pada mapel non-verbal cenderung sama. Seperti: olahraga dan keterampilan.
b). KAT dalam aspek sosial-emosional
1. Pergaulan terbatas pada sebatas anak tunarungu-wicara.
2. Sifat egosentris melebihi anak normal.
3. Perasaan takut/kwatir terhadap lingkungan sekitar.
4. Perhatian mereka sukar dialihkan, apabila sudah menyenangi suatu benda atau suatu
pekerjaan tertentu.
5. Memiliki sifat polos.
6. Cepat marah dan mudah tersinggung.
c). KAT dalam aspek fisik dan kesehatan
1. Gerakan mata lebih cepat.
2. Gerakan tangan sangat cepat dan lincah.
3. Pernapasan pendek, krna tidak sering di latih melalui kegiatan berbicara.

Anda mungkin juga menyukai