Tugas 2 PDGK4407 ABK
Tugas 2 PDGK4407 ABK
4
5 NOVEMBER 2023
NAMA : SAIDAH
NIM : 855890649
PRODI : BI PGSD 2023.2
TUGAS TUTORIAL 2 PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Skor
No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya 20
gangen) dan versi indonesia !
2 Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut 20
Renzulli!
3 Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan 15
penglihatan!
4 Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan 15
kurang waras!
5 Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli! 15
JAWABAN
3. Terdapat sejenis konsensus internasional untuk menggunakan dua jenis definisi sehubungan dengan
kehilangan penglihatan:
a) Definisi legal
(definisi berdasarkan peraturan perundang-undangan)
b) Definisi edukasional
(definisi untuk tujuan pendidikan) atau definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa
banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsiannya sehari-hari.
1. Definisi Legal
Definisi legal terutama dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan apakah seseorang
berhak memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan tertentu sebagai mana diatur oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti jenis asuransi tertentu, bebas bea
transportasi, atau untuk menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya,
dsb. Dalam definisi legal ini, ada dua aspek yang diukur:
- Ketajaman penglihatan (visual acuity) dan
- Medan pandang (visual field).
2. Definisi Edukasional/Fungsional
Dua orang yang mempunyai tingkat ketajaman penglihatan yang sama dan bidang pandang yang
sama belum tentu menunjukkan keberfungsian yang sama. Pengalaman telah menunjukkan
bahwa pengetahuan tentang ketajaman penglihatan saja tidak cukup untuk memprediksikan
bagaimana orang akan berfungsi – baik secara penglihatannya maupun pada umumnya.
4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki beberapa strategi untuk memerangi kebutaan dan
kurang waras. Berikut adalah beberapa strategi utama yang diterapkan oleh WHO:
1. Pencegahan dan pengobatan penyakit mata: WHO bekerja sama dengan negara-negara anggota
untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan mata. Mereka mendukung
program pencegahan dan pengobatan penyakit mata seperti katarak, trakoma, dan kebutaan yang
disebabkan oleh diabetes.
2. Promosi kesehatan mata: WHO berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan mata. Mereka mengedukasi masyarakat tentang praktik-praktik
yang dapat mencegah kebutaan, seperti menjaga kebersihan mata, menghindari cedera mata, dan
menjalani pemeriksaan mata secara teratur.
3. Peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan mata: WHO bekerja sama dengan negara-negara
anggota untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mata, terutama di daerah yang
terpencil atau masyarakat yang kurang mampu. Mereka mendukung pembangunan infrastruktur
kesehatan mata, pelatihan tenaga medis, dan distribusi peralatan medis yang diperlukan.
4. Pengembangan kebijakan dan regulasi: WHO membantu negara-negara anggota dalam
mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung upaya pencegahan dan pengobatan
kebutaan. Mereka juga memberikan pedoman teknis dan dukungan dalam implementasi
kebijakan tersebut.
5. Kolaborasi dan kemitraan: WHO bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk organisasi non-
pemerintah, lembaga akademik, dan sektor swasta, untuk memperkuat upaya memerangi
kebutaan dan kurang waras. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan
pengalaman untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Melalui strategi ini, WHO berupaya untuk mengurangi beban kebutaan dan kurang waras di seluruh dunia
dengan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mata, mencegah penyakit mata, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata.
5. Tunarungu adalah orang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses
informasi bahasa melalui pendengarannya, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar
dimana batas pendengaran yang dimilikinya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi
bahasa melalui pendengaran.