Tugas 2 PDGK 4407
Tugas 2 PDGK 4407
NIM : 855770182
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4407 / Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus
Kode/Nama UPBJJ : 118/Palembang
Masa Ujian : 2023.1
Tugas :2
Skor
No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya 20
gangen) dan versi indonesia !
2 Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut 25
Renzulli!
3 Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan 15
penglihatan!
4 Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan 25
kurang waras!
5 Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli! 15
Jawaban:
1. Definisi anak berbakat versi Amerika (Francoya Gangen) dan versi Indonesia:
Versi Amerika (Francoya Gangen): Anak berbakat versi Amerika, yang dikenal dengan
istilah "gifted child", mengacu pada individu yang menunjukkan potensi atau kemampuan
yang luar biasa dalam satu atau beberapa bidang tertentu. Anak berbakat sering kali
memiliki kecerdasan yang tinggi, kreativitas yang kuat, dan kemampuan untuk mencapai
prestasi yang tinggi dalam bidang akademik, seni, olahraga, atau lainnya. Di Amerika,
anak berbakat sering diidentifikasi melalui tes kecerdasan dan penilaian khusus lainnya,
dan mereka mungkin mendapatkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
potensi mereka.
Versi Indonesia: Di Indonesia, konsep anak berbakat juga dikenal dengan istilah "anak
berprestasi". Anak berprestasi adalah individu yang menunjukkan kemampuan atau
prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik, seni, olahraga, atau lainnya. Anak
berprestasi sering kali memiliki kecerdasan yang tinggi, motivasi yang kuat, dan
kemampuan untuk mencapai prestasi yang diakui oleh masyarakat atau lembaga terkait.
Di Indonesia, anak berprestasi sering diidentifikasi melalui penilaian akademik,
partisipasi dalam kompetisi, atau pengakuan dari lembaga pendidikan atau organisasi
terkait. Perlu dicatat bahwa definisi anak berbakat atau anak berprestasi dapat bervariasi
di setiap negara atau budaya. Namun, pada dasarnya, kedua definisi tersebut mengacu
pada individu yang menunjukkan kemampuan atau prestasi yang luar biasa dalam bidang
tertentu..
2. Menurut Joseph Renzulli desain pembelajaran untuk anak berbakat harus mencakup tiga
elemen utama yang dikenal sebagai "Tiga Lingkaran Renzulli".
a. Kecerdasan Tinggi (High Ability): Lingkaran pertama adalah kecerdasan tinggi.
Renzulli percaya bahwa anak berbakat memiliki kecerdasan yang tinggi dalam
satu atau beberapa bidang tertentu. Kecerdasan ini dapat meliputi kecerdasan
verbal-linguistik, logika-matematika, visual-ruang, musikal, kinestetik-tubuh,
interpersonal, intrapersonal, atau naturalis. Desain pembelajaran harus
mempertimbangkan kecerdasan ini dan memberikan tantangan yang sesuai untuk
mengembangkan potensi anak berbakat.
b. Kreativitas (Creativity): Lingkaran kedua adalah kreativitas. Renzulli
menganggap kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru,
solusi yang inovatif, dan pemikiran yang orisinal. Desain pembelajaran harus
mendorong anak berbakat untuk berpikir kreatif, mengembangkan imajinasi, dan
mengeksplorasi berbagai cara untuk memecahkan masalah.
c. Motivasi (Task Commitment): Lingkaran ketiga adalah motivasi. Renzulli
percaya bahwa anak berbakat harus memiliki motivasi yang tinggi untuk
mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi ini melibatkan ketertarikan yang kuat
terhadap topik atau bidang tertentu, keinginan untuk belajar lebih dalam, dan
ketekunan dalam menghadapi tantangan. Desain pembelajaran harus
mempertimbangkan minat dan motivasi anak berbakat, serta memberikan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Dalam desain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli, penting untuk
memberikan pengalaman yang menantang, kreatif, dan relevan dengan minat dan
kebutuhan anak berbakat.
3. Dalam konteks kehilangan penglihatan, terdapat dua jenis definisi yang relevan, yaitu:
a. Definisi Medis: Definisi medis mengacu pada penjelasan tentang kehilangan
penglihatan dari sudut pandang kesehatan dan ilmu kedokteran. Definisi medis
dapat mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan kehilangan penglihatan,
seperti kebutaan parsial (low vision) atau kebutaan total (total blindness). Definisi
medis juga dapat mencakup penyebab kehilangan penglihatan, seperti kelainan
refraksi, katarak, glaukoma, degenerasi makula, atau penyakit mata lainnya.
Definisi medis ini sering digunakan oleh profesional medis dan ahli kesehatan
untuk menggambarkan kondisi dan memahami implikasi klinis dari kehilangan
penglihatan.
b. Definisi Fungsional: Definisi fungsional lebih berfokus pada dampak kehilangan
penglihatan terhadap kehidupan sehari-hari dan kemandirian seseorang. Definisi
ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan individu untuk melakukan tugas-
tugas sehari-hari, seperti membaca, menulis, berkomunikasi, bergerak, atau
bekerja, dengan mempertimbangkan tingkat kehilangan penglihatan yang dialami.
Definisi fungsional ini sering digunakan dalam konteks rehabilitasi dan pelayanan
bagi individu dengan kehilangan penglihatan, untuk menentukan jenis dukungan
dan bantuan yang diperlukan agar individu dapat berfungsi secara optimal dalam
kehidupan sehari-hari.
4. World Health Organization (WHO) memiliki strategi global untuk memerangi kebutaan
dan kurang waras yang dikenal sebagai "Global Action Plan for the Prevention of
Avoidable Blindness and Visual Impairment 2014-2019" dan "Mental Health Action Plan
2013-2020".
a. Global Action Plan for the Prevention of Avoidable Blindness and Visual
Impairment 2014-2019: Strategi ini bertujuan untuk mencegah kebutaan dan
mengurangi dampak visual impairment yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Beberapa strategi yang diterapkan dalam rencana ini meliputi:
1) Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan mata yang
terjangkau dan berkualitas.
2) Meningkatkan pemantauan dan evaluasi data tentang kebutaan dan visual
Impairment.
3) Meningkatkan promosi kesehatan mata dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pencegahan dan pengobatan dini.
4) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan
mata melalui pelatihan dan pendidikan.
5) Meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara negara-negara untuk
berbagi pengetahuan dan sumber daya.
b. Mental Health Action Plan 2013-2020: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan dari gangguan mental di
seluruh dunia. Beberapa strategi yang diterapkan dalam rencana ini meliputi:
1) Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan mental
yang terjangkau dan berkualitas.
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan mental
dan mengurangi stigma terkait.
3) Meningkatkan pemantauan dan evaluasi data tentang gangguan mental.
4) Meningkatkan promosi kesehatan mental dan pencegahan gangguan
mental melalui pendidikan dan dukungan sosial.
5) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan.