Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA

MATA KULIAH PDGK 4407


PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS

DISUSUN OLEH:

Nama : ZANNAH RAHAYU


NIM : 856468254
Program Studi : 119 BI/ PGSD
Pokjar : DURI
Alamat Email : zannahrahayu1453@gmail.com

PROGRAM S1 PGSD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
2023
TUGAS TUTORIAL ONLINE KE-1/❷/3
PDGK4407/PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS/3 SKS
PROGRAM STUDI S1 PGSD

Skor
No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya 20
gangen) dan versi indonesia !
2 Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut 25
Renzulli!
3 Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan 15
kehilangan penglihatan!
4 Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan 25
kurang waras!
5 Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa 15
ahli!
* coret yang tidak sesuai

JAWABAN

NO 1:
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam. Keragaman itu sangat
tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap keberbakatan. Beberapa definisi
keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Definisi versi Amerika

Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor tes
inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia 1. Dalam
hasil tesnya itu, anak anak yang memiliki skor 1Q 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak
berbakat (Kirk & Gallagher, 1979:6). Sekitar Tahun 1950 pengertian tersebut mulai berkembang
ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha memberikan pengertian yang lebih luas
tentang anak berbakat.

Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah mereka
yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar.
biasa hebat dalam sustu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher,
1979:61). Adapun definisi yang digunakan dalam Pabille La 97-135 yang disahkan oleh Kongres
Amerika Serikat pada Tahun 1981, yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted and talented)
ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang,
seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas mak kepemimpinan atau bidang-bidang, akademik
khusus, dan yang memerlukan pelayanan pelayanan atau aktivitas aktivitas yang tidak biasa
disediakan oleh sekolah agar tiap kemampuan berkembang secara penuh dalam Clark, (1983:5)
dan alih bahasa Moh. Amin (1989). Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka
Clark (1983.6) mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.

Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama mandari
inteligensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam
otak meliputi pengindraan (physical sensing), emosi, kognisi, dan intuisi Fungsi yang maju dan
cepat tersebut mungkin diekspresikan dalam bentuk kemampuan kemampuan yang melibatkan
kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan atau seni rupa dan seni pertunjukan.
Oleh karena itu, dengan inteligensia ini individu berbakat menampilkan atau menjanjikan
harapan untuk menampilkan inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan
perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas khusus yang disediakan
oleh sekolah agar kemampuan mereka berkembang secara optimal, alih bahasa Moh. Amin
(1989)
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai berikut.
Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas rata-rata dalam satu
atau lebih ranah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengan penampilan
(performance) yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas
manusia (Gagne dalam Calongelo dan Davis. 1991.65) nit

2. Definisi versi Indonesia

Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam seminar/lokakarya


Program alternatives for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa
yang disebut anak berbakat, adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional
mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa.
Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang, meliputi bidang
intelektual umum, bidang kreativitas, bidang senikinetik, dan bidang psikososial/kepemimpinan
Mereka memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar
jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan urunan mereka terhadap masyarakat
maupun terhadap diri sendiri. (Utami Munandar, 1995:41)

Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang
memungkinkan seseorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai
potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang
unggul, ini berarti anak berbakat yang underachiever juga diidentifikasi sebagai anak berbakat,
(c) terdapat keragaman dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul
dalam salah satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar
jangkauan pendidikan biasa

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah
anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal, baik dalam
kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan
pendidikan secara khusus. Moh Amin (1996) menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan
istilah yang berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki
inteligensia tinggi melainkan ditentukan oleh banyak factor.

No.2
Menurut Joseph Renzulli desain pembelajaran untuk anak berbakat harus mencakup tiga
elemen utama yang dikenal sebagai "Tiga Lingkaran Renzulli".
a. Kecerdasan Tinggi (High Ability): Lingkaran pertama adalah kecerdasan tinggi. Renzulli
percaya bahwa anak berbakat memiliki kecerdasan yang tinggi dalam satu atau
beberapa bidang tertentu. Kecerdasan ini dapat meliputi kecerdasan verbal-
linguistik, logika-matematika, visual-ruang, musikal, kinestetik-tubuh, interpersonal,
intrapersonal, atau naturalis. Desain pembelajaran harus mempertimbangkan
kecerdasan ini dan memberikan tantangan yang sesuai untuk mengembangkan potensi
anak berbakat.
b. Kreativitas (Creativity): Lingkaran kedua adalah kreativitas. Renzulli
menganggap kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, solusi
yang inovatif, dan pemikiran yang orisinal. Desain pembelajaran harus mendorong
anak berbakat untuk berpikir kreatif, mengembangkan imajinasi, dan mengeksplorasi
berbagai cara untuk memecahkan masalah.
c. Motivasi (Task Commitment): Lingkaran ketiga adalah motivasi. Renzulli
percaya bahwa anak berbakat harus memiliki motivasi yang tinggi untuk
mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi ini melibatkan ketertarikan yang kuat
terhadap topik atau bidang tertentu, keinginan untuk belajar lebih dalam, dan
ketekunan dalam menghadapi tantangan. Desain pembelajaran harus
empertimbangkan minat dan motivasi anak berbakat, serta memberikan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Dalam desain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli, penting untuk
memberikan pengalaman yang menantang, kreatif, dan relevan dengan minat dan
kebutuhan anak berbakat.

No. 3
Pada Pembehasan Kehilangan Penglihatan terdapat beberapa jenis Definisi yaitu:
1. Definisi Medis: Definisi medis mengacu pada penjelasan tentang kehilangan
penglihatan dari sudut pandang kesehatan dan ilmu kedokteran. Definisi medis dapat
mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan kehilangan penglihatan, seperti
kebutaan parsial (low vision) atau kebutaan total (total blindness). Definisi medis juga
dapat mencakup penyebab kehilangan penglihatan, seperti kelainan refraksi, katarak,
glaukoma, degenerasi makula, atau penyakit mata lainnya. Definisi medis ini
sering digunakan oleh profesional medis dan ahli kesehatan untuk menggambarkan
kondisi dan memahami implikasi klinis dari kehilangan penglihatan.
2. Definisi Fungsional: Definisi fungsional lebih berfokus pada dampak kehilangan
penglihatan terhadap kehidupan sehari-hari dan kemandirian seseorang. Definisi ini
melibatkan penilaian terhadap kemampuan individu untuk melakukan tugas- tugas
sehari-hari, seperti membaca, menulis, berkomunikasi, bergerak, atau bekerja,
dengan mempertimbangkan tingkat kehilangan penglihatan yang dialami. Definisi
fungsional ini sering digunakan dalam konteks rehabilitasi dan pelayanan bagi individu
dengan kehilangan penglihatan, untuk menentukan jenis dukungan dan bantuan yang
diperlukan agar individu dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.

No.4
World Health Organization (WHO) memiliki strategi global untuk memerangi kebutaan dan
kurang waras yang dikenal sebagai "Global Action Plan for the Prevention of
Avoidable Blindness and Visual Impairment 2014-2019" dan "Mental Health Action Plan 2013-
2020".
a. Global Action Plan for the Prevention of Avoidable Blindness and Visual
Impairment 2014-2019: Strategi ini bertujuan untuk mencegah kebutaan
danmengurangi dampak visual impairment yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Beberapa strategi yang diterapkan dalam rencana ini meliputi:
a. Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan mata yang terjangkau
dan berkualitas.
b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi data tentang kebutaan dan visual impairment.
c. Meningkatkan promosi kesehatan mata dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pencegahan dan pengobatan dini.
d. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan mata
melalui pelatihan dan pendidikan.
e. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara negara-negara untuk berbagi
pengetahuan dan sumber daya.

b. Mental Health Action Plan 2013-2020: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan dari gangguan mental di seluruh dunia.
Beberapa strategi yang diterapkan dalam rencana ini meliputi:
a. Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan mental yang
terjangkau dan berkualitas.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan mental dan
mengurangi stigma terkait.
c. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi data tentang gangguan mental.
d. Meningkatkan promosi kesehatan mental dan pencegahan gangguan mental
melalui pendidikan dan dukungan sosial.
e. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan

No. 5
Pengertian tunarungu menurut beberapa ahli:
1. American Speech-Language-Hearing Association (ASHA): Menurut ASHA,
tunarungu adalah kondisi di mana seseorang memiliki gangguan pendengaran
yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendengar dan memahami suara dengan
tingkat kehilangan pendengaran tertentu. Kehilangan pendengaran dapat bersifat
sementara atau permanen dan dapat mempengaruhi berbagai tingkat, mulai dari
kesulitan mendengar suara lemah hingga ketidakmampuan mendengar suara sama sekali.
2. World Health Organization (WHO): WHO mendefinisikan tunarungu sebagai
kondisi di mana seseorang memiliki gangguan pendengaran yang menghambat
kemampuan mereka untuk mendengar suara dengan tingkat kehilangan
pendengaran tertentu. WHO membagi kehilangan pendengaran menjadi empat kategori
berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran, yaitu tuli ringan, tuli sedang, tuli
berat, dan tuli total.
3. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD): Menurut
NIDCD, tunarungu adalah kondisi di mana seseorang memiliki gangguan
pendengaran yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendengar suara
dengan tingkat kehilangan pendengaran tertentu. Kehilangan pendengaran dapat
bersifat kongenital (sejak lahir) atau didapat akibat factor lingkungan atau
kondisi medis. Pengertian tunarungu dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
perspektif yang digunakan oleh ahli atau organisasi yang memberikan definisi
tersebut. Namun, pada dasarnya, tunarungu mengacu pada kondisi ketidakmampuan atau
kehilangan pendengaran sebagian atau sepenuhnya

Anda mungkin juga menyukai