Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

DISUSUN OLEH :
Muhammad Yusril Arafah
1545040016
PLB / B

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
2016

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Keterbakatan
a. Pengertian Bakat dan Keterbakatan (Giftedness )
1).Bakat
Menurut KBBI bakat adalah dasar (kepandaian, sifat ) yang dibawa sejak
lahir.
Pengertian Bakat menurut para ahli :
Suganda Pubakawatja (1982)
Bakat sebagai benih dari suatu sifat, yang baru akan nampak nyata, jika
mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
William B.Michael
Bakat adalah kemampuan individu melakukan tugas, sedikit atau tidak
tergantung pada latihan sebelumnya.
Bingham
Bakat adalah kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda
kemampuan individu untuk menerima latihan (respon).
Kartini Kartono (1979)
Bakat mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari
kehidupannya

yang

kemudian

menumbuhkan

perkembangan

keahlian,

kecakapan, dan keterampilan khusus tertentu. Bakat bersifat laten potensial


(dalam arti dapat mekar berkembang).
C. Utami Munandar (1985)
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan
sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud.
Jadi kesimpulan yang dapat di tarik dari beberapa definisi diatas bahwa
bakat adalah kemampuan dasar yang ada di dalam diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Bakat ini berupa potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar berkembang menjadi suatu keahlian, kecakapan, dan keterampilan

khusus tertentu. Untuk menjadi suatu keahlian, kecakapan, dan keterampilan


khusus tersebut, seorang individu perlu menerima rangsangan berupa latihanlatihan yang sesuai dengan kemampuan dasar individu tersebut.
2).Keterbakatan ( Giftedness )
Menurut KBBI, Keterbakatan adalah ketrampilan yang dibawa sejak lahir.
Pengertian Keterbakatan menurut para ahli :
Widodo Judarwanto (2007) Keberbakatan adalah kemampuan intelektual
atau

kecerdasan

diantaranya

meliputi

kemampuan

intelektual

musik,

matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga


dan

berbagai

tingkat

kecerdasan

di

berbagai

bidang

lainnya

yang

kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya


Galton (2002) Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa,
diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual,
kemauan yang kuat, dan untuk kerja.
Renzulli (2002) Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum
dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan
tingkat kreativitas yang tinggi.
Clark (1986) Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar
biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh
lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan
`kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
Dengan

demikian,

dapat

disimpulkan

bahwa

keterbakatan

adalah

kemampuan atau keterampilan yang terdiri atas berbagai macam aspek


meliputi kecerdasan di atas rata-rata, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap
tugas sebagai motivasi internal cukup tinggi yang harus terus dikembangkan
b . Perbedaan Bakat, Talenta, dan intelegensi
1.) Bakat adalah kemampuan dasar yang ada di dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir

Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan


disebutkan bahwa kata bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata
aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai
kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.

2.) Talenta adalah pembawaan seseorang yang dibawa sejak lahir.


Talenta menurut Colangelo dan Davis (1991;p.65) adalah kemampuan
yang telah di kembangkan (developed ablities)
3.) Intelegensi adalah suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir
secara rasional (misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami)
maupun secara abstrak ( misalnya imajinasi , fantasi ).
perbedaan antara bakat, talenta, dan intelegensi ialah bakat merujuk
pada kemampuan superior alami (yang disebut aptitutes atau gifts/karunia)
yang sudah dimiliki seseorang secara spontan (alami) tanpa bimbingan
atau pelatihan minimal pada satu bidang tertentu yang menempatkan
seseorang tersebut 10% terbaik diantara teman-teman sebayanya.
Sementara talenta merujuk kepada penguasaan yang luar biasa (superior
mastery) dan merupakan kemampuan/keterampilan ataupun pengetahuan
yang dibentuk secara sistematis dalam salah satu bidang tertentu yang
juga menempatkan mereka termasuk diantara 10 % terbaik diantara teman
sebayanya yang menggeluti bidang yang sama,sedangkan intelegensi
merujuk pada fungsi otak secara keseluruhan dan terintegrasi yang
meliputi kognisi,emosi,intuisi,dan penginderaan
2.2 Konsep Anak Berbakat
a. Definisi Anak Berbakat
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam.
Keragaman itu sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat
terhadap keberbakatan. Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan
sebagai berikut.
1. Definisi versi Amerika
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan
dengan skor tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh

Terman setelah Perang Dunia I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang
memiliki skor IQ 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak berbakat
(Kirk & Gallagher, 1979:6). Sekitar tahun 1950 pengertian tersebut mulai
berkembang ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha
memberikan pengertian yang lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented)
ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa
hebat dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk
dan Gallagher, 1979:61). Adapun definisi yang digunakan dalam Public
Law 97-135 yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981,
yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted and talented) ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam
bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan
atau bidang-bidang, akademik khusus, dan yang memerlukan pelayananpelayanan atau aktivitas-aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah
agar tiap kemampuan berkembang secara penuh (Clark, 1983:5).
Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka Clark (1983:6)
mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.
Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari
inteligensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari
fungsi-fungsi dalam otak meliputi pengindraan (physical sensing),
emosi, kognisi, dan intuisi. Fungsi yang maju dan cepat tersebut mungkin
diekspresikan dalam bentuk kemampuan-kemampuan yang melibatkan
kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan atau seni rupa
dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan inteligensia ini individu
berbakat menampilkan atau menjanjikan harapan untuk menampilkan
inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan
perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas
khusus yang disediakan oleh sekolah agar kemampuan mereka
berkembang secara optimal.
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai
berikut: Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas
berada di atas rata-rata dalam satu atau lebih rendah (domains) bakat
manusia. Talented berhubungan dengan penampilan (performance)
yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang
aktivitas manusia (Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).
2. Definisi versi Indonesia
Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam
seminar/lokakarya Program alternatives for the gifted and talented yang
diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa yang disebut anak berbakat

adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu


mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan
luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau
beberapa bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas,
bidang seni/kinetik, dan bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka
memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan
di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan
turunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri. (Utami
Munandar, 1995:41).
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan
potensi yang memungkinkan seorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat
perbedaan antara bakat sebagai potensi yang belum terwujud dengan
bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul, ini
berarti
anak
berbakat
yang
underachiever
juga
diidentifikasi sebagai anak berbakat, (c) terdapat keragaman dalam
bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam
salah satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan
khusus di luar jangkauan pendidikan biasa.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, yang disebut anak berbakat adalah
warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Kecerdasan berhubungan dengan perkembangan kemampuan intelektual,
sedangkan kemampuan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan
intelektual. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang
dimaksud dalam batasan ini meliputi (a) kemampuan intelektual umum dan
akademik khusus, (b) berpikir kreatif-produktif, (c) psikososial/
kepemimpinan, (d) seni/kinestetik, dan (e) psikomotor.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak
rata-rata/normal baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual
sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan secara khusus. Moh.
Amin (1996) menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang
berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang
memiliki inteligensia tinggi melainkan ditentukan oleh banyak faktor.

b . Karakteristik Anak Berbakat


Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh
Renzulli, 1981 (dalam Sisk, 1987) menyatakan bahwa keberbakatan
(giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu
1.kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata,
2. kreativitas tinggi dan
3. tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).
Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan
fisik/kesehatan.
1. Karakteristik Akademik
Adapun

karakteristik

yang

dimiliki

oleh

seorang

anak

berbakat,

diantaranya:
a. Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b. Kerajinan membaca,
c. Menikmati sekolah dan belajar.
d. Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e. Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan
terminologi dari bidang akademik khusus,
f. Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik
khusus yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g. Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk
mencapai standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h. Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik
dan motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
i. Belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
j. Mudah menyerap pelajaran.
2. Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a. Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b. Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan
sumbangan positif dan konstruktif,

c. Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkarandan


pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d. Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e. Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f. Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional
sehingga relevan dengan situasi,
g. Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan
orang dewasa,
h. Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain
i. Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial
dengan cerdas, dan humor.
3.Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a. Memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
b. kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata, (studi longitudinal
Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986).Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa
seorang anak berbakat usia 10 tahun memiliki tinggi dan berat badan
sama dengan usianya. Yang menunjukkan perbedaan adalah koordinasi
geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga
memperlihatkan sifat rapi.
4. Karakteristik Intelektual-Kognitif
a. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang
tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi
suatu konsep yang utuh.
c. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal
yang sederhana dan mudah dipahami.
e. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik.

h. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau


merangkai kata-kata.
i.

Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang


diberikan.

j.

Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.

k. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau


sains.
l. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam
waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang
lainnya.

5. Karakteristik Persepsi/Emosi
a. Sangat peka perasaannya.
b. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat
sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat
menyakiti perasaan orang lain).
c. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka
dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar
(suara, aroma, cahaya).
f. Pada umumnya introvert.
g. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak
lain.

6. Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup


a. Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).

b. Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri
dan orang lain.
c. Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
d. Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak
terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan
sesuatu (self driven).
e. Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma,
mencari makna hidup.
f. Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit
dipahami orang lain.
g. Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan
perilaku yang dianggap nyerempet-nyerempet bahaya .
h. Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran,
integritas.
i.

Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.

4. Karakteristik Aktifitas
a. Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas
dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
b. Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit
dibanding anak normal.
c. Sangat waspada.
d. Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu
persoalan dalam waktu yang sangat lama.
e. Tekun, gigih, pantang menyerah.
f. Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam,
selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g. Spontanitas yang tinggi.

c . Faktor faktor yang Mempengaruhi Keterbakatan


1. Faktor Genetik dan Biologis Lainnya

Pendapat bahwa intelegensi dan kemampuan yang berkualitas adalah


diturunkan kurang dapat diterima di masayarakat yang memandang bahwa
semua orang itu sama. Penelitian dalam genetika perilaku menyatakan
bahwa setiap jenis dalam perkembangan perilaku dipengaruhi secara
signifikan melalui gen/keturunan. Namun demikian faktor biologis juga tidak
dapat diingkari, faktor biologis yang belum bersifat genetik yang
berpengaruh pada intelegensi adalah faktor gizi dan neurologik.
Kekurangan nutrisi dan gangguan neurologik pada masa kecil dapat
menyebabkan keterbelakangan mental. Studi dari Terman terhadap orangorang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan fisik seperti: tinggi,
berat, daya tarik dan kesehatan, dibandingkan mereka yang intelegensinya
lebih rendah.
Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau bakat. Yang
diwariskan adalah sekumpulan gen yang bersama dengan pengalamanpengalaman akan menentukan kapasitas dari intelegensi dan kemampuankemampuan lainnya (Zigler & Ferber, dalam Hallahan & Kauffman, 1994).
2. Faktor Lingkungan
Stimulasi, kesempatan, harapan, tuntutan, dan imbalan akan berpengaruh
pada proses belajar seorang anak. Penelitian tentang individu-individu
berbakat yang sukses menunjukkan masa kecil mereka di dalam keluarga
memiliki keadaan sebagai berikut:
a. Adanya minat pribadi dari orang tua terhadap bakat anak dan
memberikan dorongan Orang tua sebagai panutan.
b. Ada dorongan dari orang tua untuk menjelajah.
c. Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi, proses
belajar awal lebih bersifat eksplorasi dan bermain.
d. Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor.
e. Ada perilaku-perilaku dan nilai yang diharapkan berkaitan dengan bakat
anak dalam keluarga.

f. Orang tua menjadi pengamat latihan-latihan, memberi pengarahan bila


diperlukan, memberikan pengukuran pada perilaku anak yang dilakuakn
dengan terpuji dan memenuhi standard yang ditetapkan.
g. Orangtua mencarikan instruktur dan guru khusus bagi anak.
h. Orang tua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai acara positif
di mana kemampuan anak dipertunjukkan pada khalayak ramai.
i. Anak-anak yang disadari memiliki potensi perlu dikembangkan, perlu
memiliki keluarga yang penuh rangsangan, pengarahan, dorongan, dan
imbalan-imbalan untuk kemampuan mereka.
j. Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik
tertentu menghasilkan lebih banyak anak-anak berbakat walaupun
tingkat sosial ekonominya berbeda. Hal ini dikaitkan dengan mobilitas
sosial dan nilai yang tinggi pada prestasi di dalam bidang-bidang
tertentu yang ada dalam kelompok budaya dan etnik tertentu yang
menjadi kontribusi dalam keberbakatan.
Jadi, lingkungan memiliki pengaruh yang banyak terkait bagaimana
genetik anak diekspresikan dalam kesehariannya. Faktor keturunan
lebih menentukan rentang di mana seseorang akan berfungsi, dan faktor
lingkungan menentukan apakah individu akan berfungsi pada
pencapaian lebih rendah atau lebih tinggi dari rentang tersebut.

Daftar Pustaka
IG.A.K.Wardani, dkk. 2011. Pengantar Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta : Universitas
Terbuka
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3 UI
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Kirk, S. A., & Gallagher, J.J. (1979) . Educating Exceptional Children.. Boston : Houghton
Mifflin Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989 ). UURI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
file:///C:/Users/Ikbal/Documents/Tugas%20Yusril/berbakat%20yusril/Makalah%20Anak
%20Berbakat%201.htm
http://evitawulandari.wordpress.com/2013/02/21/about-anak-berbakat/
f

Anda mungkin juga menyukai