NIM : 856089983 Jurusan : BI- PGSD A B. Studi : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus UPBJJ : Medan 1. Jelaskan definisi anak berbakat versi amerika (francoya gangen) dan versi indonesia ! Jawab : Menurut Francoya Gagne adalah Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas rata-rata dalam satu ranah atau lebih (domain) bakat manusia. Talented berhubungan dengan penampilan yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas manusia. Adapun berbakat versi Indonesia, sperti dirumuskan dalam seminar/lokakarya program alternative for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta (1982) bahwa yang disebut anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang professional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang psikososial/kepemimpinan.
2. Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli!
Jawab : Renzulli mengemukakan bahwa Langkah-langkah penting untuk diperhatikan dalam mendesain pembelajaran adalah sebagai berikut: - Seleksi dan Latihan guru, yaitu Langkah yang pertama adalah menyeleksi terlebih dahulu guru yang akan mengajar anak berbakat. Setelah diseleksi guru diberikan pelatihan agar guru dapat secara optimal mendidik anak berbakat. - Pengembangan kurikulum untuk memebuhi kebutuhan belajar dalam segi akademik maupun seni - Prosedur identifikasi jamak - Pematokan sasaran program - Orientasi kerja antarpersonel - Rencana evaluasi - Dan peningkatan administrative
3. Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan penglihatan!
Jawab : - Definisi Legal : yaitu definisi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Definisi legal dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan apakah sesorang berhak memperoleh akses terhadap keuntungan-keuntungan tertentu sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti jenis asuransi tertentu, bebas bea transportasi, atau untuk menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan dan sebagainya. Dalam definisi legal ada dua aspek yang diukur yaitu, ketajaman penglihatan dan medan pandang - Defenisi edukasional : yaitu definisi untuk tujuan Pendidikan atau definisi fungsional, yaitu yang di fokuskan pada seberapa banyak sisa penglihatan seorang dapat benrmanfaat untuk keberfungsiannya sehari-hari.
4. Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan kurang awas!
Jawab : WHO mempunyai satu strategi yang terdidri dari tiga Langkah untuk mengurangi kebutaan dan kurang awas. Ketiga Langkah tersebut adalah ; - Memperkuat program Kesehatan dasar mata di dalam program pelayanan Kesehatan dasr untuk menghapuskan factor-faktor penyebabnya yang dapat dicegah. - Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan untuk menangani secara efektif gangguan mata yang “ dapat disembuhkan” - Menudirikan pusat pelayanan optic dan pelayanan bagi penyandang tunanetra.
5. Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli!
Jawab : - Menurut Hallahan dan Kauffman Tunarungu merupakan istilah umum yang menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali digolongkan kepada tuli dan kurang dengar. Orang yang tuli adalah irang yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan di dalam informasi Bahasa melalui pendengarannya atau tanpa menggunakan alat bantu dengar. Sedangkan orang yang kurang dengar adalah orang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi Bahasa melaui pendengarannya, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan alat bantu dengar, ia masih dapatbmenangkap pembicaraan melalui pendengarannya. - Menurut Frisina Orang yang tuli adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar sedemikian besar, yang menghambat pemahaman bicara melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar. Sedangkan orang yang kurang dengar adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar sedemikian besar sehingga mengalami kesulitan tetapi tidak menghambat pemahaman pembicaraan melalui pendengarannya, tanpa atau dengan menggunakan alat bantu dengar.