Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ANALISIS KASUS MALPRAKTEK BOCAH DI MALANG MENINGGAL DIDUGA


JADI KORBAN MALPRAKTEK SAAT DIRAWAT DI RS”

MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : Laily Isroin, S.Kep,Ns., M.Kep

Disusun Oleh

1. Firda Ayu Rosida (23632443)


2. Dhitya Sukma Annora (23632444)
3. Apriliana Rohmawati (23632443)
4. Safreyna Garind K.F (23632455)
5. Ifan Imawan P (23632456)
6. Silva Amellia (23632465)
7. Fahrul Ardiarta (23632467)
8. Khuswan Nisa Salsabila R (23632468)

S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jalan Budi Utomo No. 10 PONOROGO tlp. (0352) 481124, Fax. (0352) 461796
Tahun 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik , hidayah serta
kesehatan , sehingga kami dapat menyelesaian tugas penyusunan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kita kepada jalan yang benar. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Keperawatan. Kami sebagai penulis juga sangat
amat berterima kasih kepada Dosen pengampu yaitu Ibu Laily Isroin,S.Kep,Ns.,M.Kep yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami bisa lebih memahami lagi mengenai Malpraktek
dari judul kasus yang di angkat yaitu “Bocah Di Malang Meninggal Diduga Jadi Korban
Malpraktek Saat Dirawat Di RS”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terkait analisis yang sudah kami telaah. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan makalah ini. Kami sebagai
penulis merasa masih kurang dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan oleh kami sebagai penulis untuk penyempurnaan makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Konsep Teori ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 MODEL PENYELESAIAN KASUS ............................................................. 4
I. Pengumpulan Data ...................................................................................... 4
II. Pernyataan Dilema .................................................................................... 4
III. Pertimbangan Pilihan Tindakan ............................................................ 5
IV. Analisis Keuntungan Dan Kerugian Setiap Tindakan ......................... 5
V. Membuat Keputusan ................................................................................. 6
2.2 TIPE PENYELESAIAN KASUS .................................................................. 6

BAB`III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8


LAMPIRAN KASUS ........................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Black’s Law Dictionary, Malpractice is an instance of negligence on incompetence


on the part of a profesional. (terjemahan bebas : kelalaian merupakan bagian dari
ketidakkompetenan sebuah profesionalitas). Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa
malpraktik merupakan batasan yang spesifik dari kelalaian (neglience) yang ditujukan pada
seseorang yang telah terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas
atau pekerjaannya. Jadi, malpraktik lebih spesifik dan terkait dengan status profesional seseorang,
misalnya perawat, dokter, atau penasihat hukum.

Menurut Vestal (l995), malpraktek terdiri dari empat unsur yang harus ditetapkan untuk
membuktikan bahwa malpraktek telah terjadi yaitu:

1. Kewajiban (Duty)
2. Tidak melaksanakan kewajiban (breach of the duty)
3. Cedera(injury)
4. Sebab-akibat (proximate caused)

1.2 KONSEP TEORI (MALPRAKTIK)

Definisi malapraktik profesi kesehatan adalah kelalaian dari seseorang perawat untuk
mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien,
yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan
yang sama. Sementara itu, Persatuan perawat Indonesia (PPNI) menegaskan bahwa perawat bisa
disebut melakukan malapraktik apa bila melanggar standar opeasional prosedur dalam pemberian
asuhan keperawatan.

1
DEFINISI MENURUT AHLI:

➢ Guwandi (1994)

MALPRAKTEK : Kelalaian dari seorang dokter/perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan


& pengetahuannya didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap seorang
pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati / merawat orang sakit atau terluka dilingkungan
yang sama.

➢ Ellis & Hartley (1998)

Malpraktek : Batasan yang spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditunjukkan kepada seseorang
yang telah terlatih/berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekerjaannya
atau kelalaian perawat dalam melakukan kewajibannya.

➢ Julianus (2003)

Malpraktek :

1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh nakes.
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajiban (negligence)
3. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Kelalaian : Melakukan sesuatau dibawah standart yang ditetapkan oleh atura/hukum guna
melindungi orang lain yang bertentangan dengan Tindakan-tindakan yang tidak beralasan dan
beresiko melakukan kesalahan.

➢ Hanafiah & Amir (1999)

Kelalaian : sikap yang kurang hati-hati yaitu tidak melakukan sesuatu yang seharusnya seseorang
lakukan dengan sikap hati-hati dan wajar atau sebaliknya melakukan sesuatu yang dengan sikap
hati-hati, tetapi tidak melakukannya dalam situasi tersebut.

KELALAIAN : Lebih bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati-hati tetapi akibat yang
ditimbulkan bukanlah tujuannya.

MALPRAKTEK : Lebih spesifik dan terkait dengan status professional seseorang.

2
UU no 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pasal yg terkait dengan malpraktek

Pasal 304

(1) Dalam rangka mendukung profesionalitas Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, perlu
diterapkan penegakan disiplin profesi.

(2) Dalam rangka penegakan disiplin profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri
membentuk majelis yang melaksanakan tugas di bidang disiplin profesi.

(3) Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (21 menentukan ada tidaknya pelanggaran disiplin
profesi yang dilakukan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.

(4) Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bersifat pernanen atau ad.hoc.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peratural Pemerintah.

Pasal 306

(1) Pelanggaran disiplin Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3O4 ayat (3) diberikan sanksi disiplin berupa:

a. peringatantertulis;

b. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di penyelenggara pendidikan di bidang


Kesehatan atau Rumah Sakit pendidikan terdekat yang memiliki kompetensi untuk melakukan
pelatihan tersebut;

c. penonaktifan STR untuk sementara waktu; dan/atau

d. rekomendasi pencabutan SIP.

(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mengikat Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan.

(3) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang telah melaksanakan sanksi disiplin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dijatuhkan terdapat dugaan tindak pidana, aparat penegak hukum
mengutamakan penyelesaian perselisihan dengan mekanisme keadilan restoratif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Penyelesaian Kasus (Malpraktik)

Model Pengambilan Keputusan Menurut Catalano (2003) yang dikutip oleh Makarti (2004) ada 5
tahap :

I. Pengumpulan data :
a. Nama : Alvito Ghaniyu Maulidan
b. Umur : 6 Tahun
c. Mengeluh pusing setelah pulang sekolah
d. Masuk IGD dalam kondisi masih berjalan
e. Sudah diberi infus
f. Hasil pemeriksaan petugas IGD didiagnosa sakit lambung
g. Kondisi tubuh tampak membaik dan segar kembali
h. Tiba-tiba mengalami mual dan mau muntah
i. Dikasih obat suntik 2 kali di kantong infus
j. Selang 5 menit mengalami kejang-kejang, kritis, meronta-ronta hingga tubuhnya
membiru
k. Terdapat kejanggalan yaitu jeda suntikan obat dan mengalami kejang 5 menit tapi
di hasil rekam medis jedanya 20 menit
- Analisis Data : Perawat telah melakukan suntikan obat 2kali ke infus pasien
Perawat membirikan informasi yang tidak valid
- Interpretasi data: Jika tidak dilakukannya suntikan obat 2kali ke infus pasien, resiko
kematian tidak akan ada.

II. Pernyataan Dilema


Kurangnya komunikasi dan manejemen rumah sakit

4
III. Pertimbangan Pilihan Tindakan

Pertimbangan Dilakukan suntikan obat Memberi informasi tidak valid


2kali
1. Prinsip Moral & Etik Berdasarkan prinsip etik: Berdasarkan prinsip:

a. Non Malefiensi
a. Kejujuran
(memberi 2 kali
(Memberi informasi yang
suntikan)
tidak valid)
b. Komitmen(memberi
2 kali suntikan)
c. Manfaat
(menghindari
kecacatan klien)
2. Hukum Berdasarkan UU NO 17 Tahun
2023 Pasal 219

IV. Analisis Keuntungan Dan Kerugian Setiap Tindakan

Analisis Tindakan Keuntungan Kelemahan


Dilakukan suntikn obat 2 kali - Melanggar prinsip etik
komitmen,keluarga pasien
kecewa terhadap tindakan
perawat.
Memberi informasi tidak valid - Kurangnya komunikasi antara
perawat dan keluarga pasien

5
V. Membuat Keputusan
Berdasarkan pertimbangan :

a. Melanggar prinsip etik keperawatan (Non Malefiensi, Komitmen, Manfaat, Kejujuran)


b. Melanggar hukum (UU No 17 Tahun 2023 pasal 219)

2.2 Tipe penyelesaian Kasus


a. Prosedural
Bukti : pihak keluarga pasien ada rencana melaporkan kasus ini ke hukum
” Tapi sampai saat ini Imam belum mendapatkan kepastian dari pihak RS. Ia pun
mengaku ada rencana melaporkan kasus ini kepada penegak hukum”

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa perawat lalai dalam kerjaannya,salah satu
kelalaiannya menyuntikkan pasien 2 kali sekaligus hingga menyebabkan pasien mengalami
kondisi kritis, kejang kejang, dan meronta ronta hingga akhirnya pasien meninggal dunia. Dari
kejadian tersebut respon dari rumah sakit hanya biasa saja dan santai santai. Dari sikap perawat
dan pihak rumah sakit tersebut telah melanggar prinsip etik dan melanggar hukum UU No 17
Tahun 2023.

7
DAFTAR PUSTAKA
PPT Malpraktek
PPT Kode Etik
UU No 17 Tahun 2023

https://www.detik.com/jatim/berita/d-6783667/bocah-di-malang-meninggal-diduga-jadi-korban-
malapraktik-saat-dirawat-di-rs

https://amp.kompas.com/surabaya/read/2023/06/23/161400878/anak-6-tahun-meninggal-usai-
disuntik-di-rumah-sakit-dokter-saya-juga

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/449/kelalaian-malpraktek-dalam-asuhan-keperawatan

8
Lampiran Kasus

Bocah di Malang Meninggal Diduga Jadi Korban Malapraktik saat


Dirawat di RS
Seorang bocah berusia 6 tahun bernama Alvito Ghaniyu Maulidan meninggal dunia usai
menjalani perawatan di rumah sakit di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Korban
diduga jadi korban malapraktik. Dugaan malapraktik yang dialami warga Jalan Raya
Pertamanan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang itu muncul karena
pada saat perawatan mengalami gejala aneh usai menerima 2 suntikan obat.

Ayah korban, Imam Jazuli mengatakan peristiwa itu terjadi saat anaknya dalam keadaan drop
disertai mual-mual dan demam. Melihat kondisi tersebut Imam membawa anaknya ke RSU
Prasetya Husada pada Selasa (13/6).

Imam jazuli, orang tua korban menceritakan sebelum putra bungsunya meninggal dunia,
awalnnya hari minggu (11/6), putranya tidak mengeluh sakit apapun, ia bermain sepak bola
bersama teman-temannya.

Kemudian senin (12/6) ia juga masih masuk sekolah seperti biasanya. Tapi setelah pulang, dia
mengelukan pusing. Keluhan itu disampaikan kepada mamanya, dan ia pun diberi obat penurun
panas.kemudian selasa (13/6) dia sudah tidak nafsu makan, hanya satu sampai tiga suap sendok.

Kondisinya semakin menurun tapi masih bisa jalan, daripada nanti semakin sakit, akhirnya saya
bawa ke rumah sakit, saya bawa bersama istri ke rumah sakit prasetya husada yang dekat
rumah”, kata imam.

Di sana, putrannya langsung mendapat penanganan. Hasil pemeriksaan petugas kesehatan,


nampaknya putranya sakit lambung, Sebab kalau tifus atau demam berdarah harus menunggu
hasil laboratorium.

"Sampai di IGD itu sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu anak saya langsung mendapatkan
perawatan dari petugas dan diberi infus. Setelah itu anak saya di pasang infus,nah tubuh alvito
nampak membaik dan segar,bahkan korban sempat makan dan minum.setelah itu,tiba-tiba anak
saya mengalami mual dan mau muntah,saya sampaikan ke nakes.(20/6/2023). "Gak lama

9
kemudian sama perawat itu dikasih obat suntik di kantong infus, katanya obat mual. Disuntikkan
2 kali. Habis disuntik cuman selang waktu sekitar 5 menit anak saya malah meronta-ronta
(kejang)," sambungnya.

Dari situ, Imam langsung melaporkan kondisi anaknya yang mengalami kejang hingga tubuhnya
membiru kepada perawat dan dilaporkan ke dokter. Tapi respons yang dilakukan pihak RS
terbilang cukup lambat.

"Kondisi anak saya itu sudah kayak kritis, kejang-kejang, meronta-ronta gitu, Tapi respons dari
rumah sakit kayak santai-santai aja. Terus terang saya waktu itu sudah panik,'' ungkapnya.

"Agak lama kemudian petugas baru datang memeriksa anak saya dan dikatakan jika detak
jantungnya sudah berhenti. Anak saya meninggal pada Rabu (14/6/2023) pukul 00.30 WIB,"
sambungnya. Kaget mendengar pernyataan tersebut, sontak Imam menanyakan kepada perawat
obat apa yang disuntikkan kepada anaknya. Si perawat menjawab bahwa yang disuntikkan itu
adalah obat lambung.

Dalam kondisi syok dan sedih Imam dan istrinya memutuskan untuk membawa pulang jenazah
anaknya. Saat mendapatkan hasil rekam medis sebelum meninggalkan RS, Imam menilai ada
kejanggalan.

"Contoh (kejanggalan yang saya maksud adalah) waktu anak saya mendapatkan suntikan obat
dan mengalami kejang itu jedanya cuman 5 menit, tapi di hasil rekam medis itu keterangan
jedanya 20 menit," terangnya.

Imam sampai saat ini terus berupaya mengkonfirmasi pihak RS terkait penyebab pasti anaknya
meninggal. Tapi sampai saat ini Imam belum mendapatkan kepastian dari pihak RS. Ia pun
mengaku ada rencana melaporkan kasus ini kepada penegak hukum.

"Saya kecewa. Saya ada rencana bawa ke ranah hukum menunggu koordinasi terlebih dahulu
dengan pihak keluarga," tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Karangploso, Iptu Bambang Subinajar mengaku telah mengetahui
peristiwa tersebut. Tapi pihaknya belum bisa mengambil langkah lanjutan karena dari pihak
keluarga belum melapor.

10
"Kami sudah mendatangi pihak keluarga menggali keterangan. Hanya saja, kami belum bisa
menindaklanjuti hal ini karena keluarga belum membuat laporan," ujar Bambang.

SUMBER:

https://www.detik.com/jatim/berita/d-6783667/bocah-di-malang-
meninggal-diduga-jadi-korban-malapraktik-saat-dirawat-di-rs

https://amp.kompas.com/surabaya/read/2023/06/23/161400878/anak-6-
tahun-meninggal-usai-disuntik-di-rumah-sakit-dokter-saya-juga

11

Anda mungkin juga menyukai