KAJIAN POLA PENERAPAN AUTORECLOSE

Kebijakan Khusus Fungsi Autoreclose PMT Penghantar di Wilayah UIT JBM

PT PLN (PERSERO) UIT JBM

BIDANG PEMELIHARAAN TRANSMISI

2022
Daftar Isi
1.1 Nama Kajian........................................................................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan .................................................................................................................................. 2
1.5 Latar Belakang .................................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Kebijakan Khusus AR ........................................................................................................ 3
2.2 Kondisi Eksisting................................................................................................................. 6
2.3 Populasi PMT Usia Tua dan Beresiko Tidak Siap Trip Kembali ................................. 10
I. UMUM
1.1 Nama Kajian
Kebijakan khusus fungsi autoreclose PMT penghantar di wilayah UIT JBTB
1.2 Lokasi
Wilayah transmisi UIT JBTB.

1.3 Ruang Lingkup

Kebijakan khusus penerapan AR yang berbeda dengan pola AR umum yang
diterapkan di PLN UIT JBTB berdasarkan :

1. Jenis penghantar
2. Konfigurasi penghantar
3. Koneksi ke pembangkit
4. Koneksi ke KTT
5. Kesiapan alat dan peralatan pendukung (CB, CT/PT, rele synchrocheck, dll.)

1.4 Tujuan
Pola penerapan kebijakan khusus fungsi autoreclose pada penghantar
berdasarkan konfigurasi jaringan dan kondisi – kondisi tertentu di wilayah
UIT JBTB bertujuan untuk,
1. Meningkatkan keamanan bagi sistem dan peralatan yang sensistif terhadap
lonjakan perubahan arus atau tegangan (seperti terganggunya komponen pada
peralatan pembangkit akibat arus hubung singkat).
2. Meminimalisir potensi terjadinya kerusakan peralatan utama yang lebih parah
akibat reclose pada kondisi gangguan permanen, seperti pada kerusakan
SKTT.
3. Mencegah terjadinya gangguan meluas akibat ketidaksiapan PMT untuk trip
kembali saat reclose ke kondisi gangguan permanen.

1.5 Latar Belakang

Skema AR pada sistem transmisi berfungsi untuk mengembalikan availability
penghantar akibat gangguan yang bersifat temporer pada ruas penghantar.
Berdasarkan statistik gangguan, 80-90% dari seluruh gangguan transmisi yang
pernah terjadi merupakan gangguan transien atau sesaat/temporer sehingga bisa
hilang setelah trip dan aman untuk dilakukan penutupan kembali secara otomatis
 melalui fasilitas autoreclose. Fungi autoreclose saat ini telah diterapkan di hampir
seluruh ruas penghantar di PLN UIT JBTB kecuali pada beberapa penghantar
dengan pertimbangan tertentu. Selain itu ada bebeapa ruas penghantar yang
menerapkan AR dengan skema khusus dengan pertimbangan konfigurasi jaringan
yang tidak ideal misal pada penghantar hibrid. Untuk itu, diperlukan kajian untuk
menetapkan kebijakan khusus penerapan AR pada penghantar di UIT JBTB yang
berbeda dengan skema umum penerapan AR yang diterapkan selama ini.

II. PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Khusus AR
Berdasarkan regulasi yang ditetapkan oleh PLN melalui SPLN, autoreclose
merupakan salah satu komponen penting dalam mendesain proteksi penghantar.
Akan tetapi, pada kondisi tertentu tidak semua ruas penghantar dapat
diaplikasikan skema AR (Not Auto Reclose / NAR) atau menerapkan AR dengan
skema khusus (Auto Reclose Khusus / ARK) dengan tujuan tertentu.
Adapun kondisi dimana AR tidak diaktifkan (NAR) adalah :
a. Penghantar dengan full SKTT tidak menerapkan autoreclose dikarenakan
gangguan pada SKTT cenderung bersifat permanen. Menerapkan AR pada
SKTT akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada SKTT tersebut
(NAR1).
b. Penghantar hibrid SUTT dan SKTT dengan kondisi SKTT terpasang pada jalur
yang vital yang bilamana terjadi gangguan pada SKTT akan menimbulkan isu
sosial. Misal, SKTT beroperasi pada jembatan yang merupakan obvitnas
(NAR2).
c. Penghantar dangan trafo tapping (konfigurasi T) ke trafo dan/atau pembangkit
(NAR3).
d. Penghantar dengan pembangkit pada kedua sisi dengan pertimbangan reclose
pada kondisi gangguan permanen akan berdampak pada pembangkit (NAR4).
e. Penghantar yang terhubung ke KTT dapat di nonaktifkan dengan pertimbangan
keamanan peralatan di konsumen atas permintaan dari konsumen (NAR5).
Kondisi dimana AR diaktifkan dengan skema khusus adalah sebagai berikut :
a. Kondisi: Penghantar hibrid SUTT dan SKTT yang dilengkapi rele khusus untuk
mendeteksi titik gangguan apakah di SUTT atau SKTT dengan metode standar
menggunakan LCD pada ruas SUTT atau SKTT.
Skema khusus: Penerapan pola AR jika gangguan pada bagian ruas SUTT.
(ARK1)
Persyaratan:
✓ pemasangan CT pada titik sambung SKTT dan SUTT
✓ rele LCD yang independen pada SUTT atau SKTT yang terpisah dari rele
proteksi penghantar keseluruhan.
Pengecualian: -

SUTT SKTT

LCD

LCD/DR LCD/DR

SKTT SUTT

LCD

LCD/DR LCD/DR

Gambar 1. Penghantar Hibrid SUTT –SKTT dengan Proteksi khusus sebagai detector titik
gangguan SUTT atau SKTT

b. Kondisi: Penghantar hibrid SUTT dan SKTT yang tidak dilengkapi rele LCD
sebagai rele khusus untuk mendeteksi titik gangguan apakah di SUTT atau
SKTT
Skema khusus: Penerapan pola AR menggunakan inovasi Zona Pintar (Zone
Programmable Inisiate AR) dengan akurasi deteksi titik gangguan pada SUTT
maksimum sebesar 80%. (ARK2)
Persyaratan:
 ✓ Teleproteksi sudah tersedia (berbeda kanal dengan teleproteksi untuk
fungsi skema distance PUTT dan POTT)
Pengecualian:
✓ Ruas penghantar yang memenuhi N-1
✓ Jika SKTT lebih dominan dari SUTT dengan SIR SUTT ≥ 4

80%*SUTT

SUTT SKTT

Gambar 2. Penghantar Hibrid SUTT –SKTT dengan detektor Zona Pintar

c. Kondisi: Penghantar single sirkit dengan pembangkit di salah satu sisi, karena
beresiko akan reclose dalam kondisi tidak sinkron yang dapat berdampak pada
PMT atau pembangkit.
Skema khusus: Pada sirkit ini, penerapan AR satu sisi dapat diterapkan untuk
mempercepat proses pemulihan jika terjadi gangguan. Penerapan AR kedua sisi
dapat diterapkan dengan kondisi PMT pembangkit dilepas sebelum reclose di
PMT penghantar pada GI terhubung pembangkit (ARK3).
Persyaratan: Penerapan skema ini harus dengan persetujuan dari unit pembangkit
Pengecualian: -

GRID ~

Gambar 3. Penghantar Single Sirkit dengan pembangkit pada salah satu sisi

d. Kondisi: Penghantar yang beroperasi dalam kondisi PMT normally open pada
satu sisi atas permintaan UP2B
Skema Khusus: diijinkan untuk tidak menerapkan AR / final trip pada sisi PMT
normally close saat terjadi gangguan dengan pertimbangan manfaatnya tidak
signifikan dibandingkan resiko yang muncul terkait kedip tegangan berulang
 pada konsumen yang dapat menimbulkan komplain pada konsumen jika terjadi
gangguan permanen. (ARK4)
Persyaratan: -
Pengecualian : ketentuan ini tidak berlaku saat penghantar beroperasi normal
(close PMT pada kedua sisi).
e. Kondisi: Penghantar yang salah satu sisi PMT nya memiliki kondisi kritis
sehingga mempengaruhi kesiapan PMT untuk trip kembali jika terjadi gangguan
permanen. Kondisi ketidaksiapan PMT untuk trip kembali biasanya terjadi pada
PMT jenis penggerak pneumatic. Populasi PMT jenis penggerak pneumatic yang
memiliki historis tinggi terkait ketidaksiapan PMT untuk trip kembali sejak
tahun 2014 – 2020 akan dibahas pada bab 2.3
Skema Khusus: tidak diperkenankan untuk reclose bila saat trip akibat gangguan
muncul informasi (event) ketidaksiapan PMT (CB not healthy/CB not ready)
(ARK5).
Persyaratan: kesiapan wiring dari PMT ke rele proteksi penghantar/AR untuk
menginformasikan ketidaksiapan PMT untuk trip kembali sehingga proses AR
tidak dieksekusi.
Pengecualian : ketentuan tidak berlaku untuk kejadian trip yang tidak disertai
munculnya informasi (event) ketidaksiapan PMT (CB not healthy/CB not ready)
f. Kondisi: Bay penghantar yang tidak dilengkapi VT untuk sinkron pada mode
TPAR
Skema khusus: menggunakan dead time yang sama pada kedua sisi tanpa syarat
sinkron (ARK6)
Persyaratan: - .
Pengecualian: -
g. Kondisi: Bay penghantar yang tidak dilengkapi VT untuk sinkron pada mode
TPAR dan merupakan jalur menuju pembangkit
Skema Khusus: menerapkan SPAR (ARK7).
Persyaratan: -
Pengecualian:-

2.2 Kondisi Eksisting

Berikut adalah contoh ruas penghantar pada wilayah PLN UIT JBTB yang saat ini
diberlakukan tanpa AR atau skema khusus AR.
No. Ruas Penghantar Skema AR Keterangan Skema
1. Pht 150 kV Ujung Block AR Hybrid
- Bangkalan (SUTT+SKTT)
dengan SKTT pada NAR2
objek vital (Jembatan
Suramadu)
2. Pht 150 kV Block AR Hybrid
Kenjeran – (SUTT+SKTT)
Gilitimur dengan SKTT pada NAR2
objek vital (Jembatan
Suramadu).
3. Pht 150 kV Block AR
Sawahan –
Full SKTT NAR1
Undaan –
Gembong 1,2
4. Pht 70 kV Siman Block AR Outlet Pembangkit
– Mendalan pada kedua sisi NAR4
penghantar.
5. Pht 150 kV AR 1 sisi Sirkit tunggal dengan
Sutami – Wlingi pembangkit di satu ARK3
sisi.
6. Pht 150 kV Block AR
Surabaya Barat – Full SKTT NAR1
Karangpilang 1,2
7. Pht 150 kV Block AR
Sukolilo – Full SKTT NAR1
Wonokromo
8. Pht 150 kV Block AR
Sukolilo – Ngagel Full SKTT NAR1
– Simpang
9. Pht 150 kV Block AR Hybrid SUTT+SKTT
Kedinding – dengan dominan ARK2
Ujung SKTT
No. Ruas Penghantar Skema AR Keterangan Skema
10. Pht 150 kV Block AR Hybrid SUTT+SKTT
Kedinding – dengan dominan ARK2
Kalisari SKTT
11. Pht 150 kV Waru Block AR
SUTT bay KTT NAR5
– Ispatindo 1,2
12. Pht 70 kV Block AR Konfigurasi T,
Sengkaling – tersambung ke trafo
NAR3
Mendalan 1,2 70/20 kV dan
pembangkit solorejo
13. Pht 150 kV Block AR
Pecatu – Bandara Full SKTT NAR1
1,2
14. Pht 150 kV Block AR
Pecatu – Nusadua Full SKTT NAR1
1,2
15. Pht 150 kV Block AR
Full SKTT
Mliwang – NAR1
(konsumen KTT)
Holcim 1,2
16. Pht 150 kV Block AR Rencana
Hybrid SUTT+SKTT
Tandes – Ujung ARK2
17. Pht 150 kV PLTU Block AR Full SKTT (bay
NAR1
Gresik – Wilmar KTT)
18. Pht 150 kV Block AR Full SUTT, supply ke
Segoromadu – GI KTT dari line 1
Barata 1 saja, line 2 tidak NAR5
berbeban (Normally
open di Barata)
19. Pht 150 kV AR Skema khusus
Banyuwangi– dengan zona pintar
Hibrid SUTT dan
Gilimanuk 1- 4 ARK2
SKLT
No. Ruas Penghantar Skema AR Keterangan Skema
20. Pht 150 kV AR skema khusus
Sawahan – dengan LCD pada
Hibrid SUTT dan
Krembangan 1,2 Kabel dan Distance ARK1
SKTT
pada full
penghantar
21. Pht Karang Pilang AR skema khusus
– Bambe 1,2 dengan LCD pada
Hibrid SUTT dan
Kabel dan Distance ARK1
SKTT
pada full
penghantar
22. Pht Bojonegoro- AR on (optional)
NO pada GI Cepu ARK4
Cepu 1,2
23. Pht Sengguruh – AR tanpa syarat Tidak ada VT
ARK6
Karangkates sinkron sinkron
24. Pht Kebonagung AR beresiko gagal PMT pneumatic
– Sengguruh kondisi tua dengan
ARK5
kebocoran pada
kompressor
25. Pht 150 kV Block AR
Bumicokro – New Full SKTT NAR1
Pandaan
26. Pht 150 kV AR Skema khusus
Hibrid SUTT dan
Bandara - dengan zona pintar ARK2
SKTT
Pemecutan Kelod
27. Pht 150 kV AR Skema khusus
Hibrid SUTT dan
Pesanggaran - dengan zona pintar ARK2
SKTT
Nusadua 1,2
28. Pht 150 kV AR Skema khusus
Pesanggaran – dengan zona pintar
Hibrid SUTT dan
Sanur 1,2 ARK2
SKTT
No. Ruas Penghantar Skema AR Keterangan Skema
29. Pht 150 kV AR Skema khusus
Hibrid SUTT dan
Pesanggaran – dengan zona pintar ARK2
SKTT
Bandara
30. Pht 150 kV AR Skema khusus
Hibrid SUTT dan
Pesanggaran – dengan zona pintar ARK2
SKTT
Padangsambian
31. Pht 150 kV AR Skema khusus
Hibrid SUTT dan
Pesanggaran – dengan zona pintar ARK2
SKTT
Pemecutankelod

2.3 Populasi PMT Usia Tua dan Beresiko Tidak Siap Trip Kembali

Berdasarkan pemetaan gangguan 7 tahun terakhir, Merk Energoinvest, Nissin Electric

dan Alsthom menjadi penyebab paling dominan.
 Dari kondisi diatas, penyebab paling dominan adalah dikarenakan mekanik penggerak
bermasalah sehingga menyebabkan PMT tidak dapat meng-clear-kan gangguan sesuai
dengan fungsinya. Adapun pemetaan populasi PMT 70kV dan 150kV mekanik penggerak
pneumatic merk Energoinvest, Nissin Electric, Alsthom adalah terlampir sebagai
berikut:

o PMT Merk Energoinvest Mekanik Penggerak Pneumatik

UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT GI 70KV PHT 70kV

70 1991 SFE-9 PNEUMATIC 30
MADIUN BANARAN TULUNGAGUNG #1

UPT GI 70KV
PHT 70kV DOLOPO #2 70 1978 HPGE.9S/14 PNEUMATIC 43
MADIUN PONOROGO

UPT GI 70KV
IBT#1 150/70kV (LV) 70 1991 SFE-9 PNEUMATIC 30
MALANG DRIYOREJO

UPT GI 70KV
IBT#2 150/70kV (LV) 70 1991 SFE-9 PNEUMATIC 30
MALANG DRIYOREJO

o PMT Merk Nissin Electric Mekanik Penggerak Pneumatik

UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT GRESIK GI 70KV MANYAR IBT#1 150/70kV (LV) 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42

UPT GRESIK
GI 70KV
BUS TIE 70kV 70 1995 SO-21 PNEUMATIC 26
MASPIONSBM

GI 70KV PHT 70kV SEMEN

UPT GRESIK 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
SEGOROMADU GRESIK #1

GI 70KV PHT 70kV SEMEN

UPT GRESIK 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
SEGOROMADU GRESIK #2

GI 150KV
UPT MADIUN PHT 150kV BABAT #2 150 1986 FA1-N PNEUMATIC 35
BOJONEGORO

GI 150KV
UPT MADIUN PHT 150kV BABAT #2 150 1986 FA1-N PNEUMATIC 35
BOJONEGORO

GI 150KV
UPT MADIUN PHT 150kV BABAT #2 150 1986 FA1-N PNEUMATIC 35
BOJONEGORO

PHT 150kV NGAWI

UPT MADIUN GI 150KV MANISREJO 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
#1

PHT 150kV NGAWI

UPT MADIUN GI 150KV MANISREJO 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
#1
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

PHT 150kV NGAWI

UPT MADIUN GI 150KV MANISREJO 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
#1

PHT 150kV
UPT MADIUN GI 150KV NGAWI 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
MANISREJO #1

PHT 150kV
UPT MADIUN GI 150KV NGAWI 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
MANISREJO #1

PHT 150kV
UPT MADIUN GI 150KV NGAWI 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
MANISREJO #1

UPT MADIUN GI 150KV TUBAN PHT 150kV KEREK #1 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30

UPT MADIUN GI 150KV TUBAN PHT 150kV KEREK #1 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30

UPT MADIUN GI 150KV TUBAN PHT 150kV KEREK #1 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30

PHT 70kV
UPT MADIUN GI 70KV BANARAN 70 1984 FA1-N PNEUMATIC 37
GUDANGGARAM #2

PHT 70kV
UPT MADIUN GI 70KV BANARAN 70 1984 FA1-S PNEUMATIC 37
GUDANGGARAM #1

GI 70KV PHT 70kV

UPT MADIUN 70 1992 FA1-S PNEUMATIC 29
PLTA.TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG

GI 70KV PHT 70kV

UPT MADIUN 70 1992 FA1-S PNEUMATIC 29
PLTA.TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG

GI 70KV PHT 70kV

UPT MADIUN 70 1992 FA1-S PNEUMATIC 29
PLTA.TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG

GI 70KV
UPT MADIUN TRF#1 70/20kV 70 1992 FA1-S PNEUMATIC 29
PLTA.TULUNGAGUNG

PHT 30kV GOLANG

UPT MADIUN GI 70KV DOLOPO 30 1974 KOR-22 PNEUMATIC 47
#1

PHT 30kV GOLANG

UPT MADIUN GI 70KV DOLOPO 30 1974 KOR-22 PNEUMATIC 47
#2

UPT MADIUN GI 70KV DOLOPO PHT 30kV NGEBEL 30 1974 KOR-22 PNEUMATIC 47

UPT MADIUN GI 70KV DOLOPO TRF#1 70/25kV (INC) 30 1976 KOR-22 PNEUMATIC 45

UPT MADIUN GI 70KV CARUBAN TRF#2 70/20kV 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47

GI 70KV
UPT MADIUN BUS TIE 70kV 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
GUDANGGARAM

UPT MADIUN GI 70KV MANISREJO PHT 70kV CARUBAN 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45

PHT 70kV DOLOPO

UPT MADIUN GI 70KV PONOROGO 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
#1
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

GI 70KV
UPT MADIUN TRF#1 70/20kV 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
TRENGGALEK

UPT MADIUN GI 70KV BANARAN IBT#1 150/70kV (LV) 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41

PHT 70kV
UPT MADIUN GI 70KV BANARAN 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
TULUNGAGUNG #2

PHT 70kV
UPT MADIUN GI 70KV BLITAR BARU 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
TULUNGAGUNG #2

UPT MADIUN GI 70KV BLITAR BARU PHT 70kV WLINGI #2 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41

UPT MADIUN GI 70KV BLITAR BARU TRF#1 70/20kV 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41

PHT 70kV NGANJUK

UPT MADIUN GI 70KV KERTOSONO 70 1994 SO-21 PNEUMATIC 27
#1

PHT 70kV NGANJUK

UPT MADIUN GI 70KV KERTOSONO 70 1994 SO-21 PNEUMATIC 27
#2

UPT MADIUN
GI 70KV KERTOSONO PHT 70kV PLOSO #2 70 1991 SO-21 PNEUMATIC 30

UPT MADIUN GI 70KV NGANJUK TRF#2 70/20kV 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45

GI 70KV PHT 70kV BANARAN

UPT MADIUN 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
TULUNGAGUNG #2

UPT MADIUN
GI 70KV PHT 70kV BLITAR
70 1983 SO-21 PNEUMATIC 38
TULUNGAGUNG BARU #1

GI 70KV PHT 70kV PLTA

UPT MADIUN 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42
TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG

GI 70KV PHT 70kV

UPT MADIUN 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42
TULUNGAGUNG TRENGGALEK

GI 70KV
UPT MADIUN TRF#1 70/20Kv 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
TULUNGAGUNG

GI 70KV
UPT MADIUN TRF#2 70/20kV 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42
TULUNGAGUNG

GI 150KV
UPT MALANG IBT#3 150/70kV (HV) 150 1986 FA1-N PNEUMATIC 35
SEKARPUTIH

GI 150KV PHT 150kV NGORO

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH #1

GI 150KV PHT 150kV NGORO

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH #1

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30

GI 150KV PHT 150kV NGORO
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

SEKARPUTIH #1

GI 150KV PHT 150kV NGORO

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH #2

GI 150KV PHT 150kV NGORO

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH #2

GI 150KV PHT 150kV NGORO

UPT MALANG 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH #2

GI 150KV
UPT MALANG TRF#7 150/20kV 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SEKARPUTIH

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
GAMPINGAN

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
GAMPINGAN

UPT MALANG
PHT 70kV
GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
GAMPINGAN

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #1

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #1

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #1

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #2

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #2

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KARANGKATES #2

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KEBONAGUNG

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KEBONAGUNG

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SENGGURUH 70 1987 FA1-S PNEUMATIC 34
KEBONAGUNG

GI 150KV
UPT MALANG TRF#1 150/20kV 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
BALONGBENDO

UPT MALANG KOPEL BUS 150kV 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26

GI 150KV
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

KASIHJATIM

GI 150KV
UPT MALANG KOPEL BUS 150kV 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM

GI 150KV
UPT MALANG KOPEL BUS 150kV 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV CERME 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV CERME 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV CERME 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM

GI 150KV PHT 150kV

UPT MALANG 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM SURABAYA BARAT

UPT MALANG
GI 150KV PHT 150kV
150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM SURABAYA BARAT

GI 150KV PHT 150kV

UPT MALANG 150 1995 GFA1-N PNEUMATIC 26
KASIHJATIM SURABAYA BARAT

UPT MALANG GI 70KV BANGUN BUS TIE A 70kV 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47

UPT MALANG GI 70KV BANGUN PHT 70kV TARIK #1 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47

UPT MALANG GI 70KV BANGUN PHT 70kV TARIK #2 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47

PHT 70kV POLEHAN

UPT MALANG GI 70KV BLIMBING 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
#1

PHT 70kV POLEHAN

UPT MALANG GI 70KV BLIMBING 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47
#2

UPT MALANG GI 70KV BLIMBING TRF#1 70/20kV 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45

PHT 70kV BLIMBING

UPT MALANG GI 70KV POLEHAN 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
#1

PHT 70kV BLIMBING

UPT MALANG GI 70KV POLEHAN 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47
#2

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV POLEHAN 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
KEBONAGUNG #2

UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH IBT#1 150/70kV (LV) 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
MENDALAN

UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH PHT 70kV SIMAN 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH PHT 70kV TARIK #1 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45

UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH PHT 70kV TARIK #2 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45

PHT 70kV BANGUN

UPT MALANG GI 70KV TARIK 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47
#1

PHT 70kV BANGUN

UPT MALANG GI 70KV TARIK 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47
#2

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV TARIK 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
DRIYOREJO

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV TARIK 70 1976 SO-11 PNEUMATIC 45
SEKARPUTIH #2

UPT MALANG GI 70KV TARIK TRF#1 70/20kV 70 1974 SO-11 PNEUMATIC 47

UPT MALANG GI 70KV BLIMBING TRF#2 70/20kV 70 1983 SO-21 PNEUMATIC 38

UPT MALANG GI 70KV BLIMBING TRF#3 70/20kV 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41

GI 70KV PHT 70kV

UPT MALANG 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
KARANGKATES SENGGURUH #1

GI 70KV PHT 70kV

UPT MALANG 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
KARANGKATES SENGGURUH #2

UPT MALANG
GI 70KV
PHT 70kV TUREN 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
KEBONAGUNG

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV MENDALAN 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
SEKARPUTIH

UPT MALANG GI 70KV MENDALAN PHT 70kV SIMAN 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45

UPT MALANG GI 70KV PLOSO TRF#3 70/20kV 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV POLEHAN 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
KEBONAGUNG #1

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
TJIWIKIMIA #1

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV SEKARPUTIH 70 1983 SO-21 PNEUMATIC 39
TJIWIKIMIA #2

UPT MALANG GI 70KV TARIK PHT 70kV MIWON 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42

PHT 70kV
UPT MALANG GI 70KV TARIK 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
SEKARPUTIH #1

UPT MALANG GI 70KV TUREN TRF#1 70/20kV 70 1983 SO-21 PNEUMATIC 38

KOPEL BUS 150Kv 150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26

UPT GI 150KV
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

PROBOLINGGO BUMICOKRO

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

UPT GI 150KV PHT 150kV BANGIL

150 1995 FA1-N PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

UPT PHT 150kV

GI 150KV JEMBER 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BANYUWANGI

UPT PHT 150kV

GI 150KV JEMBER 150 1980 FA1-N PNEUMATIC 41
PROBOLINGGO BANYUWANGI

UPT PHT 150kV

GI 150KV JEMBER 150 1980 FA1-N PNEUMATIC 41
PROBOLINGGO BANYUWANGI

UPT PHT 150kV GENDING

GI 150KV KRAKSAAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO #1

UPT PHT 150kV GENDING

GI 150KV KRAKSAAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO #1

UPT PHT 150kV GENDING

GI 150KV KRAKSAAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO #1

PHT 150kV
UPT
GI 150KV REJOSO GONDANGWETAN 150 1987 FA1-N PNEUMATIC 34
PROBOLINGGO
#1

PHT 150kV
UPT
GI 150KV REJOSO GONDANGWETAN 150 1987 FA1-N PNEUMATIC 34
PROBOLINGGO
#1

PHT 150kV
UPT
GI 150KV REJOSO GONDANGWETAN 150 1987 FA1-N PNEUMATIC 34
PROBOLINGGO
#1

UPT GI 150KV PHT 150kV

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO BONDOWOSO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO BONDOWOSO #1
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT GI 150KV PHT 150kV

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO BONDOWOSO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV PAITON

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV PAITON

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO #1

UPT GI 150KV PHT 150kV PAITON

150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO SITUBONDO #1

UPT
GIS 150KV BANGIL IBT#1 150/70kV (HV) 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL IBT#2 150/70kV (HV) 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL KOPEL BUS 150kV 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BULUKANDANG

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BULUKANDANG

UPT
PROBOLINGGO PHT 150kV
GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
BULUKANDANG

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #1

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

UPT PHT 150kV

GIS 150KV BANGIL 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO BUMICOKRO #2

PHT 150kV
UPT
GIS 150KV BANGIL GONDANGWETAN 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO
#1

GIS 150KV BANGIL PHT 150kV 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30

UPT
GONDANGWETAN
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

PROBOLINGGO #1

PHT 150kV
UPT
GIS 150KV BANGIL GONDANGWETAN 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO
#1

PHT 150kV
UPT
GIS 150KV BANGIL GONDANGWETAN 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO
#2

PHT 150kV
UPT
GIS 150KV BANGIL GONDANGWETAN 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO
#2

PHT 150kV
UPT
GIS 150KV BANGIL GONDANGWETAN 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO
#2

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV LAWANG 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV LAWANG 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV LAWANG 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #1 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #1 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #1 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #2 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #2 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL PHT 150kV PIER #2 150 1995 GT-14 PNEUMATIC 26
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL TRF#3 150/20kV 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GIS 150KV BANGIL TRF#4 150/20kV 150 1991 GT-14 PNEUMATIC 30
PROBOLINGGO

UPT
GI 70KV BANGIL IBT#1 150/70kV (LV) 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
PROBOLINGGO
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT
GI 70KV SUKOREJO PHT 70kV BANGIL #1 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
PROBOLINGGO

UPT
GI 70KV SUKOREJO PHT 70kV BANGIL #1 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
PROBOLINGGO

UPT
GI 70KV SUKOREJO PHT 70kV BANGIL #1 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
PROBOLINGGO

UPT
GI 70KV SUKOREJO PHT 70kV BANGIL#2 70 1976 SO-21 PNEUMATIC 45
PROBOLINGGO

UPT
GI 70KV SUKOREJO TRF#1 70/20kV 70 1980 SO-21 PNEUMATIC 41
PROBOLINGGO

UPT PHT 150kV

GI 150KV BABADAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SURABAYA SURABAYA BARAT

UPT PHT 150kV

GI 150KV BABADAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SURABAYA SURABAYA BARAT

UPT PHT 150kV

GI 150KV BABADAN 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SURABAYA SURABAYA BARAT

UPT
GI 150KV ISPATINDO PHT 150kV WARU #1 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SURABAYA

UPT
SURABAYA
GI 150KV ISPATINDO PHT 150kV WARU #1 150 1991 FA1-N PNEUMATIC 30

UPT
GI 150KV ISPATINDO PHT 150kV WARU #1 20 1991 FA1-N PNEUMATIC 30
SURABAYA

UPT
GI 70KV PORONG TRF#2 70/20kV 70 1979 SO-21 PNEUMATIC 42
SURABAYA

o PMT Merk Alsthom Mekanik Penggerak Pneumatik

UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#1 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#1 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#1 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#2 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#2 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU

GI 150KV
UPT GRESIK PHT 150kV CERME#2 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SEGOROMADU

GI 150KV PHT 150kV GULUK-

UPT GRESIK 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SUMENEP GULUK #2

GI 150KV PHT 150kV GULUK-

UPT GRESIK 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SUMENEP GULUK #2

GI 150KV PHT 150kV GULUK-

UPT GRESIK 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SUMENEP GULUK #2

UPT MADIUN GI 70KV PARE TRF#1 70/20kV 70 1993 FX.11 PNEUMATIC 28

GI 70KV
UPT MALANG BUS TIE A 70kV 70 1987 FX.10 PNEUMATIC 34
AJINOMOTO

GI 70KV PHT 70kV SEKARPUTIH

UPT MALANG 70 1987 FX.10 PNEUMATIC 34
AJINOMOTO #2

GI 70KV
UPT MALANG IBT#3 150/70kV (LV) 70 1986 FX.10 PNEUMATIC 35
SEKARPUTIH

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV WLINGI 150 1990 FX.12 PNEUMATIC 31
SUTAMI

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV WLINGI 150 1990 FX.12 PNEUMATIC 31
SUTAMI

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV WLINGI 150 1990 FX.12 PNEUMATIC 31
SUTAMI

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV SUTAMI 150 1992 FXT.13 PNEUMATIC 29
WLINGI

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV SUTAMI 150 1992 FXT.13 PNEUMATIC 29
WLINGI

GI 150KV
UPT MALANG PHT 150kV SUTAMI 150 1992 FXT.13 PNEUMATIC 29
WLINGI

UPT GITET 500KV 7A2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A2 DIAMETER#2

500 1996 FX.22 PNEUMATIC 25
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT GITET 500KV 7A3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A4 DIAMETER#4

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A4 DIAMETER#4

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A4 DIAMETER#4

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A5 DIAMETER#5

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A5 DIAMETER#5

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7A5 DIAMETER#5

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB5 DIAMETER#5

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT
PROBOLINGGO GITET 500KV 7AB5 DIAMETER#5
500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB5 DIAMETER#5

500 1994 FX.22 PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT GITET 500KV 7AB7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7AB7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B2 DIAMETER#2

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B3 DIAMETER#3

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B4 DIAMETER#4

500 1996 FX.22D PNEUMATIC 25
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT
PROBOLINGGO GITET 500KV 7B4 DIAMETER#4
500 1996 FX.22D PNEUMATIC 25
GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B4 DIAMETER#4

500 1996 FX.22D PNEUMATIC 25
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B6 DIAMETER#6

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GITET 500KV 7B7 DIAMETER#7

500 1994 FX.22D PNEUMATIC 27
PROBOLINGGO GRATI 500kV

UPT GI 70KV
KOPEL BUS 70kV 70 1986 FX.10 PNEUMATIC 35
SURABAYA BUDURAN
 UPT GI BAY TEG_OPRS THN_BUAT TIPE MKNK_PGRK USIA

UPT
GI 150KV PERAK PHT 150kV UJUNG 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SURABAYA

UPT
GI 150KV PERAK PHT 150kV UJUNG 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SURABAYA

UPT
GI 150KV PERAK PHT 150kV UJUNG 150 1991 FX.12 PNEUMATIC 30
SURABAYA

GI 150KV
UPT
SURABAYA KOPEL BUS 150kV 150 1996 FX.12 PNEUMATIC 26
SURABAYA
SELATAN