LABORATORIUM :
Hb : 9.8 g/dl
Ht : 26,3 %
Leukosit : 12.260 /mm3
Trombosit : 246.000 /mm3
Eritrosit : 3,54 jt/ul
PCR SARCOV2 : Positif
LABORATORIUM :
Hb : 15.7 g/dl
Ht : 45,5 %
Leukosit : 15.770 /mm3
Trombosit : 375.000 /mm3
Eritrosit : 4,83 jt/ul
2. Tn. Tomi, 63Th, Perforasi Hollow BNO 2 POSISI
Viscus
Jenis Foto : BNO 2 Posisi, Thoraks AP Preperitoneal fat Sebagian jelas.
Psoas line tidak jelas.
KU : Nyeri seluruh perut Kontur kedua ginjal tidak jelas.
ANAMNESA : Pasien mengeluh nyeri Tampak distribusi udara dalam usus-
seluruh perut sejak 3 hari SMRS. Nyeri usus berlebih, disertai penebalan
perut dirasakan terus menerus dan Sebagian dindingnya, yang terdistribusi
semakin memberat. Keluhan disertai ke abdomen tengah.
dengan mual, muntah (+) 2x berisi cairan Tampak perselubungan opak di
bercampur makanan, muntah darah (-). abdomen atas sampai bawah yang
Keluhan disertai dengan sesak napas mendesak usus-usus ke medial.
sejak 2 hari SMRS. Sesak nafas tidak Pada foto BNO tegak : free air
dipengaruhi aktivitas, tidak disertai bunyi subdiafragma (+), air fluid subdiafragma
mengi ataupun mengorok. Keluhan batuk intraluminal (-), air fluid level
(-), demam (-), keringat malam (-), extraluminal (+), continous diafragma
penurunan BB drastis (-). Keluhan nyeri sign (+).
ulu hati sebelumnya disangkal. BAB dan Masih tampak bayangan udara di rongga
BAK tidak ada keluhan. BAB mencret pelvis.
(-), BAB darah (-), BAB kecil-kecil Tampak osteofit pada corpus vertebra
seperti kotoran kambing (-). BAB hitam Lumbal 2-5
(-). Pasien sering mengeluh nyeri Tampak terpasang NGT dengan ujung
pinggang sejak 1 tahun SMRS dan rutin distal yang terproyeksi setinggi
mengkonsumsi obat-obatan penghilang paravertebrae L1 kiri.
nyeri dari warung. Riwayat konsumsi
jamu (-). Riwayat penyakit jantung (-), KESAN :
riwayat diabetes (-), darah tinggi (-). - Ileus paralitik disertai
Riwayat operasi sebelumnya disangkal. pneumoperitoneum.
Karena keluhannya pasien berobat ke - Ascites.
IGD RS Cahya Kawaluyaan, dilakukan -Spondylosis vertebra lumbalis
pemeriksaan Rontgen dada, diberikan
obat infus. Kemudian pasien dirujuk ke
RSHS untuk tatalaksana lebih lanjut Thoraks AP
tanpa di dampingi paramedis.
Foto asimetris, inspirasi kurang.
LABORATORIUM : Skeletal dan soft tissue yang
Hb : 8.7 g/dl tervisualisasi dalam batas normal.
Ht : 28,4 % Trakea di tengah.
Leukosit : 3.800 /mm3 Mediastinum tidak melebar.
Trombosit : 515.000 /mm3 Cor tidak membesar 55 %. Kalsifikasi
Eritrosit : 3,68 jt/ul aorta (+)
PCR SARCOV 2 : Negatif Sinuses tajam. Diafragma elevasi.
Tampak free air subdiafragma, continous
diafragma sign (+).
Pulmo:
- Hili dalam batas normal.
- Corakan bronkovaskuler bertambah.
- Tidak tampak perbercakan /
perselubungan.
KESAN :
- Pneumoperitoneum
- Tidak tampak bronkopneumonia /
pneumonia.
- Elevasi diafragma
- Atherosclerosis aorta.
LABORATORIUM :
Hb : 14.6 g / dl
Ht : 39.9 %
Leukosit : 12.100/ mm3
Eritrosit : 5.03 jt/ ul
PCR SARCOV2 : menunggu hasil