Anda di halaman 1dari 2

Memotret pola kebiasaan Gen Z dalam memilih pola olahraga dan pola makan merupakah

sebuah hal yang menarik untuk kita cermati. Sebagai generasi yang memiliki porsi terbesar,
yaitu 27,94% dari total populasi penduduk Indonesia atau kurang lebih sebanyak 74, 93 Juta
orang berada dalam kategori Gen Z, maka tentu saja Gen Z menjadi subjek yang penting
untuk dipahami dan diamati dari berbagai bidang termasuk dalam bidang Kesehatan.
Bagaimana Gen Z memilih pola nutrisi dan olahraga menjadi hal yang sangat menarik bukan
hanya dari sisi Kesehatan namun juga dari berbagai bidang lainnya termasuk ekonomi,
politik, sosial budaya, dan berbagai bidang lainnya yang secara otomatis berkaitan satu
dengan lainnya.
Sebagai generasi yang mengalami kondisi krisis global yaitu pandemic covid-19 Gen Z tidak
dapat dipungkiri memiliki kecenderungan untuk memilih pola makan sehat dan cenderung
berolahraga. Pemilihan pola makan dan olahraga yang mereka lakukan pun tentu saja tidak
dapat dilepaskan dengan kedekatan mereka dengan gadget dan sosial media.
Berbagai informasi yang didapatkan dari sosial media berupa pola-pola diet tertentu atau
juga pola olahraga tertentu yang dibawakan oleh influencer-influencer di sosial media
tentunya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pola perilaku makan dan olahraga gen
Z.
Dalam hal memberikan motivasi sudah barang tentu sosial media merupakan tools yang
sangat berperan dan efektif untuk menumbuhkan minat dalam menggapai tujuan-tujuan
yang berkaitan dengan status Kesehatan Gen z. Baik itu berupa status sehat secara umum
yaitu hanya sekedar jauh dari penyakit atau memperbaiki imunitas, ataupun juga tujuan-
tujuan yang lebih spesifik seperti bentuk tubuh ideal atau dengan nilai-nilai tertentu seperti
vegetarianism dan veganism.
Tentunya pola ini pun menjadi sorotan dan sasaran bagi pelaku bisnis dan perusahaan-
perusahaan yang melihat pola tersebut sebagai peluang ekonomi. Bisnis-bisnis makanan dan
olahraga yang membidik pola perilaku mereka pun bermunculan dan tidak dapat dipungkiri
menarik minat Gen z untuk menjadi konsumen bagi bisnis tersebut.
Walaupun dorongan untuk mengikuti pola hidup sehat ini baik, namun kita juga perlu
memahami bahwa hal ini dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi jika pilihan dari
Gen Z tersebut memang sesuai kaidah-kaidah Kesehatan maka pilihan ini mengantarkan
mereka ke dalam status Kesehatan yang baik. Di sisi lain jika hal-hal tertentu dilakukan
secara membabi buta dan kurang cermat justru hal tersebut dapat menurunkan tingkat
Kesehatan, atau bahkan menimbulkan kerentanan dan jatuh ke dalam gangguan Kesehatan.
Sebagai contoh, banyak sekali pola-pola makan ekstrem yang terkadang diikuti oleh Gen Z
dalam meraih tujuan spesifik seperti bentuk tubuh ideal atau yang lebih dikenal oleh Gen Z
dengan istilah “body goals”. Beberapa diet ekstrem dengan memodifikasi baik dari jumlah
asupan, jenis asupan, ataupun jadwal asupan menjadi hal yang marak dilakukan oleh Gen Z
saat ini. Begitupula diet dengan nilai tertentu seperti vegetarianism dan veganism yang tidak
disertai dengan pengawasan terhadap kecukupan dan keseimbangan makro dan
mikronutrisinya tak ayal menimbulkan masalah Kesehatan di kemudian hari.
Tidak jarang dalam keseharian saya sebagai dokter nutrisi medik bertemu dengan pasien
dari kalangan Gen Z yang memiliki berbagai keluhan yang jika ditelusuri ternyata terjadi
karena ketidakseimbangan atau kekurangan nutrisi yang dikonsumsi sehari-hari. Dari mulai
problem rambut rontok, kulit kusam, hingga gangguan hormonal yang terjadi seperti
gangguan menstruasi yang ternyata bersumber dari pola asupan diet yang tidak memenuhi
kaidah kecukupan makro dan mikro nutrient.
Selain makanan, olahraga menjadi hal yang hangat dan menarik untuk diperhatikan. Dalam
satu riset didapatkan kebanyakan Gen Z menyukai olahraga di luar ruangan seperti jogging.
Olahraga-olahraga ringan juga menjadi pilihan yang diminati oleh kebanyakan generasi ini.
Motivasi untuk melakukan tentunya merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Namun
kecenderungan melakukan satu jenis olahraga saja dalam hal ini olahraga ringan yang
umumnya dikenal dengan olahraga kardiometabolik tanpa diimbangi dengan dua pilar yang
lain yaitu “resistance training” dan “flexibility training” tentunya dapat menimbulkan
masalah di kemudian hari.
Tiga pilar olahraga secara simultan melatih focus yang berbeda dalam tubuh kita. Olahraga
kardiometabolik cenderung melatih otot jantung dan mengoptimalkan fungsi hormone-
hormon yang bekerja dalam metabolisme secara umum. Di sisi lain tubuh juga perlu
mengoptimalkan fungsi otot lurik yang dicapai melalui Latihan beban untuk dapat menjaga
kestabilan kebutuhan basal harian. Selain itu untuk meminimalisir terjadinya cedera
olahraga yang melatih kelenturan persendian yang dikenal dengan “flexibility training” juga
mutlak untuk dilakukan.
Dari uraian di atas, yang dapat kita simpulkan mengenai kebiasaan makan dan olahraga Gen
Z adalah bahwa, motivasi dan kebiasaan generasi ini merupakan hal yang sangat baik dan
bermanfaat namun yang perlu mendapat perhatian adalah kecukupan informasi yang valid
dan akurat mengenai pola makan dan olahraga tersebut. Gen Z perlu memiliki kemahiran
dalam memilah dan memilih informasi yang tepat mengenai pola makan dan olahraga yang
tepat dari sumber-sumber yang sahih.
Selain itu yang perlu kita ingat pula, sebagaimana perkataan bijak di masa lalu “ apa yang ia
makan dan menyehatkan baginya bisa jadi mematikan untukmu” maka demikian pula pola
makan dan pola olahraga yang sesuai memerlukan pemahaman yang dalam baik mengenai
bagaimana tubuh bekerja maupun bagaimana makanan dan olahraga bekerja terhadap
tubuh secara personal.
Apa yang aman dilakukan satu orang dan memberikan benefit belum tentu cocok dilakukan
dan diterapkan kepada orang lain, sehingga Gen Z juga harus memberikan ruang untuk
berdiskusi dengan ahli dan pakar yang mendalami ilmu kaidah-kaidah nutrisi dan olahraga
yang tepat sehingga aman dan bermanfaat untuk dapat diterapkan dalam pola perilaku
makan dan olahraganya sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai