Anda di halaman 1dari 27

D.

ANALISIS SWOT

Dalam Rangka pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

disamping persyaratan substantif juga harus dipenuhi persyaratan teknis dan

administratif. Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai

aspek yang ada dilingkungan internal maupun eksternal Puskesmas Jeunieb

dalam bentuk penyusunan Rencana Strategsi Bisnis Puskesmas Jeunieb sebagai

Badan layanan Umum Daerah.

Dalam analilis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap

kelemahannya, dan peluag terhadap ancaman dari pesaing. Ada empat kuadran

posisi organisasi hasil analisis SWOT yang didasarkan pada peninjauan dan

penilaian atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai kekuatan (Strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

Setelah diketahui keadaan organisasi saat ini, maka akan dapat

ditentukan alternatif atau langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang dengan cara

mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada, serta

meminimumkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang dihadapi. Analisis

internal didasarkan pada SW atau Kekuatan/Strength dan

Kelemahan /Weaknesss. Sedangkan OT (Opportunity and Threat)

diklasifikasikan dalam analisis eksternal.

Tabel berikut adalah hasil identifikasi dan analisis kondisi lingkungan

internal dan eksternal pada Puskesmas jeunieb Kabupaten Bireuen.

53
a. Faktor Internal

No. Bidang Kekuatan Kelemahan


Identifikasi (Strength) (Weakness)
1. Pelayanan 1. Tersedianya 1. Pelayanan Rawat
pelayanan rawat jalan jalan kurang
dan aktifnya optimal karena
pelayanan pada ruang jadwal pelayanan
a. poli umum tidak ditaati sesuai
b. Poli Gigi dengan prosedur
c. KIA yang telah
d. MTBS ditentukan
e. Imunisasi 2. Jumlah dokter
f. KB umum masih
g. Konseling Gizi kurang
h. Fisioterapi 3. Masih adanya
i. Laboratorium petugas yang
j. Farmasi kurang
k. Pelayanan Manula menerapkan
dan keswa prinsip 3S,
2. Tersedianya senyum, sapa,
pelayanan PONED salam
3. Pelayanan UGD yang
aktif 24 jam
4. Tersedianya Ruang
rawat inap untuk 20
bed

2. SDM dan 1. Puskesmas sebagai 1. Masih adanya

54
organisasi lembaga teknis dinas SDM yang belum
2. Jumlah perawat sesuai dengan
umum, bidan, kompetensi
gigi,kesling, Asisten 2. Banyak SDM
Apoteker, analis telah yang belum
mencukupi diangkat sebagai
3. Komitmen organisasi PNS
tinggi 3. Kurangnya jumlah
4. Menjunjung tinggi dokter umum
kedisiplinan 4. Tidak adanya
tenaga apoteker
5. Reward dan
punishment belum
optimal
6. Ada SDM yang
tidak sesuai
dengan job
description, serta
penempatannya
7. Kurangnya tenaga
farmasi/apoteker
3. Ekonomi 1. Pendanaan dari 1. Belum adanya
atau pendapatan puskemas kewenangan
Keuangan 2. Mendapat Subsidi menetapkan tarif
dari Pemerintah puskesmas
2. Belum dapat
mengelola dana
subsisi dari
pemerintah
4. Sarana dan 1. Lahan pengembangan 1. Pemanfaatan lahan
Prasarana
55
cukup luas belum optimal
2. Tersedianya jumlah 2. Ruang pelayanan
ruang pelayanan yang kecil dan sempit
memadai 3. Tata ruang
3. Pengembangan bangunan belum
fasilitas representative
4. Kerja sama 4. Belum optimalnya
pemanfaatan pemeliharaan
sarana/prasarana sarana/prasarana
dengan pemerintah karena terbatasnya
dana.
5. Lingkungan/ 1. Tidak bising 1. Penataan /tata
Keberadaan 2. Mudah dijangkau ruang kurang
Puskesmas 3. Lokasi Strategis optimal
2. Sempitnya lahan

b. Faktor eksternal

NO. Bidang Peluang Ancaman


identifikasi (Opportunity) (Threat)
1. Pelayanan 1. Jenis kebutuhan 1. Tuntutan
pelayanan kesehatan pelayanan prima
berkembang dan paripurna
2. Adanya peluang dari masyarakat
rujukan masuk 2. Adanya pesaing
Pelayanan pelayanan sejenis
3. Adanya peluang yang lebih
rujukan masuk menjanjikan
pelayanan konsultasi 3. Semakin
4. Peluang diversikasi banyaknya
produk pelayanan institusi
pelayanan
kesehatan swasta
2. Organisasi 1. Peluang kerja sama 1. Adanya
dan SDM dengan pihak keinginan
56
pemerintah dan pegawai mencari
masyarakat kesejahteraan
2. Peluang perubahan pada institusi lain
status sebagai 2. Banyaknya
pelaksana PPK-BLU pegawai yang
3. Adanya kepercayaan melakukan
institusi lain bekerja pengajuan
sama dengan program pemindahan
diklat tempat kerja
yang sesuai
domisili
3. Ekonomi 1. Peluang perubahan 1. Pola tarif kurang
atau pola pengelolaan menguntungkan
keuangan keuangan lebih 2. Fluktuasi harga
mandiri BBM dan gas
2. Peluang 3. Segmen pasar
pengembangan Unit yang semakin
bisnis strategis beragam
3. Tersedianya subsidi
pemerintah untuk
masyarakat kurang
mampu
4. Sarana dan 1. Pengembangan 1. Kerusakan
Prasarana fasilitas sarana/prasarana
2. Kerja sama 2. Sarana/prasarana
pemanfaatan tertinggal
sarana/prasarana perkembangan
dengan pihak ketiga iptek
3. Bantuan peralatan dari
pihak ketiga
5. Sosial 1. Jumlah penduduk 1. Budaya sehat
budaya relatif besar kurang optimal
masyarakat 2. Pasangan usia subut 2. Mudah terbawa isu
besar
3. Jumlah balita besar
4. Rasa kekeluargaan
tinggi

c. Pembobotan
57
Pembobotan dalam persentase (%) dilakukan terhadap faktor dan

subfaktor baik internal maupun eksternal untuk setiap bidang didasarkan

pada besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja Puskesmas.

Adapun bobot masing-masing faktor / bidang adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan : 30% (0,35)

2. Organisasi dan SDM : 20 % (0,02)

3. Ekonomi atau Keuangan : 20 % (0,02)

4. Sarana dan Prasarana :15 % (0,15)

5. Lingkungan : 15 % (0,15)

Adapun pembobotan subfaktor (indikator) akan ditentukan

kemudian setelah dilakukan adjugment lebih lanjut dalam tahap evaluasi

dan dapat dilihat dalam tabel perhitungan.

Sedangkan skor rating terhadap masing-masing indikator

(subfaktor) dengan skala 1-5 sebagai berikut :

Skor 5 : sangat kuat

Skor 4 : kuat

Skor 3 : cukup

Skor 2 : lemah

Skor 1 : sangat lemah

Untuk strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) bernilai

positif, sedangkan untuk weakness (kelemahan) dan threat (ancaman)

bernilai negatif.

58
d. Penentuan posisi

1. Nilai Kekuatan (strength)

No. Obyek yang dianalisa Bobot Rating Nilai


Faktor Subfaktor (C) (D)
1. Pelayanan (A) (B)
1. Tersedianya pelayanan rawat jalan dan 0,30 0,30 5 0,45
aktifnya
pelayanan pada ruang
a. poli umum
b. Poli Gigi
c. KIA
d. MTBS
e. Imunisasi
f. KB
g. Konseling Gizi
h. Fisioterapi
i. Laboratorium
j. Farmasi
k. Pelayanan Manula dan keswa
2. Tersedianya pelayanan PONED 0,30 0,25 5 0,375
3. Pelayanan UGD yang aktif 24
0,30 0,25 5 0,375
Jam
4. Tersedianya Ruang rawat inap
0,30 0,20 4 0,24
untuk 20 bed
Jumlah 1.1 s/d 1.4 1,44

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor
2. Organisasi dan SDM (C) (D)
(A) (B)
1. Puskesmas sebagai lembaga teknis dinas 0,20 0,30 5 0,30
2. Jumlah perawat umum, bidan, 0,20 0,25 4 0,20
59
gigi,kesling, Asisten Apoteker, analis
telah mencukupi
3. Komitmen organisasi tinggi 0,20 0,25 5 0,25
4. Menjunjung tinggi kedisiplinan 0,20 0,20 4 0,16
Jumlah 2.1 s/d 2.4 0,91

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
3. Ekonomi atau Keuangan
(A) (B)
1. Pendanaan dari pendapatan
0,20 0,55 5 0,55
Puskemas
2. Mendapat Subsidi dari
0,20 0,45 5 0,45
Pemerintah
Jumlah 3.1 s/d 3.2 1

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor
4. Sarana dan Prasarana (C) (D)
(A) (B)
1. Lahan pengembangan
0,15 0,35 5 0,2625
cukup luas
1. Tersedianya jumlah ruang
0,15 0,25 4 0,15
pelayanan yang memadai
2. Pengembangan fasilitas 0,15 0,20 4 0,12
3. Kerja sama pemanfaatan
sarana/prasarana dengan 0,15 0,20 4 0,12
pemerintah
Jumlah 4.1 s/d 4.4 0,6525

Rating Nilai
No. Obyek yang dianalisa Bobot (C) (D)
Faktor Subfaktor
5. Lingkungan
(A) (B)
1. Tidak bising 0,15 0,40 5 0,3
2. Mudah dijangkau 0,15 0,35 4 0,21
3. Lokasi Strategis 0,15 0,25 4 0,15
Jumlah 5.1 s/d 5.3 0,66

2. Nilai Kelemahan (Weakness)

60
Bobot
No. Obyek yang dianalisa Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
1. Pelayanan
(A) (B)
1. Jadwal pelayanan tidak ditaati sesuai
0,30 0,35 2 0,21
dengan prosedur yang telah ditentukan
2. Jumlah dokter umum
0,30 0,40 3 0,36
masih kurang
3. Masih adanya petugas yang kurang
menerapkan prinsip 3S, senyum, sapa, 0,30 0,25 2 0,15
salam

Jumlah 1.1 s/d 1.3 0,72

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
2. Organisasi dan SDM
(A) (B)
1. Masih adanya SDM yang belum 0,20
0,20 3 0,12
sesuai dengan kompetensi
2. Banyak SDM yang belum diangkat 0,20
0,20 4 0,16
sebagai PNS
3. Kurangnya jumlah dokter 0,20
0,15 3 0,09
umum
4. Tidak adanya tenaga apoteker 0,20 0,20 3 0,12
5. Reward dan punishment belum 0,20
0,15 2 0,06
optimal
6. Ada SDM yang tidak sesuai dengan job 0,20
0,10 2 0,04
description, serta penempatannya
Jumlah 2.1 s/d 2.6 0,59

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
3. Ekonomi atau Keuangan
(A) (B)
1. Belum adanya kewenangan menetapkan
0,20 0,6 3 0,36
tarif puskesmas
2. Belum dapat mengelola dana subsisi
0,20 0,4 2 0,16
dari pemerintah
Jumlah 3.1 s/d 3.2 0,52

No. Obyek yang dianalisa Bobot Rating Nilai


4. Sarana dan Prasarana Faktor Subfaktor (C) (D)
61
(A) (B)
1. Pemanfaatan lahan belum optimal 0,15 0,30 4 0,18
2. Ruang pelayanan kecil dan sempit 0,15 0,25 3 0,1125
3. Tata ruang bangunan belum
0,15 0,25 2 0,075
representative
4. Belum optimalnya pemeliharaan
sarana/prasarana karena 0,15 0,20 3 0,09
5. terbatasnya dana.
Jumlah 4.1 s/d 4.4 0,4575

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
5. Lingkungan
(A) (B)
1. Penataan /tata ruang kurang optimal 0,15 0,45 3 0,2025
2. Sempitnya lahan 0,15 0,55 3 0,2475
Jumlah 5.1 s/d 5.2 0,45

3. Nilai Peluang (Opportunity)

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
Pelayanan
1. (A) (B)
1. Jenis kebutuhan pelayanan kesehatan
0,30 0,35 5 0,53
berkembang
2. Adanya peluang rujukan masuk
0,30 0,25 5 0,38
Pelayanan
3. Adanya peluang rujukan masuk
0,30 0,25 4 0,30
pelayanan konsultasi
4. Peluang diversifikasi produk pelayanan 0,30 0,15 3 0,135
Jumlah 1.1 s/d 1.4 1,335

No. Obyek yang dianalisa Bobot Rating Nilai


2. Organisasi dan SDM Faktor Subfaktor (C) (D)

62
(A) (B)
1. Peluang kerja sama dengan pihak
0,20 0,40 4 0,32
pemerintah dan masyarakat
2. Peluang perubahan status sebagai
0,20 0,30 4 0,24
pelaksana PPK-BLU
3. Adanya kepercayaan institusi lain
0,20 0,30 5 0,3
bekerja sama dengan program diklat
Jumlah 2.1 s/d 2.3 0,86

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
3. Ekonomi atau Keuangan
(A) (B)
1. Peluang kerja sama dengan pihak
0,20 0,35 5 0,35
permerintah dan masyarakat
2. Peluang perubahan status sebagai
0,20 0,30 5 0,30
pelaksana PPK-BLU
3. Tersedianya subsidi pemerintah untuk
0,20 0,35 4 0,28
masyarakat kurang mampu
Jumlah 3.1 s/d 3.3 0,93

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
4. Sarana dan Prasarana
(A) (B)
1. Pengembangan fasilitas 0,15 0,4 5 0,3
2. Kerja sama pemanfaatan
0,15 0,35 4 0,21
sarana/prasarana dengan pihak ketiga
3. Bantuan peralatan dari pihak ketiga 0,15 0,25 3 0,1125
Jumlah 4.1 s/d 4.3 0,6225

Bobot Rating Nilai


No. Obyek yang dianalisa (C) (D)

63
Faktor Subfaktor
5. Lingkungan
(A) (B)
1. Jumlah penduduk relatif besar 0,15 0,35 5 0,2625
2. Pasangan usia subur besar 0,15 0,25 5 0,1875
3. Jumlah balita besar 0,15 0,20 4 0,12
4. Rasa kekeluargaan tinggi 0,15 0,20 4 0,12
Jumlah 5.1 s/d 5.3 0,69

4. Nilai Ancama ( Threat)

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
1. Pelayanan
(A) (B)
1. Tuntutan pelayanan prima dan
0,30 0,35 2 0,21
paripurna dari masyarakat
2. Adanya pesaing pelayanan sejenis
0,30 0,35 2 0,21
yang lebih menjanjikan
3. Semakin banyaknya institusi
0,30 0,30 3 0,27
pelayanan kesehatan swasta
Jumlah 1.1 s/d 1.3 0,69

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor
2. Organisasi dan SDM (C) (D)
(A) (B)
1. Adanya keinginan pegawai mencari
kesejahteraan pada 0,20 0,55 4 0,44
institusi lain
2. Banyaknya pegawai yang melakukan
pengajuan pemindahan tempat kerja yang 0,20 0,45 2 0,18
sesuai domisili
Jumlah 2.1 s/d 2.2 0,62

No. Obyek yang dianalisa Bobot Rating Nilai


64
Faktor Subfaktor
3. Ekonomi atau Keuangan (C) (D)
(A) (B)
1. Pola tarif kurang menguntungkan 0,20 0,35 2 0,14
2. Fluktuasi harga BBM dan gas 0,20 0,35 2 0,14
3. Segmen pasar yang semakin beragam 0,20 0,3 3 0,18
Jumlah 3.1 s/d 3.3 0,46

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor
4. Sarana dan Prasarana (C) (D)
(A) (B)
1. Kerusakan sarana/prasarana 0,15 0,55 3 0,2475
2. Sarana/prasarana tertinggal
0,15 0,45 2 0,135
perkembangan IPTEK
Jumlah 4.1 s/d 4.4 0,3825

No. Obyek yang dianalisa Bobot


Rating Nilai
Faktor Subfaktor (C) (D)
5. Lingkungan
(A) (B)
1. Budaya sehat kurang optimal 0,15 0,45 2 0,135
2. Mudah terbawa isu 0,15 0,55 1 0,0825
Jumlah 5.1 s/d 5.2 0,2175

Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT


Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
No. Faktor
(S) (W) (O) (T)
1. Pelayanan 1,44 0,72 1,335 0,69
2. SDM dan Organisasi 0,91 0,59 0,86 0,62
3. Ekonomi atau Keuangan 1 0,52 0,93 0,46
4. Sarana dan Prasarana 0,6525 0,4575 0,6225 0,3825
5. Lingkungan 0,66 0,45 0,69 0,2175
Jumlah 4,6625 2,7375 4,4375 2,37
Selisih (S-W) dan (O-T) 1,925 2,0675

Dari tabel Rekapitulasi Perhitungan SWOT diperoleh nilai selisih (S-W)

sebesar (1,925) dan selisih (O-T) sebesar (2,0675). Selisih antara S dengan W

65
sebagai nilai ordinat sumbu X dan selisih antara O dengan T sebagai nilai ordinat

sumbu Y dalam grafik kartesius untuk menggambarkan posisi Puskesmas. Dengan

demikian diperoleh titik koordinat [X,Y] yaitu [(1,925), (2,0675)] sehingga posisi

Puskesmas berada pada kuadran I (Growth). Dalam posisi demikian berarti

menghadapi kesempatan untuk berkembang dan bertahan hidup atau sebagai

market leader. Dengan diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut :

Peluang

STABIL II GROWTH I

Kelemahan 1,925 Kekuatan

X
2,0675
DEFENSIF III DIVERSIFIKASI IV

Ancaman

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa Puskesmas Jeunieb berada pada

posisi pertumbuhan (agresif) yaitu Puskesmas Jeunieb berada pada situasi

66
yang sangat menguntungkan, sehingga diharapkan tetap menjaga

pertumbuhan dan terus tumbuh juga tidak mengalami penurunan.

Penjelasan Analisis faktor internal dan eksternal

Kinerja yang telah dapat dicapai sampai saat ini sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor baik yang bersumber internal maupin eksternal. Strategi organisasi

dalam mencapai target mengedepankan aspek pelayanan, pengerahan SDM,

organisatoris, Keuangan dan promosi. Masyarakat sebagai penguna sekaligus

sebagai pemilik Puskesmas, diikutkan dalam pemecahan masaah pelayanan yang

ada, dan dibahas bersama dalam forum tertentu, selain itu kritik yang mengenai

pelayanan dipakai sebagai sumber dasar untuk peningkatan pelayanan.Dalam

mencapai kinerja, diperlukan aspek kerjasama semua lini, lintas program, lintas

sektoral, dengan menyediakan sarana prasarana yang aman dan nyaman.

Pendekatan strategi tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal

diantaranya sebagai berikut:

1. Analisis Kondisi Lingkungan Internal

a. Pelayanan

Puskesmas Jeunieb merupakan layanan umum publik yang

menjadi pemberi layanan kesehatan utama di daerah jeunieb, namun

sistem pelayanan yang diberikan belum terintegrasi sehingga sulit untuk

dilakukan monitoring dalam skala waktu tertentu, untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan serta dalammenghadapi persaingan dengan penyedia

jasa layanan kesehatan sejenis, terhadap ini perlu dilakukan


67
pengembangan sistem manajemen yang mampu mengintegrasikan

seluruh jenis pelayanan yang diberikan.

b. Sumber Daya manusia/SDM

Faktor sumber daya manusia di puskesmas sangat berpengaruh .

Dokter berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai

kinerja yang telah ditentukan, mengedepankan kecepatan pelayanan.

Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter

umum untuk setiap hari pelayanannya.

c. Organisasi

Puskesmas jeunieb merupakan lembaga teknis dinas, secara

kelembagaan sebagai UPT , berada langsung dibawah Dinas Kesehatan.

Secara umum tidak banyak berperan dalam menentukan kebijakan

kesehatan di Kabupaten Bireuen, karena kewenangan ada pada Dinas

Kesehatan .Secara Organisatoris, dari sudut pandang eselonasi, lebih

banyak sebagai pelaksana teknis, sehingga masih mempunyai kelemahan

dalam masalah tawar-menawar dengan pemerintah terkait dana dan

sumber daya lainnya.

d. Ekonomi

Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan, bahan medis habis pakai, jasa

pelayanan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya. Namun

selama ini, Puskesmas terbentur dengan pengelolaan keuangan

berdasarkan peraturan daerah yang berlaku,sehingga terkadang

68
puskesmas menghadapi kendala biaya operasional, dan terhambat

pencapaian kinerjanya.

2. Analisis Lingkungan Kondisi Eksternal

a. Sarana prasarana

Dalam mencapai target kinerja, puskesmas dilengkapi dengan

sarana dan prasarana yang mencukupi, terutama untuk pelayanan medis,

obat-obatan, perbekalan kesehatan, serta sarana penunjang beserta

perlengkapan dan peralatannya.

b. Sosial budaya masyarakat

Masyarakat Jeunieb memiliki tipe atau karakteristik tradisional,

sehingga budaya masyarakat masih cukup kental bahkan sangat

dilestarikan. Namun masih ada beberapa perilaku tradisi yang masih

kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan.

c. Kondisi Ekonomi daerah

Secara umum, ekonomi daerah masyarakat Jeunieb tergolong

daerah yag memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam

pengembangan pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal

pentarifan. Menariknya, fenomena yang terjadi sekarang di masyarakat

Jeunieb adalah semakin banyaknya institusi pelayanan kesehatan swasta

dan praktek mandiri, yang menawarkan jasa pelayanan kesehatan yang

beragam dengan tarif yan beragam juga.

d. Perkembangan teknologi kesehatan

69
Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan canggih.

Untuk institusi yang mampu, mereka akan berlomba-lomba mengadakan

alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi

dan diversikasi pelayanan kesehatan. Dengan semakin berkembangnya

teknologi kesehatan, banyak alat-alat kesehatan yang sudah out of date

artinya sedikit menyulitkan puskesmas dalam melakukan pemeliharaan,

dan tentunya juga membutuhkan cost yang cukup tinggi.

E. INDIKATOR, TARGET KINERJA DAN STRATEGI

1. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

70
Jenis Realisasi Target Puskesmas Target Puskesmas
No. Indikator Kinerja
Pelayanan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Pelayanan 1. Cakupan kunjungan
97% 97% 97% 97% 97% 100% 100% 100%
Kesehata ibu hamil K4
n 2. Cakupan komplikasi
kebidanan yang 55% 64% 70% 74% 80% 80% 83% 85%
ditangani
3. Cakupan
pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan 80% 82% 88% 88% 88% 90% 90% 90%
yang memiliki
kompetensi
4. Cakupan pelayanan
80% 80% 80% 80% 80% 85% 85% 85%
nifas
5. Cakupan neonatas
dengan komplikasi 46% 65% 75% 75% 77% 80% 80% 82%
yang ditangani
6. Cakupan kunjungan
80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
bayi
7. Cakupan desa UCI 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
8. Cakupan pelayanan
63% 70% 80% 83% 85% 85% 90% 90%
anak balita
9. Cakupan pemberian
makanan pendamping
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ASI pada usia 6-24
bulan
10. Cakupan balita gizi
buruk mendapat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perawatan
11. Cakupan
penjaringan kesehatan 70% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
anak sekolah
12. Cakupan peserta
40% 56% 65% 65% 68% 70% 70% 70%
KB Aktif
13.Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
a. Diare 65% 70% 70% 70% 74% 76% 80% 82%
b. Malaria 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70%
c. DBD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
d. TB. Paru 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Promosi
2. Kesehata 14. Cakupan desa siaga 81,30% 81,30% 81,30% 81,30% 81,30% 81,30% 81,30% 81,30%
n aktif

2. STRATEGI

71
Untuk melaksanakan visi dan misi yang telah disebutkan diatas,

diperlukan strategi-strategi dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dalam hal

ini strategi yang ditempuh adalah:

1. Paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan yang berwawasan

kesehatan.

Seluruh elemen sistem kesehatan harus berperan sebagai motor dan

motivator terselenggaranya pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam

melaksanakan aspek-aspek kesehatan harus menjadi pertimbangan utama

dalam semua kebijakan pembangunan dan harus ada kontribusi positif

terhadap kesehatan.

2. Meningkatkan potensi masyarakat

Potensi yang ada pada masyarakat digali dan dikembangkan untuk

bersama-sama dengan puskesmas dalam menangani permasalahan

kesehatan di masyarakat.

3. Memantapkan manajemen

Memantapkan manajemen yang dimaksud disini tidak hanya dari

pimpinannya saja. Agar terciptanya suasana kerja yang nyaman, aman dan

kondusif, namun perlu juga memantapkan kinerja manajemen koordinator

pelayanan agar lebih mandiri dalam melaksanakan tugasnya. Selain

itu,memantapkan manajemen dari sisi pelaksana program agar lebih

meningkat dalam melaksanakan kegiatannya sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Selain itu, pemantapan manajemen waktu, tertib

72
administrasi dan dokumentasi serta pengelolaan dan pemanfaatan

anggaran.

4. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dan petugas lainnya

Bahwa profesionalisme, kompetensi dan keterampilan tenaga kesehatan

adalah menjadi salah satu kunci untuk mencapai suatu keberhasilan

organisasi. Oleh karena itu untuk mencapai profesionalisme Puskesmas

Jeunieb selalu berusaha meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan

dengan mengikuti perkembangan informasi/pengetahuan baru sesuai

dengan bidang masing-masing.

5. Mengembangkan sistem manajemen keuangan yang mendukung

peningkatan potensi pelayanan kesehatan, pengelolaan dan pemanfaatan

keuangan yang digunakan bagi kesejahteraan masyarakat

6. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kapasitas dan

kualitas sumber daya manusia

7. Membangun komunikasi dengan para stakeholder di lingkungan wilayah

kerja Puskesmas.

73
F. Program Dan target Kinerja Pelayanan tahun 2013-2020

Program yang diselenggarakan di Puskesmas Jeunieb terdiri dari program

kegiatan pokok dan program kegiatan pengembangan.

No. Jenis Pelayanan Jumlah Kunjungan Target Kinerja


2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Program Kesehatan
Keluarga
a. Cakupan K. 1 481 543 562 587 560 563 580 611
b. Cakupan K. 4 421 535 557 570 575 591 620 647
c. Cakupan
424 467 515 543 561 585 601 634
persalinan nakes
d. Deteksi resiko
65 68 70 74 77 80 83 86
oleh Nakes
e. Komplikasi
36 34 28 28 32 36 38 38
Obstetri
f. Komplikasi
53 77 76 60 56 51 64 53
Neonatal
g. Kunjungan Nifas 423 467 514 619 634 651 677 696
h. Kunjungan
416 461 514 613 630 651 672 692
Neonatal
i. Vitamin A bufas 423 467 51`4 619 634 651 677 696
j. Cakupan
423 467 514 619 634 651 677 692
pelayanan KB
2. Program Gizi
a. Cakupan Vitamin
195 181 179 184 187 197 188 192
A biru
b. Cakupan Vitamin
1546 1617 1584 1534 1577 1605 1633 1641
A merah
c. D/S 1570 1593 1407 1525 1516 1532 1559 1505
d. Cakupan
pelayanan Gizi 1 2 2 1 1 2 1 1
Buruk
Promosi Kesehatan
a. Rumah Tangga
652 690 701 750 800 840 883 932
dengan PHBS
3.
b. Sarana Pendidikan
1 1 2 2 2 2 2 2
ber PHBS
c. Desa Siaga 4 4 4 4 4 4 4 4
4. Program Kesehatan
Lingkungan

74
a. Cakupan
pemerikasaan 2154 2468 2491 2586 2678 2789 2980 3011
Jamban Keluarga
b. Cakupan Tempat
Pembuangan 272 292 211 321 345 370 388 391
Sampah Keluarga
c. Cakupan
pengawasan sumur 3318 3629 3781 3700 3821 3892 3900 3978
gali
Program
Pemberantasan
Penyakit Menular
5. a. Ispa 4100 4310 4560 4200 4115 4279 4344 4156
b. TB baru 213 209 228 237 245 250 258 261
c. Diare 239 242 251 262 270 272 281 288
d. Malaria 16 20 12 12 18 25 30 32
Pelayanan Imunisasi
a. BCG 206 423 423 430 440 452 460 464
b. Polio 362 423 423 423 423 423 423 423
6.
c. Hb 396 423 423 430 436 440 458 462
d. DPT 362 389 380 388 394 398 398 340
e. Campak 441 439 439 440 448 451 461 470
Program Kesehatan
Penunjang
a. Kunjungan pasien
7. 28344 28490 29336 33400 35564 35678 36013 37650
rawat jalan
b. Kunjungan pasien
1500 1565 1633 1713 1800 1856 1978 2132
rawat inap
Program Kesehatan
Pengembangan
a.Cakupan lansia 2960 3320 3470 3560 3778 3987 4567 4857
8.
b. Cakupan Keswa 216 211 218 222 213 200 218 209
c. Cakupan UKS 1233 1284 1327 1345 1434 1478 1492 1506
d. Cakupan PKPR 297 434 546 647 745 843 916 967

75
G. RENCANA KEUANGAN

Tinjauan dari sisi keuangan ini dimaksudkan untuk mendapat paparan

lebih baik mengenai kondisi puskesmas jeunieb dari sisi proyeksi keuangan.

Dengan pelaksanaan Badan Layanan Umum, proyeksi keuangan puskesmas

jeunieb dalam lima tahun kedepan diharapkan dapat menggambarkan suatu

peningkatan yang cukup signifikan.

A. Asumsi keuangan

Pada Perhitungan proyeksi keuangan Puskesmas Jeunieb digunakan

asumsi-asumsi keuangan. Asumsi Keuangan yang digunakan pada

pembuatan rencana strategi bisnis adalah sebagai berikut:

1. Tarif untuk pasien jaminan(JKN)

Untuk tarif pasien jaminan berdasarkan Peraturan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 yaitu BPJS kesehatan

melakukan pembayaran kepada FKTP berdasarkan kapitasi atas jumlah

peserta yang terdaftar di FKTP. Standar tarif kapitasi Puskesmas atau

fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp. 3000,- sampai dengan Rp.

6000,-

2. Tarif untuk Pembiayaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Besaran pembiayaan pelayanan bantuan operasional kesehatan,

berdasarkan Keputusan Bupati Bireuen Nomor 104 Tahun 2014, meliputi

transportasi pelayanan luar gedung, kegiatan penunjang dan manajemen

76
puskesmas. Untuk tarif pelayanan berkisar antara Rp. 5000,- sampai Rp.

200.000,-

3. Pembiayaan bersumber APBD Kabupaten Bireuen

Dana yang bersumber APBD di tetapkan berdasarkan Dokumen Pelaksana

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (DPA-SKPK).

B. Tarif Pelayanan

Saat ini tarif pelayanan yang berlaku di Puskesmas Jeunieb terangkum

dalam satu golongan, yaitu tarif pasien jaminan. Untuk menghitung proyeksi

pendapatan pelayanan selama 5 tahun kedepan di pakai standar tarif kapitasi

pelayanan.

C. Proyeksi Laporan Operasional

Proyeksi laporan operasional terdiri dari proyeksi pendapatan dan

proyeksi biaya yang dikeluarkan oleh puskesmas Jeunieb untuk melakukan

aktivitas pelayanan.

1. Proyeksi pendapatan

Proyeksi pendapatan yang akan diperoleh Puskesmas terdiri dari:

a. Jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai imbalan atas

pemberian pelayanan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Hasil

pendapatan dari jasa layanan ini merupakan hasil dari rencana

pemasaran dan tarif yang diberlakukan. Masing masing proyeksi

pendapatan dari jasa layanan dibedakan berdasarkan cara pembayaran.

77
b. Hibah tidak terikat atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat

atau badan lain

c. Hasil kerjasama puskesmas dengan pihak lain yang diperoleh dari

kerjasama operasional, sewa menyewa, dan usaha lainnya yang tidak

berhubungan langsung dengan fungsinya

d. Penerimaan yang bersumber dari APBN/APBD

Proyeksi Pendapatan
Tahun
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jasa Layanan
Kapitasi 986.346.720 1.134.298.728 1.304.443.537 1.500.110.068 1.500.110.068
Non
Kapitasi 938.712.657 1.079.519.555 1.241.447.448 1.427.664.611 1.641.814.302
2 Hibah - - - - -
3 APBN 3.158.336.048 3.632.086.455 4.176.899.423 4.803.434.336 5.523.949.486
4 APBD 68.586.000 78.873.900 90.704.985 104.310.732 119.957.391
5.151.981.425 5.924.778.638 6.813.495.393 7.835.519.747 8.785.831.247
Total
Proyeksi Pendapatan

2. Proyeksi Pengeluaran
78
Untuk proyeksi biaya operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi

beban Puskesmas dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya yang

terdiri dari :

a. Belanja Tidak Langsung

b. Belanja Langsung

i. Honorarium non PNS

ii. Belanja Bahan pakai habis

iii. Belanja Bahan/material

iv. Belanja Jasa kantor

Tahun
No. Biaya Operasional 2016 2017 2018 2019 2020
Belanja Tidak
1. 3.253.113.869 3.578.425.256 3.936.267.781 4.329894559 4762884014
Langsung
Belanja Langsung
2. a. a.Honorarium Non 68.586.000 78.873.900 90.704.985 104.310.732 119.957.341
b. PNS
c. b.Belanja barang habis
57.786.131 66.454.050 76.422.157 87.885.480 101.068.302
d. pakai
e. c. Belanja bahan/
23.389.492 26.897.915 30.932.602 35.572.492 40.908.365
f. material
1.737.619.870 1.998.262.850 2.298.002.277 2.642.702.618 3.039.108.010
g. d. Belanja Jasa Kantor
5.140.495.362 5.748.913.971 6.432.329.802 7.200.365.881 8.063.926.032
Jumlah
Proyeksi Biaya Pengeluaran

79

Anda mungkin juga menyukai