Anda di halaman 1dari 9

DISIPLIN SEBAGIA KUNCI SUKSES PEMINPIN

PENDAHULUAN

Setiap orang pasti menginginkan hidupnya sukses. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah
semua orang mengetahui apa makna sukses itu sebenarnya? Sukses bukan berarti orang yang
hartanya melimpah, memiliki mobil banyak, rumah mewah, atau yang lainnya. Namun, tidak
dipungkiri bahwa orang yang hidupnya sukses semua kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sukses tidak
hanya dalam bentuk materi saja, tapi juga dalam bentuk nonmateri. Sukses dapat diartikan sebagai
tujuan atau keinginan-keinginan yang telah tercapai yang diraih dengan kerjakeras dan sungguh-
sungguh. Selain itu, dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri, orangtua, masyarakat, bahkan bangsa
dan negara.

Kesuksesan bukan merupakan warisan yang berasal dari orangtua, juga bukan sebagai hadiah ulang
tahun. Kesuksesan tidak akan datang begitu saja. Sukses diraih melalui proses yang panjang dan
membutuhkan waktu, strategi, usaha, keinginan yang kuat, pengorbanan yang tidak mudah, dan
yang terpenting kita harus fokus. Sebenarnya kesuksesan merupakan upaya yang dilakukan untuk
membangun sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang menganggap
dirinya selalu gagal. Orang yang sukses tidak pernah menunggu keberuntungan atau kesempatan
mendatanginya, tapi kesuksesan itu harus diciptakan. Ia tidak mengenal kata menyerah, selalu
berusaha untuk meraih apa yang diinginkan dan selalu bersifat dinamis dengan perubahan yang ada.
Bukan orang sukses namanya apabila tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Kegagalan
bagi orang sukses dianggap sebagai langkah awal menuju keberhasilan, ia menjadikan kegagalan
tersebut untuk berintrospeksi diri. Dapat kita lihat orang-orang sukses yang terkenal hingga seluruh
dunia, seperti penemu bola lampu, Thomas A. Edison. Sebelum ia berhasil menyalakan lampu
pertamanya, ia melakukan ribuan kali eksperimen yang selalu berakhir dengan kegagalan, namun ia
tidak pernah berhenti dan menyerah begitu saja.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meraih kesuksesan. Setiap orang pasti memiliki cara yang
berbeda-beda dalam meraih kesuksesan. Secara umum, kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan
seperti disiplin diri, pantang menyerah, berpikir positif, yakin pada diri sendiri, ulet, mempunyai
komitmen, berani untuk melangkah, mensyukuri apa yang didapatkan, dan masih banyak kebiasaan
lain yang dapat dilakukan.
Satu dari sekian banyak kebiasaan dari orang sukses yang terpenting yaitu disiplin diri. Orang yang
menginginkan kesuksesan, tapi malas untuk mendisiplinkan diri maka akan mustahil jika ia akan
sukses. Sukses tidak selalu berpihak kepada orang-orang yang pintar atau jenius, bahkan kejeniusan
itu akan menjadi biasa-biasa saja apabila ia tidak memiliki kekuatan disiplin diri, lain halnya
dengan orang yang memiliki kemampuan biasa tapi memiliki komitmen untuk membiasakan hidup
disiplin.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai disiplin diri, kita harus memahami sebenarnya apa yang
dimaksud dengan disiplin diri. Disiplin dapat diartikan melatih batin dan watak agar perbuatan yang
dilakukan menaati tata tertib yang berlaku, sedangkan disiplin diri berarti melatih diri melakukan
segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan
yang ingin dicapai dalam hidup. Disiplin diri dapat berupa disiplin dalam pikiran, perkataan, sikap,
tindakan, dan waktu.

Semua orang sukses pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Dalam proses
pencapaian diperlukan rancangan yang matang untuk melangkah. Rancangan tersebut harus
dilakukan secara konsisten dan diperlukan disiplin diri yang kuat agar dapat memetik hasil dari
perbuatan yang telah dilakukan. Disiplin terhadap diri sendiri dalam melakukan langkah-langkah
sesuai jadwal yang telah dibuat untuk meraih kesuksesan itu merupakan hal yang mendasar.
Ketidakdisiplinan, kemalasan, atau sikap menunda-nunda akan menjauhkan diri dari sasaran yang
ingin dicapai, (Wu, 2012 : 23).

Disiplin diri erat kaitannya dengan manajemen waktu. Orang yang mampu memanfaatkan waktunya
dengan baik kemungkinan besar ia akan sukses. Pada umumnya, orang yang seperti ini tidak suka
menunda-nunda pekerjaan, selalu berusaha tepat waktu dalam setiap kegiatan, tidak menyia-
nyiakan waktu apabila ada waktu luang, dan bijak membagi waktu antara bekerja, menuntut ilmu,
dan istirahat. Kebanyakan orang gagal disebabkan ketidakmampuannya dalam memanajemen waktu
dengan baik. Sebenarnya kemampuan kita untuk selalu efektif dan efisien dalam memanfaatkan
waktu yang dimiliki akan menjadi kekuatan untuk menguasai manajemen waktu dengan optimal.
Ini tercipta dari disiplin yang kuat dalam memanfaatkan setiap detik waktu yang tersedia untuk hal-
hal yang telah direncanakan. Menurut Syarbini dan Jamhari (2012 : 125), Manajemen waktu yang
baik akan membawa kita melakukan aktivitas-aktivitas yang telah diperkirakan. Bila manajemen
waktu tidak dijalankan melalui disiplin diri yang tinggi, maka waktu akan tetap berkurang untuk hal
apapun.

Patut dicatat bahwa kedisiplinan akan mempercepat pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan. Berbeda halnya jika kita menjalani hidup hanya dengan bersantai ria.
Kegagalan dapat dialami orang yang memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya, namun ia tidak
mampu menguasai dirinya sendiri untuk hidup disiplin. Tanpa disiplin, sesuatu yang telah
direncanakan akan berjalan dengan sia-sia karena ketidakjelasan alur yang dilewati. Misalnya saja
ketika kita ingin sukses dalam belajar, hal yang pertama dilakukan yaitu menyusun jadwal kapan
harus belajar, bermain, beristirahat, dan lain-lain. Selanjutnya mewujudkan dalam tindakan harian
yang telah ditetapkan. Namun, hal tersebut tidak akan tercapai jika tidak dibarengi dengan displin
diri. Padahal tindakan harian yang dilakukan secara konsisten akan menghasilkan kebiasaan dan
mengantarkan seseorang menuju jalan kesuksesan. Selain itu, hal tersebut juga dapat menentukan
nasib seseorang, entah baik maupun buruk.

Antara pikiran, sikap, tindakan, dan kebiasaan saling berhubungan satu dengan yang lain. Orang
yang sukses akan berusaha untuk selalu mengontrol pikiran dan sikap yang ada dalam dirinya,
selanjutnya sikap akan membawa kepada tindakan dan menghasilkan kebiasaan yang akan
membawa bagaimana nasib mereka kelak.

Disiplin diri harus ditanamkan sejak dini. Tentu tidak mudah untuk menerapkan disiplin dalam
hidup kita. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan disiplin dalam diri, seperti
menetapkan target jangka pendek untuk dicapai dalam waktu dekat, mengurutkan prioritas yang
ingin segera dilakukan, membuat jadwal tertulis mengenai hal-hal yang ingin dikerjakan, berusaha
untuk selalu hidup disiplin dalam berbagai program yang telah disusun.
PENGERTIAN DISIPLIN SEBAGIA KUNCI SUKSES PEMINPIN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin

Dalam hal ini, kata disiplin sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya “latihan atau
pendidikan dalam pengembangan harkat, spiritualitas, dan kepribadian”. Disiplin
memanifestasikan dirinya sebagai upaya untuk meningkatkan perilaku individu agar mengikuti
prinsip dan selalu mengikuti aturan atau norma yang berlaku. Sekarang, kata disiplin telah
berkembang maknanya dalam beberapa cara. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan atau
pengawasan dan pengendalian peraturan (hukum).

Kedua bidang tersebut merupakan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan diri agar
berperilaku tertib. Guru merupakan pendidik profesional yang tanggung jawab utamanya
mendidik dan mengevaluasi peserta didik, namun pada pendidikan anak usia dini melalui jalur
pendidikan formal, dasar, dan menengah.

Di sisi lain, tenaga kependidikan adalah bagian dari tenaga kependidikan dan merupakan anggota
masyarakat yang berdedikasi dan bersidang untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan.
Dalam informasi wawasan Wiyata Mandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap spiritual
yang mencakup kesediaan untuk mematuhi segala aturan, peraturan, dan norma yang berlaku
dalam pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab.

Pada dasarnya, disiplin adalah sesuatu yang dapat dilatih. Pelatihan disiplin diharapkan dapat
meningkatkan pengendalian diri, kepribadian atau ketertiban, dan efisiensi. Ringkasnya, kita
dapat menyimpulkan bahwa disiplin berkaitan dengan pengendalian diri sehingga kita dapat
membedakan antara yang baik dan yang jahat untuk mendorong perilaku yang bertanggung
jawab dalam jangka panjang.

Dari definisi di atas, kita dapat menarik kesimpulan. Disiplin adalah sikap rela sepenuhnya untuk
menaati segala aturan dan norma yang ada dalam pelaksanaan tugas sebagai bentuk tanggung
jawab apa pun. Bagaimanapun, sikap disiplin adalah tertanam pada prinsip seseorang. Itu artinya
sikap disiplin bisa dipelajari dan bukan hal naluriah yang begitu saja didapatkan.

Jadi tidak ada kata terlambat pula untuk mulai bersikap disiplin pada bentuk aktivitas apapun.
Karena sifatnya yang mendasar pada diri seseorang, membuat sikap disiplin juga bisa berarti luas
pada setiap fenomena di muka bumi. Berikut ini penjelasan definisi sikap disiplin menurut para
ahli:

Mengenai pengertian disiplin, beberapa ahli memberikan pengertian yang meliputi:

1. Menurut Siswanto, “2001”

Melihat disiplin ini adalah sikap menghormati, menghargai, tunduk, dan tunduk pada peraturan
yang berlaku, baik secara tertulis maupun tertulis, dan apabila kewajiban dan wewenang yang
dilimpahkan itu dilanggar maka sanksi tidak dapat dielakkan.

2. Menurut Flippo, “Dalam Atmodiwirjo, 2000”

Disiplin adalah segala upaya untuk mengkoordinasikan perilaku masa depan dengan
menggunakan hukum dan penghargaan. Definisi di atas menitikberatkan pada konsep disiplin
sebagai upaya menata perilaku seseorang dengan cara yang terbiasa melakukan sesuatu yang
seharusnya dirangsang dengan hukuman dan penghargaan.

3. Menurut Atmosudirjo, “Atmodiwirjo, 2000”

Mendefinisikan disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat kaitannya dengan
rasionalisme, kesadaran, dan tanpa emosi. Pandangan ini menunjukkan bahwa disiplin
merupakan bentuk pengendalian diri ketaatan terhadap aturan yang dilakukan dari
pertimbangan rasional.

4. Menurut Departemen Pendidikan “2001”

Mendefinisikan disiplin atau ketertiban adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam
pandangan ini, disiplin adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam pandangan ini,
disiplin adalah ketaatan terhadap suatu aturan yang telah disepakati atau ditetapkan.

5. Menurut Fathoni “2006”

Disiplin ditentukan oleh pimpinan pengelola yang merupakan pengurus masing-masing instansi,
dan dapat diartikan ketika pegawai selalu pulang tepat waktu.
6. Menurut Hasibuan “2002”

Disiplin adalah sikap menghormati dan menilai peraturan tertulis dan tertulis yang sah,
menegakkannya dan tidak menolak sanksi apabila terjadi pelanggaran terhadap kewajiban dan
wewenang yang diberikan.

7. Menurut James Drever, “Psikologis”

Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri
seseorang menurut peraturan eksternal dan norma yang ada. Dengan kata lain, disiplin
psikologis adalah perilaku seseorang yang dapat tampil dan menyesuaikan diri dengan aturan
yang telah ditetapkan.

8. Menurut Pratt Fire Sylph, “Dari sudut pandang sosiologis”

Disiplin terdiri dari dua bagian, yakni disiplin diri dan disiplin sosial. Sikap disiplin adalah
sikap yang dapat bertindak dan bertindak atas dasar kode etik tertentu atau batas-batas yang
diterima dalam setiap kelompok atau wilayah sosial, karena keduanya saling terkait. Regulasi
perilaku ini dapat dicapai melalui pendidikan dan pembelajaran.

B. Jenis-Jenis Disiplin
Dalam Praktiknya, sikap disiplin dapat diterapkan dalam berbagai hal dengan bentuk yang
bermacam- macam, seperti disiplin waktu, disiplin ilmu dan macam lainnya seperti berikut ini:
1. Disiplin waktu
Arti disiplin waktu adalah seseorang bisa menggunakan waktu dengan baik dan
membaginya. Waktu sangat berharga dan salah satu kunci sukses adalah penggunaan waktu
dengan baik. Kita semua tahu bahwa hidup adalah persoalan menjalankan waktu yang kita
miliki. Itulah sebabnya waktu erat kaitannya dengan kedisiplinan untuk melakukan berbagai
hal.
Disiplin waktu kemudian dapat diartikan lebih luas dalam praktiknya di aktivitas seseorang.
Mulai dari disiplin waktu dalam belajar, disiplin waktu beribadah, disiplin waktu dalam
pekerjaan, dan sebagainya.
2. Disiplin Ilmu
Disiplin Ilmu adalah memenuhi semua syarat yang ditetapkan sebagai seorang ilmuwan,
jika ilmuwan memiliki bidang keilmuan dan berprinsip membangun kebaikan dan manfaat
bagi orang banyak. Dengan begitu, ilmuwan dapat mengambil tindakan yang baik dengan
Kode Etik (aturan) dalam mengambil kesimpulan atau menentukan sebuah kebenaran
berdasarkan ilmu atau pengetahuan.
Contoh, seorang Ahli nuklir, jika tidak memiliki disiplin ilmu, keahliannya digunakan untuk
menghancurkan negara, bukan untuk kepentingan umat manusia. Seorang ilmuwan sejati
tidak bertindak melawan pengetahuannya melainkan menggunakannya untuk bermanfaat
bagi orang banyak.

3. Disiplin Pribadi
Disiplin Pribadi adalah memberikan orientasi diri terhadap tujuan yang diinginkan melalui
latihan dan pengembangan. Disiplin pribadi adalah kesediaan untuk disiplin.

4. Disiplin Sosial
Disiplin sosial merupakan manifestasi dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui
komitmen pribadi dalam diri individu. Kehidupan bermasyarakat adalah hakikat manusia.
Orang-orang memiliki latar belakang yang berbeda, diukur dalam konteks budaya.
Oleh karena itu, setiap orang memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda. Jadi, setiap
orang harus bisa menghargai orang lain dengan disiplin mengikuti aturan masyarakat.
Disiplin sosial dimulai dengan kemampuan dan kemauan untuk mengatur diri sendiri dalam
pelaksanaan nilai-nilai, aturan-aturan, aturan-aturan, dan peraturan-peraturan yang berlaku
di sekolah, masyarakat, dan negara.

5. Disiplin Kebangsaan
Disiplin Kebangsaan adalah kemampuan dan kemauan untuk mengatur diri sendiri untuk
menaati segala peraturan yang ditetapkan oleh Negara. Bangsa adalah alat untuk
memperjuangkan kehendak bersama. Oleh karena itu, keberadaan masyarakat yang disiplin
akan mampu memenuhi keinginan bangsa.
C. Tujuan Sikap Disiplin

Gaustad (1992) mengemukakan bahwa disiplin memiliki dua tujuan. Dengan kata lain, ini adalah
tentang memberikan kenyamanan kepada seseorang dan menciptakan lingkungan yang mudah
untuk belajar. Subaru (1994) berpendapat bahwa disiplin bertujuan untuk mematuhi aturan
dengan persepsinya sendiri dalam menciptakan aturan. Menurut

Durkheim (1995), disiplin memiliki dua tujuan. Artinya, mengembangkan aturan khusus untuk
perilaku manusia, menetapkan tujuan tertentu, dan sekaligus membatasi ruang lingkupnya.
Yahya (1992) mengemukakan bahwa tujuan disiplin ini adalah pengembangan pengembangan
diri dan pengendalian diri tanpa campur tangan atau kendali dari luar.

Disiplin adalah praktik batin yang tercermin dalam tindakan yang bertujuan untuk menjaga
orang dalam ketaatan pada aturan. Disiplin ini diharapkan dapat melatih siswa untuk mematuhi
peraturan sekolah, memperlancar proses belajar mengajar, dan memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan.

Oleh karena itu, siswa perlu mengajar atau menunjukkan perilaku mana yang melanggar aturan
dan perilaku mana yang secara tepat mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar (Gordon,
1996). Dari beberapa pendapat di atas, tujuan dari disiplin ini adalah untuk memberikan
lingkungan yang memberikan kenyamanan kepada seseorang dan membantu mereka belajar dan
mengembangkan pengembangan diri dan pengendalian diri tanpa pengaruh eksternal. untuk
membuat. Kontrol cek.

D. Faktor yang Mempengaruhi Sikap Disiplin

Terbentuknya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang sudah ada di
diri masing masing pribadi dan dapat dikembangkan.
1. Pembawaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Pembawaan adalah :
a. Proses, cara, perbuatan membawa atau membawakan;
b. sifat (tabiat dan sebagainya) yang dibawa sejak lahir; bakat (kepandaian dan sebagainya);
2. Kecenderungan (hati)
Penyebab orang bersikap disiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan dari
keturunannya seperti yang dikatakan oleh John Brierley, “heredity and environment
interact in the production of each and every character. (keturunan dan lingkungan
berpengaruh dalam menghasilkan setiap dan tiap-tiap perilaku).

3. Kesadaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesadaran adalah :
a. Keinsafan; keadaan mengerti: - akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara
tidak adil;
b. Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang;- diri kesadaran seseorang atas keadaan
dirinya sendiri
4. Minat dan Motivasi
Minat merupakan rasa suka atau ketertarikan seseorang terhadap suatu hal tertentu.
Sementara itu, motivasi adalah dorongan dari dalam diri manusia untuk melakukan suatu
kegiatan. Semakin tinggi motivasi seseorang, maka semakin tinggi pula minatnya. Dalam
proses
pendisiplinan, motivasi merupakan aspek yang sangat penting. Minat akan lebih optimal, jika
ada motivasi.

5. Pola Pikir
Mindset (Pola pikir) adalah cara menilai dan memberikan kesimpulan terhadap sesuatu
berdasarkan sudut pandang tertentu. Perbedaan pola pikir seseorang disebabkan oleh bedanya
jumlah sudut pandang yang dijadikan dasar, landasan atau alasan

Anda mungkin juga menyukai