Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

MATA KULIAH
METODE PENELITIAN

FIQI RAMADHAN

859405728

UPBJJ UT MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
 Artikel yang menggunakan metode analisis data kuantitatif .

HASIL ANALISIS DATA YANG TERDAPAT PADA :

 Artikel 1 : DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP


PERILAKU BULLYING
Hasil studi yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan berikut:
1. Peserta didik di SMA Taruna Andhiga lebih banyak yang memberikan
dukungan secara positif dibandingkan yang negatif;
2. Peserta didik di SMA Taruna Andhiga rmempunyai kecenderungan
berperilaku bullying dibandingkan yang tidak berperilaku bullying;
3. Terdapat hubungan antara dukungan sosial teman dengan perilaku
bullying;
4. Peserta didk SMA Taruna Andhiga beresiko berperilaku bullying
dibandingkan yang tidak mendapat dukungan sosial.
Atas dasar hasil kesimpulan tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan
yaitu:
1. Membangun lingkungan sekolah dimana peserta didik dapat bersosialisasi
dengan teman-teman di sekitar sekolah, agar memiliki relasi hubungan
pertemanan yang baik dan terhindar dari perilaku bullying, serta lebih
memilih kegiatan-kegiatan positif, baik di dalam maupun di luar
lingkungan sekolah;
2. Sekolah perlu meningkatkan program anti bullying yang tepat bagi peserta
didik; dan
3. Diperlukan kajian lebih mendalam tentang perilaku bullying dengan
menggunakan variabel lain, seperti lingkungan pendidikan di rumah,
konsep diri
 Artikel 2 : FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH
Enam variabel yang diteliti berpengaruh nyata terhadap anak putus sekolah
dengan tingkat signifikansi = 0,05. Variabel tersebut adalah pendidikan kepala
rumah tangga, kepemilikan Kartu/Program Iindonesia Pintar, jumlah anggota
rumah tangga, aktivitas anak yang bekerja, anak yang tinggal di rumah tangga
miskin, dan daerah tempat tinggal yaitu daerah perkotaan dan perdesaan. Variabel
yang paling dominan dengan nilai odds ratio sebesar 4,838 adalah kepemilikan
Kartu/Program Indonesia Pintar (KIP/PIP). Artinya anak yang tidak
memiliki/mendapat KIP/PIP mempunyai kecenderungan untuk putus sekolah
sebesar 4,838 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki/mendapat KIP/PIP.
Persamaan regresi logistik yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat digunakan
untuk memprediksi probalitas anak putus sekolah dengan kondisi tertentu. Dari
hasil temuan tersebut, diharapkan pemerintah dapat menyalurkan dan menambah
anggaran KIP/PIP untuk masyarakat yang membutuhkan agar angka putus sekolah
dapat ditekan. Masyarakat juga diharapkan dapat mendukung program hak belajar
12 tahun.

 Artikel yang menggunakan metode analisis data kualitatif.


HASIL ANALISIS DATA YANG TERDAPAT PADA :
 Artikel 1 : PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM SEKOLAH
INKLUSI BERDASARKAN KEBUTUHAN PERSEORANGAN ANAK
DIDIK
Teknik Analisis Data : Teknik analisis data dilakukan untuk menggambarkan
keseluruhan data hasil penelitian yang berkaitan pada model kurikulum yang telah
dimodifikasi untuk sekolah inklusi, termasuk dimensi akurasi atau ketepatan isi,
keterbacaan pedoman dan keberhasilan model di dalam ujicoba.

HASIL DAN PEMBAHASAN : Model kurikulum anak inklusi yang telah


ditransformasi di sini ialah muatan kurikulum yang mencakup penyesuaian
standar kemampuan (SK) kompetensi dasar(KD) mata pelajaran MTK, PPKN
IPA, IPS, dan B. Indonesia pada SD/MI. Muatan kurikulum tersebut diistilahkan
prototipe pedoman. Prototipenya terdiri dari: a) Prototipe penelitian acuan
pedoman transformasi kurikulum tingkat pertama pada ABK ringan; b) Prototipe
penelitian acuan pedoman transformasi kurikulum tingkat kedua pada ABK
sedang. Pengembangan prototype dengan tujuan menelaah SK, KD menurut esens
ikeilmuan, selanjutnya dilaksanakan modifikasi beberapa bagian untuk
disesuaikan pada kompetensi serta kendala yang dirasakan para ABK level ringan
maupun sedang. Hasil kajian SK-KD untuk ABK ringan. Penelitian ini
menunjukkan hasil yang sesuai dengan pernyataan Suharso sebagai pakar
pembaharuan atau rehabilitasi kepada ABK di Indonesia bahwa anak yang ABK
ringan mempunyai kendala di dalam belajar meskipun pada tingkatan minimal,
ialah kurang lebih 21,1%. Sedangkan untuk anak yang ABK tingkat sedang,
mereka membutuhkan dukungan orang lain yang lebih maksimal, karena
kendalanya kurang lebih 37,3%. Keberadaan atau eksistensi ABK di kelas inklusi
juga mengharuskan guru melaksanakan transformasi strategi atau metode yang
dipergunakan di dalam pembelajaran tersebut.

 Artikel 2 : STRATEGI PENERAPAN DOMAIN AFEKTIF DI LINGKUP


PERGURUAN TINGGI
Menerapkan pembelajaran berbasis web atau online learning dengan mengubah
model dari strategi pembelajaran yang bersifat konvensional ke lebih moderat.
Sebab dengan menerapkan pembelajaran berbasis web atau e-learning namun
tidak mengubah strategi pembelajaran konvensional yang lebih terpusat ke
pengajar, maka luaran yang diharapkan tidak akan tercapai (Mc Glone, 2011: 8).
Akan tetapi dengan pengubahan strategi pembelajaran di dalam e-learning dapat
menyebabkan pembelajar berada di level valuing pada domain afektif khususnya
di sub level komitmen. Sebagai contoh, dengan menerapkan model crowdsourcing
berbasis wiki pada e-learning dapat secara signifikan meningkatkan partisipasi
mahasiswa di dalam e-learning karena adanya keterikatan layaknya yang didapat
mahasiswa di dalam situs jejaring sosial. Hal tersebut didukung adanya kompetisi
secara sehat dan reward yang bersifat sebagai reinforcement bagi mahasiswa
(Borst, 2010: 131). Selain itu dapat menjamin luaran di domain afektif khususnya
di level penerimaan (receiving), yaitu pada saat mahasiswa dapat menjadi toleran
terhadap perbedaan sekaligus berada di level willingness to receive sebagai salah
satu modal penting bagi seorang pembelajar untuk menuju ke level knowledge di
dalam domain kognitif.

Anda mungkin juga menyukai