BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan praktikum “Analisis Sifat Fisika dan
Kimia Minyak Jelantah” ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak
Minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan
asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-
kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak
terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan
sumsum tulang. (Anwar et.al, 1996)
Secara kimia yang diartikan dengan minyak adalah trigliserida dari gliserol dan
asam lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai hasil
kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam lemak, sehingga
senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun
lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak
tersebut tidak sama disebut dengan trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida
alam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan
menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi
hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut: (Sudarmadji et.al, 1989)
O
O R1 CH2OH R1COOH
O
3H2O
O
O
R2 CHOH + R2COOH
O R3 CH2OH R3COOH
trigliserida gliserol asam lemak
besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang besar, maka angka
penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg)
NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. (Herina,
2002)
Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH
berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga
molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang
tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi
dapat diketahui. (Pine, dkk, 1998)
Penentuan angka penyabunan dapat dinyatakan dengan rumus :
(B−A)ml x 28.05
Angka penyabunan =
berat lemak atau minyak dalam gram
BAB III
METODE PERCOBAAN
Membersihkan piknometer
Pasang kondensor, lalu direfluk di atas penangas air selama 1 jam. Setelah
refluks selesai, campuran didinginkan kemudian ditambahkan PP 1% dan
titrasi dengan standart HCl 0,5 N
Gambar 3.4 Beaker Glass 500 ml Gambar 3.5 Beaker Glass 250 ml
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Angka Penyabunan Sampel (A)
Volume
No. Data
Sampel HCl 0,5 N
1. Titrasi I 25 ml 10 ml
2. Titrasi II 25 ml 10,3 ml
3. Titrasi III 25 ml 10 ml
Volume Rata-Rata 25 ml 10,1 ml
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Penentuan Angka Penyabunan Blanko (B)
Volume
No. Data
Sampel HCl 0,5 N
1. Titrasi I 25 ml 9,3 ml
2. Titrasi II 25 ml 9,8 ml
3. Titrasi III 25 ml 9 ml
Volume Rata-Rata 25 ml 9,367 ml
Komponen Hasil
Komponen Hasil
Komponen Hasil
Komponen Hasil
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan kimia, spesific gravity,
angka penyabunan, dan derajat keasaman pada minyak jelantah. Minyak adalah cairan
organik yang bersifat hidrofobik dan ada yang bisa digunakan untuk bahan bakar atau
memasak. Minyak yang sering disebut trigliserida adalah anggota keluarga lipid.
Sebagai bahan makanan, golongan ini merupakan sumber masalah kegemukan dan
bersama-sama dengan lipid lainnya, yaitu kolesterol dicurigai sebagai zat pengeras
pembuluh nadi. Namun, trigliserida tidak selamanya buruk. Senyawa ini berfungsi
sebagai pembawa vitamin larut minyak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Mengurangi
lemak dalam makanan juga berarti mengurangi pengambilan zat gizi tersebut.
Trigliserida tertentu berfungsi sebagai sumber utama asam linoleat yakni asal lemak tak
jenuh.
Dalam percobaan penentuan spesific gravity minyak jelantah, kami menggunakan
piknometer 10 ml. Dari data hasil percobaan yang kami dapatkan dan data hasil
perhitungan massa jenis minyak jelantah sebesar 0,8907 gr/ml. Seperti yang kita ketahui,
pada suhu dan konsentrasi yang sama, massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis
air. Hal ini sesuai dengan fungsi massa jenis air sebagai referensi terhadap massa jenis
larutan. Spesific gravity minyak jelantah yang kami gunakan sebesar 0,8907.
Penyabunan adalah proses pemutusan lemak netral menjadi gliserol dan asam
lemak dengan adanya alkali. Angka penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan
berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak
berantai C pendek berarti mempunyai angka penyabunan relatif besar dan sebaliknya
dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil. Bilangan
penyabunan dinyatakan sebagai jumlah basa yang diperlukan untuk menyabunkan
sejumlah lemak atau minyak, dinyatakan sebagai miligram KOH yang dibutuhan untuk
menyabunkan 1 gram sampel.
Percobaan penentuan angka penyabunan diawali dengan merefluks campuran
antara sampel minyak sebanyak 6 gram. Selanjutnya ditambahkan dengan larutan KOH
alkoholik 0,5 M sebanyak 75 ml selama ±1 jam. Penambahan alkohol dimaksudkan
untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah
reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Apabila sampel yang akan diuji
disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi
dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau
lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi
dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui.
Proses refluks ini bertujuan untuk mereaksikan sampel minyak dengan larutan KOH
dalam Alkohol agar proses saponifikasi tersebut dapat berlangsung secara sempurna.
Karena dalam proses saponifikasi tersebut, reaktan yang digunakan yaitu KOH-alkohol
bersifat mudah menguap bila dipanaskan, sehingga untuk mencegah reaktan tersebut
menguap selama proses pemanasan maka dilakukanlah proses refluks. Sedangkan
ditambahkan alkohol pada KOH bertujuan sebagai pelarut untuk memudahkan
pencampuran KOH dengan sampel minyak selama proses refluks.
Selanjutnya campuran hasil refluks tersebut dititrasi dengan HCl 0,5 N dan
menggunakan indikator Phenolphtalein (PP). Untuk mengetahui kelebihan larutan
KOH, maka dilakukan titrasi blanko, yaitu titrasi tanpa adanya sampel dengan prosedur
yang sama.
Persamaan reaksi yang berlansung :
O
O R1 CH2OH
O O
O R2 + 3KOH 3R O K + CHOH
O
O R3 CH2OH
Trigliserida Sabun Gliserol
Gambar 4.1 Persamaan reaksi Trigliserida dengan KOH
Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16
FTI - ITATS
Laporan Praktikum Analisis Sifat Fisika dan Kimia Minyak Jelantah
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIKS
A. Penentuan Spesifik Gravity Minyak
Penentuan Berat Jenis Minyak
Massa Pikno kosong (W1) = 11,496 gram
Massa Pikno berisi minyak (W2) = 20,403 gram
ρ = massa picnometer berisi minyak – massa picnometer kosongan(gr)
V picnometer(ml)
= 20,403 gram – 11,496 gram
10 ml
= 0,8907 gram/ml
Berat jenis aquades = 1 gram/ml
Penentuan Spesifik Gravity Minyak
ρ = Berat Jenis Minyak
Berat Jenis Air
= 0,8907 gr/ml
1gr/ml
= 0,8907 gr/ml
= 15,876
= 3,6006 %