Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

FENOMENA HUKUM ADAT DI DAERAH


TERATAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum Adat

Disusun Oleh:

NAMA : MUGI PRAYOGA

NIM : 221250681

Dosen Pengampu : Sinta Herlianda, SH., MH

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2023
2

FENOMENA HUKUM ADAT DI DAERAH TERATAI

Oleh:
Mugi Prayoga
Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
IAI Nusantara Batang Hari

Abstrak
Fenomena hukum adat di Teratai Batang Hari merupakan gambaran
kompleksnya pengaruh aturan tradisional terhadap kehidupan masyarakat
lokal. Hukum adat tidak hanya menjadi kerangka hukum informal, tetapi juga
menjiwai nilai-nilai kultural yang menjadi landasan keberadaan masyarakat.
Dalam konteks ini, hukum adat mempengaruhi keputusan terkait perkawinan,
pertanian, dan penyelesaian sengketa, tetapi seringkali menimbulkan
ketegangan dengan hukum formal. Fenomena ini mencerminkan tantangan
yang kompleks: di satu sisi, hukum adat memelihara identitas dan
keharmonisan sosial, namun di sisi lain, memerlukan keseimbangan yang
cermat dengan tuntutan zaman modern agar tidak bertentangan dengan hak
asasi individu dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan.

Kata Kunci : Fenomena, Hukum Adat di Teratai

Abstract

The phenomenon of customary law in Teratai Batang Hari is a complex


illustration of the influence of traditional rules on the lives of local
communities. Customary law is not only an informal legal framework, but also
imbues the cultural values that form the basis of society's existence. In this
context, customary law influences decisions regarding marriage, agriculture,
and dispute resolution, but often creates tensions with formal law. This
3

phenomenon reflects a complex challenge: on the one hand, customary law


maintains identity and social harmony, but on the other hand, it requires a
careful balance with modern-day demands so as not to conflict with individual
human rights and the development of society as a whole..

Keywords : Phenomenon, Customary Law in Teratai

A. PENDAHULUAN
Fenomena hukum adat merujuk pada berbagai aspek dan praktik terkait
aturan tradisional yang mengatur kehidupan sosial, budaya, dan adat istiadat
dalam suatu masyarakat atau komunitas tertentu. Ini mencakup norma, nilai-
nilai, dan tradisi yang diakui dan dijalankan oleh masyarakat berdasarkan
warisan budaya dan kearifan lokal.
Penerapan hukum adat dapat melibatkan berbagai praktik, mulai dari
aturan dalam pernikahan, pertanian, warisan, hingga penyelesaian sengketa
di dalam masyarakat. Hukum adat ini berkembang dari kebiasaan turun-
temurun dan tradisi yang diakui oleh komunitas tertentu dan sering kali
menjadi bagian integral dari identitas dan keberadaan budaya suatu
kelompok.1
Fenomena hukum adat di daerah Teratai Batang Hari tercermin dari
sejarah dan budaya yang kaya di wilayah tersebut. Sebagai daerah yang
memiliki warisan budaya yang kuat, hukum adat di Teratai Batang Hari telah
menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad.
Hal ini dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke
generasi.
Pertumbuhan dan perubahan di Teratai Batang Hari, terutama seiring
dengan modernisasi dan pengaruh luar, juga mempengaruhi perkembangan
hukum adat. Meskipun terjaga dengan kokoh, adat dihadapkan pada
tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Sementara
1
MD, Mahfud, Politik Hukum di Indonesia, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,), Hal 23
4

itu, interaksi dengan sistem hukum formal juga telah memunculkan dinamika
antara hukum adat dan hukum yang diberlakukan secara nasional.
Perkawinan tradisional, sistem pertanian yang telah ada sejak lama, dan
nilai-nilai sosial yang dipegang teguh menjadi bagian penting dari latar
belakang hukum adat di Teratai Batang Hari. Sejarah panjang dan pengaruh
dari berbagai kelompok masyarakat di wilayah tersebut juga memainkan
peran dalam membentuk keragaman dalam praktik hukum adat.
Fenomena hukum adat sering kali menunjukkan kompleksitas dalam
interaksi antara nilai-nilai tradisional dengan perkembangan zaman modern
dan pengaruh dari hukum formal yang diberlakukan oleh negara. Hal ini
menciptakan dinamika yang kompleks dan beragam dalam penerapan,
penyesuaian, dan interpretasi aturan adat dalam kehidupan masyarakat. 2
B. PEMBAHASAN
1. Hukum Adat di Daerah Teratai Batang Hari
Hukum adat adalah seperangkat aturan, norma, dan tradisi yang diakui
dan diterapkan oleh suatu masyarakat atau kelompok tertentu berdasarkan
warisan budaya, nilai-nilai lokal, dan kearifan turun-temurun. Berbeda dengan
hukum formal yang dibuat oleh lembaga pemerintahan, hukum adat
bersumber dari kebiasaan, tradisi, dan norma yang dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari suatu komunitas.3
Hukum adat di Terarai Batang Hari, seperti hukum adat di banyak
daerah lain di Indonesia, merupakan seperangkat aturan, norma, dan tradisi
yang diakui dan diterapkan oleh masyarakat setempat. Hukum adat ini
mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pertanian,
pernikahan, warisan, dan penyelesaian konflik.

2
Ibid, Hal 24
3
Beratha, Nyoman I,1991, Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan, (Bumi
Aksara, Jakarta) Hal 54
5

Di banyak komunitas di daerah Terarai Batang Hari, hukum adat sering


kali didasarkan pada nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan tradisi yang turun-
temurun dari leluhur. Aturan-aturan dalam hukum adat dijalankan oleh
pemuka adat atau tokoh masyarakat yang dihormati dan memiliki otoritas
dalam menjalankan fungsi hukum dan penyelesaian sengketa.
Penerapan hukum adat sering kali bersifat fleksibel dan dapat
beradaptasi dengan perkembangan zaman, meskipun masih berpegang pada
nilai-nilai tradisional yang kuat. Hukum adat ini menjadi bagian integral dari
kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat, meskipun dalam
beberapa kasus, adat dapat bertentangan dengan hukum nasional atau
hukum formal yang diberlakukan oleh negara.
Penting untuk dicatat bahwa hukum adat dapat bervariasi di setiap
daerah, tergantung pada kepercayaan, tradisi, dan kebiasaan yang
berkembang di komunitas tersebut. Oleh karena itu, hukum adat di Terarai
Batang Hari mungkin memiliki karakteristik yang unik dan khas sesuai
dengan budaya dan kehidupan masyarakatnya.
Di daerah Terarai Batang Hari, seperti halnya di banyak daerah di
Indonesia, terdapat beragam adat yang menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Beberapa contoh adat beserta prinsip-prinsip hukumnya yang
mungkin ada di sana antara lain:
a) Adat Perkawinan
Hukum Adat Pernikahan: Masyarakat menerapkan adat istiadat yang
mengatur prosesi pernikahan, mulai dari adat lamaran, tata cara ijab qabul,
hingga prosesi perayaan dan pertukaran mas kawin. Prinsip-prinsip adat ini
sering kali dijaga dengan ketat dan menjadi landasan dalam menjalankan
proses pernikahan.
b) Adat Warisan
Hukum Adat Warisan: Terdapat aturan turun-temurun yang mengatur
bagaimana harta warisan dibagi antara ahli waris, berdasarkan garis
6

keturunan dan tradisi tertentu. Prinsip-prinsip ini dapat berbeda dari satu
kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya.
c) Adat Pertanian
Hukum Adat Pertanian: Sistem adat dalam mengatur tata cara bercocok
tanam, penggunaan lahan, atau praktik-praktik tradisional dalam bertani,
seperti penggunaan sistem irigasi yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi.
d) Adat Penyelesaian Sengketa
Hukum Adat Penyelesaian Sengketa: Terdapat mekanisme adat dalam
menyelesaikan konflik atau sengketa antarindividu atau kelompok
masyarakat, biasanya melalui proses musyawarah atau mediasi yang
dipimpin oleh tokoh-tokoh adat.
e) Adat Kehutanan dan Perlindungan Lingkungan
Hukum Adat terkait Kehutanan: Masyarakat bisa memiliki aturan-aturan
yang diwariskan untuk melindungi hutan atau sumber daya alam lainnya.
Praktik adat dalam menjaga kelestarian lingkungan dapat menjadi bagian
penting dari aturan adat.
Setiap adat memiliki prinsip-prinsip yang telah terjaga dan terpelihara
dari generasi ke generasi. Namun, perlu dicatat bahwa aturan adat dapat
bervariasi di antara berbagai kelompok atau suku di daerah Terarai Batang
Hari. Interpretasi dan penerapan adat juga dapat berubah seiring waktu,
terutama dengan pengaruh dari modernisasi dan perubahan sosial.
2. Fenomena Hukum Adat di Daerah Teratai
Fenomena hukum adat di suatu daerah merujuk pada kompleksitas
aturan, norma, dan tradisi yang diakui serta diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari oleh masyarakat di wilayah tersebut. Ini mencakup nilai-nilai
budaya, kebiasaan, dan peraturan turun-temurun yang mengatur berbagai
aspek kehidupan, seperti pernikahan, pertanian, warisan, dan penyelesaian
konflik.
7

Arti dari fenomena hukum adat daerah terletak pada kedalaman


hubungan antara hukum adat dengan identitas budaya suatu komunitas. Ini
memainkan peran penting dalam memelihara kearifan lokal, memperkuat
solidaritas sosial, dan menjaga kesinambungan tradisi. Namun, fenomena ini
juga menunjukkan dinamika dalam menghadapi tantangan terkait perubahan
zaman dan interaksi dengan hukum formal, sehingga menciptakan
perubahan dan adaptasi dalam penerapan nilai-nilai adat tersebut.4
Dalam daerah Teratai Batang Hari, fenomena hukum adat
mencerminkan integrasi yang kuat antara aturan tradisional dengan
kehidupan masyarakat sehari-hari. Hukum adat memainkan peran yang
penting dalam mengatur berbagai aspek kehidupan, seperti perkawinan,
warisan, pertanian, dan penyelesaian konflik. Hukum adat menjadi fondasi
yang mendalam dalam menjalankan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat setempat.
Namun, ada dinamika yang kompleks terkait dengan hukum adat di
Teratai Batang Hari. Meskipun hukum adat memberikan panduan yang kuat,
seringkali terjadi gesekan antara hukum adat dan hukum formal yang
diberlakukan oleh negara. Hal ini dapat menyebabkan konflik dalam
penegakan hukum, khususnya dalam hal hak asasi individu yang diakui
secara nasional.
Di satu sisi, hukum adat memainkan peran penting dalam memelihara
identitas budaya, kerukunan sosial, dan kearifan lokal. Namun, di sisi lain,
adat juga perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman modern
untuk tetap relevan dan tidak bertentangan dengan hak asasi individu serta
perkembangan sosial yang lebih luas.
Fenomena hukum adat di Teratai Batang Hari menunjukkan
kompleksitas dinamika antara tradisi dan modernitas, serta menimbulkan

4
Nurcholis, Hanif, 2011, Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
(Erlangga, Jakarta), Hal 12
8

pertanyaan tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara melestarikan


warisan budaya dan memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat secara
keseluruhan.
C. KESIMPULAN
Fenomena hukum adat di Teratai Batang Hari mencerminkan
integralnya nilai-nilai tradisional dalam kehidupan masyarakat. Aturan adat
memainkan peran penting dalam mengatur berbagai aspek kehidupan,
seperti perkawinan, pertanian, dan penyelesaian sengketa. Meskipun
menjadi fondasi yang kokoh dalam memelihara identitas dan harmoni sosial,
hukum adat juga menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman dan koeksistensi dengan hukum formal. Dinamika ini
menyoroti kompleksitas antara melestarikan warisan budaya dan memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Pemahaman
mendalam dan pendekatan yang bijak dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan yang sehat antara nilai-nilai tradisional dan perkembangan
zaman yang lebih luas.
9

DAFTAR PUSTAKA
Nurcholis, Hanif, Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Erlangga, Jakarta, 2011
MD, Mahfud, Politik Hukum di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2009.
Beratha, Nyoman I, Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan, Bumi
Aksara, Jakarta, 1991

Anda mungkin juga menyukai