PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Seminar Proposal Skripsi Pada
Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Jambi
Pembimbing :
1. Dr. Diana Amir, S.H., M.H.
2. Sulhi Muhammad Daud Abdul Kadir, Lc., M.H.
JAMBI
2022
1
`
BAB I
A. Latar Belakang
Sekian banyak suku di Indonesia salah satu suku dan budaya yang unik di
Jambi sangat unik salah satunya yaitu pernikahan proses pernikahan pada tiap-
tiap daerah selalu menjadi hal yang menarik untuk di bahas. Baik dari segi
dari latar belakang pernikahan maupun dari segi kompleksitas pernikahan itu
antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri kedua belah pihak, dengan
dasar suka rela dan keridhahan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu
kebahagiaan dalam berumah tangga yang diliputi rasa kasih sayang dan
dan prinsip NKRI. Persyaratan ini pun bersumber dari persyaratan yang telah
1
Ridwan Syam et al., Sejarah Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya, Jakarta,
2009, hal.42
1
2
`
I Ayat 3. Sama sekali tidak ada penjelasan menyangkut kedua istilah tersebut.
tersebut.2
2
Roni Sulistianto Lahukay, Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Wilayah Kawasan Hutan,
Inkuiri Nasional Komnasham, Jakarta, 2016, hal. 38
3
`
menjamin kepastian hukum tetapi lebih jauh dari itu mampu menjamin
konflik yang tersedia lebih banyak melalui jalur yudisial. Sementara pilihan
untuk menggunakan jalur ini sangat beresiko bagi masyarakat hukum adat
Salah satu kekayaan Indonesia adalah banyaknya hukum adat dan adat
istiadat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Hampir setiap daerah
dan dipertahankan, meskipun daerah itu sudah maju dan tampak sudah
berbeda.
ini disebabkan dengan semakin mudahnya bergaul dengan orang lain dan
menjalin hubungan baik itu percintaan dan asmara, jika dilihat dari segi
yang melanggar hukum, norma dan adat istiadat setempat, seperti kawin lari
dan penyimpangan lainnya, kawin lari biasanya disebabkan oleh tidak adanya
restu dari orang tua, hamil diluar nikah, faktor ekonomi dan usia. Seperti
4
`
melakukan kawin lari, dan anak yang kawin lari tidak pulang baik kepada
keluarga.
Faktor yang melatarbelakangi kawin lari yaitu faktor suka sama suka,
hukum islam, hukum adat dan yang terakhir faktor budaya atau tradisi adat 3.
kawin lari sama seperti pernikahan biasa hanya saja tidak lagi menggunakan
ini penuh resiko tetapi itulah jalan terbaik baginya untuk membina
rumah tangga dengan kekasihnya kelak. Kawin lari ini adalah suatu bentuk
terutama di Dusun Tanjung, itulah sebabnya para pelaku kawin lari artinya
dasarnya kawin lari tersebut tidak dibenarkan, karena didalamnya ada hal-hal
3
Titik Riyani, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Lahi Kawin, Studi Kasus di Rejosari,
Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2011.
5
`
hukum dan sanksi adat secara tegas dan adanya perasaan malu masyarakat
cinta yang mengalami hambatan dari pihak orang tua kerabat, karena masih
juga orang tua yang membebaskan anaknya untuk memilih jodoh sendiri.
nanti kalau sudah dinikahi baru dibawa pergi kerumah laki-laki. Kedua belah
pihak bisa menikah apabila dapat izin dari keluarga mempelai perempuan,
dalam hal ini imam setempat yang memberikan persuratan kepada imam
4
Ageng Triganda Sayuti dan Dini Suryani, Sanksi Adat Perkawinan Semarga Masyarakat
Batak Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan, Jurnal of Civil and Bussiness Law, Vol 3 No. 1,
2022.
6
`
izin dari pihak keluarga mempelai perempuan dan ada juga tanpa
Setelah beberapa bulan atau tahun lamanya di pelarian maka ada hasrat
untuk datang baik, maka pihak pemuda pun mendatangi orang tua perempuan
untuk berembuk. Bila terjadi kata sepakat untuk datang juga ditetapkan
passala (uang denda). 5Pelaku kawin lari bertahun-tahun baru datang baik atau
datang baik ini dilakukan apabila sudah meminta izin kepada kedua orangtua
perempuan dan apabila sudah disetujui, maka selanjutnya dilakukan acara atau
datang baik maka tidak ada lagi namanya tupakasiri. Proses datang baik
tokoh masyarakat yang disegani. Namun hal ini bukan merupakan jaminan
konsekuensi kawin lari ini cukup berat untuk dihadapi, karena nyawa
Terkadang orang yang melakukan kawin lari biasa ada yang tidak pulang
melakukan kawin lari pasangan kedua belah pihak pasti ingin pulang baik ke
orang tuanya akan tetapi pasangan kawin lari ini tidak diterima begitu saja
oleh keluarga belah pihak. Agar bisa diterima oleh keluarga siperempuan
maka pelaku kawin lari ini harus menggelar acara atau berdamai dengan pihak
bisa dikatakan mahar dan passala atau denda karena keduanya telah berbuat
salah. Selain itu Pihak laki-laki harus menyediakan uang panai’. Apabila
pelaku kawin lari belum bisa memenuhi semua itu maka keduanya tidak
mengurangi terjadinya kawin lari karena dilihat dari dampak yang ditimbulkan
oleh pelaku kawin lari lebih banyak menimbulkan mudarat dari pada maslahat.
Mungkin sebagai solusinya, para tokoh adat, tokoh agama, dan pendidik
melakukan kawin lari, kemudian bagi orang tua yang memiliki anak gadis
agar tidak membebani dengan permintaan sebagai mahar yang terlalu tinggi.
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari ketua lembaga adat di Dusun
Tanjung Kecamatan Tanah Sepenggal. “Dari tahun 2019 sampai 2021 terdapat
melakuk an kawin lari. Rata-rata yang melakukan kawin lari itu adalah anak-
8
`
anak yang masih duduk dibangku sekolah dan anak yang putus sekolah dan
Tabel 1
Kasus Kawin Lari di Dusun Tanjung Kecamatan Tanah Sepenggal
Dari Juni 2019 - Mei 2021
No Nama Pasangan Kasus Kawin Lari Tahun
sudah terdapat tentang sanksi adat kawin lari, yakni pada aturan Dusun
Tanjung yang disebut sanksi salah melah anak rumah tanggo yang mana adat
1. Sanksi adat ringan yaitu salah bujang dek gadis ( kawin lari atas suka
sama suka), denda adat nya 20 ameh atau setara dengan 4 kayu kain
2. Sanksi adat menengah zinah muhson ( kawin lari karena hamil diluar
7
Ketua Lembaga Adat Dusun Tanjung, Kasus Pelaku Kawin,2019.
9
`
3. Sanksi adat berat zina ghoiro muhson (kawin lari dengan isteri atau
suami orang), denda adat nya 1 ekor kerbau atau setara dengan 12
Kecamatan Tanah Sepenggal. Apabila hal ini terjadi, maka setuju atau tidak
setuju orang tua harus menikahkan mereka dan membayar denda adat. Denda
adat ini diberlakukan bagi pihak yang melanggar aturan adat Dusun Tanjung
kekasihnya untuk menempuh jalan peminangan saja dan tidak mudah diajak
lari hanya karena alasan cinta. Alasan saya mengangkat judul ini karena saya
ingin mengkaji lebih dalam proses pemberian sanksi adat kawin lari yang ada
di kampung saya dan ingin melihat apa kendala dalam menerapkan sanksi adat
kawin lari di masyarakat Dusun Tanjung itu sendiri dan ingin tahu masalah-
masalah apa saja sehingga terjadinya proses kawin lari itu sendiri dan sebagai
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang di atas, maka yang menjadi
2. Apa kendala dalam pelaksanaan sanksi adat kawin lari di Dusun Tanjung
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
bangku perkuliahan dengan fakta yang lapangan. Hasil dari penelitian ini
11
`
E. Kerangka Konseptual
1. Delik Adat
Ter Haar mengartikan suatu delik adat itu sebagai tiap-tiap gangguan
dari keseimbangan, tiap-tiap gangguan pada barang-barang materii dan
inmateriil milik hidup seseorang atau kesatuan (persatuan) orang-orang,
yang menyebabkan timbulnya suatu reaksi adat, dengan reaksi adat ini
keseimbangan akan dan harus dipulihkan kembali. Macam serta besarnya
reaksi ditentukan oleh hukum adat yang bersangkutan lazimnya wujud
reaksi tersebut adalah suatu pembayaran delik dalam uang atau barang.10
Jadi menurut pengertian Ter Haar diatas, untuk dapat disebut delik
10
Soerojo Wignjodipoero, Op.Cit., hal. 228
12
`
2. Sanksi Adat
perempuan atau laki-laki wajib mematuhi hukum adat punya hak untuk
3. Kawin Lari
Kawin lari adalah jenis perkawinan yang terjadi dengan larinya calon
suami atau isteri tanpa peminangan formal dan tanpa pertunangan. Itu
konsekuensi kawin lari, lebih dari campur tangan dan rintangan dari pihak
11
Zainuddin Tika dan M.Ridwan Syam, Silariang Kawin Lari, Artikel, 2007.
12
Tolib Setiady, Op.Cit,. hal. 347
13
Sinarti, “Legalitas Wali Nikah Kawin Lari Perspektif Hukum Islam dan Kompilasi
Hukum”. Skripsi UIN Alauddin Makassar, 2017
13
`
Perkawinan kawin lari ini dilakukan tanpa persetujuan orang tua, dan
juga bisa diartikan sama-sama lari, atau silelaki membawa lari gadis untuk
sebagai berikut:
F. Landasan Teoritis
Perkawinan dalam hal ini merupakan suatu peristiwa yang sangat penting
bathin antara seorang pria dan seorang wanita dengan tujuan membentuk
keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
merupakan bagian dari kebudayaan, dalam hal menyatukan dua keluarga yang
diakui secara resmi. Suatu perkawinan dapat dianggap sah apabila sesuai
terguncang dan bahkan nama keluarga tercoreng. Pola dan keragaman bentuk-
bentuk perkawinan yang sering kita temui pada tiap-tiap daerah membuat kita
kaya akan budaya, namun jika diperhatikan bentuk perkawinan yang ada di
dua keluarga yang pada akhirnya melahirkan generasi baru. Kawin lari adalah
jenis perkawinan yang terjadi dengan larinya calon suami atau isteri tanpa
peminangan formal dan tanpa pertunangan. Itu terdapat umum di dalam tata
1. Teori Keputusan
15
`
dan dipatuhi dengan sepenuh hati oleh mereka yang diatur oleh keputusan
tulisannya Ter Haar juga menyatakan bahwa hukum adat dapat timbul
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Sepenggal.
14
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Cet. 14, Gunung Agung,
Jakarta, 1995, hlm. 17.
16
`
2. Tipe Penelitian
Bagian dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah diurakan
diatas, maka jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian
telah pustaka dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
a. Populasi Penelitian
15
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Cet. 2, CV. Mandar Maju,
Bandung, 2020, hlm.125
17
`
sikap, tingkah laku dan sebagainya yang mepunyai ciri atau karakter
Tanah Sepenggal dari Juni 2019 – Mei 2021 yang terdapat sebanyak 7
b. Sampel Penelitian
orang yang melakukan kawin lari atas dasar suka sama suka, kawin lari
karena hamil diluar nikah dan kawin lari dengan oaring yang sudah
tujuan, perlu ditentukan berdasarkan kriteria. Jadi, dalam hal ini peneliti
populasi.
4. Pengumpulan Data
16
Ibid, hal. 145
18
`
adalah:
a. Wawancara
b. Studi Keputusan
c. Studi Dokumentasi
5. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekuder
19
`
analisis data kualitatif, yakni suatu metode analisis terhadap kualitas suatu
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri atas 4 (empat) bab. Dari bab-bab tersebut
dirinci lagi menjadi beberapa sub bab dan dari sub-sub bab tersebut dirinci
dalam penulisan skripsi ini adalah secara garis besarnya diuraikan sebagai
berikut:
segala hal yang diuraikan dalam penulisan yang berisikan latar belakang
Dalam bab ini berguna memberikan gambaran umum serta berkaitan dengan
tinjauan umum tentang hukum adat, sifat hukum adat dan tujuan hukum adat,
pelanggaran tentang adat salah satunya kawin lari, apa bentuk sanksi dari
Bab III Pembahasan, pada bab ini penulis akan menguraikan hal-hal yang
pemberian sanksi adat terhadap pelaku kawin lari serta apa saja kendala dalam
pelaksanaan sanksi adat kawin lari bagi pelaku kawin lari di Dusun Tanjung
telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan setelah itu dikemukakan pula
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Cet. 2 , CV. Mandar
Maju, Bandung, 2020, hal. 125.
Roni Sulistianto Lahukay, Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Wilayah Kawasan
Hutan, Inkuiri Nasional Komnasham, Jakarta, 2016
Yakin, H.A. Rasyid, Menggali Adat Lama Pusaka Usang Di Sakti Alam
Kerinci, Cv. Andalas. Kerinci, 1986.
Ageng Triganda Sayuti dan Dini Suryani, “Sanksi Adat Perkawinan Semarga
Masyarakat Batak Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan”, Zaaken:
Jurnal of Civil and Bussiness Law, Vol 3 No. 1, 2022.
Sinarti, “Legalitas Wali Nikah Kawin Lari Perspektif Hukum Islam dan Kompilasi
Hukum”. Skripsi UIN Alauddin Makassar, 2017
Titik Riyani, “Tinjauan Hukum Terhadap Adat lahi Kawin” Studi Kasus di Rejosari
22
`
C. Media Massa
Paandangan masyrakat
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/15/18055341/arab-saudi-
tambah-kuota-adat -indonesia-menjadi-231000-jemaah, diakses pada
15 Desember 2020 pukul 15.34 WIB.
Kedua”,https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200228111308-20-
479019/saudi-adat indonesia-876-ribu-terbanyak-kedua, diakses pada
15 Desember 2020 pukul 16.00 WIB.
D. Peraturan Perundang-undangan