Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mila Rahmi Rangkuti

NIM : 856089983
Kelas : PGSD BI A
Semester : II
Bidang Study : Pembelajaran Matematika SD
1. 1. Ibu Anisa merupakan guru sekolah dasar yang mengajarkan matematika. Hari ini ibu Anisa
mengajarkan materi perkalian bilangan bulat. Ibu Anisa menjelaskan dari awal hingga akhir
mulai dari proses bagaimana perkalian bilangan bulat dan setelah selesai menjelaskan materi
ibu Anisa meminta siswa untuk menyelesaikan latihan soal-soal perkalian yang sudah
dituliskan oleh ibu Anisa di papan tulis.
a. Bagaimana menurut Anda proses pembelajaran yang dilakukan ibu Anisa? Jelaskan!
b. Anda diminta untuk membantu ibu Anisa agar proses pembelajaran tidak terjadi hanya satu
arah, bantulah ibu Anisa dengan merancang pembelajaran yang berdasar pada George Polya.
Jawab :
a. Menurut saya pembelajaran yang dilakukan oleh bu Anisa sangat membosankan dan
pembelajaran hanya berpusat guru sehingga membuat siswa tidak aktif didalam
pembelajaran. Dikarenakan pembelajaran hanya satu arah maka tidak dapat menarik minat
siswa, ibu anisa juga tidak memberi kesempatan kepada murid untuk bertanya dan ibu
anisa juga tidak menanyakan kepada para siswa apakah mereka paham dengan yang
diajarkan nya. Ibu anisa hanya menjelaskan materi dan menyuruh siswa mengerjakan
Latihan. Seharusnya pada jaman sekarang ini pembelajaran seperti itu tidak lagi digunakan
proses pembelajaran harus mengarah pada siswa dimana pada pembelajaran harus
membuat siswa aktif sehingga dapat mengetahui perkembangan siswa tersebut.
b. Salah satu model pemecahan masalah adalah model Polya.
Langkah-langkah dalam pembelajaran problem solving menurut Polya ada empat, yaitu :
1) memahami masalah,(2) menentukan rencana strategi penyelesaian masalah, 3)
menyelesaikan strategi penyelesaian masalah, dan 4) memeriksa kembali jawaban yang
diperoleh.
Jadi Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Ibu Anisa adalah memberikan masalah
yang mengaju pada persoalan materi tersebut setelah itu Ibu anisa meminta siswa untuk
mehami masalah tersebut karena jika siswa tidak memahami masalah yang diberikan
maka siswa tidak akan menemukan jawaban dari masalah tersebut. Selanjutnya mereka
harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Fase kedua adalah menyelesaikan
masalah sesuai rencana. Kemampuan menyelesaikan fase kedua ini sangat tergantung
pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Semakin bervariasi pengalaman
mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian
suatu masalah, dilanjutkan penyelesaian masalah sesuai rencana yang dianggap paling
tepat. Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah menurut Polya adalah
melakukan pengecekan atas apa yang telah dilaksanakan mulai dari fase pertama sampai
fase penyelesaian ketiga.
2. Bahan manipulatif sengaja didesain oleh seorang guru untuk memudahkan anak didik
dalam memahami dan menemukan konsep belajar matematika. Coba tuliskan dan jelaskan
bahan manipulatif yang dapat menstimulus berpikir tingkat tinggi seorang anak SD pada
kelas rendah dan kelas atas!
Jawab :
Menurut saya bahan manipulatif yang dapat digunakan untuk kelas rendah dalam kelas
rendah adalah stik/lidi dikarenakan karena dapat digunakan untuk materi penjumlahan dan
pengurangan. Serta bahan manipulatif yang dapat digunakan adalah bahan kertas dimana
media kertas dapat digunakan untuk materi dasar pecahan untuk menunjukkan apa itu
pecahan.
Sedangkan untuk kelas tinggi dapat kita gunakan media kertas juga dimana media kertas
dapat kita gunakan untuk membantu anak-anak dalam memahami bagun ruang seperti
balok, kubus, tabung lainnya. Serta bahan manipulatif yang dapat digunakan lainnya adalah
model kertas berpetak/bertitik dimana siswa akan lebih mudah dalam membuat bangun
ruang .

3. Jika Anda diminta untuk mengajarkan materi pengurangan dengan menggunakan (garis
bilangan) sajikan langkah-langkah proses pengurangan bilangan bulat −11 − (−8) agar
mudah dipahami peserta didik!
Jawab :
- Pertama sekali yang saya membuat garis bilangan di papan tulis
- Kemudian saya memberikan nilai pada tiap titik yang telah ditentukan
- Saya membuat nilai dari 0 ke kanan stelah 0 saya buat 10 dan ke kiri saya buat
- Selanjutnya saya pertama sekali meminta siswa untuk menarik anak panah sesuai
dengan angka pertama pada pengurangan bilangan yaitu -11
- Setelah itu saya mengingatkan Kembali kepada siswa mengenai perkalian tanda positif
dan nengatif dimana jika negative bertemu dengan negative maka hasilnya akan positif
- Setalah para siswa mengingat Kembali perkalian lambing bilangan maka saya
mengajak siswa untuk mengarahkan bahwa jika ditambah maka arahnya ke kanan.
- Saya mengajak siswa untuk mengarahkan anak panah ke kanan berjalan sejauh 8
langkah dan dimana akhir langkahnya itulah jawabannya.

4. Rumah ibu Ika dibangun di atas sebidang tanah dengan panjang 26 m dan lebar (2𝑦 − 5)m.
jika luas tanah ibu Ika tidak kurang dari 80 m2
a. Berapa lebar minimal tanah ibu Ika?
b. Jika biaya untuk membangun rumah seluas 1 m2 adalah Rp 2.150.000,00. Berapakah
biaya minimal yang harus disediakan ibu nila jika seluruh tanahnya dibangun rumah?
Jawab :
a. L = p x l
Luas = ≥ 80 m2
Karena luas tanah tidak boleh kurang dari 80 m2. Maka kita menggunakan
persamaan : 26(2𝑦 - 5) ≥ 80
Maka,
26(2𝑦 - 5) ≥ 80
(26 x 2y) - (26 x 5) ≥ 80
52𝑦 − 130 ≥ 80
52𝑦 ≥ 80 + 130
52𝑦 ≥ 210
𝑦 ≥ 210 / 52
𝑦 ≥ 4.0385
l = 2y – 5
l = 2 ( 4.0385 ) – 5
l = 8,077 -5
l = 3,077
Jadi, lebar minimal tanah ibu Ika adalah 105/26 meter atau sekitar 3,077 meter
atau dibulatkan ke angka terdekat yang lebih besar yaitu 4.
b. Luas tanah = 26 m x 4 m
Luas tanah = 104 m²
Biaya minimal untuk membangun rumah di seluruh tanah adalah luas tanah
(130 m²) dikalikan dengan biaya per meter persegi (Rp 2.150.000,00):
Biaya minimal = Luas tanah x Biaya per meter persegi
Biaya minimal = 104 m² x Rp 2.150.000,00/m²
Biaya minimal = Rp 223.600.000,00
Jadi, biaya minimal yang harus disediakan oleh Ibu Ika jika seluruh tanahnya
dibangun rumah adalah Rp 223.600.000,00

5. Tanpa menggunakan kalkulator, tentukan nilai pecahan dari nilai desimal berikut:
a. 0,323232…
b. 3,5838383…
Jawab :
Untuk menentukan nilai pecahan dari nilai desimal berulang seperti yang diberikan, kita
perlu menggunakan notasi berulang (repeating decimal notation). Notasi ini biasanya
digunakan dalam matematika untuk menyatakan bilangan pecahan yang berulang.
a. 0,323232… Dalam notasi berulang, kita dapat menyatakannya sebagai:
0,32 Ini berarti bahwa angka 32 berulang secara tak terbatas setelah titik desimal.
Jadi, nilai pecahannya adalah:
0,32 = 32/100 dimana dapat kita sederhanakan yaitu 8/25
b. 3,5838383… Dalam notasi berulang, kita dapat menyatakannya sebagai: 3,58 Ini
berarti bahwa angka 58 berulang secara tak terbatas setelah titik desimal. Jadi, nilai
pecahannya adalah:
3,58 = 358/100 dimana dapat kita sederhanakan yaitu 179/50

Anda mungkin juga menyukai