Topik PKM : Pengukuran Terestris Untuk Mengetahui Kecuraman pada
Jalan Kyai Mojo UNNES - UNDIP
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Angga Wicaksono 21110122140115
Muhammad Yafi’ Maulana 21110122140116
Jihan Izza Bethari A 21110122140131
Mikoyan Bilal Ayrton 21110122140149
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788 Email: geodesi@ft.undip.ac.id 2023 Jurnal 1: Pemanfaatan metode TLS (Terrestrial Laser Scanning) untuk pemantauan deformasi gunung api. Studi kasus: kerucut sinder Gunung Galunggung, Jawa Barat
Penelitian ini menggunakan metode Terrestrial Laser Scanning (TLS) untuk
memantau deformasi kerucut sinder Gunung Galunggung. Proses penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu studi literatur, perencanaan pengukuran, pengambilan data, pengolahan data TLS, dan perbandingan model tiga dimensi (3D) untuk menginterpretasikan deformasi kerucut sinder dari dua kala pengukuran yang berbeda. Pada tahap perencanaan pengukuran, dilakukan akuisisi data TLS pada bulan April 2012 dan September 2012. Metode registrasi yang digunakan adalah metode "target to target", di mana target dengan reflektivitas tinggi digunakan sebagai titik ikat untuk menggabungkan data dari dua tempat berdiri alat yang berbeda. Proses registrasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Cyclone . Setelah itu, dilakukan pengolahan data TLS dengan memisahkan objek berdasarkan intensitas pantulan tanah. Awan titik yang memiliki intensitas pantulan di atas nilai tertentu dipisahkan sebagai objek permukaan tanah. Kemudian, dilakukan pembersihan noise (derau) secara manual untuk memperoleh data yang lebih akurat. Selanjutnya, model 3D dari kedua kala pengukuran dibandingkan untuk memperoleh estimasi deformasi vertikal dan volume permukaan kerucut sinder. Hasil akhir penelitian ini berupa model deformasi 3D kala kedua terhadap kala pertama, serta estimasi volume kala pertama. Dalam penelitian ini, metode TLS digunakan untuk memantau deformasi kerucut sinder Gunung Galunggung dengan lebih akurat dan menyeluruh dibandingkan dengan metode pemantauan deformasi konvensional yang menggunakan titik kontrol. Metode TLS ini masih jarang digunakan dalam pemantauan deformasi gunung api, sehingga penelitian ini juga mencoba mengkaji masalah dan tantangan yang terkait dengan penerapan metode ini. Dari penelitian yang dilakukan pada jurnal ini didapatkan Estimasi volume kerucut sinder Gunung Galunggung yang diperoleh dari bidang referensi yang sama (-6,11 m dari titik DGF2) pada kala pertama adalah 21.635,19 m3 dan pada kala kedua adalah 21.513,15 m3. Nilai deformasi vertikal kerucut sinder Gunung Galunggung hasil pemodelan yang diperoleh dari metode TLS mempunyai rentang dominan dari 6-10 cm, sebaran nilai dominan mengindikasikan adanya penggembungan (inflasi), terutama di kerucut sinder bagian A. Nilai deformasi vertikal hasil pemodelan yang diperoleh dari metode TLS masih relatif besar dibandingkan dengan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Galunggung, hal ini disebabkan proses pemfilteran yang masih bersifat manual serta belum dilakukannya koreksi terhadap sumber-sumber kesalahan. Jurnal 2: Identifikasi dan Pencegahan Daerah Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kalimantan Barat Jurnal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencegah kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat, Indonesia dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini melibatkan analisis data titik panas, peta curah hujan, peta tutupan lahan, peta hidrologi gambut, dan peta cekungan air tanah. Metode overlay dan analisis SIG digunakan untuk mengevaluasi kerentanan terhadap kebakaran dan mengidentifikasi daerah rawan kebakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian titik panas dipengaruhi oleh pola curah hujan. Tren kejadian titik panas menunjukkan jumlah yang lebih tinggi pada tahun dengan curah hujan yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa curah hujan yang rendah dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, perubahan tutupan lahan juga mempengaruhi kerentanan terhadap kebakaran. Kalimantan Barat memiliki luas lahan gambut yang tinggi yang rentan terhadap kebakaran. Aktivitas manusia juga berperan dalam perubahan tutupan lahan, yang dapat meningkatkan risiko kebakaran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode overlay peta tutupan lahan, peta hidrologi gambut, dan peta curah hujan untuk mengidentifikasi daerah rawan kebakaran hutan dan lahan. Hasilnya menunjukkan bahwa Kabupaten Kubu Raya memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi, dengan konsentrasi titik panas tertinggi sebesar 0,26%. Kabupaten Ketapang memiliki tingkat kerentanan tinggi dan sedang, dengan konsentrasi titik panas tertinggi masing-masing sebesar 7,87% dan 9,05%. Sementara itu, Kabupaten Kapuas Hulu tidak rawan terhadap kebakaran hutan karena dengan luas 0,19% dari roal luas 0,41% Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi dan langkah- langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat, Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran, langkah- langkah pencegahan yang efektif dapat diimplementasikan untuk melindungi hutan dan lahan di wilayah tersebut. REFRENSI Jurnal 1 : Vidyan, Y., Abidin, H. Z., Gumilar, I., & Haerani, N. (2013). Pemanfaatan metode TLS (Terrestrial Laser Scanning) untuk pemantauan deformasi gunung api. Studi kasus: kerucut sinder Gunung Galunggung, Jawa Barat. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 1, 49-69. Jurnal 2 : Tamas, F. D., Aji A. A. , dan Dian, R.J. (2022). Identifikasi dan Pencegahan Daerah Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura