1) Tangibles (Bukti Fisik): Mengacu pada aspek fisik dan visual yang terkait
dengan penyediaan jasa, seperti fasilitas fisik, peralatan, tampilan personel, dan
material yang digunakan.
2) Reliability (Keandalan): Mencerminkan kemampuan penyedia jasa untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan konsisten, akurat, dan tepat
waktu.
3) Responsiveness (Responsif): Menunjukkan kecepatan dan kesediaan penyedia
jasa dalam merespon permintaan, pertanyaan, keluhan, atau kebutuhan
pelanggan.
4) Assurance (Jaminan): Menggambarkan tingkat kepercayaan, kompetensi,
keamanan, dan keandalan personel yang menyediakan pelayanan.
5) Empathy (Empati): Merujuk pada perhatian, perawatan, dan upaya penyedia
jasa untuk memahami kebutuhan individual pelanggan serta memberikan
pelayanan yang sesuai.
Referensi:
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). SERVQUAL: A multiple-
item scale for measuring consumer perceptions of service quality. Journal of Retailing,
64(1), 12-40.
2. Menurut Zeithalm, Marry dan Dwayne (2013) ada dua pendekatan yang dapat
digunakan perusahaan yaitu:
1) Generic Productivity Improvement Strategies, seperti:
• Berhati-hati mengawasi biaya pada setiap step pada proses produksi
• Mengurangi pemborosan bahan baku dan tenaga kerja
• Melatih karyawan agar bekerja lebih produktif dan berkualitas
• Melibatkan ahli untuk membuat system yang diarahkan untuk mencapai
kinerja yang terstandar dan optimal.
2) Cusromer-driven approaches to improve productivity, seperti:
• Change of timing of customer demand
• Encourage use of alternative service delivery
• Ask customer to use third parties
3. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang konsumen
untuk melakukan komplain atau tidak. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi
penentu:
Referensi:
Bitner, M. J., Booms, B. H., & Tetreault, M. S. (1990). The service encounter:
diagnosing favorable and unfavorable incidents. Journal of Marketing, 54(1), 71-84.
Gwinner, K. P., Gremler, D. D., & Bitner, M. J. (1998). Relational benefits in services
industries: the customer's perspective. Journal of the Academy of Marketing Science,
26(2), 101-114.
4. Tahapan proses pemulihan jasa, juga dikenal sebagai service recovery process,
mengacu pada serangkaian langkah yang diambil oleh perusahaan untuk mengatasi
keluhan atau ketidakpuasan pelanggan dan memulihkan hubungan dengan mereka.
Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam proses pemulihan jasa:
Referensi:
Hart, C. W., Heskett, J. L., & Sasser Jr, W. E. (1990). The profitable art of service
recovery. Harvard Business Review, 68(4), 148-156.
Bitner, M. J., Booms, B. H., & Tetreault, M. S. (1990). The service encounter:
diagnosing favorable and unfavorable incidents. Journal of Marketing, 54(1), 71-84.
Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2018). Services marketing: Integrating
customer focus across the firm. McGraw-Hill Education.
5. Berikut adalah beberapa keuntungan yang terjadi jika perusahaan jasa dapat
mempertahankan konsumennya:
Referensi:
Keiningham, T., Aksoy, L., Buoye, A., Cooil, B., de Haan, E., & Williams, L. (2017).
The value of different customer satisfaction and loyalty metrics in predicting customer
retention, recommendation, and share-of-wallet. Managing Service Quality: An
International Journal, 27(6), 477-499.
Reinartz, W., Krafft, M., & Hoyer, W. D. (2014). The customer relationship
management process: Its measurement and impact on performance. Journal of
Marketing Research, 51(3), 293-315.
Homburg, C., Jozić, D., & Kuehnl, C. (2017). Customer experience management:
Toward implementing an evolving marketing concept. Journal of the Academy of
Marketing Science, 45(3), 377-401.