1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
RIMA FEBRIANI1
SANAJI2
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Surabaya, 60231
Email: 1rimafebriani@mhs.unesa.ac.id ; 2sanaji@unesa.ac.id
ABSTRACT
Promotion by service providers is often not matched by good services. This led to the
failure of services that lead to customer dissatisfaction. The service provider should be able
to restore their services before customers are increasingly dissatisfied and left the service
provider. This study aims to determine the effect of the value of justice in service recovery to
customer trust with customer satisfaction as an intervening variable. The population in this
study is IndiHome 3play customers have ever reported his complaint to customer service
Telkom. Samples taken in the study of 100 people who fill out an online questionnaire in
accordance with the criteria of respondents. The results of this study indicate that the service
recovery effect on customer satisfaction. Customer satisfaction effect on customer trust.
Service recovery effect on customer trust. And service recovery effect on customer
confidence. Service recovery effect on the customer trust with coustomer satisfaction as an
intervening variable.
ABSTRAK
Promosi yang dilakukan oleh penyedia jasa sering kali tidak diimbangi dengan
pelayanan jasa yang baik. Hal tersebut menyebabkan kegagalan jasa yang memicu
ketidakpuasan pelanggan. Penyedia jasa harus mampu memulihkan jasa mereka sebelum
pelanggan semakin tidak puas dan meninggalkan penyedia jasa. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh nilai keadilan pada service recovery terhadap kepercayaan
pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening. Populasi dalam
penelitian ini adalah pelanggan IndiHome 3play yang pernah melaporkan keluhannya ke
customer service Telkom. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 orang
yang mengisi angket online sesuai dengan kriteria responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa service recovery berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan
pelanggan berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan. Service recovery berpengaruh
terhadap kepercayaan pelanggan. Dan service recovery berpengaruh terhadap kepercayaan
pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening.
44
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
PENDAHULUAN
Pada beberapa dekade terakhir, usaha jasa mengalami perkembangan pesat di berbagai sektor.
Setiap usaha jasa bertujuan untuk memuaskan pelanggan, namun dalam penyampaian jasa
bisa terjadi kesalahan, masalah atau kegagalan. Kesalahan ini disebut sebagai kegagalan jasa
dan kepercayaan pelanggan menjadi tidak pasti (Maxham, 2001; dalam Piaralal & Bhatti,
2014). Kegagalan jasa tidak dapat dihindari walaupun oleh sebuah perusahaan terbaik,
dengan keinginan yang kuat, bahkan oleh mereka yang memiliki penyampaian jasa terbaik di
dunia sekalipun (Zeithaml & Bitner, 2003: 166). Salah satu pemicu kegagalan jasa yang
paling sering terjadi adalah ketidaksesuaian antara layanan yang dijanjikan dengan kenyataan
yang ada.
Cara untuk mengatasi terjadinya kegagalan jasa adalah dengan service recovery atau
pemulihan jasa. Pemulihan jasa adalah upaya sistematis perusahaan dalam memperbaiki
masalah yang diakibatkan kegagalan jasa dan untuk mempertahankan good will pelanggan
(Lovelock, 2013:121). Memiliki strategi pemulihan layanan yang baik untuk mencapai
kepuasan pelanggan akan meningkatkan efisiensi perusahaan dalam mempertahankan
pelanggan dari pesaing (Gunawan dan Purwono, 2007). Pelanggan akan menilai kepuasan
atas penanganan keluhan berdasarkan atas nilai keadilan yang telah diterima pelanggan (Tax
et al., 1998).
Indonesia Digital Home (disingkat IndiHome) adalah salah satu produk layanan dari
PT Telkom yang melakukan promosi secara gencar melalui berbagai media. Senjata
andalannya dalam melakukan promosi adalah dengan tagline “100% Fiber”. Namun, promosi
gencar tersebut tidak diimbangi dengan kualitas layanan yang baik pula. Sehingga, beberapa
pelanggan tidak puas karena kecewa dengan layanannya.
RERANGKA TEORI
Service Recovery
Service Recovery dibutuhkan pelanggan ketika terjadi kegagalan jasa. Kegagalan dalam
pelayanan dapat terjadi karena banyak alasan, antara lain: jasa yang tidak tersedia saat sudah
dijanjikan, terlambat ketika pengiriman, hasil layanan buruk, atau karyawan bersikap kasar
(Sari, 2011). Cara untuk mengatasi terjadinya kegagalan jasa adalah dengan service recovery
atau pemulihan jasa. Nilai keadilan yang dirasakan pelanggan untuk memulihkan layanan
berdasar atas tiga nilai keadilan yaitu keadilan interaksional, prosedural dan distributif
(Gunawan & Purwono, 2007).
Persepsi keadilan dibentuk atas dasar penilaian terhadap tiga aspek pemulihan layanan,
yaitu distributive justice, procedural justice, dan interactional justice. Distributive justice
dapat diukur dengan menggunakan tiga indikator, yaitu: (1) ekuitas, yaitu imbalan yang
didapatkan sama dengan kontribusi yang dilakukan, (2) kesetaraan, yaitu setiap pelanggan
berhak atas hasil yang sama. Dan (3) kebutuhan, yaitu Imbalan yang diterima sesuai dengan
kebutuhan. Procedural justice dapat diukur dengan enam indikator, yaitu: (1) konsistensi,
perilaku sama di semua proses dan dari waktu ke waktu, (2) bebas bias, pencegahan
kepentingan pribadi, (3) akurasi, minimalisasi kesalahan informasi, (4) correctability,
memperbaiki kesalahan yang ada atau yang akan muncul kembali, (5) representativeness,
melibatkan semua pihak yang bersangkutan, (6) prosedur etis, konsisten dengan nilai-nilai
etika dan moral. Interactional justice dapat diukur berdasarkan tiga indikator, yaitu : (1)
hormat, menghormati pelanggan, (2) kejujuran, memberikan kebenaran informasi, (3)
kebaikan, perilaku yang sopan dan santun (Seiders & Berry, 1998).
45
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
Terdapat hubungan signifikan antara kepuasan pelanggan dengan kegagalan jasa serta
pemulihannya. Perusahaan harus memperhatikan seberapa besar rasa puas yang dialami
pelanggan setelah adanya kegagalan dan pemulihan yang dilakukan (McCollough et al.,
2000). Perusahaan harus memperhatikan bukan hanya dari segi pemulihan yang dilakukan
mereka, namun hasil dari pemulihan tersebut juga harus diperhatikan, apakah sudah cukup
memuaskan pelanggan atau belum memenuhi kepuasannya. Persepsi keadilan merupakan
pendahuluan untuk kepuasan dengan pemulihan layanan (Piaralal & Bhatti, 2014).
Keseluruhan dimensi perceived justice belum terbukti berpengaruh positif pada pembentukan
kepuasan pelanggan dengan adanya service recovery (Surbakti & Suryarini, 2010). Namun,
Gunawan dan Purwono (2007) membuktikan hasil bahwa keadilan interaksional, keadilan
prosedural, dan keadilan distributif berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.
H1: Nilai keadilan pada service recovery berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah penilaian perilaku yang terjadi setelah pelanggan
mengkonsumsi atau menggunakan layanan. Apabila pengalaman mengkonsumsi atau
menggunakan layanan tidak memenuhi harapan pelanggan, maka pelanggan akan mengeluh
tentang buruknya kualitas layanan yang dirasakan, diam-diam menderita, atau dimasa
mendatang pelanggan akan beralih ke penyedia jasa lain (Lovelock, 2013: 60). Kepuasan
pelanggan adalah hasil akumulasi dari pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa
(Swasta & Irawan, 2008: 3). Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli, dimana
alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan (Engel,
et al. (1990) dalam Tjiptono, 2014: 354). Kepuasan dapat diukur melalui sikap pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan adalah pelanggan merasa sangat puas dengan apa yang
dialaminya, pelanggan merasa bahwa apa yang dialaminya sudah memenuhi kebutuhannya,
pelanggan merasa diberikan pengalaman yang sangat memuaskan oleh perusahaan
(McCollough et al., 2000).
Kepuasan atau ketidakpuasan memberikan behavioral outcomes yang berbeda yang
terbagi menjadi tiga yaitu, kepercayaan, word of mouth, dan loyalitas pelanggan kepada
penyedia jasa (Kau & Loh, 2006). Pelanggan yang komplain dan merasakan puas atas service
recovery yang diberikan akan menguatkan reliability provider sehingga menghasilkan trust,
word of mouth positif, serta mengarahkan pada loyalitas yang besar. Tingkat kepercayaan,
WOM dan loyalitas secara signifikan lebih tinggi bagi pelanggan yang puas dengan layanan
pemulihan dibandingkan dengan mereka yang tidak puas. Kepuasan merupakan mediator
yang dapat menjelaskan perilaku konsumen setelah proses pembelian. Proses pembelian
tersebut terkait dengan kepercayaan pelanggan mulai sebelum proses pemilihan produk
hingga tahap setelah proses pemilihan, komunikasi pelanggan, dan perilaku setelah
pembelian (Westbrook,1987; dalam Gunawan & Purwono, 2007). Hasil penelitian Gunawan
& Purwono (2007) juga menegaskan bahwa kepuasan berpengaruh positif terhadap
kepercayaan pelanggan.
H2 : Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap kepercayaan pelanggan.
Kepercayaan Pelanggan
Konsep kepercayaan ada ketika salah satu pihak memiliki keyakinan dalam kehandalan
dan integritas perusahaan (Morgan & Hunt, 1994). Kepercayaan pelanggan didefinisikan
sebagai kesediaan pelanggan untuk menerima resiko dari tindakan penyedia jasa berdasarkan
harapan bahwa penyedia jasa akan melakukan tindakan penting untuk pelanggan, terlepas
46
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan penyedia jasa (Mayer, et al.,
1995). Terdapat tiga indicator dalam pengukuran kepercayaan pelanggan. Pengukuran
tersebut adalah kemampuan (ability) yakni kompetensi yang dimiliki untuk mempengaruhi
mengotorisasi wilayah spesifik, kebaikan hati (benevolence) yakni kemauan untuk
memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara satu pihak dan pihak lainnya, dan
integritas (integrity) yang mengacu pada perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan
faktualitasnya (Mayer et al., 1995)
Keadilan sangat penting untuk perusahaan jasa, karena produk dari perusahaan jasa
tidak berwujud dan sulit untuk dievaluasi, sehingga memaksa pelanggan untuk mengandalkan
kepercayaan. Keadilan adalah kondisi yang diperlukan untuk kepercayaan, dan kepercayaan
mengimbangi risiko ketidakpastian layanan. Sama seperti yang dirasakan ketidakadilan dapat
menghancurkan kepercayaan, persepsi perbaikan/ pemulihan khususnya yang adil dapat
memiliki pengaruh positif pada kepercayaan (Seiders & Berry, 1998). Pemulihan layanan
yang efektif oleh penyedia layanan akan membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan
dan akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan (Piaralal, et al.,2014).
Kepercayaan pelanggan timbul sebagai hasil kepercayaan bahwa mitranya dapat dipercaya,
memiliki integitas yang baik dan memiliki kualitas lain seperti keadilan, sifat bertanggung
jawab, konsistensi, kompetensi, kejujuran, pertolongan, dan kebaikan (Gunawan dan
Purwono, 2007)
H3: Nilai keadilan pada service recovery berpengaruh positif terhadap kepercayaan
Pelanggan.
METODE PENELITIAN
Angket akan dikirimkan melalui akun facebook pelanggan IndiHome 3Play di area
Surabaya yang melaporkan keluhannya di akun facebook Telkomcare dalam kurun waktu
enam bulan terakhir. Sampel untuk penelitian ini sebesar 100. Untuk menghindari angket
yang tidak direspon, maka disebar angket sebanyak-banyaknya. Teknik non-probability yang
digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Instrumen penelitian berupa angket online terstruktur (google docs) dengan
pernyataan yang bersifat tertutup. Penelitian ini menggunakan pengukuran dengan skala
likert lima kategori (1 = sangat tidak setuju, hingga 5 = sangat setuju) untuk mengetahui
respon tentang service recovery, kepuasan pelanggan, dan kepercayaan pelanggan. Item
pernyataan telah dimodifikasi oleh peneliti agar mencerminkan konteks dari penelitian ini.
Dalam mengukur service recovery peneliti menggunakan indikator berdasarkan Seiders &
Berry (1998). Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan McCollough, et al., (2000).
Kepercayaan pelanggan diukur berdasarkan Mayer, et al., (1995).
Pada tahap awal dilakukan penyebaran angket sebanyak 30 responden untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas seluruh item pernyataan. pelanggan IndiHome 3Play di
area Surabaya yang melaporkan keluhannya di akun facebook Telkomcare dalam kurun
waktu enam bulan terakhir. Pada uji validitas, jika nilai r >0,30 maka item dinyatakan valid
(Sugiyono, 2009:126). Sedangkan uji reliabilitas menggunakan nilai Cronbach’s Alpha >
0,60 (Nugroho, 2005: 72). Berdasarkan hasil uji validitas dan relibilitas diketahui bahwa
semua item service recovery, kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan adalah valid.
Dari 17 item preferensi merek, masing-masing diperoleh corrected item-total correlation
0,675; 0,463; 0,555; 0,486; 0,615; 0,422; 0,588; 0,512; 0,518; 0,633; 0,408; 0,484; 0,371;
0,396; 0,401; 0,310; 0,568 dengan Alpha Cronbach 0,870. Dari 3 item kepuasan pelanggan,
masing-masing diperoleh corrected item-total correlation 0,681; 0,679; 0,630 dengan Alpha
47
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
Cronbach 0,751. Dan dari 4 item kepuasan pelanggan, masing-masing diperoleh corrected
item-total correlation 0,425; 0,486; 0,667; 0,712 dengan Alpha Cronbach 0,712.
48
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
nilai mahalanobis distance < 11,345. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
memenuhi uji outliers.
Uji Analisis Model
Gambar 1
Model diagram jalur hubungan antar variabel (standardized estimate)
Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas signifikansi (p)
dengan nilai signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu sebesar 0,05.
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis
H Variabel Estimate S.E. CR Hitung p
H1 Service Recovery → 0,458 0,024 5,123 ***
Kepuasan Pelanggan
H2 Kepuasan Pelanggan → 0,195 0,102 5,737 ***
Kepercayaan Pelanggan
H3 Service Recovery → 0,508 0,027 2,199 0,028
Kepercayaan Pelanggan
sumber: data diolah peneliti, 2016
Pada uji hipotesis pertama diperoleh CR hitung sebesar 5,123> 2,00 ini berarti H1
terbukti, sehingga disimpulkan service recovery berpengaruh singnifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Pada uji hipotesis kedua diperoleh CR hitung sebesar 5,737> 2,00 ini berarti H2
terbukti, sehingga dapat disimpulkan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan pelanggan. Pada uji hipotesis ketiga diperoleh CR hitung 2,199> 2,00 ini berarti
H3 diterbukti, sehingga disimpulkan service recovery berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan pelanggan. Pada hasil uji hipotesis diperoleh pengaruh tidak langsung dari
service recovery terhadap kepercayaan pelanggan melalui kepuasan pelanggan dapat dilihat
dari standarized indirect effect sebesar (0,458) x (0,508) = 0,233.
49
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
IndiHome melakukan upaya untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan tetap menjaga
kepuasan pelanggan tersebut selama pelanggan menggunakan jasanya. Saat terjadi kesalahan
atau kegagalan dalam penyampaian jasa, kepuasan pelanggan akan menurun, tidak ingin
mnegambil resiko atas penurunan kepuasan pelanggan, IndiHome segera melakukan service
recovery untuk mengembalikan kepuasan pelanggannya.
Besarnya pengaruh service recovery terhadap kepuasan pelanggan dapat dilihat dari uji
standarized direct effect yang menjelaskan bahwa semakin baik service recovery yang
dirasakan oleh pelanggan maka kekecewaan pelanggan yang dirasakan akibat kegalalan jasa
yang terjadi akan semakin menurun dan bahkan pelanggan akan puas dengan cara IndiHome
melakukan service recovery. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaitu
“Nilai keadilan pada service recovery berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan”
terbukti kebenarannya. Dalam penelitian ini variabel service recovery memiliki tiga nilai
keadilan, yaitu distributive justice, procedural justice, dan interactional justice. Distributive
justice dapat diukur menggunakan tiga indikator, yaitu ekuitas, kesetaraan, dan kebutuhan.
Procedural justice dapat diukur menggunakan enam indikator, yaitu konsisten, bebas bias,
akurasi, correctability, representativeness, dan prosedur etis. Sedangkan intractional justice
dapat diukur menggunakan tiga indikator, yaitu hormat, kejujuran, dan kebaikan.
Terdapat pengaruh positif nilai keadilan dalam service recovery terhadap kepuasan
pelanggan. Persepsi keadilan merupakan pendahuluan untuk kepuasan dengan pemulihan
layanan. Kegagalan jasa yang parah memiliki efek antara persepsi keadilan dan kepuasan
dengan pemulihan. Jika pelanggan merasa bahwa mereka telah diperlakukan dengan adil,
mereka akan puas dengan service recovery yang dilakukan penyedia jasa dan memberikan
sikap yang positif. Di sisi lain, penyedia jasa perlu berhati-hati dalam upaya pemulihan
layanan, karena pemulihan layanan yang buruk akan menyebabkan kepuasan pelanggan
semakin menurun dan pelanggan akan menilai penyedia jasa dengan lebih rendah (Piaralal, et
al., 2014). Penanganan keluhan pelanggan yang baik dan adil merupakan salah satu sarana
yang tepat untuk memuaskan pelanggan. Memiliki strategi pemulihan layanan yang baik
dalam mencapai kepuasan pelanggan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam
mempertahankan pelanggannya dari pesaing. Keadilan interaksional, prosedural, dan
distributif berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Dalam penelitian ini, terbukti
semakin baik service recovery yang dirasakan oleh pelanggan maka kekecewaan pelanggan
yang dirasakan akibat kegalalan jasa yang terjadi akan semakin menurun dan bahkan
pelanggan akan puas dengan cara IndiHome melakukan service recovery (Gunawan &
Purwono, 2007)
Pada sektor industri jasa saat ini, penanganan keluhan merupakan sebuah strategi yang
sangat penting khususnya dalam meningkatkan hubungann yang baik dengan pelanggan.
Pelanggan yang melakukan komplain pada dasarnya mereka ingin diperlakukan secara adil
oleh penyedia jasa. Pelanggan akan menilai kepuasan atas penanganan keluhan berdasarkan
nilai keadilan yang diterima. Pelanggan akan menilai kepuasan dari nilai keadilan yang
mereka terima saat service recovery (Tax et al., 1998). Dan hasil dari penelitian ini juga
menyatakan bahwa nilai keadilan pada service recovery berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan.
50
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
menurun, kemungkinan untuk berpindah ke penyedia jasa lain akan semakin besar. Oleh
karena itu, IndiHome sebagai penyedia jasa berusaha untuk mempertahankan kepercayaan
pelanggan dengan service recovery. Setiap fasilitas yang bermasalah, akan segera diperbaiki
setelah pelanggan melapor ke customer service Telkom.
Besarnya pengaruh service recovery terhadap kepercayaan pelanggan dapat dilihat
dalam standarized direct effect yang menjelaskan apabila semakin efektif service recovery
yang diterima dan dirasakan oleh pelanggan maka kepercayaan pelanggan terhadap penyedia
jasa akan semakin meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaitu
“Nilai keadilan pada service recovery berpengaruh positif terhadap kepercayaan pelanggan
IndiHome 3Play” terbukti kebenarannya. Dalam penelitian ini variabel kepercayaan
pelanggan diukur menggunakan tiga indikator yaitu kemampuan (Y1), kebaikan hati (Y2),
dan integritas (Y3). Service recovery yang baik dan tepat akan meningkatkan kepercayaan
pelanggan terhadap kinerja penyedia jasa. Pemulihan layanan yang efektif oleh penyedia
layanan akan membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan akan meningkatkan
loyalitas mereka terhadap perusahaan (Piaralal, et al., 2014). Kepercayaan pelanggan timbul
sebagai hasil kepercayaan bahwa mitranya dapat dipercaya, memiliki integitas yang baik dan
memiliki kualitas lain seperti keadilan, sifat bertanggung jawab, konsistensi, kompetensi,
kejujuran, pertolongan, dan kebaikan (Gunawan dan Purwono, 2007).
Nilai-nilai keadilan memiliki pengaruh yang sangat penting khususnya bagi industri
layanan jasa yang berbasis manusia untuk memperbaiki kepercayaan dan komitmen
pelanggan dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan penyedia layanan jasa setelah
terjadinya service failure dan adanya penanganan keluhan yang memuaskan. Keadilan adalah
kondisi yang diperlukan untuk kepercayaan, dan kepercayaan mengimbangi risiko
ketidakpastian layanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa service recovery berpengaruh
positif terhadap kepercayaan pelanggan (Seiders & Berry, 1998). Sama seperti yang
dirasakan ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan, persepsi perbaikan/ pemulihan
khususnya yang adil dapat memiliki pengaruh positif pada kepercayaan.
menunjukkan hasil kepuasan dengan pemulihan layanan adalah hasil perilaku yang terdiri
dari WOM, loyalitas pelanggan dan kepercayaan (Piaralal, et al., 2014). Interaksional,
prosedural, dan distributif berpengaruh terhadap kepuasan dan kepuasan berpengaruh
terhadap kepercayaan pelanggan (Gunawan & Purwono, 2007).
Pernyataan-pernyataan tersebut memperkuat hasil penelitian ini, bahwa memang ketika
terjadi kegagalan jasa dan menyebabkan pelanggan kecewa lalu tidak puas, maka pemulihan
layanan diperlukan untuk mengembalikan kepuasan pelanggan. Adanya kepuasan pelanggan
akan membuat pelanggan memiliki kepercayaan terhadap penyedia jasa. Kepercayaan
pelanggan karena kepuasan pelanggan ini akan membuat pelanggan terus menggunakan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan. Penyedia jasa akan lebih memilih mempertahankan
pelanggan yang sudah ada daripada harus kehilangan pelanggan dan harus mencari pelanggan
baru. Hubungan antara service recovery dan kepercayaan pelanggan dalam penelitian ini juga
mendukung hasil dari penelitian Seiders & Berry (1998) bahwa nilai keadilan dari pemulihan
layanan akan berdampak positif bagi peningkatan kepercayaan pelanggan. Selain itu,
kepuasan dengan pemulihan layanan akan memicu kepercayaan, WOM, dan loyalitas
pelanggan (Piaralal, et al., 2014). Dengan kata lain, kepercayaan adalah hasil dari kepuasan
dengan pemulihan layanan.
53
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT Volume 18, No. 1
(Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen) Januari – Juni 2020
Halaman 44 - 54
DAFTAR RUJUKAN
Ghozali, I 2009, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Gunawan, S & Purnowo, B 2007, Pengaruh Nilai Keadilan Dalam Penanganan Keluhan
Terhadap Kepercayaan dan Komitmen Pelanggan, Majalah Ekonomi, Tahun XVI, No.
1, pp. 1-15.
Hair, JF., Black, WC., Babin, BJ, & Anderson, RE 2010, Multivariate Data Analysis, Pearson
Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.
Hoffman, KD & Kelley, SW 2000, „Perceived justice needs and recovery evaluation: a
contingency approach‟. European Journal of Marketing, Vol. 34, pp. 418 – 433
Irawan, H 2004, Kepuasan Pelayanan Jasa, Erlangga, Jakarta.
Kau, AK & Loh, EWY 2006, „The Effects of Service Recovery on Consumer Satisfaction: A
Comparison Between Complaints and Non-Complaint‟. Journal of Services Marketing.
Vol. 20, No. 2, pp 101-111.
Kotler, P 2003, Manajemen Pemasaran, Edisi Sebelas, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Kotler, P & Keller, KL 2009, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Edisi 13, Erlangga, Jakarta.
Lovelock, C & Wright, LK 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, PT. Indeks, Jakarta.
Mangkunegara, AP 2002, Perilaku Konsumen, Refika, Bandung.
Mayer, RC., Davis, JH. & Schoorman, FD 1995, „An Integrative Model of Organizational
Trust‟, The Academy of Management Review, Vol. 20, No. 3.
McCollough, MA, Berry, LL., & Yadav, MS 2000, „An Empirical Investigation on Customer
Satisfaction After Service Failure And Recovery‟, Journal of Servive Research, Vol. 3,
No. 2, pp. 121-137.
Morgan, RM. & Hunt, SD 1994, „The Commitment- Trust Theory of Relationship
Marketing‟, Journal of Marketing. Vol. 58. 20-38.
Piaralal, NK, Piaralal, SK, & Bhatti, MA, 2014, „Antecedent and Outcomes of Satisfaction
with Service Recovery: A Study among Mobile Phone Users in Central Region of
Malaysia‟, Asian Social Science, Vol. 10, No. 12, pp. 210-221.
Sari, DH 2011, „Dampak Kegagalan Jasa dan Pemulihannya‟, diakses 23 Desember 2015,
http://consumerbehavior.lecture.ub.ac.id/author/dewi-harmila-sari/
Seiders, K & Berry, LL 1998, „Service Fairness: What It Is and Why It Matters‟, The
Academy of Management Executive, Vol. 12, No. 2, pp. 8-20.
Sugiyono 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B, Alfabeta, Bandung.
Surbakti, N & Widyarini, M 2010, „Pengaruh Service Recovery Pada Kepuasan Pelanggan:
Studi Kasus AUTO2000 Bandung‟, Jurnal Administrasi Bisnis , Vol. 6, pp. 22–42.
Swasta, B & Irawan 2008, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
Tax, SS & Brown, SW 1998, „Recovering and Learning from Service Failure‟, Sloan
Management Review, Vol. 40, No. 1, pp. 75-88.
Telkom Indonesia 2015, ‘Products: IndiHome‟, diakes 3 Januari 2016, http://telkom.co.id/
Tjiptono, F 2005, Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang.
Tjiptono, F 2014, Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, Andi, Yogyakarta.
Zeithaml, VA & Bitner, MJ 2003, Services Marketing: Integrating Customer Focus Across
The Firm, 3rd Edition, McGraw Hill/ Irwin, Boston.
54