Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Analisis Fitur CRM untuk Meningkatkan Kepuasan Pasien


Berbasis pada FrameWork of Dynamic CRM
Studi Kasus: Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM
Judul Jakarta
Jurnal Jurnal Nasional
Volume dan Halaman Seminar Nasional Informatika 2008: 349-357
Tahun 2008
Eko K. Budiardjo & Faldy Irwiensyah
Penulis
Reviewer Dwinita Maharizky
Tanggal 08/12/2018
Abstrak
Jurnal yang berjudul Analisis Fitur CRM untuk Meningkatkan Kepuasan
Pasien Berbasis pada FrameWork of Dynamic CRM
Studi Kasus: Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta
ini berisi tentang Customer Relationship Management (CRM) yang telah
diperkenalkan sebagai sistem informasi skala perusahaan, sejalan
dengan diperkenalkannya ERP dan SCM. CRM bukan sekedar sebuah
piranti lunak, melainkan merupakan sebuah strategi bisnis yang
mengintegrasikan proses bisnis yang bersentuhan langsung dengan para
konsumen (pemasaran, penjualan, dan pelayanan) dengan pelaku bisnis,
proses bisnis, dan teknologi pendukung guna memperoleh customer
retention. CRM merupakan strategi untuk memperoleh,
mengkonsolidasi, menganalisis data, untuk kemudian digunakan untuk
berinteraksi dengan customers. Dengan demikian akan tercipta suatu
pandangan yang komprehensif terhadap customer dan hubungan yang
lebih baik dengan customer [8]. Ataupun dapat dikatakan bahwa CRM
juga merupakan strategi bisnis untuk memilih dan mengelola hubungan
dengan customers agar nilai yang di dapat perusahaan dapat optimal
dan berjangka panjang. Untuk memahami keberadaan sebuah
organisasi dalam siklus CRM, dapat dipergunakan Analisis SWOT. Teknik
ini merupakan proses identifikasi berbagai faktor secara sistematika
dalam upaya untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat6
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threaths).

Abstrak yang digunakan oleh penulis adalah bahasa inggris yang harus
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia , Secara keseluruhan isi dari
abstrak ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal
ini, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami jurnal ini.

Pendahuluan Didalam paragraf pertama penulis menegaskan bahwa pemerintah telah


menjadi pengambil inisiatif untuk memperluas’ perbankan Islam yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan, khususnya, tidak melibatkan
pembayaran bunga. Bahkan, negara demokrasi baru yang muncul setelah
jatuhnya Soeharto dan rezim Orde Baru yang otoriter pada tahun 1998
memiliki sistematis memperluas otoritas yang lebih dalam perbankan
Islam . Pemerintah sukses konsisten dalam upaya mengelola apa yang
dikenal di Indonesia sebagai Ekonomi syariah .
Penulis juga mengatakan Ketika Undang-Undang No 7 Tahun 1992 telah
diresmikan tentang Perbankan disahkan Sejak itu perbankan Islam yang
dari kecil telah berkembang di Indonesia dari bagian sektor keuangan,
dan hukum tertentu-tujuan diperbankan Syariah terus tumbuh, mencapai
6,5 juta pelanggan di tahun 2010.

Selanjutnya penulis juga menjelaskan Prinsip Perbankan syariah


berdasarkan pada larangan yang jelas dalam ayat 2: 278 dan 3: 130 dari
Qur’an untuk mengambil atau menerima apa yang dikenal dalam bahasa
Arab sebagai riba.

Sehingga bagian Paragraf selanjutnya penulis menjelaskan bahwa


lembaga Dewan syariah Nasional (DSN ) dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) diikuti dua organisasi ulama Indonesia yaitu Muhammadiyah,
salah satu organisasi Muslim massa terbesar di Indonesia, Nahdlatul
Ulama ( ‘NU’), yang terbesar penerbitan fatwa organisasi di Indonesia,
dan konon organisasi Islam terbesar didunia. Adalah sebuah
pengembangan sistem regulasi untuk perbankan syariah di Indonesia
dalam pengawasan diperbankan syariah.

Artikel ini menawarkan pengembangan sistem peraturan terhadap


perbankan syariah di Indonesia dengan fokus pada perluasan kontrol
negara. Dan kejelasan kontrak perbankan syariah yang dipilih oleh bank
syariah . Sejauh mana perbankan syariah Indonesia memiliki sebagian
Tujuan besar kerangka kelembagaan dari perbankan konvensional
Pembahasan Pada pokok pembahasan penulis membagi sub pokok bahasan menjadi
empat bagian, yaitu :
1. Lembaga Perbankan Syariah
Pada awalnya , hanya ada tiga bank Umum Syariah di Indonesia: PT
Bank Muamalat Indonesia (sejak 1992), PT Bank Syariah Mandiri
(sejak tahun 1999), dan

PT Bank Mega Syariah Indonesia (sejak 2004).sehingga pada tahun 2010


meningkat

menjadi 10 lembaga. Sehingga Sejak April 2007, Bank Indonesia telah


memberi izin

unit-unit ini beroperasi dari cabang yang mempunyai bank induknya.


disebut ‘kantor

penyaluran ‘ yang menyebabkan dua kali lipat dari unit cabang Usaha
Syariah dan deposit
2. Peraturan Perbankan Islam di Indonesia
Unit Usaha Syariah’ (Unit Usaha Syariah) adalah sebuah divisi dari

bank umum konvensional yang dioperasikan di bawah ‘prinsip-prinsip


syariah.

Hal ini sering disebut sebagai perbankan ‘mitra’ Islam atau ‘pintu
(peraturan 6 (m) Man, money, material,mechines, methode,mecine)
dalam hukum perbankan 1992

3 Kinerja Perbankan Islam


Bank Indonesia mengklaim bahwa selama krisis ekonomi bencana yang
dimulai pada tahun 1997 dan berlangsung selama sekitar lima tahun,
perbankan syariah yang

mengalami kekurangan lebih cepat pulih daripada bank konvensional


Secara

umum, tingkat kredit bermasalah ( ‘NPL’) lebih rendah pada bank


syariah, dilihat dari tingkat perkembangan aktiva pada tahun 2003 Rp 7,7
triliun (US $ 897 144 000) dan

2004 naik Rp 14,04 triliun (US $ 1 672 166 000) . pada 2004 lembaga
keuangan syariah

Seluruh total aset bank di Indonesia I1,14%, akhir tahun 2006 menjadi
1,6% , pada 2007

naik lagi 1,7 % , tahun 2008 setinggi 1,98 %, pada tahun 2010 mencapai
3,1 % dan optimis mencapai kenaikan pad 2015 sebanyak 5,25 %.

4. Pengembangan kerangka peraturan


Langkah formal untuk memberlakukan UU Perbankan 1992, dimana
pemerintah mengaku klaim secara implisit mengenali sistem perbankan
syariah dengan memberikan ‘legalitas yayasan untuk pendirian ‘bank
bagi hasil’. Pasal 5 Peraturan No 72 Tahun 1992 mengharuskan bank
menerapkan keuntungan saham berbasis prinsip ‘(yaitu, bank syariah)
harus memiliki Dewan Pengawas Syariah atau DPS. Sejak dibentuk pada
tahun 1999, DSN-MUI telah mengeluarkan lebih dari 50 Fatwā
Perubahan UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (hukum perubahan
Perbankan 1998’), adalah suatu DAS. Itu adalah UU pertama yang
memberikan kewenangan negara untuk lembaga keuangan islam secara
tegas.

Pada tanggal 16 Juli 2008, legalitas pengesahan UU nasional baru tentang


perbankan Syariah diajukan sejak September 2005 secara radikal
mengubah kerangka peraturan yang ada untuk perbankan syariah. adalah
konsolidasi hukum yang ada dimaksudkan untuk ‘merapikan’ konsistensi

Metode yang digunakan adalah pengumpulan data (kuantitatif) . Dalam


penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan terhadap data-
data yang sudah diperoleh. Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai
tujuan dari penelitan itu sendiri.

Metodologi
Kesimpulan Pada kesimpulan penelitian penulis Setelah jatuhnya Soeharto dan rezim
Orde Baru yang otoriter pada tahun 1998 dan dampak krisis ekonomi
pada tahun 1997. keuangan Islam mengembangkan lintasan sendiri.
menggambar pada
model dari tempat di dunia Islam, pengusaha Indonesia yang
dikembangkan

lembaga keuangan baru ke tingkat di mana negara dipaksa untuk


mengembangkan respon lebih akan peraturan canggih untuk mengejar
ketinggalan. telah terutama dengan membawa keuangan Islam di bawah
kendali struktur peraturan keuangan konvensional (UUS) , terutama Bank
Indonesia memberlakukan sistem kehati-hatian pada bank. Aspek religius
dari industri keuangan Islam di

Indonesia ditangani melalui DSN-MUI, dengan DPS bersarang di setiap

lembaga keuangan komersial, dan MUIsebagai panduan. Hasilnya adalah

sistem dual peraturan . MUI yang disahkan negara adalah kunci untuk
peraturan

‘IslamCity’ di lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia, seperti


Bank Indonesia adalah kunci peraturan ketat kegiatan komersial mereka.
Negara Indonesia akan memperhatian kontrol

atas administrasi dari setiap aspek tradisi hukum Islam di Indonesia di


mana

kekayaan adalah terlibat. Meskipun MUI telah menegaskan


kemerdekaannya pada periode Soeharto di banyak daerah lain,
pendekatan untuk keuangan Islam belum

menantang kebijakan negara, dan sektor tersebut terus tumbuh pesat.


Kontroversi

atas manfaat komersial dari DPS , bagaimanapun, telah terputus-putus ,


dan ini

mungkin menyarankan sebuah arena untuk ketegangan di masa depan.

Menurut pendapat saya :


* Teori dan analisis yang tepat

* Bahasa yang digunakan oleh penulis adalah sederhana dan dapat


dimengerti oleh pembaca . sehingga mudah dipahami .
Keunggulan
Menurut pendapat saya :
* Cara penulisan arab digunakan :

Pada saat argumentasi tentang prinsip yang dilarang pada alquran,


sebaiknya penulis mencantumkan ayat atau terjemahan alquran sehingg
pembaca dapat memahami maksud salah satu prinsip yang dilarang.

* 3 kontrak pembiayaan:

Pada saat kritikan atas 3 kontrak yang dikeluarkan oleh bank dalam
Musyarakah,Mudharabah, dan Murabahah. Penulis sebaiknya memberi
Saran saran kepada bank untuk mengubah kontrak yang baik dan benar sesuai
dengan nilai keislaman .

Anda mungkin juga menyukai