Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DAN PEMETAAN

Oleh

Nama : DIAH MALA SARI


Nim : C1B021024

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Beni kurniawansyah
NIM : C1B020013
Prodi : Ilmu tanah (A)
Jurusan : Ilmu Tanah
Kelompok : 02
Laporan ini disusun dan disahkan sebagai bukti bahwa praktikan telah melaksanakan
praktikum dan sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam praktikum ilmu ukur tanah dan
pemetaan.

Menyetujui

Co Asisten, Praktikan,

Tanggal Pengesahan :
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah wasyukurillah, segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah


SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta atas izinnya kami dapat
menyelesaikan laporan tetap ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk lebih
memahami tentang Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil
praktikum mingguan.
Dalam penulisan laporan ini, kami telah mendapat banyak bantuan, masukan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan yang telah
turut membantu dan mendukung dalam praktikum terutama asisten praktikum sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna karena banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan, maka dari itu penulis
sangat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca supaya
penulis dapat memperbaiki laporan ini.

Mataram, , November 2023


Penulis,

DIAH MALA SARI


NIM. C1B021024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................
1.2. Tujuan Praktikum.........................................................................
1.3. Manfaat Praktikum.......................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1. Ilmu Ukur dan Pemetaan..............................................................
2.2. Instrumen Pengukuran Bidang Datar.........................................
2.2.1. Waterpass.....................................................................................
2.2.2. Theodolit......................................................................................
2.2.3. Global Positioning System (GPS)...............................................
2.2.4. Kompas........................................................................................
2.3. Data Spasial....................................................................................
2.3.1. Data Raster...................................................................................
2.3.2. Data Vektor..................................................................................
2.4. Perangkat Lunak Pemetaan..........................................................
2.4.1. ArGis............................................................................................
2.4.2. Google Earth................................................................................
2.4.3. SAS Planet...................................................................................
2.4.4. AutoCad.......................................................................................
2.4.5. QGIS............................................................................................
BAB III. METODE PRAKTIKUM...............................................................
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum.....................................................
3.2. Alat dan Bahan Praktikum...........................................................
3.3. Prosedur Kerja Praktikum...........................................................
3.3.1. Pengenalan Peralatan Pengukuran dan Pemetaan........................
3.3.2. Pengukuran Bidang Datar Fakultas Pertanian Utara Unram.......
3.3.3. Pembuatan Data Vektor...............................................................
3.3.4. Digitasi Data Citra.......................................................................
3.3.5. Layout Peta..................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
4.1. Hasil Observasi dan Pengukuran.................................................
4.1.1. Hasil Pengamatan Peralatan Pengukuran dan Pemetaan.............
4.1.2. Hasil Pengukuran Bidang Datar Fakultas Pertanian Utara Unram
4.1.3. Hasil Digitasi Desa Senanggalih.................................................
4.2. Pembahasan....................................................................................
4.2.1. Peralatan Pengukuran dan Pemetaan...........................................
4.2.2. Luas Bidang Datar di Fakultas Pertanian Utara Unram..............
4.2.3. Digitasi dan Penggunaan Lahan Desa Senanggalih.....................
BAB V. PENUTUP..........................................................................................
5.1. Kesimpulan.....................................................................................
5.2. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari ilmu geodesi,
maksud tersebut dicapai dengan mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran
diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tak beraturan, karena adanya gunung
dan lembah yang curam. Untuk memudahkan pengukuran permukaan bumi yang tak
beraturan tersebuf maka dibuatlah suatu bidang perantara. Bidang perantara tersebut
adalah datar. Meski permukaan bumi itu lengkung tapi kita anggap datar karena
permukaan bumi yang akan diukur itu tidak punya satuan yang lebih panjang dari 50 Km,
biasanya yang diukur adalah hutan, jalan raya, jalan kereta api, bendungan, saluran air,
jembatan dan lain sebagainya. Untuk pengukuran tersebut diperlukan alat ukur yang
berupa waterpass, serta alat ukur bantu.
Kemudian ilmu ukur tanah juga umum digunakan sebagai dasar dari perencanaan
pembangunan. Ilmu ukur tanah banyak diperlukan dalam pertambangan maupun dalam
pemetaan. Dalam pembangunan misalnya, ilmu ukur tanah diperlukan sebagai penentu
dimana bahan tambang tersebut ada. Tanpa adanya ilmu ukur tanah maka akan terjadi
banyak kesalahan penentuan letak dari bahan tambang dan menyebabkan kerusakan
lingkungan dari kesalahan penetuan letak tambang.
Dalam melaksanakan suatu bangunan besar, sedang ataupun kecil sekalipun
memerlukan terlebih dahulu suatu rencana yang matang. Tidak mungkin dapat dibuat
suatu rencana yang baik tanpa adanya pengukuran dan pemetaan. Kegiatan pengukuran
banyak sekali dilakukan dalam bidang pertanahan (agraria), teknik sipil, industry dan
lainnya. Alat ukurnya juga banyak sekali jenisnya tergantung dari banyak faktor misalnya
objek yang diukur serta hasil yang diinginkan.
Peta disajikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari peta konvensioanl hingga peta
digital. Pembuatan peta selalu memiliki tujuan yaitu utuk membantu suatu pekerjaan
misalnya konstruksi jalan, navigasi dan lainnya. Suatu peta dapat digunakan ketika
komponen dalam pembuatan suatu peta dapat memudahkan pengguna memahami peta.
Salah satu komponen peta adalah skala. Peta terus mengalami perkembangan yang
dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin modern, penggunaan teknologi informasi semakin
pesat. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan manusia. Berbagai macam data untuk pemetaan yang didapatkan dari foto
udara, foto satelit, radar dan lain sebagainya. Tentu hal tersebut akan memudahkan dalam
proses pembuatan peta (Beze & Natalinda, 2017).
Dalam berbagai aspek, teknologi telah menjadi bagian dari perkembangan hidup
manusia. Teknologi mencerminkan modernisasi yang memicu pada persaingan untuk
menjadi yang terbaik. Dalam kemajuan teknologi lebih di tuntut untuk dapat menguasai
berbagai ilmu di bidang komputer salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis
(SIG). Salah satu aplikasi dari Sistem Informasi Geografis adalah pembuatan peta tematik
seperti peta fasilitas umum. Peta fasilitas umum terdiri dari fasilitas kesehatan, pasar,
saluran air, jalan, perkantoran, pemukiman, kantor polisi, pemakaman umum dan lain-
lain. Sistem Informasi Geografis (SIG) sekarang menggabungkan peta (dalam bentuk
digital) dengan semua data dari semua lembaga yang relevan. Oleh karena itu, Praktikum
Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan ini perlu dilakukan.

1.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui cara penggunaan alat pengukuran dan pemetaan.
b. Untuk mengetahui cara pembuatan peta dan luas area
c. Untuk mengetahui potensi wilayah berbasis GIS (Geographic Information System).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ilmu Ukur Tanah Dan Pemetaan

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran bumi dan tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkapan
permukaan buminya dapat diabaikan. Sedangkan Geodesi mencakup kajian dan
pengukuran yang lebih luas,tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat,
namun juga di dasar laut untuk berbagai keperluan, juga penentuan bentuk dan
dimensi bumi. (Sumber : Slamet Menurut IAG (International Association Of
Geodesy,1979),Geodesi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang
pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan bendabenda langit lainnya, termasuk
medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah
dengan waktu.Kegiatan pengukuran merupakan tahap awal perencanaan suatu
konstruksi bangunan baik konstruksi bangunan vertikal maupun konstruksi bangunan
horizontal. Dalam hal ini pengukuran Jaring Kontrol Horizontal (Adi D, 2016)

Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak
antaradua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara
langsung,maksudnya hasil pengukuran dapat diketahui secara langsung. Pengukuran
beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah merupakan salah satu bagian
terpenting dalam ilmu ukur tanah, beda tinggi ini biasa ditentukan dengan berbagai
macam sifat datar, Sifat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan
beda tinggi antara dua titik dipermukaan tanah, sebuah bidang datar acuan atau
datum ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Alat yang digunakan
dalam pengukuran secara langsung adalah adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan
abney level. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk
pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer. Tacheometer merupakan
alat pengukuran cepat yang dilengkapioleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga
dapat melakukan pengukuran secara optis.Sebagai contoh adalah compass survey,
waterpass dan theodolit (Nurjati, 2004).
Untuk memindahkan keadaan permukaan bumi perlu adanya pengukuran
permukaan bumi dalam arah mendatardan tegak guna mendapatkan hubungan
mendatar dan tegak dari titik-titik yang di ukur.pengukuran wilayah terdiri dari:
1.pengukuran goodesi yaitu pengukuran dengan mempertimbangkan bentuk bumi
yang mendekati ellipsoida sehingga mempertimbangkan bentuk lengkung bumi.2
pengukuran tanah dasar yaitu pengukuran tanpa mempertimbangkan bentuk bumi ,di
anggap sebagai bidang datar horizontal,biasanya untuk wilayah yang tidak terlalu
luas (Putro,2015).

2.2. Pengenalan Alat – Alat Pengkuran Dan Pemetaan

Pengukuran ialah sebuah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
sebuah nilai atau angka pada beberapa hal, seperti gejala, peristiwa, benda atau tempat
sehingga hsil pengukuran berupa data kuantitatif yang berisi angka-angka (Alwasilah,
1996). Dalam survei dan pemetaan pemgukuran biasanya dilakukan untuk mengetahui
ukuran jarak, sudut dan tinggi rendahnya suatu area. Pengukuran tersebut menggunakan
alat-alat tertentu, tidak hanya menggunakan meteran saja. Alat-alat tersebut dikenal
dengan alat-alat pemetaan. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan
berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi
kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran
yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Alat alat yang digunakan dalam
pengukuran yaitu kompas, Theodolite, Total Station, dan Waterpass (Alwasilah, 1996).

2.2.1. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
bidang, dimana bidang tersebut datar atau siku-siku (tegak lurus). Waterpass biasanya di
gunakan untuk membantu dalam pemasangan tegel atau pemasangan campuran pada
tembok konstruksi bangunan. Waterpass yang digunakan biasa adalah yang manual
dimana cara kerjanya dengan melihat gelembung udara yang terdapat di waterpass
apakah sudah berada dalam titik keseimbangan atau belum disini di perlukan ketelitian
dari pengguna untuk munghindari kesalahan yang terjadi. (Eko,2013).

Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau Tripod level, karena alat ini
digunakan harus dipasang diatas kaki tiga atau statif (Ridho, 2013). Prinsip kerja
waterpass ialah garis bidik kesemua arah harus mendatar, sehingga membentuk bidang
datar atau horizontal dimana titik – titik pada bidang tersebut akan menunjukkan
ketinggian yang sama. Fungsi atau kegunaan waterpass, yaitu: a. Memperoleh
pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama tinggi, sehingga titik – titik
yang tepat garis bidikan/bidik memiliki ketinggian yang sama b. Dengan pandangan
mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang dapat dinyatakan sebagai
ketinggian garis bidik terhadap titik – titik tertentu maka akan diketahui atau ditentukan
beda tinggi atau ketinggian dari titik – titik tersebut (Ridho, 2013).

2.2.2. Theodolite

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang


digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar putar
mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk
dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi
(Farrington 1997).

2.2.3. Global Positioning System (GPS)


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara
kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang
secara simultan. Pada saat ini, system GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak diaplikasikan terutama yang terkait dengan
aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.

2.2.4. Kompas

Kompas adalah alat navigasi yang banyak digunakan untuk membantu dalam
menentukan arah. Alat ini banyak digunakan oleh orang-orang yang suka melakukan
perjalanan dan merupakan perlengkapan yang penting dikalangan militer. Dengan adanya
kompas sangat membantu sekali terutama bila kita berada di suatu daerah yang sangat
terpencil seperti misalnya di hutan atau di dalam goa dimana matahari dan bintang tidak
dapat menunjukkan kemana arah tujuan.

2.3. Pengukuran Sifat Datar Memanjang Dan Pengukuran Profil Datar Memanjang
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan acara I dilakukan Di Laboratorium
Fisika Tanah pada hati Selasa, 17 Oktober 2023 pada pukul 16.00 WITA sampai selesai.
Untuk acara II di laksanakan di seputar Area Fakultas Pertanian Utara Unram pada pada
hari Jum’at, 20 Oktober 2023 dan hari Minggu, 22 Oktober 2023 Pukul 12.30 WITA
sampai Selesai. Adapun Praktikum acara III dilakukan pada hari Selasa 24 Oktober 2023
bertempat di Laboratorium Komputer Lt.3, Gedung E, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram dan di mulai pada pukul 10.00 – 11.30 WITA.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain alat tulis, ArcGIS, Global
Positioning System (GPS), komputer, meteran/pita ukur, rambu ukur,tipe x /kapur,
statif/tripod, theodolite, unting-unting dan waterpass. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah kertas A0, data citra Fakultas Pertanian Utara,
Universitas Mataram.

3.3 Prosedur Kerja Praktikum


3.3.1. Pengenalan Peralatan Pengukuran dan Pemetaan
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengenalan peralatan pengukuran dan
pemetaan adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan persiapan peralatan praktikum berupa Global Positioning System
(GPS), rambu ukur, statif, theodolite, unting-unting dan waterpass.
b. Diamati bagian-bagian alat yang dipraktikumkan.
c. Dipraktekkan alat-alat yang dipraktikumkan dan dicatat.
3.3.2. Pengukuran Sifat Datar Memanjang
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengukuran sifat datar memanjang
adalah sebagai berikut :
a. Dipersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk pengukuran
b. Dibagi jalur pengukuran menjadi beberapa slag (bagian)
c. Didirikan alat waterpasss diantar 2 buah rambu ukur dengan jarak hampir sama
diantara rambu ukur muka
d. Dihitung tinggi alat waterpass dari permukaan tanah hingga lensa
e. Diukur jarak antara titik berdirinya alat dengan titik yang akan dibidik dengan
menggunakan roll meter
f. Dilakukan pengaturan alat ukur waterpass untuk pengukuran waterpass pergi,
lalu bidik dan baca benang atas, benang bawah, dan benang Tengah pada
rambu ukur belakang dan catat
g. Diputar dan arahkan teropong waterpass untuk membidik rambu ukur muka
kemudian baca dan catatlah pembacaan benang silangnya
h. Dilakukan kontrol bacaan rambu ukur dengan rumus yang telah ditetapkan
(ba+ bb)
bt=
2
Ket:
Bt= Benang Tengah
Ba= Benang Atas
Bb= benang Bawah

i. Setelah semua titik polygon terukur, maka pengukuran waterpass memanjang


pergi telah selesai kemudian dilanjutkan dengan pengukuran waterpass
memanjang pulang
j. Dibidik rambu ukur dengan posisi rambu ukur dititik misalkan P10 (titik
terakhir) sebagai rambu belakang dan P9 sebagai rambu muka, kemudian catat
hasil pegukurannya dan kontrol seperti pada point 7
k. Dipindahkan alat pada slog selanjutnya untuk melanjutkan pengukuran
waterpass memanjang pergi-pulang. Lakukan pengukuran hingga titik terakhir
sesuai dengan jalur pengukuran
l. Dihitung beda tinggi (∆h) untuk setiap titik polygon dan jumlahkan masing-
masing pengukuran pergi pulang sehingga diketahui selisih antara Wp
memanjang pergi-pulang yang harus masuk toleransi yang telah ditetapkan.

3.3.3. Pengukuran Sipat Datar Profil Memanjang


Adapun prosedur kerja pada praktikum pengukuran sifat datar profil memanjang
adalah sebagai berikut :
a. Dipersiapkan peralatan dan perlengkapan pengukuran
b. Dibagi jalur pengukuran menjadi beberapa slag
c. Dihitung tinggi alat dari permukaan tanah hingga lensa. Dihitung tinggi alat
disetiap titik berdirinya alat
d. Diukur jarak antara titik berdirinya alat dengan titik yang akan dibidik dengan
menggunakan roll meter
e. Dibidik dan baca bacaan benang silang pada rambu ukur dititik P1 sebagai bacaan
rambu ukur belakang dan rambu ukur dititik P2 sebagai bacaan rambu ukur muka.
f. Kemudian untuk pembarasan rambu berikutnya caranya sama dengan cara yang
telah dijelaskan.

Gambar Profil Memanjang Alat ditemptkan diatas titik


Ket: TA= Tinggi Alat
Ma= bacaan benang Tengah ke a
dAa = Jarak titik A ke a

3.3.3. Pembuatan Data Vektor


a. Dibuka aplikasi software ArcGIS atau ArcMap.
b. Dipilih menu Layer-Create layer-New-Shapefile.
c. Ditentukan jenis fitur yang akan dibuat baik itu point, garis maupun area dan
dipilih salah satunya.
d. Dipilih sistem koordinat Edit > Projected Coordinate > UTM > WGS 1984 >
Zone 50s.
e. Pada Table of Content, diklik kanan pada nama layer. Kemudian diklik Edit
Features dan Start Editing.
f. Pada jendela Creates Features, diklik kanan pada nama layer. Maka akan muncul
Constructions Tool dan dipilih salah satu yang akan dibuat.
3.3.4. Digitasi Data Citra
a. Dipastikan di PC terdapat aplikasi ArcMap.
b. Dibuka Start Menu > All Program > ArcGIS > Arc Map. Atau pada dekstop
klik double ArcMap.
c. Dimasukan peta yang akan didigitasi, dapat melalui Arccatalog/Add data. Lalu
dipilih lokasi gambar/peta yang akan didigitasi. Misalnya, pada kasus ini,
menggunakan peta sekitara area fakultas pertanian sebelah uatara.
d. Ditarik ke layer, peta karangasem yang bertipe raster dataset. Pada tampilan
unknown spatial reference, pilih ok.
e. Dibuat shapefile, caranya ialah dengan pilih arccatalog > pilih lokasi
penyimpanan data > buka folder cob yang telah dibuat, lalu pilih file > new >
shapefile atau dengan klik kanan pada mouse > new > shapefile.
f. Ditarik shapefile yang telah dibuat ke layer. Lalu diurutkan susunannya yang
berawal dari bertipe point, polyline dan yang terakhir poligon. Jika semua telah
ditarik/disematkan pada layer, close arccatalog tersebut. untuk merubah jenis
point, polyline ataupun poligon, cukup dengan mengklik simbol
point/polyline/poligon pada layer.
g. Untuk memulai digitasi, dipilih editor > start editing. Dipilih target sesuai dengan
yang akan didigitasi. Misalnya dalam kasus dipilih targetnya area kampus utara
universitas mataram > sketch tool > arahkan ke area kampus utara Universitas
Mataram. Untuk memperbesar peta, dipilih zoom in. Untuk memperkecil peta,
dipilih zoom out. Lalu dipilih editor > save edit. Untuk melihat digitasi
sementara, dinonaktifkan karangasem.jpg.
h. Untuk pemberian nama, diklik kanan pada area kampus utara Universitas
Mataram > open attribute table. Lalu dipilih option > add file (editor dalam
kondisi stop editing). Lalu, isi nama filenya seperti nama gedung dan type berupa
text > ok. Kemudian, editor > start editing, diaktifkan agar dapat mengisi kolom
kecamatan.
i. Diisi kolom kecamatan tersebut seperti mengisikan area kampus utara
Universitas Mataram > close. Untuk melihat kecamatan yang telah diisi ialah
dengan klik kanan pada area kampus utara Universitas Mataram > properties.
Lalu, dicentang pada label features in the layer dan diubah kolom pada label field
menjadi kecamatan > apply > ok.
3.3.5. Layout Peta
a. Diklik file lalu pilih page and print setup.
b. Dipilih orientation yang diinginkan lalu klik ok.
c. Diklik layout view.
Diatur sesuai dengan yang diinginkan
a.

Anda mungkin juga menyukai