Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MODUL 4

KETERAMPILAN PROSES IPA SD


MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA DI SD

KODE MATA KULIAH PDGK4202

DOSEN PEMBIMBING : RAHMANIA PAMUNGKAS, S.Pd.M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Endang Wulandari (857846658)
2. Ikhda Putri Nur Islamiati (857841602)
3. Nila Setiya Bekti (857846396)
4. Ratih Purwaningsih (857846389)

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Halaman Depan ......................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................ 3
KB 1. Pengertian Keterampilan Proses IPA serta Keterampilan Mengobservasi,
Mengklasifikasi, dan Mengukur.............................................................................. 4
A. Pengertian ...................................................................................................... 4
B. Keterampilan Mengobservasi ........................................................................ 6
C. Keterampilan Mengklasifikasi ....................................................................... 6
D. Keterampilan Mengukur ................................................................................ 6
KB 2. Keterampilan Mengkomunikasikan, Menginferensi, Memprediksi, Mengenal
Hubungan Ruang dan Waktu, dan Mengenal Hubungan-hubungan Angka ............. 8
A. Keterampilan Mengkomunikasikan ............................................................... 8
B. Keterampilan Menginferensi ......................................................................... 9
C. Keterampilan Memprediksi ........................................................................... 9
D. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu ................................. 10
E. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan-Bilangan................................ 10
KB 3. Keterampilan Proses Memformulasi Hipotesis, Mngontrol Variabel, Membuat
Definisi Operasional, Menginterpretasi Data ............................................................ 12
A. Memformulasi Hipotesis ............................................................................... 14
B. Variabel ......................................................................................................... 14
C. Interpretasi Data ............................................................................................ 15
BAB III. PENUTUP .................................................................................................. 17
A. Kesimpulan .................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada beberapa macam pendekatan yang biasa digunakan dalam
pembelajaran IPA, yaitu pendekatan yang menekankan pada fakta, menekankan
pada konsep, dan menekankan pada proses. Dalam praktiknya pendekatan-
pendekatan ini tidaklah berdiri sendiri tetapi sering kali merupakan suatu
kombinasi. Pendekatan proses merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada
pengujian dari apa yang biasa para ilmuwan lakukan. Proses yang terkait dengan
pengujian tersebut dikenal sebagai keterampilan proses.
Khusus keterampilan proses dasar, proses-prosesnya meliputi
keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan,
menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta
mengenal hubungan-hubungan angka.
Sedangkan keterampilan terintegrasi mencakup keterampilan
memformulasikan hipotesis, menamai variabel, membuat definisi operasional,
melakukan eksperimen, menginterpretasi data dan melakukan penyelidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah hal-hal yang terkait tentang keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terintegrasi?
2. Bagaimana menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA?
3. Bagaimana mengembangkan keterampilan proses?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat membahas tentang keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
Terintegrasi
2. Dapat membahas tentang menerapkan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA
3. Dapat membahas tentang mengembangkan keterampilan proses

3
BAB II
PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES IPA SERTA KETERAMPILAN
MENGOBSERVASI, MENGKLASIFIKASI, DAN MENGUKUR

A. Pengertian
Menurut Funk (1979) menyampaikan pendekatan yang biasa digunakan
dalam pembelajaran IPA, yaitu pendekatan yang menekankan pada fakta,
menekankan pada konsep, dan menekankan pada proses. Pendekatan proses
didasarkan atas kegiatan yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam
mengembangkan dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses adalah salah satu pendekatan, di samping pendekatan
yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan dalam
pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah kegiatan dalam menguji sesuatu
hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada waktu membuktikan atau
membangun suatu teori.
Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik dan
mental yang terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang
dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan karya ilmiah sehingga
para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Semiawan,dkk.,1992).
Keterampilan proses dianggap penting dalam pembelajaran IPA, menurut
Wynnie Harlen (1992) karena:
1. Pengubahan ide-ide ke arah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih
cocok) tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan.
2. Pengembangan pemahaman dalam IPA tergantung kepada kemampuan
melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah.
3. Peran keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep
ilmiah.

4
Sedangkan menurut Carin(1992), pentingnya keterampilan proses karena:
1. Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak
terpisahkan dari metode-metode penyelidikan.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat
yang digunakan bukan untuk belajar berbagai ilmu tetapi dapat juga digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Alasan lain dikemukakan oleh Semiawan dkk.(1992), bahwa keterampilan proses
sangat penting karena:
1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para
guru tidak mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan konsep yang ada
kepada siswanya.
2. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai contoh konkret.
3. Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan penyelidikan ilmiah.
4. Merupakan wahana yang tepat untuk pengembangan konsep dan
pengembangan sikap serta nilai.
Keterampilan proses terdiri dari dua, yaitu keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terpadu atau terintegrasi. Terdapat 8 keterampilan proses
dasar, yang meliputi:
1. Mengobservasi;
2. Mengklasifikasi;
3. Mengukur ;
4. Mengomunikasikan;
5. Menginferensi;
6. Memprediksi;
7. Mengenal hubungan ruang dan waktu;
8. Mengenal hubungan angka.
Sedangkan Keterampilan proses terpadu atau keterampilan proses terintegrasi
meliputi:
1. Keterampilan memformulasikan hipotesis;
2. Menamai variabel;
3. Membuat definisi operasional;

5
4. Melakukan eksperimen;
5. Menginterpretasikan data;
6. Melakukan penyelidikan.

B. Keterampilan Mengobservasi
Mengobservasi merupakan keterampilan proses IPA yang paling dasar.
Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang dikembangkan
dengan menggunakan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk
mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-
sifat/karakteristik dari objek atau kejadian.
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan
mengobservasi misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda,
sistem-sistem, dan organisme hidup. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa
tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-lain. Contoh lain adalah
mengobservasi cara pindah dari bermacam-macam hewan, misalnya dengan cara
berjalan, berenang atau terbang.

C. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang
dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan,
mengatur, atau membagi objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan
sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem atau metode tertentu. Skema
klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk menunjukkan
persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya
memilih bentuk-bentuk kertas yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan,
daun-daun atau kancing-kancing berdasarkan sifat umumnya.

D. Keterampilan Mengukur
Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan mengukur dapat
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan
satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat dan
sebagainya. Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk

6
menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara
penghitungan dengan menggunakan alat ukur. Proses mengukur lebih melibatkan
pertimbangan tentang menentukan jenis instrument (alat) yang digunakan dan
menentukan saat melakukan perkiraan daripada melakukan pengukuran secara
tepat.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengukur jarak dengan
menggunakan tali, menghitung luas dengan menggunakan ukuran pembanding
berupa bentuk-bentuk kubus, menghitung jumlah tomat yang ada dalam mangkuk
besar.

7
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN, MENGINFERENSI,
MEMPREDIKSI, MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU, DAN
MENGENAL HUBUNGAN – HUBUNGAN ANGKA

A. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (1988) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan.
Menurut Esler dan Esler (1984), dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi
dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadian- kejadian
secara rinci.
Mengapa keterampilan mengkomunikasikan perlu di kembangkan ? Ilmuwan
mengkomunikasikan sesuatu secara lisan atau tertulis dengan menggunakan diagram,
peta, grafik, persamaan matematika dan berbagai peragaan visual. Kemampuan
untuk memilih penjelasan yang tepat tentang benda, organisme, dan kejadian
merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara efektif. Kegiatan untuk
keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasikan informasi
darigrafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain.
Contoh keterampilan mengkomunikasikan adalah sebagai berikut :
a. Memberi tugas terhadap kelompok siswa untuk menyusun data dari
eksperimen ke dalam tabel atau grafik dan menyampaikan penemuannya
kepada siswa lainnya.
b. Siswa memperhatikan dan menuliskan fenomena alam seperti perubahan-
perubahan cuaca dalam beberapa hari yang terjadi di lingkungannya
c. Siswa di minta untuk mengamati dan mendeskripsikan beberapa jenis
hewan- hewan kecil (seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara
geraknya), kemudian siswa tersebut menjelaskan diskripsi tentang obyek
yang diamatinya di depan kelas.

8
B. Keterampilan Menginferensi
Menurut Abruscato (1988) menginferensi/ menduga/ menyimpulkan secara
sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang kita
observasi. Carin (1992) mengemukakan bahwa menginferensi adalah membuat
kesimpulan didasarkan pada alasan yang dijelaskan oleh observasi.
Inferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang terkait dengan adanya
dugaan- dugaan. Perlu diperhatikan bahwa observasi merupakan suatu pengalaman
yang didapatkan melalui panca indera, sedangkan inferensi merupakan penjelasan
dari suatu hasil observasi.
Contoh kegiatan keterampilan menginferensi adalah sebagai berikut :
a. Embun yang terjadi pada sebuah gelas yang dingin berasal dari udara
b. Suatu benda yang di bungkus , kemudian menguncang- guncang
bungkusan yang berisi benda itu,kemudian menciumnya dan
menginferensi apa yang ada di dalam bungkusan itu.
c. Siswa di ajak ke suatu tempat yang banyak di tumbuhi pohon- pohon,
kemudian tanyakan apa inferensinya tentang hewan- hewan yang
mungkin hidup di sekitar pohon - pohonan yang di lihatnya.

C. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus apa yang akan terjadi pada
observasi yang akan datang (Abruscato, 1988). Keterampialan Memprediksi menurut
Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang
berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan
grafik untuk menyisipkan dan meramalkan dugaan- dugaan.
Jadi memprediksi merupakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar
suatu kejadian yang telah diketahui. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran,
dan informasi tentang hubungan- hubungan antara variabel yang diobservasi.
Contoh kegiatan keterampilan memprediksi adalah sebagai berikut :
a. Memprediksi berapa lama lilin yang menyala akan tetap menyala jika
kemudian ditutup dengan stoples
b. Memprediksi seberapa jauh sebuah benda akan berhenti jika benda tersebut
di gelindingkan atau digerakkan menurun dari berbagai ketinggian

9
D. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang Dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler
(1984) meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda lainnya
atau terhadap waktu. Sedangkan menurut Abruscato (1988) menggunakan hubungan
ruang waktu merupakan keterampilan proses yang berkaitan dengan penjelasan-
penjelasan hubungan tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu. Yang
termasuk dalam kategori keterampilan ini adalah bentuk, arah, dan susunan yang
berkaitan dengan ruang- waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan, dan kecepatan
perubahan.
Contoh kegiatan keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu adalah
sebagai berikut :
a. Pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi dan bentuk- bentuk
tiga dimensi
b. Menunjukkan kesimetrisan dengan memperlihatkan bagaiman sebuah
sumbu membagi gambar- gambar tertentu menjadi dua bagian, dimana
bagian yang satu merupakan cerminan dari bagian yang lain
c. Menyebutkan waktu yang ditunjukkan oleh sebuah jam dan menjelakan
urutan- urutan waktu seperti siang atau malam.

E. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- Bilangan


Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan
Esler (1984) meliputi kegiatan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan
menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Carin
(1992) mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-
aturan atau rumus- rumus matematik untuk menghitung jumlah atau menentukan
hubungan dari pengukuran dasar.

10
Contoh keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian silinder,
menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian
b. Menggunakan pertanyaan seperti “Berapa lebih jauhnya benda A
dibandingkan dengan benda B ?”
c. Mengajak siswa menghitung waktu rata- rata yang diperlukan oleh 10 cc
es (atau 10 gram es) untuk mencair

11
KEGIATAN BELAJAR 3
KETERAMPILAN PROSES MEMFORMULASI HIPOTESIS, MENGONTROL
VARIABEL, MEMBUAT DEFINISI OPERASIONAL, MENGINTERPRETASI
DATA

Keterampilan proses IPA yang terintegrasi merupakan kombinasi dari beberapa


keterampilan proses dasar IPA, meliputi memformulasi hipotesis, menamai variabel,
membuat definisi operasional melakukan eksperimen menginterpretasi data dan
melakukan penyelidikan.
Contoh pengajaran keterampilan proses IPA tentang bandul dan ayunan :
Bandul adalah bola beban yang terayun dan ditahan oleh tali atau benang. Apabila muncul
pertanyaan faktor apa yang mempengaruhi jumlah ayunan dari bandul, mungkin akan
muncul jawaban dari siswa :
1. Kelengkungan tali ayunan
2. Panjangnya tali atau benang
3. Berat bandul
Sebenarnya jawaban yang paling tepat adalah Panjangnya tali atau benang
Jawaban dari masalah tersebut dapat dijelaskan oleh guru dengan :
1. Membuka pelajaran dengan menunjukkan pada siswa sebuah bandul ayunan
2. Kita harus mengetahui nama, posisi bandul yang berada dalam lintasannya
3. Siswa memberi nama dan definisi dari tiap-tiap posisi yang mungkin terjadi,
panjang tali bandul, lebar ayunan, dan frekuensi ayunan (jumlah dari ayunan yang
terjadi per satuan waktu)

C A
B

12
Satu ayunan = jarak yang ditempuh dari A---B---C kemudian kembali dari C---B-
--A.
4. Guru bertanya : berapa ayunan yang dapat dilakukan bandul selama 30 detik ?
5. Siswa dapat menghitung dengan menggunakan arloji atau pencatat waktu lainnya.
6. Guru bertanya : apa yang dapat dilakukan untuk mengubah jumlah ayunan dalam
30 detik ?
7. Siswa mungkin menebak : berat bandul atau kelengkungan tali ayunan atau
panjang tali atau benang.
8. Guru kemudian menekankan ada 3 variabel yang akan diuji
9. Guru menanyakan hipotesis yang dapat dibuat dari pengaruh tiap-tiap variabel,
contoh hipotesis :
a. Menambah beban bandul akan menyebabkan ayunan berkurang dari waktu 30
detik yang disediakan
b. Berkurangnya panjang tali akan menyebabkan ayunan bertambah dalam
waktu 30 detik yang disediakan
10. Disini guru mendefinisikan bahwa besarnya perbedaan dalam jumlah ayunan
merupakan bertambah atau berkurangnya frekuensi.
11. Guru menanyakana tentang bagaimana cara menguji kebenaran dari hipotesis
yang dibuat.
12. Pengujian hipotesis dapat dilakukan oleh guru melalui demonstrasi atau siswa
yang bekerja sama dengan teman, siswa disarankan untuk menguji hanya satu
variabel dalam satu waktu, tujuannya untuk mengisolasi pengaruh variabel
tunggal terhadap frekuensi bandul
Keterangan :
1. Siswa memformulasi hipotesis pada saat memprediksi pengaruh tiap-tiap
variabel
2. Mereka membuat definisi operasional jika mendefinisikan bagian, posisi,
gerakan dari bandul, menentukan jumlah ayunan
3. Siswa mengontrol dan memanipulasikan variabel selama proses menguji
hipotesis
4. Keseluruhan proses mulai dari memformulasi hipotesis dengan memanipulasi
variabel disebut melakukan eksperimen.

13
5. Keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tergantung pada proses
menginterpretasikan data (membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi
bermakna)

A. Memformulasi Hipotesis
Memformulasikan hipotesis berkaitan erat melakukan ramalan (predicting).
Hipotesis merupakan ramalah atau prediksi yang bersifat khusus, yaitu meramalkan
bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya. Hipotesis sangat
berguna bagi orang yang melakukan penyelidikan karena hanya memusatkan
perhatian pada penyelidikan yang dilakukan.
Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2 variabel, salah satu variabel dapat
diubah oleh peneliti (variabel manipulasi), variabel lainnya diobservasi atau diukur
untuk mengetahui sejauh mana variabel tersebut dapat dipengaruhi.
Hipotesis biasanya diformulasikan dalam bentuk pernyataan. “ jika...., maka....”
Contoh : “Jika suhu air meningkat, maka jumlah oksigen yang terlarut di dalamnya
akan menurun”
Suhu air dan jumlah oksigen adalah variabel, peneliti memperkirakan bahwa suhu air
yang lebih panas menyebabkan oksigen yang terlarut didalamnya menjadi berkurang.
Peneliti boleh merancang percobaan dengan cara memanipulasi suhu air yang berasal
dari sumber yang sama. Gas oksigen yang terlarut kemudian diukur pada masing-
masing temparatur. Analisis dan data percobaan menunjukkan banyaknya gas
oksigen yang terlarut dalam air berhubungan dengan perubahan suhu air.

B. Variabel

IPA cenderung menyederhanakan kejadian-kejadian yang komplek di alam


semesta kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana sehingga lebih
mudah untuk dipelajari dan dimengerti. Bagian dari suatu kejadian atau sistem
biasanya disebut variabel.
Contoh : ilmuan yang ingin mempelajari hutan hujan tropis, sangat tidak mungkin
mempelajari keseluruhan hujan tropis, untuk mengatasi hal ini dapat mempelajari
bagian kecil dari daerah tersebut. Misalnya memusatkan perhatian pada jumlah hujan
yang turun, suhu atau faktor abiotik yang lain., spesies tumbuhan, hewan, atau jamur.

14
Mereka mungkin saja mempelajari hubungan diantara beberapa faktor seperti
hubungan perkembangan kijang dengan tumbuhan yang tersedia, hubungan antara
habitat dengan spesies hewan atau tumbuhan.
Variabel adalah faktor, kondisi, dan atau hubungan antara kejadian atau sistem atau
dapat dikatakan faktor-faktor atau kondisi yang merupakan bagian dari suatu
kejadian. Terdapat 3 jenis variabel yaitu
1. Variabel bebas (manipulated variable) variabel yang selalu berubah-ubah,
2. Variabel terikat terikat (responding variable) merupakan hasil dari variabel
yang diubah-ubah.
3. Variabel kontrol (controlling variable) adalah variabel yang dikontrol
supaya tetap sama selama percobaan berlangsung.
Definisi operasional merupakan metode untuk memberi definisi, mengukur,
atau mendeteksi adanya suatu variabel. Contoh : anda disuruh membedakan 3
membedakan buh definisi operasional untuk mengukur daya serap dari kertas tisu
meliputi : mencelupkan, mengangkat, dan menuang. Definisi ketiganya yaitu :
• Mencelupkan : jumlah air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume
air yang diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air
setelah kertas tisu diangkat.
• Menyerap atau mengangkat : volume air yang dapat diserap atau merambat
ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
• Menuang : volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah air dituang
ke dalam kertas tisu. Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula
dalam gelas dikurangi volume air yang tersisa dalam wadah penampung.

C. Interpretasi data
Interpretasi data merupakan kegiatan membuat hasil pengamatan atau observasi
menjadi bermakna. Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam
tabel, gambar dan bagan. Interpretasi data penting untuk dikuasai karena sangat
membantu dalam memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat
dikomunikasikan dengan baik. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan
membuat gambar atau grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha

15
penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan, inferensi/penafsiran dan
merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari hasil
pengamatan, inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk menjelaskan
atau membuat kesimpulan menjadi bermakna, rekomendasi adalah saran untuk
tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah
dibuat.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah salah satu
pendekatan, di samping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan
konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah
kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada
waktu membuktikan atau membangun suatu teori.
Keterampilan proses terdiri dari dua, yaitu keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terpadu atau terintegrasi. Terdapat 8 keterampilan proses
dasar, yang meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,
mengomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan
waktu, mengenal hubungan angka.
Keterampilan proses terpadu atau keterampilan proses terintegrasi
meliputi keterampilan memformulasikan hipotesis, menamai variabel, membuat
definisi operasional, melakukan eksperimen, menginterpretasikan data,
melakukan penyelidikan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka penulis
mengharapkan saran demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu atau wawasan khususnya bagi guru
SD tentang materi yang berkaitan dengan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA SD.

17

Anda mungkin juga menyukai