Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju


Beranda Jurnal : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JASAT

Pengaruh Kekentalan Minyak Pada Tangki Pengendapan Silinder Pada


Kadar Air dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO)

St Nugroho Kristono1 , Istianto Budhi Rahardja2 , Ali Darmawan3 *


1,2,3Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi, Indonesia

INFO PASAL ABSTRAK

JASAT hanya menggunakan: Cylindrical Settling Tank (CST) merupakan unit stasiun klarifikasi yang berfungsi sebagai
Tanggal diterima : 22 Mei 2020 tempat proses penempatan dan pengambilan/pengambilan minyak sawit dengan
Tanggal revisi : 23 Juni 2020 menggunakan proses aliran bawah (under flow) dan aliran atas (upper flow) minyak sawit.
Tanggal diterima : 27 Juli 2020 Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pada pabrik kelapa sawit yang berfungsi memisahkan
minyak, air, lumpur dan benda-benda lain yang terlibat dalam proses pemurnian minyak
Kata kunci:
sawit. Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang bersih dan terhindar dari
Tangki Pengendapan Silinder
Skimmer kotoran serta kadar air pada saat proses ekstraksi. Semakin tinggi/tebal lapisan minyak yang
Kadar Air diambil maka akan mempengaruhi kualitas minyak sawit yang diperoleh, sehingga dilakukan
Konten Kotoran dengan pengambilan minyak sawit secara perlahan (laminar flow). Pengambilan tinggi/kental
minyak sawit dilakukan pada unit skimmer yang dapat naik turun dari permukaan minyak
sawit dengan menggunakan sistem ulir. Hasil pengambilan tinggi/tinggi kelapa sawit dari
level 20 cm, 30 cm, dan 40 cm dengan rendemen rata-rata kadar air dan pengotor pakan
CST sebesar 29,125% dan 38,931%, rata-rata keluaran Skimmer untuk kadar air dan kadar
air. pengotornya masing-masing 1,039% dan 0,089%. Rata-rata keluaran tangki minyak
basah adalah 0,956% dan 0,037%, dan rata-rata kadar air dan kotoran pada pengering
vakum adalah 0,196% dan 0,021%.

© 2020 Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju.


Seluruh hak cipta

PERKENALAN Permasalahan yang sering terjadi terkait


kualitas minyak sawit adalah tidak tercapainya
Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pada
standar mutu yang telah ditetapkan. Kegagalan
pabrik kelapa sawit yang berfungsi memisahkan
tersebut antara lain kadar air yang tinggi, kadar
minyak, air, lumpur dan benda-benda lain yang
pengotor yang tinggi, atau persentase asam lemak
terlibat dalam proses pemurnian minyak sawit. Di
bebas (FFA) yang tinggi [4]. Kasus yang terjadi di
dalam stasiun klarifikasi terdapat alat-alat yang PMKS PT ABC adalah tidak tercapainya kadar
berperan untuk menghasilkan minyak produksi yang berkualitas baik. dan kadar air pada minyak produksi.
kotoran
Mutu ini dilihat dari standar mutu yang ditetapkan
Tingginya kandungan air dan pengotor pada minyak
oleh instansi terkait [1-3].
produksi akan berdampak pada menurunnya kualitas
Baku mutu minyak sawit yang ditetapkan oleh PMKS
minyak dan akibat dari penurunan kualitas tersebut
PT ABC seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini.
seringkali berdampak pada kembalinya produk yang
telah dibeli oleh pembeli [5]. Tentu saja hal ini akan
berdampak pada kerugian besar yang dialami oleh
Tabel 1. Baku Mutu Kelapa Sawit PT ABC PMKS [2]
industri yang bersangkutan. Data tingginya kadar air
dan pengotor minyak yang dihasilkan PMKS PT
ABC dapat dilihat pada Gambar 1. Data tersebut
dikumpulkan selama enam bulan terakhir.

Penulis yang sesuai.


Alamat email: aliharmawan852@gmail.com
DOI: https://dx.doi.org/10.24853/JASAT.3.1.21-28
Machine Translated by Google
Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju
Jilid 3 No.1 Agustus 2020
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JASAT ISSN : 2622-6553 (Online)

pemisahan antara minyak, emulsi, air dan lumpur


[4]. Komponen silinder pengendapan tanker
merupakan unit pemanas yang terdiri dari Steam
injection dan Steam coil, Gerbox Stirrer dan
Skimmer serta Thermostat. Fungsi dari tanker
pengendapan berbentuk silinder adalah untuk
memisahkan minyak murni dan lumpur dengan
prinsip sedimentasi [2]. Minyak yang lebih ringan
akan naik, sedangkan lumpur cair yang lebih berat
akan turun. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengoperasian Cylindrical settling tanker adalah :
1. Temperatur cairan pada saat Cylindrical
settling tank beroperasi dijaga pada suhu
90-95°C dengan menggunakan pemanas
Gambar 1. Kadar air dan pengotor minyak yang koil (spiral), hal ini bertujuan agar
dihasilkan oleh PT ABC PMKS [4] pemisahan oli dapat lebih sempurna
karena dalam kondisi yang lebih tenang.
Pada Gambar 1 terlihat bahwa kadar air dan Temperatur cairan pada settling tank
kadar kotoran yang diperoleh selama enam bulan berbentuk silinder diperoleh dari pemanasan
terakhir tidak ada yang sesuai baku mutu. Tingginya pada tangki minyak mentah. Fungsi steam
kadar air dan kandungan pengotor ini dimungkinkan coil pada saat silinder settling tanker
karena ketidakmampuan alat pemisah kotoran dan beroperasi bukan untuk menaikkan suhu,
air dalam mereduksi kotoran dan kadar air tersebut melainkan hanya untuk mempertahankan panas.
[6]. Ketidakmampuan tersebut disebabkan oleh 2. Ketebalan minyak pada tangki pengendapan
beban yang melebihi kapasitas kerja maksimal alat. silinder pada saat penuangan harus > 30
Oleh karena itu, untuk mengurangi tingginya kadar cm agar kadar kotoran dan kelembaban
air dan kandungan pengotor minyak, perlu dilakukan minyak yang dihasilkan oleh tangki
pengurangan beban yang harus ditanggung oleh pengendapan silinder lebih kecil.
peralatan tersebut. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengurangi beban ini adalah
dengan mengatur kekentalan minyak pada silinder Kekentalan oli tidak akan mempengaruhi
settling tanker sebelum diambil oleh Skimmer [7]. waktu retensi oli di CST. Hal ini dikarenakan
Menurut [8], semakin tipis kekentalan minyak pada menurut [9] waktu retensi pada Cylindrical settling
saat diambil maka semakin besar pula kadar air kapal tanker dipengaruhi oleh; volume tangki, debit
dan pengotornya. Oleh karena itu, kajian mengenai pemasukan umpan, lumpur yang ditarik rendah,
pengaruh kekentalan minyak pada kapal tanker dan pembuangan lumpur.
pengendapan silinder sangat penting untuk Permasalahan yang memerlukan penanganan
dilakukan guna mengetahui dimana letak segera adalah tingginya persentase kadar air dan
permasalahan sebenarnya. pengotor minyak produksi, sehingga salah satu
solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi
Stasiun Klarifikasi tingginya persentase kadar air dan pengotor minyak
Stasiun klarifikasi merupakan salah satu dari produksi adalah dengan mengurangi beban yang
sekian banyak stasiun yang ada di pabrik kelapa harus diterima oleh minyak basah. tangki dan
sawit [9]. Stasiun klarifikasi ini terdiri dari beberapa pengering vakum.
unit alat seperti : Sand trap tank, Vibrating screen, Skimmer adalah alat yang digunakan untuk
Crude oil tank, Cylindrical settling tanker, Oil tank, mengalirkan minyak pada kapal tanker pengendapan
Float tank, Vaccum drier, dan unit pengolahan silinder [3]. Skimmer terdiri dari beberapa komponen
lumpur yang terdiri dari Vibrating sludge, Sludge antara lain handle, besi ulir, plat kerucut dan pipa.
separator, Reclaim oil tangki, dan siklon pasir [11]. Fungsi pegangan adalah untuk mengontrol tinggi
Seperti disebutkan di atas, salah satu penyusun dan rendah kerucut ekstraktor minyak. Deskripsi
stasiun klarifikasi adalah kapal tanker pengendapan bentuk Skimmer adalah alat yang terdiri dari corong
Cylindrical. Di alat ini ada petik, benang dan a

22
Machine Translated by Google
Nugroho Kristono, Istianto Budhi Rahardja, Ali Darmawani: Pengaruh Kekentalan Minyak pada Tangki Pengendapan Silinder terhadap Kadar Air
dan Pengotor Minyak Sawit Mentah (CPO)

Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju 3 (1) hlm 21-28 © 2020

pegangan untuk memutar skimmer. Posisi skimmer melihat laporan produksi PMKS PT ABC diketahui bahwa
berada diatas silinder settling tanker, dan biasanya untuk salah satu permasalahan yang perlu segera diatasi
setiap satu unit silinder settling tanker terdiri dari dua adalah tingginya kadar air dan tingkat pengotor minyak
buah skimmer. Pekerjaan skimmer mengatur kekentalan produksi. Dari laporan produksi terlihat kadar air dan
minyak pada silinder settling tanker. Jika ketebalan kadar kotoran yang diperoleh masih diatas rata-rata
kutipan adalah 40cm, Skimmer akan diatur untuk standar yang ditetapkan oleh PT ABC PMKS.
mengutip ketebalan minyak 40cm. Dengan kata lain,
nampaknya ketinggian Skimmer setara dengan ketebalan
minyak dalam silinder pengendapan kapal tanker. Untuk
gambar detailnya dapat dilihat pada Gambar 2. B. Studi Sastra
Setelah mengetahui permasalahannya maka langkah selanjutnya
adalah mencari referensi terkait permasalahan tersebut.
Referensi inilah yang nantinya akan dijadikan acuan dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut.


C. Penambangan Data
Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan
tingginya kadar air dan kadar kotoran pada minyak
produksi, maka diambil data kadar air dan kadar kotoran
pada poin-poin berikut:

• Umpan tanker pengendapan berbentuk silinder


• Keluaran kapal tanker pengendapan berbentuk silinder

• Pakan pengering vakum


• Keluaran pengering vakum
Gambar 2. Detail skimmer Prosedur analisis kadar air adalah sebagai berikut:

A. Untuk keperluan setiap analisa, sampel minyak


METODE EKSPERIMEN yang akan digunakan harus dipanaskan
terlebih dahulu pada suhu 45-50°C agar
Waktu dan tempat
meleleh dan bening, serta diaduk rata agar
Kajian kritis ini dilaksanakan pada tanggal 27 April – 27
sampel homogen.
Mei 2011 di PMKS PT. ABC
Alat dan bahan B. Cawan petri dibersihkan kemudian dikeringkan (bila
perlu dikeringkan dalam oven), kemudian
Alat yang diperlukan untuk melaksanakan studi kritis ini
adalah:
didinginkan dan ditimbang (W0).
C. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram ke dalam
A. Panjang alat ukur (meter)
B. Oven cawan petri yang telah ditentukan berat
kosongnya, sehingga diperoleh gabungan
C. Skala analitik
D. Corong berat cawan petri kosong dan sampel dan
dianggap sebagai W1.
e. Erlenmeyer
F. Menimbang gelas
D. Sampel yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke
Sedangkan bahan yang digunakan untuk kajian kritis ini
dalam oven pada suhu 105 °C selama 3,5 jam.
adalah hexane, minyak bekas silinder settling tank dan
e. Data diambil setiap 30 menit.
kertas saring.
Dengan waktu pendinginan di eksaktor untuk
masing-masing data selama 15 menit kemudian
Metode Implementasi
ditimbang.
A. Identifikasi masalah
Pada setiap pengambilan data, sampel ditimbang secara
Tahap awal dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
hati-hati hingga diketahui penurunan beratnya tidak lebih
permasalahan yang ada pada PMKS ABC. Dengan
dari 0,05% setiap 30 menit (W2) atau secara visual
mengetahui permasalahan yang ada maka dapat
pemanasan dianggap selesai bila tidak ada tetesan air
ditentukan metode atau teknik yang dapat digunakan
untuk menyelesaikannya. Berdasarkan wawancara dan sampel pada cawan petri.

23
Machine Translated by Google
Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju
Jilid 3 No.1 Agustus 2020
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JASAT ISSN : 2622-6553 (Online)

Analisis perhitungan Ikhtisar Teknik


Kadar air dihitung berdasarkan rumus di bawah ini Untuk mengetahui kinerja alat-alat di lapangan
dan dinyatakan dalam 3 desimal diperlukan suatu perbandingan untuk mengevaluasi
hasil kerja alat-alat tersebut. Perbandingan yang
paling tepat adalah standar kerja normal dari alat
yang digunakan. Dengan mengetahui standarnya
Di mana : maka dapat dilakukan evaluasi terhadap hasil kerja
W0 = berat cawan petri kosong, gram alat yang bersangkutan. Oleh karena itu, standar alat
W1 = berat cawan petri dan sampel minyak sebelum pada stasiun klarifikasi harus jelas untuk
dioven, gram menggambarkan permasalahan tingginya kadar air
W2 = berat cawan petri dan sampel minyak setelah dan tingkat produksi minyak di PT ABC PMKS.
dioven, gram. Sedangkan tata cara analisa kadar
kotoran adalah sebagai berikut :
A. Sampel minyak yang akan digunakan harus HASIL DAN DISKUSI
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu Berdasarkan data mutu minyak yang dihasilkan oleh
45-50°C agar meleleh dan bening, serta PT ABC PMKS terlihat bahwa mutu minyak produksi
diaduk rata agar sampel homogen. ditinjau dari persentase kadar air dan kadar kotoran
B. Kertas saring dibilas dengan n-heksana, belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
kemudian dikeringkan selama 30 menit pada Sebagaimana tercantum pada Tabel 1, standar
suhu 100-105°C. Setelah itu, dinginkan persentase kadar air dan kadar kotoran PT ABC
dalam eksaktor dan timbang (W0). PMKS masing-masing sebesar 0,15% dan 0,015%.
C. Sampel ditimbang sebanyak 20 gram ke Jika dibandingkan dengan kadar air standar dan
dalam gelas kimia (W1). kadar kotoran sebenarnya akan terlihat perbedaannya
D. Ke dalam sampel ditambahkan 100 ml pelarut seperti pada Gambar 1.
dan diaduk hingga sampel larut sempurna.
Diamkan selama kurang lebih 5 menit agar
fraksi yang tidak larut dapat mengendap
sempurna. Dari grafik tersebut terlihat rata-rata kadar air dan
e. Sampel disaring dengan kertas saring yang kadar kotoran selama enam bulan terakhir adalah
bebas air dan lemak, penyaringan dilakukan 0,176% dan 0,019%. Angka ini jelas jauh diatas
secara hati-hati dan kuantitatif. standar yang telah ditetapkan. Mengingat
permasalahan minyak produksi terletak pada tingginya
F. Gelas beaker dan kertas saring dicuci sampai persentase kadar air dan kadar kotoran, maka perlu
bebas minyak atau lemak. Gunakan pelarut dilakukan pengkajian terhadap alat yang berpotensi
baru untuk menghilangkan sisa minyak yang menambah atau mengurangi persentase kadar air
masih tertinggal pada gelas kimia atau dan kadar kotoran.
kertas saring. Sekitar 10ml pelarut digunakan
untuk setiap pembilasan dan ini dilakukan Secara teoritis, tingginya kadar air dan kadar kotoran
hingga benar-benar bersih. diduga dipengaruhi oleh tidak sempurnanya kinerja
dari Cylindrical settling tanker, wet oil tank dan vakum
G. Kertas saring dikeringkan dalam oven pada drier.
suhu 105°C selama 60 menit. Lebih detailnya, tingginya kadar air pada minyak
H. Sampel didinginkan dalam eksikator selama produksi diduga disebabkan oleh tipisnya lapisan
15 menit, dan ditimbang hingga diperoleh minyak pada silinder settling tanker jika dikutip,
berat konstan (W2). rendahnya suhu minyak pada tangki minyak basah,
Saya. Ulangi pengeringan, pendinginan dan penimbangan dan tidak sempurnanya alat pengering vakum.
hingga konstan. Sedangkan penyebab tingginya kadar pengotor pada
J. Lakukan langkah di atas sebanyak 2 kali untuk minyak produksi adalah tipisnya lapisan minyak pada
setiap pelarut. Cylindrical settling tanker jika dikutip, rendahnya suhu
minyak pada Cylindrical settling tanker dan terlalu
banyak padatan di dalam tangki. Untuk mengetahui
dimana letak permasalahannya

24
Machine Translated by Google
Nugroho Kristono, Istianto Budhi Rahardja, Ali Darmawani: Pengaruh Kekentalan Minyak pada Tangki Pengendapan Silinder terhadap Kadar Air
dan Pengotor Minyak Sawit Mentah (CPO)

Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju 3 (1) hlm 21-28 © 2020

dengan tingginya kadar air dan tingkat pengotor minyak pada Dari Tabel 4 terlihat rendemen rata-rata kadar air dan pengotor
produksi, maka perlu dilakukan analisa komponen-komponen keluaran tangki minyak basah masing-masing sebesar 0,956%
yang disebabkan oleh tingginya kadar air dan kadar kotoran dan 0,037%.
tersebut.

Data Pengujian Stasiun Klarifikasi. D. Data oli keluaran Vacuum Drier


Data-data yang dikumpulkan sebagai bahan dalam
menganalisis penyebab tingginya kadar air dan kadar kotoran Tabel 5. Data Output Minyak Pengering Vakum
adalah sebagai berikut:
A. Data umpan kapal tanker pengendapan silinder

Tabel 2. Cylindrical Settling Tanker (CST)


Data Umpan

Dari Tabel 5 rata-rata kadar air dan kadar kotoran keluaran


alat pengering vakum masing-masing sebesar 0,956% dan
0,037%.

Data ketebalan minyak untuk 20 cm


Dari Tabel 2 terlihat rata-rata kadar air umpan yang masuk ke
1. Kadar Air
dalam Cylindrical settling tanker sebesar 29,125%, sedangkan
rata-rata kadar pengotor sebesar 38,93%.

B. Data minyak bekas kapal tanker pengendapan Silinder

Tabel 3. Data Minyak Ex Cylindrical Settling Tank

Gambar 3. Kadar air ketebalan 20 cm

Berdasarkan Gambar 3 diatas diketahui rata-rata kadar air


keluaran silinder settling tanker sebesar 1,044%.

Dari tabel 3 terlihat rata-rata kadar air dan kadar kotoran


masing-masing sebesar 1,039% dan 0,089%.
2. Kadar Kotoran

C. Data minyak keluaran tangki minyak basah

Tabel 4. Data Keluaran Tangki Minyak Basah

Gambar 4. Kadar minyak tanah tebal 20 cm

25
Machine Translated by Google
Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju
Jilid 3 No.1 Agustus 2020
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JASAT ISSN : 2622-6553 (Online)

Berdasarkan Gambar 4 di atas diketahui rata-rata kadar Berdasarkan Gambar 7 di atas diketahui rata-rata kadar
pengotor hasil pengendapan silinder sebesar 0,091%. air hasil pengendapan silinder untuk ketebalan minyak
40cm adalah 0,892%.

Data ketebalan minyak untuk 30 cm


1. Kadar Air 2. Kadar Kotoran

Gambar 8. Kadar kotoran


Gambar 5. Kadar air ketebalan 30 cm

Berdasarkan Gambar 8 di atas diketahui rata-rata kadar


Berdasarkan Gambar 5 di atas diketahui rata-rata kadar
pengotor yang dihasilkan dari pengendapan silinder
air hasil pengendapan silinder untuk ketebalan minyak
untuk ketebalan minyak 40cm adalah sebesar 0,078%.
30cm adalah 1,013%.

Ikhtisar Teknis
2. Kadar Kotoran
Untuk menentukan standar yang menjadi acuan kerja
dalam menentukan standar keluar minyak tanker
pengendapan eks silinder, dilakukan kalibrasi terhadap
standar dari acuan yang dibandingkan dengan
kenyataan di lapangan. Standar data dapat dilihat pada
Tabel 6. Sedangkan data aktual dapat dilihat pada
Tabel 7.

Tabel 6. Standardisasi

Gambar 6. Kadar kotoran 30cm

Berdasarkan Gambar 6 diatas diketahui rata-rata kadar


pengotor yang dihasilkan dari keluaran Cylindrical
settling tank untuk ketebalan minyak 30cm adalah
sebesar 0,089%.

Data ketebalan minyak untuk 40 cm


1. Kadar Air Tabel 7. Aktual

Gambar 7. Kadar air 40cm Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui rata-
rata kadar air dan pengotornya
26
Machine Translated by Google
Nugroho Kristono, Istianto Budhi Rahardja, Ali Darmawani: Pengaruh Kekentalan Minyak pada Tangki Pengendapan Silinder terhadap Kadar Air
dan Pengotor Minyak Sawit Mentah (CPO)

Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju 3 (1) hlm 21-28 © 2020

CST umpan sebesar 29,125% dan 38,931%, rata-rata minyak. Hal ini sejalan dengan tinjauan statistik
keluaran Skimmer untuk kadar air dan pengotor hubungan antara ketebalan minyak dan kadar air.
sebesar 1,039% dan 0,089%. Rata-rata keluaran Dimana melalui perhitungan KP diperoleh nilai
Tangki Minyak Basah adalah 0,956% dan 0,037%, korelasi sebesar 68,794%. Hal ini menunjukkan
dan rata-rata kadar air dan kadar kotoran dari bahwa hubungan antara ketebalan dengan kadar air
pengering vakum adalah 0,196% dan 0,021%. Dari sangat besar.
standar yang telah diperoleh dan dari data sebenarnya
dapat diketahui bahwa:
Analisis
A. Tingkat Kotoran Dari penjelasan sebelumnya yang menjelaskan
Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa CST hubungan kekentalan minyak dengan kotoran dan
mempunyai umpan dengan kadar kotoran lebih tinggi kadar air. Di bawah ini adalah grafik hasil pengujian
dibandingkan standar yaitu 38,931% berbanding 8%. kadar minyak 20cm, 30cm dan 40cm untuk mengetahui
Dengan banyaknya pengotor umpan yang masuk ke kadar kotoran dan kelembaban.
dalam CST, maka keluaran minyak bekas CST masih 1. Hubungan Ketebalan Minyak Dengan Kadar
jauh dibawah standar yang telah ditentukan yaitu Kotoran
0,089% dibandingkan dengan 0,2%. Berdasarkan
hasil tinjauan statistik hubungan ketebalan dengan
kadar kotoran pada CST disebutkan bahwa hubungan
ketebalan dengan kadar kotoran sebesar 0,036%.
Jadi dapat dikatakan dalam hal ini kinerja kekentalan
minyak pada CST tidak berpengaruh terhadap
perolehan kadar pengotor. Faktor yang mempengaruhi
kadar kotoran jika dilihat dari data yang telah
dikumpulkan adalah kinerja tangki oli basah karena
tidak sesuai dengan standar yang ada. Namun karena
penelitian ini hanya membahas pengaruh ketebalan
minyak pada CST terhadap output minyak CST, maka Gambar 9. Hubungan Ketebalan Minyak dengan
tulisan ini tidak membahas secara detail pengaruh Kadar Kotoran
tangki minyak basah.
Dari Gambar 9 terlihat bahwa oli keluaran CST
mempunyai kadar kotoran dibawah standar yang
telah ditentukan yaitu 0,2%. Hal ini menunjukkan
B. Kadar air bahwa kerja CST sudah maksimal dalam memisahkan
Kadar air yang diperoleh dapat dilihat dari banyaknya kadar pengotor pada minyak. Apabila pada akhirnya
pakan yang masuk ke dalam CST. Standar umpan ke kandungan minyak dalam produksi pengotor pada
dalam CST adalah 42% dengan output minyak 0,8%. minyak tersebut tidak sesuai standar, maka dapat
Dari data yang dihimpun tercatat umpan yang masuk dipastikan akan terjadi permasalahan pada kerja alat-
CST berkisar 29,126%. Namun dengan jumlah inlet alat dibalik CST tersebut.
CST yang kecil jika dibandingkan dengan standar,
hal ini tidak dapat memberikan keluaran minyak Walaupun berdasarkan tinjauan statistik nilai
dengan kadar air yang sesuai standar. Tercatat rata- hubungan antara kekentalan minyak dengan kadar
rata pakan yang masuk ke keluaran minyak masih kotoran hanya sebesar 0,036%, namun dapat dilihat
mengandung kadar air sebesar 1,039%. dari data pada Grafik 10 bahwa semakin kental
minyak maka kandungan kotorannya semakin rendah.
Artinya kekentalan minyak positif terhadap kontribusi
Pada CST terdapat beberapa faktor yang diduga pengotor dan tidak mempengaruhi sistem dibalik CST.
mempengaruhi kadar air minyak keluaran CST. Faktor-
faktor ini termasuk kekentalan minyak. Ketebalan
minyak pada CST mempunyai pengaruh terhadap
kualitas kadar air minyak keluaran CST. Semakin tipis
kekentalan minyak maka semakin besar pula kadar
air keluaran CST

27
Machine Translated by Google
Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju
Jilid 3 No.1 Agustus 2020
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JASAT ISSN : 2622-6553 (Online)

Teknologi Pengolahan Hasil


Perkebunan.
[3] Hudori, M (2011) Analisa Faktor Penyebab
Tingginya Kadar Kotoran pada Produksi
Minyak Kelapa Sawit, Vol 3 No 1 (2011):
JCWE Edisi Mei 2011

[4] Kashi, Rahma Yuliati; Edy Widodo (2019),


Pengendalian Kualitas Crude Palm Oil
(CPO) Dengan Diagram Kontrol Multivariat
Exponatially Weighted Moving Avarage
Gambar 10. Hubungan Ketebalan Minyak dan
Kadar Air (MEWMA), Vol 2 (2019): PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 848-
Dari Gambar 10 terlihat bahwa dengan mengacu
853.
pada standar yaitu 0,8% untuk standar oli keluaran
[5] Kristono, St. Nugroho, Istianto Budhi Rahardja,
CST, maka ketebalan oli yang menghasilkan oli
Anita Rahayu, 2011, Analisa Pengaruh
keluaran CST yang mendekati standar adalah
Retention Time Terhadap Persentase Kadar
tebal 40cm. Grafik tersebut juga menunjukkan
Kotoran Pada Crude Palm Oil (CPO), Jurnal
hubungan antara kekentalan minyak dengan
Citra Widya Edukasi, Vol.3, No2, 2011,
persentase kadar air kuat minyak keluaran CST.
page 20- 30.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan
[6] Mahfud, Ahmad, 2017, Rancang Bangun
yang mencolok antara ketebalan 20cm, 30cm dan
Sensor Pelampung untuk Mendeteksi
40cm. Untuk mengetahui berapa kadar air keluaran
CST dapat sesuai standar yaitu 0,8%. Ketebalan Lapisan Fluida di Continuous
Settling Tank dengan Memanfaatkan Sensor
Magnet (Reed Switch), Jurnal Teknik
Industri, Universitas Malikusaleh, Vol 6, No
KESIMPULAN 2 (2017), 17-22 .
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
[7] Naibaho, Ir. Ponten, 1998. Teknologi Pengolahan
pengambilan tinggi/ketebalan kelapa sawit adalah :
Kelapa Sawit. Medan : PPKS
diketahui rata-rata kadar air dan pengotor umpan
CST sebesar 29,125% dan 38,931%, rata-rata
[8] Pardamean, Maruli, 2008, Panduan Lengkap
keluaran Skimmer untuk kadar air dan kadar
Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
pengotor sebesar 1,039 % dan 0,089 %. Rata-rata
keluaran Tangki Minyak Basah adalah 0,956% Sawit,Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
dan 0,037%, dan rata-rata kadar air dan kadar
kotoran keluaran pengering vakum adalah 0,196% [9] Rahardja, Istianto Budhi, Sulistiono Sulistiono,
Anwar Ilmar Ramadhan, 2020, Identifikasi
dan 0,021%.
Kapasitas Throughput Pabrik Kelapa Sawit
REFERENSI 60 ton/jam (Studi Kasus pada Pabrik Kelapa
Sawit XYZ), Jurnal Ilmu Terapan dan
L.
[1] Davis Taggart Russell L. Teknologi Maju, Vol. 2, No.3, (2020),
McGalliardRalph R.Sejarah pertemuanEgurenDavid G. halaman 83-86.
Hild, 1992, Metode pemisahan minyak/air
menggunakan benda-benda yang menyatu, [10] Syahreza, M. Amri, 2018, Analisa dan
Paten Amerika Serikat, 1992. identifikasi kegagalan pada Stasiun
[2] Hasibuan, Pinayungan 2016, Analisa Reliability, Klarifikasi Menggunakan Metode Overall
Holdability Dan Availability Untuk Equipment Effectiveness (OEE) dan Failure
Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Mode and Effect Analysis (FMEA) di PTPN
Sterilizer Di Pabrik Kelapa Sawit. Tugas IV PKS Adolina, Tugas Akhir, Universitas
Akhir Mahasiswa Program Studi STIPAP Sumatera Utara.

28
Machine Translated by Google
Nugroho Kristono, Istianto Budhi Rahardja, Ali Darmawani: Pengaruh Kekentalan Minyak pada Tangki Pengendapan Silinder terhadap Kadar Air
dan Pengotor Minyak Sawit Mentah (CPO)

Jurnal Sains Terapan dan Teknologi Maju 3 (1) hlm 21-28 © 2020

29

Anda mungkin juga menyukai