Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 9

Nama : Adhela Nuzul Fariqa


NIM : 20122210003

Jawaban :

1. Kecurangan laporan keuangan merujuk pada tindakan manipulatif yang sengaja


dilakukan oleh suatu entitas atau individu untuk memberikan gambaran yang salah
atau menyesatkan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Praktik ini dapat
melibatkan penyembunyian kerugian, pembesar-besaran laba, atau pengelompokan
transaksi dengan tujuan mengubah penilaian kesehatan keuangan entitas tersebut.
Kecurangan semacam ini dapat merugikan para pemangku kepentingan, seperti
investor, kreditur, dan pihak yang bergantung pada informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
Beberapa bentuk kecurangan laporan keuangan melibatkan manipulasi catatan
akuntansi, pengabaian prinsip akuntansi, atau penyajian informasi yang
menyesatkan. Kecurangan semacam ini dapat memiliki konsekuensi serius, tidak
hanya bagi keuangan perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga untuk
kepercayaan pasar dan integritas sistem keuangan secara keseluruhan. Oleh karena
itu, transparansi, kepatuhan pada standar akuntansi yang berlaku, serta
pemeriksaan dan audit yang ketat diperlukan untuk mencegah dan mendeteksi
kecurangan laporan keuangan.
2. Kecurangan memiliki beberapa sifat dasar yang mencakup aspek-aspek seperti
penipuan, pelanggaran aturan, dan ketidakjujuran. Pertama, kecurangan sering
melibatkan penipuan, di mana seseorang dengan sengaja menyesatkan atau
menyembunyikan informasi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak pantas.
Kedua, kecurangan melibatkan pelanggaran aturan atau norma yang telah
ditetapkan. Ini bisa termasuk pengabaian terhadap norma etika, hukum, atau
kebijakan yang berlaku. Secara umum, kecurangan mencerminkan tindakan tidak
jujur yang bertentangan dengan prinsip integritas dan dapat merugikan pihak lain
atau sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan
mencegah kecurangan dalam berbagai konteks, baik dalam lingkungan bisnis,
pendidikan, atau masyarakat pada umumnya.
3. Motivasi kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat bervariasi, tetapi umumnya
dapat diidentifikasi dalam dua kategori utama: tekanan (pressure) dan kesempatan
(opportunity). Tekanan dapat muncul dari berbagai sumber, seperti target kinerja
yang tidak realistis, persaingan bisnis yang ketat, atau tekanan finansial yang besar.
Kesempatan untuk melakukan kecurangan dapat muncul dari kelemahan dalam
sistem pengendalian internal perusahaan, kurangnya pengawasan, atau
ketidakmampuan auditor untuk mendeteksi manipulasi. Sebagai contoh, manajemen
yang menghadapi tekanan untuk memenuhi ekspektasi investor atau pasar dapat
merasa terdorong untuk memanipulasi laporan keuangan agar terlihat lebih baik
daripada kinerja sebenarnya, dan kesempatan untuk melakukannya dapat muncul
jika sistem pengawasan internal tidak memadai. Kombinasi tekanan dan kesempatan
ini dapat mendorong individu atau perusahaan untuk terlibat dalam kecurangan
dalam pelaporan keuangan.
4. Kerangka kerja deteksi kecurangan laporan keuangan melibatkan serangkaian
langkah yang dirancang untuk mengidentifikasi tanda-tanda potensial dari praktik
kecurangan. Pertama, langkah pencegahan melibatkan penetapan kontrol internal
yang ketat, termasuk kebijakan dan prosedur yang meminimalkan peluang untuk
melakukan kecurangan. Kedua, langkah deteksi mencakup analisis data keuangan
secara menyeluruh, penggunaan teknologi audit forensik, dan pemeriksaan
mendalam atas transaksi yang mencurigakan. Selain itu, penerapan analisis rasio
keuangan dan perbandingan dengan industri dapat membantu mengidentifikasi
anomali yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Keseluruhan, kerangka kerja ini
memadukan pendekatan pencegahan dan deteksi untuk memastikan laporan
keuangan yang akurat dan jujur serta untuk mengurangi risiko terjadinya
kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai