Anda di halaman 1dari 29

TUGAS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) II

PROYEK MESIN PRODUKSI PEMBUATAN ARANG BRIKET


BERBASIS PLC OMRON

oleh :
M. ZAINI AQMAL 216121005
RAHMADANI YUSUF 216121006
FIRMAN FARADAY SALIM 216121006
MIKAEL STEVEN SIAHAAN 216121017
TABAH TRI ANANTO 216121021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK DIPLOMA 3
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arang kayu adalah bahan bakar alternatif untuk industri dan
umumnya yang terbuat dari beberapa bahan yang diaduk menjadi satu
kesatuan dan dicetak sesuai kebutuhan dan keinginan. Briket
merupakan hal cukup penting dalam hal industri dan umumnya Bahan
yang sering digunakan adalah serbuk kayu, tempurung kelapa, dan
sekam padi yang kualitasnya terjaga dan sesuai standar pembuatan
briket.
Kebutuhan bahan bakar semakin meningkat di Indonesia.
Pemakaian bahan bakar gas dirasa semakin lama semakin berkurang.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan sehari-hari banyak limabah
dari mebel yang dibuang sia-sia saja, oleh karena itu kedepannya
dimungkinkan, briket dari kayu mempunyai potensi kedepannya.
Dibandingkan jenis bahan bakar lain, briket dari arang kayu lebih
ramah lingkungan dan terjangkau.
Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berasal
dari : serbuk kayu gergaji, tempurung kelapa yang bisa dijadikan
bahan bakar padat. Penggunaan briket untuk keperluan rumah tanga,
peternakan, rumah makan, industri makanan, dan kebutuhan lain.
Terbatasnya penggunaan briket ini karena kurangnya sosialisasi
pemerintah kepada masyarakat serta kurang menyebarnya
pendistribusian briket. Bentuk briket yang sering dipasarkan yaitu
berbentuk silinder dan kubus. Mesin pembuat briket ini kita sudah
tidak perlu lagi bersusah payah mencetak adonan briket hingga
menjadi briket siap pakai.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain:
1. Mempelajari pengaruh komposisi adonan arang briket (arang,
tapioka,, dan air) terhadap kualitas arang briket yang dihasilkan.
2. Mendapatkan komposisi adonan yang terbaik dalam pembuatan
arang briket.
1.3 Rumusan masalah
Bagaimana menentukan setting parameter terbaik untuk
memperoleh kualitas terbaik produk arang briket dari tempurung
kelapa dan limbah kayu dari pabrik pembutan papan pliwut?
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Obyek
2.2 PLC (Program logic controller) omron
Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroller yang
dilengkapi dengan peripheral yang dapat berupa masukan digital, keluaran
digital atau relai. Perangkat lunak program-nya yang seringkali digunakan
yaitu diagram tangga atau ladder diagram. PLC Omron tipe CPM2* adalah
salah satu tipe PLC compact yang banyak dipakai atau digunakan baik dalam
dunia industri maupun sebagai media pembelajaran di jenjang pendidikan.
Berbeda dengan PLC jenis lain, perangkat PLC Omron dengan tipe CPM2*
ini dilengkapi dengan adanya CPU tipe NA. PLC Omron memungkinkan
pengguna melakukan kontrol dengan mudah serta biaya yang cenderung
lebih rendah. PLC Omron ini juga memiliki memiliki hardware dan software
yang menjadi paket lengkap untuk melakukan PLC di dunia industri ataupun
sebagai media pembelajaran.

Gambar 2. 1 PLC Omron


2.3
2.2.1 Hardware
PLC (Programmable Logic Controller) Omron adalah perangkat keras yang
banyak digunakan dalam otomasi industri untuk mengendalikan berbagai
proses dan mesin. Ini merupakan komponen utama dalam sistem kontrol
otomatis yang memungkinkan pengguna untuk memudahkan proses produksi
di dunia undustri. PLC Omron juga dirancang untuk menggantikan sistem
kontrol konvensional yang bergantung pada sakelar, relai, dan perangkat
keras khusus lainnya. Dengan PLC omron, pengguna dapat membuat
program komputer yang memungkinkan pengendalian otomatis dari berbagai
peralatan, mesin, dan proses di lingkungan industri. PLC Omron menawarkan
berbagai fitur dan model yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan
aplikasi, dari manufaktur hingga otomatisasi proses. Pada Gambar 2.2
dibawah ini menjelaskan tentang bentuk fisik dari Hardware PLC Omron tipe
CPM2.

Gambar 2. 2 Hardware PLC Omron tipe CPM2

Penempatan terminal Input dan terminal Output pada PLC merk apapun
selalu terpisah jauh (berseberangan). Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah merangkai dan memperkecil terjadinya kesalahan merangkai.
Contoh jika terminal input diletakkan di bagian atas PLC, maka terminal
output diletakkan di bagian bawah PLC tersebut. Ada juga merk PLC yang
input outputnya terpisah, yakni ditempatkan pada modul tambahan khusus
input dan modul tambahan yang lain untuk output. Peletakan terminal input
dan output pada plc Omron tipe CPM2 dijelaskan pada Gambar 2.3 .

Gambar 2. 3 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CPM2

2.2.2 Software
A. Pengenalan Software CX Programmer
CX-Programmer adalah software aplikasi yang
dikembangkanoleh Omron untuk memprogram semua jenis PLC
produk Omron.Modul ini hanya membahas pemrograman
menggunakan CX-Programmer versi 9.0.
Gambar 3. 1 Software CX-Programmer Versi 9.0

B. Memulai CX-Programmer
CX-Programmer merupakan software aplikasi berbasis
Windows. Oleh karena itu mengaktifkannya sama dengan
softwareberbasis Windows lainnya. Berikut merupakan cara
mengaktifkannya:

1. Klik Start
2. Klik All Program
3. Klik Omron
4. Klik CX One
5. Klik CX Programmer, lihat Gambar 3.2.
Gambar 3. 2 Mengaktifkan CX-Programmer

C. Menggunakan Software CX-Programmer


Untuk memulai membuat program CX-Programmer, beberapa
hal yang harus diketahui adalah:

1. Langkah pertama membuka aplikasi CX-Programmer, maka


akan mucul tampilan seperti Gambar 3.3
2. Pilih file > new, untuk membuat project baru dan akan muncul
tampilan seperti Gambar 3.4
3. Setelah itu pilih tipe PLC yang dipakai, CPM2 atau CP1L
(sesuai dengan yang terpasang pada trainer). Maka tampilan
seperti Gambar 3.5.
4. Kemudian klik setting untuk memilih tipe CPU-nya. Setelah
itu klik OK. Maka akan tampil seperti Gambar 3.6.

Gambar 3. 3 Tampilan Awal CX-Programmer

Gambar 3. 4 Membuat Project Baru


Gambar 3. 5 Kotak Dialog Pemilihan Tipe PLC

Gambar 3. 6 Tampilan Setting PLC


Khusus untuk tipe CP1L, pengaturannya sebagai berikut: (a)
pilih tipe CP1L; (b) klik setting; (c) pilih tipe L; (d) klik Ok;
(e) pilih network type: USB; (f) klik OK.

5. Setelah selesai maka tampilan lembar kerja seperti ditunjukkan


Gambar 3.7. Bagian-bagian lembar kerja CX-Programmer
ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3. 7 Tampilan Lembar Kerja CX-Programmer

Gambar 3. 8 Bagian-bagian CX-Programmer


Keterangan:
1) Titlebar
2) Menubar
3) Toolbar
4) Symbolbar
5) Project Tree
6) Project Workspace
7) Output Windows
8) Daftar Tombol Shortcut
D. Cara Membuat Simbol Ladder Diagram
Pada CX-Programmer terdapat tombol shortcut yang
dapatdigunakan untuk membuat simbol ladder, yaitu:

E. Mentransfer Program ke PLC


Jika program (ladder) sudah diyakini benar, langkah
berikutnya adalah melakukan transfer program ke PLC. Langkah
persiapan, pastikan bahwa:
1) Program sudah benar dan disimpan ke komputer.
2) Kabel data dari komputer ke PLC sudah terpasang.
3) PLC sudah terhubung ke power supply (sudah aktif).
4) CX simulator sedang tidak aktif.

Transfer program ke PLC dengan cara sebagai berikut:


1) Pilih menu PLC Change Model, pilih PLC yang sesuai Work
Online tekan Yes.
2) Pilih Transfer to PLC >klik OK > klik OK.
3) Pilih Operating Mode > pilih Run.
2.2.2.1 Fungsi Relay
MEMILIKI PRINSIP SEPERTI SAKLAR TETAPI KAPasitas
lebih besar Relay memiliki beberapa fungsi utama dalam system
elektronika dan kelistrikan :
a. Pengendali daya : Relay digunakan untuk mengendalikan
perangkat atau peralatan dengan daya yang lebih besar daripada
yang dapat ditangani oleh perangkat pengendali rendah daya,
seperti sakelar atau tombol
b. Perlindungan : Relay digunakan untuk melindungi perangkat
dan sirkuit dari kelebihan arus atau gangguan. Relay
perlindungan, seperti relay overcurrent dan relay diferensial,
bertindak cepat untuk memutuskan sirkuit jika terjadi masalah
yang dapat merusak peralatan atau menimbulkan bahaya.
c. Otomatis : Relay digunakan dalam sistem otomatis untuk
mengendalikan proses atau peralatan sesuai dengan kondisi atau
peristiwa tertentu. Contoh penggunaan relay dalam otomatis
termasuk sistem kontrol industri, pengendalian lalu lintas, dan
otomatis rumah pintar.

2.2.2.2 Instruksi Timer


Pada sistem kontrol berbasis relay, pemberian penundaan
waktu diberikan oleh relay khusus yang disebut time delay relay
(TDR). Sedangkan pada sistem kontrol berbasis PLC, alat tersebut
digantikan dengan instruksi Timer. Instruksi Timer merupakan
instruksi pewaktu.
Fungsi Timer pada PLC antara lain: Digunakan sebagai
pengatur waktu proses Dapat digunakan sebagai komponen tundaan
/delay yaitu timeron delay dan timer off delay Lamanya penundaan
ditentukan oleh nilai Set Value (SV) dari instruksi Timer. Angka set
timer adalah #0000 - #9999 (tergantung jenis PLC) dengan kondisi
1/10 second. Sintak penulisan Timer adalah: Tekan I untuk
membuat instruksi khusus. Ketik TIM 0000 #200, artinya timer 00
dengan setting waktu 200 x 0,1 detik = 20 detik.

2.2.2.3 Instruksi Counter


Instruksi Counter merupakan instruksi pemrogramman untuk
membentuk fungsi perhitungan. Perintah perhitungan dilaksanakan
dengan memasukkan pulsa yang akan dihitung ke input penghitung
dari counter.
Prinsip kerja dari Instruksi Counter adalah setiap kali pulsa
input dimasukkan, maka counter akan bereaksi menghitung pulsa
tersebut. Jika jumlah hitungan telah mencapai pada hitungan yangdi
setting, maka relay counter akan aktif.
Nilai counter pada PLC bersifat countdown (menghitung
mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Input pada
counter ada 2 yaitu input data dan reset. Counter angka set value
adalah #0000- #9999 tergantung tipe PLC yang digunakan.
Karakteristik Counter:
a. Terdapat 2 bagian yaitu Nomor Counter dan Set Value (SV).
b. Nilai Counter pada PLC bersifat count down.
c. Nomor counter tidak boleh sama dengan nomor counter yang
lain.
d. Di belakang counter tidak boleh ada komponen yang lain.
e. Set value boleh sama.
Sintak penulisan counter adalah:
a. Tekan I untuk membuat instruksi khusus.
b. Ketik CNT (spasi) address Counter (spasi) #nilai counter.
Misal: CNT 0000 #2, artinya Counter 0000 akan aktif setelah
diberi masukkan sebanyak dua kali.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Arang Briket


Arang briket adalah jenis bahan bakar padat yang terbuat dari
serbuk arang atau bahan-bahan biomassa yang dicampur dengan
bahan perekat, seperti tepung tapioka atau pati, dan kemudian
dipadatkan menjadi bentuk briket dengan menggunakan tekanan
tinggi atau proses pemadatan lainnya. Briket ini biasanya memiliki
bentuk dan ukuran yang seragam, yang memudahkan penggunaan dan
transportasi. Arang briket digunakan sebagai sumber energi alternatif
yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan arang batu dan
memiliki berbagai aplikasi, termasuk memasak, pemanas, produksi
energi, dan berbagai keperluan industri. Dengan menggunakan bahan
baku yang dapat diperbarui, arang briket juga dianggap lebih
berkelanjutan daripada bahan bakar fosil.

3.1.1 Bahan baku pembuatan Arang Briket

Bahan baku arang briket dapat bervariasi, tetapi umumnya


terdiri dari bahan-bahan biomassa yang dapat diubah menjadi arang.
Berikut adalah beberapa bahan baku yang umumnya digunakan dalam
pembuatan arang briket:

1. Batok Kelapa: Batok kelapa sering digunakan sebagai bahan


baku dalam pembuatan arang, dan penggunaannya dalam
produksi arang. Proses pembuatan arang dari batok kelapa
melibatkan pengeringan, pemadatan, dan pembakaran batok
kelapa dalam kondisi yang kurang oksigen. Proses ini
menghasilkan arang batok kelapa yang umumnya digunakan
sebagai bahan bakar dalam memasak, pemanas, dan berbagai
aplikasi lainnya. Arang batok kelapa juga digunakan dalam
industri metalurgi dan kimia.
2. Tepung Tapioka: Tepung tapioka bisa digunakan sebagai
perekat dalam produksi arang briket, terutama jika tidak ada
perekat alami lain yang tersedia atau jika Anda ingin memilih
perekat yang lebih ramah lingkungan daripada beberapa perekat
kimia. Penggunaan tepung tapioka dalam pembuatan arang
briket dapat memiliki beberapa keuntungan, termasuk
kemampuannya untuk membantu mengikat partikel bahan baku
bersama-sama.
3. Air: air adalah elemen kunci dalam mempengaruhi kualitas dan
keberhasilan pembuatan arang briket. Berikut fungsi utama air
dalam pembuatan arang briket yaitu, untuk mengikat bahan
baku, meningkatkan pemadatan, mengatur kelembaban

3.1.2 Tahap pembuatan arang briket

Proses pembuatan arang briket melibatkan beberapa langkah


penting, yang mencakup pemilihan bahan baku, pengeringan,
pencampuran, pemadatan, dan pembakaran. Berikut adalah
rangkuman langkah-langkah dalam proses tersebut:

1. Pemilihan Bahan Baku: Langkah pertama dalam pembuatan


arang briket adalah memilih bahan baku yang cocok. Bahan
baku umumnya terdiri dari serbuk arang atau bahan-bahan
biomassa seperti batok kelapa/tempurung kelapa, serbuk kayu,
serbuk gergaji, ampas pertanian, atau limbah organik lainnya.
Bahan baku yang baik harus memiliki kandungan karbon yang
tinggi.
2. Pembakaran bahan baku: Pembakaran bahan baku dalam
pembuatan arang briket adalah salah satu tahap kunci dalam
proses ini. Tujuan utama dari tahap pembakaran adalah
mengubah bahan baku menjadi arang dengan menghilangkan
sebagian besar kandungan air, minyak, dan zat organik lainnya,
sehingga menghasilkan arang briket yang memiliki tingkat
kelembaban yang rendah dan kandungan karbon yang tinggi.
3. Penghancuran dan Pencampuran: Bahan baku yang telah
dibakar kemudian dihancurkan hingga halus dan dicampur
dengan bahan perekat alami, seperti tepung tapioka, atau bahan
perekat lainnya. Campuran ini sering kali memerlukan
penambahan air untuk membentuk pasta atau campuran yang
lengket.
4. Pemadatan: Campuran bahan baku dan perekat kemudian
dipadatkan menjadi bentuk briket. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin cetak arang briket atau secara manual
dengan tangan. Proses pemadatan ini bertujuan untuk
membentuk briket dengan tekanan tinggi.
5. Pengurangan Kadar Air: Setelah pembentukan briket, briket-
briket tersebut harus dikeringkan lebih lanjut untuk
menghilangkan kadar air yang tersisa. Pengeringan dapat
dilakukan di tempat terbuka atau dengan menggunakan oven,
tujuannya untuk menghasilkan arang padat.
6. Pengemasan: Setelah proses pengurangan kadar air selesai,
arang briket dapat dipindahkan, dan dikemas untuk distribusi.

3.2 Desain Mesin

Gambar 3. 9 Mesin Produksi Briket Arang

Gambar 3. 10 Tampak Atas Mesin Produksi Briket Arang


3.2.1 Deskripsi Kerja Mesin

1. Motor Listrik
Motor listrik pada konveyor merupakan salah satu komponen
utama yang menggerakkan sistem penggerak di pembuatan arang
briket berbasis PLC ini. Deskripsi kerja motor pada konveyor
mencakup beberapa fungsi utama, motor listrik bertugas untuk
memberikan atau sebagai penggerak daya utama pada konveyor
sehingga bisa menggerakkan beban atau material dari satu tiitik ke
titik lainnya. Motor listrik pada juga dapat mengatur kecepatan
pergerakan konveyor sesuai dengan kebutuhan, ini memungkinkan
pengguna untuk mengatur laju transportasi material ke tahap
pembuatan selanjutnya. Motor listrik juga digunakan sebagai
pencampur bahan-bahan pada saat proses pencampuran/mixing.

2. Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran dalam produksi arang briket adalah komponen
yang tidak kalah penting dalam proses produksi untuk mengubah
bahan baku seperti serbuk kayu, serbuk gergaji, atau biomassa
lainnya menjadi arang yang kemudian dicampurkan/dimix dengan
bahan lainnya. Proses pembakaran ini merupakan salah satu aspek
terpenting untuk menentukan kualitas serta ketahanan arang sebelum
dikemas dan di distribusi kepada konsumen.

 Mesin Mixer
Mixer (mesin mixer) dalam pembuatan briket memiliki peran
dalam menghasilkan adonan briket yang homogen dan konsisten
sesuai dengan resep atau hasil briket yang ingin dicapai. Mesin mixer
merupakan alat yang sangat penting dalam produksi briket massal
atau skala besar karena memastikan adonan yang seragam,
menghemat waktu, dan meningkatkan efisiensi produksi. Hal ini juga
memungkinkan untuk memenuhi standar kualitas yang tinggi dalam
briket yang dihasilkan.

 Oven
Oven beriket adalah sebuah peralatan yang digunakan dalam
industri briket untuk mengurangi kadar air pada briket setelah
melalui proses pencampuran atau mengeringkan beriket hingga
mencapai tingkat kekerasan yang diinginkan. Proses pemanasan
menggunakan oven memiliki peran penting dalam menciptakan
tekstur dan ciri khas beriket yang diinginkan. Pada proses pemanasan
menggunakan oven memastikan bahwa beriket matang secara merata
dan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh produsen.

 Konveyor
Konveyor memainkan sebuah peranan dalam proses transportasi
atau pemindahan bahan baku dalam proses pembuatan briket.
Konveyor adalah sistem transportasi mekanis yang digunakan untuk
memindahkan bahan baku, bahan briket yang sudah jadi, atau
komponen lainnya melalui berbagai tahap atau proses produksi
selanjutnya. Penggunaan konveyor dalam proses pembuatan briket
membantu dalam menjaga efisiensi produksi, mengurangi kerja
manual, dan memastikan aliran bahan yang terus menerus. Hal ini
juga dapat membantu menghindari pemborosan bahan baku dan
memastikan kualitas briket yang konsisten.

3.2.2 Diagram Langkah


3.2.3 Diagram Fungsi
3.2.3 Ladder
3.2.4 Analisa Ladder
 Rung 0
Pada rung 0 terdapat input berupa tombol (Push Button 1)
dengan output berupa motor 1 (Konveyor 1). Dan terdapat
juga anak kontak NO timer yang berfungsi mematikan
motor 1.
 Rung 1
Pada rung 1 ini terdapat input berupa anak kontak NO dari
motor 1 dengan output berupa sensor berat. Dan terdapat
juga anak kontak NO timer yang berfungsi mematikan
motor 1.
 Rung 2
Pada rung 2 terdapat input berupa anak kontak NO sensor
berat dengan output berupa sebuah timer pembakaran
(TIM 0000). Dan terdapat anak kontak NC dari Hydraulic.
 Rung 3
Pada rung 3 terdapat anak kontak NO timer (TIM 0000)
yang berfungsi menyalakan Hydraulic. Terdapat juga anak
kontak NO Hydraulic yang berfungsi sebagai Holding
Contact dari Hydraulic itu sendiri, Serta terdapat anak
kontak NC dari Valve Mixer yang berfungsi mematikan
Hydraulic.
 Rung 4
Pada rung 4 terdapat anak kontak NO Hydraulic yang
berfungsi untuk menyalakan mixer. Terdapat juga anak
kontak NO mixer yang berfungsi sebagai Holding Contact.
Terdapat juga anak Kontak NC dari timer (TIM 0001) yang
berfungsi mematikan mixer.
 Rung 5
Pada rung 5 terdapat anak kontak NO dari mixer yang
berfungsi menyalakan timer (TIM 0001). Terdapat juga
anak kontak NO dari timer (TIM 0001) sebagai Holding
Contact. Dan terdapat timer oven (TIM 0002) yang
berfungsi menutup Valve mixer.
 Rung 6
Pada rung 6 terdapat anak kontak NO timer (TIM 0001)
yang berfungsi menyalakan motor press & cetak dan
terdapat juga Holding Contact dari motor press & cetak.
Terdapat juga anak kontak NC dari timer oven yang
berfungsi mematikan motor press & cetak.
 Rung 7
Pada rung 7 terdapat anak kontak NO dari valve mixer yang
berfungsi menyalakan conveyor 2. Terdapat juga anak
kontak NO dari conveyor 2 yang berfungsi sebagai Holding
Contact. Serta terdapat anak kontak NC dari timer Oven
yang berfungsi mematikan conveyor 2.
 Rung 8
Pada rung 8 terdapat anak kontak NO dari valve mixer yang
berfungsi menyalakan conveyor 2. Terdapat juga anak
kontak NO dari conveyor 2 yang berfungsi sebagai Holding
Contact. Serta terdapat anak kontak NC dari timer Oven
yang berfungsi mematikan conveyor 2
 Rung 9
Pada rung 9 terdapat anak kontak NO dari limit Switch yang
berfungsi menyalakan oven. Terdapat juga holding contact
dari oven itu sendiri. Terdapat juga anak kontak NC dari
conveyor 3 yang berfungsi mematikan oven.
 Rung 10
Pada rung 10 terdapat anak kontak NO oven yang berfungsi
menyalakan timer oven. Terdapat juga anak kontak dari
timer oven (TIM 0002). Serta terdapat anak kontak NC dari
conveyor 3 yang berfungsi mematikan timer oven.
 Rung 11
Pada rung 11 terdapat anak kontak NO dari timer oven yang
berfungsi menyalakan conveyor 3 dan terdapat juga holding
contactdari conveyor tersebut.
 Pada rung 12 terdapat anak kontak NO dari conveyor 3
yang berfungsi menyalakan limit switch dan terdapat
holding contact dari limit switch itu sendiri. Serta terdapat
anak kontak NC dari conveyor 3 yang berfungsi mematikan
limit switch oven.
 Pada setiap proses terdapat anak kontak NC dari Emergency
yang dapat mematikan keseluruhan proses Ketika terjadi
suatu yang bersifat berbahaya atau Kegagalan.
BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai