Anda di halaman 1dari 13

RUMAH ADAT MELAYU ATAP LONTIK

Disebut sebagai rumah melayu atap lontik karena


atap rumah ini berbentuk meruncing tajam dan bentuk kaki
rumahnya berbentuk seperti perahu atau lancang. Rumah
adat ini menjadi simbol yang menandakan tingginya
menghormati masyarakat Riau kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Atapnya berbentuk melengkung, hal ini
melambangkan bahwa awal dan akhir hidup manusia akan
kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jumlah anak tangga di rumah melayu atap lontik


dibuat dengan lima anak tangga. Hal ini bukannya tidak
mempunyai arti apa-apa, karena jumlah lima anak tangga ini melambangkan rukun Islam yang juga
berjumlah lima. Jika didalam rumah didesain dengan mempunyai tangga, maka jumlah anak
tangganya harus ganjil. Rumah ini umumnya dibangun di dekat sungai. Sama dengan rumah adat
melayu atap limas potong yang didesain dengan konsep rumah panggung, rumah melayu atap lontik
pun mengusung konsep rumah panggung untuk menghindari banjir dan juga menghindari serangan
dari binatang buas.

Bagian bawah rumah biasanya digunakan oleh pemilik rumah sebagai kandang ternak hewan.

RUMAH ADAT MELAYU AMPAR LABU

Rumah adat Kepulauan Riau ini memiliki


bentuk atap yang tampak bertumpuk. Itu karena atap
utamanya ditambahkan atap lain. Rumah Adat
Kepulauan Riau Ampar Labu saat ini sering digunakan
sebagai kantor atau balai. Kekentalan budaya Melayu di
Provinsi Kepulauan Riau salah satunya bisa dilihat dari
bentuk rumah adat di Kepulauan Riau. Tidak hanya
bentuk bangunan yang khas, namun juga nilai-nilai adat
istiadat yang tinggi terangkum dalam detail rumah adat
di Kepulauan Riau.
Dalam filosofis Melayu Riau, yang dikutip dari Zaini (Kemdikbud), rumah dimaknai sebagai
cahaya hidup di bumi, tempat beradat berketurunan, tempat berlabuh kaum kerabat, tempat singgah
dagang lalu, dan hutang orang tua kepada anaknya. Sementara itu, rumah adat Riau digambarkan
dengan: Bertiang and bertangga. Beratap menampung hujan dan menahan panas. Berdinding
penghambat angin dan tempias.
Berselasar dan berpelantar. Beruang besar dan berbilik dalam. Berpenanggah dan bertepian.
Penggambaran tersebutlah menjadi dasar untuk menentukan unsur-unsur penting sebuah rumah adat
Kepulauan Riau. Adapun tiga unsur utama di dalam rumah adat kepulauan Riau adalah: Tiang, yaitu
penyangga rumah yang terbuat dari kayu, yang menjadikan rumah adat Riau berbentuk rumah
panggung. Dinding rumah, biasanya terbuat dari daun. Bubung, yang mencakup berbagai rangkaian
kayu. Unsur-unsur lainnya yang mendukung bangunan rumah adat kepulauan Riau, diantaranya:
Rasuk, yaitu pengikat rangka rumah. Tongkat, yaitu bagian paling bawah dari rumah, terbuat dari
tanah dan berfungsi untuk menahan tiang. Bendul, yaitu batas ruang rumah atau batas lantai. Lantai,
biasanya terbuat dari jerai dan kayu. Pintu, terbuat dari kayu dan biasanya dihiasi ornamen ukiran.
TRADIS DRAGON BOAT RACE
Berbicara tentang budaya China, Dragon Boat
Festival adalah salah satu acara besar yang dilaksanakan
masyarakat China setiap tahunnya. Dragon Boat Festival
atau bisa juga disebut dengan Duan Wu Festival
dilaksanakan setiap hari kelima dari bulan kelima sesuai
dengan kalender bulan China. Terkhusus di tahun 2021,
Duanwu Festival akan dilaksanakan pada tanggal 14 Juni
dan China sudah menetapkan waktu libur nasional sejak
hari Sabtu, 12 Juni dan kembali melaksanakan aktivitas
seperti sedia kala di hari Selasa, 15 Juni.

Perayaan Duan Wu Festival tidak lepas dari asal muasalnya. Festival ini bertepatan dengan
hari meninggalnya Qu Yuan, seorang Menteri Kota Chu (State of Chu) sekaligus pujangga yang
terkenal akan jiwanya yang patriotisme serta kontribusinya terhadap puisi-puisi klasik China.
Perjuangannya kala itu pada akhirnya membawa Qu Yuan menjadi pahlawan nasional China.

Budaya atau tradisi balapan perahu naga dalam Dragon Boat Festival,Pada dasarnya, asal
muasal dari perahu naga ini sudah menjadi sarana transportasi masyarakat China bahkan pada masa
hidup Qu Yuan, yakni sejak lebih dari 2000 tahun silam. Perahu naga dipercaya sebagai sarana
masyarakat untuk menyembah Tuhan Naga pada masa itu. Beberapa ahli mengatakan bahwa perahu
naga berasal dari wilayah selatan China, Provinsi Guangdong, yang juga memiliki Pearl River
Delta—wilayah perairan yang tercipta dari tiga danau besar, Xi Jiang, Bei Jiang, dan Dong Jiang.
Perahu naga sudah terkenal akan kegunaannya yang berperan sebagai alat kendaraan masyarakat
China yang berkelana ke seluruh wilayah Asia.

Seiring berjalannya waktu, balapan perahu naga ini menjadi olahraga yang juga dilakukan oleh
masyarakat di luar China, dengan aturan-aturan yang beragam. Salah satu negara yang sering
melaksanakan olahraga ini adalah Amerika Serikat, lebih tepatnya di kota besar seperti New York dan
Chicago. Terlebih lagi, terdapat 67 negara lainnya yang tergabung dalam International Dragon Boat
Federation, organisasi resmi yang menyelenggarakan balapan perahu naga di seluruh dunia.

FESTIVAL MOONCAKE

Mid-Autumn Festival atau


yang sering dikenal dengan
sebutan Festival Kue Bulan atau
Moon Festival atau Zhongqiu
Festival. Festival ini dirayakan
pada hari ke lima belas bulan ke
delapan pada penanggalan China.
Di Indonesia sendiri Moon Festival
dirayakan oleh warga keturunan
Tiong Hoa. Kue khas Negara Tirai
Bambu ini menjadi sajian wajib
saat perayaan Festival Bulan, atau
Hari Terimakasih ala China
(Chinesse Thanksgiving) yang
berlangsung pada saat musim gugur. Karena pada festival ini biasanya seluruh anggota keluarga dan
teman berkumpul untuk makan malam bersama dan menikmati mooncake beramai-ramai.
Mooncake atau yang dikenal juga dengan kue bulan sendiri sudah tak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Penikmatnya pun dari berbagai kalangan. Kue khas yang disajikan sekali
dalam setahun inipun menjadi buruan pecinta kuliner bukan hanya mereka warga keturunan Tiong
Hoa. Peluang ini pun dimanfaatkan para pelaku usaha untuk menampilkan berbagai kreasi mooncake.
Bakery besar, hotel berbintang, restaurant hingga produsen rumahan mooncake turut berpartisipasi
memeriahkan festival mooncake. Kisah asal-usul mooncake memiliki banyak versi. Dongeng populer
China berkisah, pada masa pemerintahan Kaisar Yao (2000 SM), terdapat seorang pemanah ulung
bernama Hou Yi. Kala itu, bumi dikitari 10 matahari yang bergantian menyinari bumi. Namun, suatu
hari, kesepuluh matahari muncul bersamaan sehingga bumi pun panas tak terkira.

Sang kaisar memerintahkan Hou Yi memanah sembilan matahari hingga tersisa satu matahari
saja. Singkat cerita, atas keberhasilannya, Hou Yi pun diberi ganjaran pil keabadian oleh Dewi Surga
Barat. Pada suatu hari, seorang penjahat bernama Feng Meng menyelinap ke kediaman Hou Yi dan
bermaksud mencuri pil keabadian. Agar tidak jatuh ke tangan yang salah, Chang Er (istri Hou Yi)
menelan pil itu. Tiba-tiba, Chang Er mendapati dirinya terbang ke langit menuju bulan. Untuk
menghargai pengorbanan Chang Er dan menyerukan perdamaian di muka bumi serta sebagai
ungkapan rasa syukur, masyarakat China mewujudkannya melalui kue yang manis dan buah-buahan.
Tradisi ini lalu berkembang menjadi Festival Kue Bulan (mooncake), yang diperingati setiap hari ke-
15 bulan kedelapan kalender China. Konon, hingga kini dipercaya bahwa selama pertengahan musim
gugur, saat bulan bulat penuh dan bersinar benderang, tampak siluet bayangan Chang Er, yang
kemudian dikenal sebagai Dewi Bulan. Mooncake lazim dibuat untuk memeriahkan pesta atau
sekadar berkumpul bersama keluarga sambil meneguk teh China yang pahit. Mooncake juga kerap
dihadirkan dalam perayaan rutin tahunan sebagai penanda akhir musim panen.

ALAT MUSIK GENDANG PANJANG

Alat musik tradisional menjadi salah satu


ciri khas kebudayaan di suatu daerah, karena
tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai
budayanya. Alat musik tradisional sering
digunakan dalam berbagai acara, seperti upacara
adat, pernikahan, penyambutan tamu atau lain
sebagainya. Hampir setiap wilayah Indonesia
memiliki alat musik tradisionalnya masing-masing,
termasuk Kepulauan Riau.

Salah satu contoh alat musik asal


Kepulauan Riau adalah gendang panjang yang
termasuk dalam jenis alat musik membranofon.
Alat musik tradisional ini sering digunakan untuk mengiringi lagu daerah bersamaan dengan alat
musik lainnya atau dimainkan dalam upacara tertentu, seperti pernikahan, penyambutan tamu penting
dan lain sebagainya. Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara (2020),
gendang panjang dimainkan dengan cara ditepuk pada bagian membrannya menggunakan telapak
tangan. Cara menepuknya harus tepat agar bisa menghasilkan suara yang pas. Baca juga: Daftar Alat
Musik Tradisional di Indonesia Gendang panjang berbentuk silinder, panjangnya kira-kira 53
sentimeter. Bahan utama pembuatan badan gendang panjang berasal dari kayu marbau yang sifatnya
keras dan tahan lama.
Alat musik tradisional ini memiliki ukuran diameter sekitar 15 sentimeter hingga 30
sentimeter. Melansir dari jurnal Musik Gubang dalam Upacara Perkawinan Adat Melayu di Desa
Rewak Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau (2020) karya
Shafur Bachtiar, gendang panjang memiliki dua sisi yang sering disebut ‘induk’ dan ‘anak’. Disebut
‘induk’ karena bagian sisi atau diameternya lebih besar dibanding ‘anak’. Bagian membran gendang
panjang terbuat dari dua jenis kulit binatang yang tergantung pada sisinya. Untuk sisi ‘induk’ (yang
lebih besar) menggunakan membran berbahan dasar kulit kerbau. Sedangkan sisi ‘anak’ (yang lebih
kecil) menggunakan kulit kambing sebagai bahan dasar pembuatan membrannya. Dua membran
gendang panjang ini kemudian diikat dengan tali khusus yang terbuat dari rotan.

ALAT MUSIK GEDOMBAK

Alat musik gedombak adalah salah satu alat musik


tradisional yang berasal dari Indonesia. Alat musik ini
termasuk ke dalam kelompok alat musik perkusi yang
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau
menggunakan stik. Gedombak terbuat dari kayu atau kulit
dan memiliki rancangan yang unik, sehingga menghasilkan
suara yang khas dan berbeda dengan alat musik lainnya.
Memainkan gedombak tidaklah sulit, namun dibutuhkan
latihan yang konsisten untuk menguasai teknik dan
memperoleh suara yang optimal. Berikut adalah langkah-
langkah .

cara memainkan alat musik gedombak:

1. Memegang Gedombak
2. Memukul Gedombak.
3. Mengatur Ritme
4. Menggunakan Teknik Dampening

Tips dalam Memainkan Alat Musik Gedombak

1. Latihan Rutin
2. Dengarkan Musik Tradisional
3. Ikuti Kelas atau Kursus
4. Berlatih dengan Musisi Lain

Kelebihan Alat Musik Gedombak

Alat musik gedombak memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi favorit di kalangan
pemain musik tradisional. Berikut adalah beberapa kelebihan dari alat musik gedombak:

1. Suara yang Khas


2. Fleksibilitas dalam Penggunaan
3. Mudah Dipelajari oleh Pemula

Kekurangan Alat Musik Gedombak


1. Perawatan yang Rumit
2. Keterbatasan Pada Genre Musik Tertentu

Gedombak lebih sering digunakan dalam musik tradisional, sehingga keterbatasan menjadi faktor
yang perlu diperhatikan. Jenis musik modern atau genre musik tertentu mungkin tidak cocok jika
gedombak dimasukkan sebagai salah satu alat musiknya. Ini menjadi kekurangan dari gedombak
sebagai alat musik. tangan secara langsung.

TARI MALEMANG

Pada dahulu kala, tari Malemang


hanya dipertunjukkan di istana Kerajaan
Melayun Bentan.Pusat kerajaan tersebut
berada di Bintan, tepatnya di Bukit
Batu.Kala itu, tari Melemang sangat
terkenal di lingkungan istana dan selalu
ditampilkan saat acara khusus. Tarian ini
bertujuan untuk menghibur raja serta
pembesar di kalangan istana.Tari
Malemang sangat istimewa karena pada
kala itu hanya dipertunjukkan kepada
raja yang sedang beristirahat. Lantaran
termasuk tarian istana, penari tari Melemang pun berasal dari dayang-dayang Kerajaan Bentan.

Akan tetapi, saat Kerajaan Bentan runtuh, tari Melemang tidak lagi menjadi tarian khusus istana,
tetapi mulai menjadi tari pertunjukan untuk menghibur masyarakat. Daya tarik dari pertunjukan tari
Melemang adalah gerakannya. Dengan posisi berdiri sambil membongkokkan badan ke belakang,
penari berusaha mengambil sapu tangan yang diletakkan di permukaan lantai melalui kepiawaian dan
keterampilan. Pada pertunjukan tari Malemang, penari wanita mengenakan baju kurung panjang
sebagai atasan dan kain atau sarung panjang sebagai bawahan. Sementara penari lelaki mengenakan
baju kurung panjang sebagai atasan dan celana panjang sebagai bawahan. Para penari Melemang
mengenakan kostum dan tata rias bergaya Melayu yang sangat kental namun sesuai dengan perannya.
Tari Malemang diiringi dengan alat musik seperti akordion, gong, biola, serta tambur.

TARI ZAPIN

Menilik dari situs resmi pemerintahan,


tari zapin ini pada awalnya muncul di tahun 1811
silam, tetapi baru dipopulerkan pada tahun 1919
lalu. Mulanya, tarian ini tercipta sebagai sebuah
tarian yang dipersembahkan secara khusus untuk
masyarakat di lingkungan istana pada masa
Kesultanan Yaman di Timur Tengah pada masa
lampau. Namun setelah itu, kebudayaan tari
zapin semakin berkembang di wilayah
lingkungan istana atau disebut juga sebagai
daerah Great Tradition. Tarian ini pun
bercampur dengan budaya lokal.

Akhirnya, tarian zapin menjadi kesenian hiburan dan pertunjukan istana yang bahkan
ditampilkan dalam acara seremonial kerajaan. Untuk acara seremonial itu, tarian ini disebut sebagai
zapin istana atau Siak Sri Inderapura. Tarian ini pun dikenal dan dibawa oleh para pedagang Arab
dari wilayah Gujarat dalam perjalanan dagang rempahnya. Mereka juga menggunakan tarian ini
sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kepulauan Riau. Setibanya di
Nusantara, tari tradisional dari Yaman ini akhirnya mengalami akulturasi dengan budaya lokal
setempat. Ini tercermin jelas dari adanya dampak akibat akulturasi dua budaya yang berbeda. Dalam
tarian zapin, terdapat berbagai penyisipan nilai filosofis yang erat kaitannya dengan pola kehidupan
masyarakat Riau. Selain itu, seperti tujuan awalnya untuk menjadi media dakwah, nilai pendidikan
agama Islam pun terdapat dalam syair lagu yang dinyanyikan oleh para pengiring tarian zapin. Pada
awalnya, tepatnya sebelum tahun 1960, tarian zapin hanya boleh dipentaskan atau ditarikan oleh
penari laki-laki. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini tari zapin bisa ditampilkan
oleh perempuan. Bahkan, tarian ini juga sudah bisa dipentaskan oleh penari campuran antara penari
laki-laki dan penari perempuan dalam satu pementasan yang sama. Sejalan dengan semakin
dikenalnya tarian zapin, tari ini pun kemudian menyebar luas ke wilayah lain. Dalam
pencampurannya dengan budaya lokal, maka lahirlah berbagai macam dan jenis variasi tarian zapin
sesuai dengan budaya daerahnya masing-masing.

Meski mengalami percampuran budaya, namun pola dasar tarian ini tetap sama. Yakni
tentang simbol dan makna penghormatan serta penghiburan yang disajikan untuk raja yang saat itu
sedang bertahta. Kedua jenis tarian zapin ini pun menjadi warisan Nusantara yang memperkaya
budaya bangsa Indonesia. Di sisi lain, tarian ini juga menjadi bagian dari kekuatan serta kesatuan
bangsa agar tak mudah dipecah belah oleh negara lain. Tarian zapin dalam setiap daerah dikenal
dengan nama yang berbeda. Seperti di wilayah Jambi dan Bengkulu, tarian ini dikenal sebagai Dana,
di wilayah Lampung tarian zapin disebut Bedana, dan di wilayah Jawa tarian ini dikenal dengan tari
Zafin. Sedikit berbeda, wilayah Kalimantan mengenal tarian ini dengan nama Jeping, Maluku
menamainya dengan Jepen, dan Nusa Tenggara dikenal dengan nama Dana-Dani.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan tari tradisional ini, tarian zapin pun menjadi
lambang atau ikon dari sebuah kemajuan dalam kebudayaan masyarakat Riau. Pasalnya, tarian ini
juga mengandung nilai pendidikan keagamaan yang mana mengajarkan manusia perihal kebaikan
yang disampaikan melalui lagu yang mengiringi tarian.

Setiap gerakan yang dibawakan penari dalam tari zapin, terdapat nilai filosofis yang sangat
mendalam. Berikut beberapa gerakan tarian zapin beserta penjelasan tentang nilai filosofinya.

1. Gerak Tahto 1
2. Gerak Tahto 2
3. Gerak Tahto 3
4. Gerak Bebas
5. Gerak Shut
6. Gerak Siku keluang
7. Gerak Mata angin
8. Gerak Titik batang

Pola Lantai Tari Zapin

Dalam pertunjukan tari, selalu ada yang dinamakan dengan pola lantai. Pola lantai adalah
aturan bergerak yang harus diikuti oleh penari agar formasi yang dilakukan dapat terlihat rapi dan
menarik. Pola inilah yang kemudian menjadi acuan penari untuk melangkah dalam membentuk
formasi.Untuk tarian zapin sendiri, terdapat beberapa pola lantai yang dipakai. Bentuk pola lantai
tersebut adalah pola lantai vertikal, pola lantai horizontal, pola lantai diagonal, pola lantai
bergelombang, pola lantai lingkaran, dan pola lantai angka delapan. Pola lantai inilah yang kemudian
akan memberikan kesan yang menarik bagi para penontonnya.Agar penampilan dan pertunjukan tari
zapin semakin maksimal, maka baik penari pria atau wanita perlu dirias sedemikian rupa wajahnya.
Selain agar para penari terlihat lebih menawan, ditambahkan riasan juga dapat memberikan kesan
yang berbeda kepada penampilan para penari.
Sementara itu, untuk busana yang akan dikenakan oleh para penari memiliki sedikit
perbedaan. Penari pria akan memakai pakaian adat Melayu, yang meliputi baju kurung, plekat, cekak
musang, kopiah, songket, bawahan seluar, dan juga bros. Sedangkan, penari wanita akan
menggunakan baju khas adat Melayu, meliputi baju kurung labuh, kain samping, selendang tudung
manto, serta kain songket. Selain itu, ditambahkan pula aksesoris pendukung seperti kalung, hiasan
kembang goyang, anting, dan sebagainya. Warna baju yang biasa digunakan untuk busana tarian
zapin ini umumnya memiliki warna-warna yang cerah, seperti merah, hijau, kuning, dan juga biru.
Kostum yang digunakan pun merupakan kostum yang sudah terpengaruh oleh model Islami.

Fungsi dari nilai Islami dalam busana yang digunakan penari adalah untuk menutup lekuk
tubuh. Selain itu, busana ini juga akan memperjelas ruang gerak, mempertegas identitas tarian, dan
tentu agar tidak mengganggu gerakan tari serta memberikan nilai estetika dalam penampilannya. Oleh
sebab itu, nilai kesopanan turut ditampilkan dalam setiap pertunjukan tarian zapin.

PEDANG JENAWI

Senjata tradisional Riau yang paling


terkenal bernama Pedang Jenawi. tersebut
merupakan senjata yang pada jaman dahulu
sering dipakai oleh para panglima perang
kerajaan Melayu saat berperang. Ukurannya
yang cukup panjang, yaitu sekitar 1 meter
membuat pedang ini sering dipakai untuk
perang tanding jarak jauh.

Pedang Jenawi bentuknya mirip samurai khas Jepang. Oleh sebab itu, diantara ahli sejarah
dan budayawan berpendapat bahwa senjata tersebut berasal dari budaya Jepang kuno yang
berakulturasi dengan budaya Melayu. Pada saat ini pedang Jenawi sudah dianggap sebagai identitas
masyarakat melayu Riau di tingkat nasional.

BADIK TUMBUK LADA

Senjata adat ini


sebenarnya lebih dikenal sebagai
senjata tradisional Jambi. Walau
demikian, tidak berarti masyarakat
Riau tidak mengenal senjata ini.
Letak geografis kedua provinsi
tersebut membuat budaya mereka
tidak jauh berbeda sehingga wajar
saja bila Badik Tumbuk Lada juga
sebagai salah satu jenis senjata
tradisional. Tumbuk Lada Tumbuk
lada adalah senjata tradisional
Riau yang pada zaman dahulu menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Kepulauan Riau, Deli,
Siak, dan Semanjung Tanah Melayu. Senjata tradisional tumbuk lada digunakan dengan cara
menikam, menusuk, dan mengiris dalam pertempuran jarak dekat. Baca juga: 8 Senjata Tradisional
Gorontalo, dari Sejenis Keris hingga Tombak Bentuk tumbuk lada seperti bidik, namun bedanya lebih
ramping dan bilahnya melengkung seperti menunduk. Panjang tumbuk lada sekitar 27 hingga 29
sentimeter dengan lebar 3,5 hingga 4 sentimeter. Tumbuk lada dilengkapi dengan sarung dari kayu
yang terukir.
MIE LENDIR

Mie Lendir dikenal sebagai hidangan tradisional


yang berasal dari etnis Tionghoa-Indonesia yang tinggal di
Kepulauan Riau. Kata "lendir" merujuk pada tekstur mi yang
licin dan kenyal. Hidangan ini terkenal dengan mi kuning
yang lezat, dilengkapi dengan berbagai bahan tambahan
seperti udang, cumi-cumi, daging ayam, dan sayuran. Secara
umum, mie lendir dihasilkan melalui proses memasak mi
hingga menjadi lembut dan licin.

Bumbu-bumbu seperti kecap manis, kecap asin, saus


tiram, dan rempah-rempah ditambahkan untuk memberikan
cita rasa khas yang lezat. Beberapa versi Mie Lendir mungkin juga memiliki varian bumbu dan bahan
tambahan sesuai dengan selera dan variasi lokal. Mie Lendir menjadi hidangan yang populer dan
banyak disajikan di restoran-restoran, warung makan, serta acara-acara khusus di Kepulauan Riau.
Hidangan ini telah menjadi bagian penting dari identitas kuliner daerah tersebut dan menjadi favorit
banyak orang. Seiring berjalannya waktu, Mie Lendir juga telah menyebar ke berbagai daerah di
Indonesia dan menjadi bagian dari warisan kuliner yang beragam. Resep dan cara penyajian dapat
bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, namun esensi dari hidangan ini tetap terjaga. Sementara itu
makna dari nama "mie lendir" sebenarnya lebih berkaitan dengan deskripsi fisik atau tekstur mi yang
digunakan dalam hidangan tersebut. Secara harfiah, kata "lendir" merujuk pada zat yang licin,
lengket, atau berlendir. Dalam konteks Mie Lendir, istilah ini mengacu pada tekstur mi yang memiliki
sifat lembut, licin, dan kenyal. Mie lendir biasanya memiliki ciri khas mi kuning yang elastis dan agak
lengket ketika dimakan. Ini berbeda dengan jenis mie lainnya yang mungkin lebih padat atau memiliki
tekstur yang lebih kasar.

GONGGONG
Berkunjung ke suatu daerah paling tidak mencicipi
kuliner khas daerah setempat. Salah satu kuliner yang wajib
dicoba saat berkunjung ke Batam, Kepulauan Riau (Kepri)
adalah gonggong.
Bagi yang baru pertama kali mendengar nama gonggong pasti
menganggap bahwa makanan tersebut merupakan olahan
daging anjing atau sejenisnya. Namun makanan gonggong
yang terkenal di Batam ini merupakan makanan hasil laut atau
biasa disebut seafood.
Gonggongan adalah Siput laut bercangkang putih kecoklatan
yang jadi makanan yang cukup familiar di wilayah Kota
Batam dan di Provinsi Kepulauan Riau. Siput laut ini bisa
ditemukan di berbagai daerah di Kepri seperti Batam, sekitar
Pulau Bintan dan beberapa daerah pesisir lainnya.Siput laut gonggong tersebar di sepanjang pantai
dengan dasar perairan pasir lumpur atau pasir campur lumpur yang banyak ditumbuhi tanaman laut
seperti lamun. Siput laut ini cukup mudah dijumpai ketika berkunjung ke Batam dan wilayah Kepri.
Biasanya disajikan di restoran-restoran atau tempat makan yang menjual hasil olahan makanan laut.
Ketika memesan gonggong di tempat makan seafood atau restoran kita akan sedikit kaget. Karena
gonggong akan disajikan dengan bentuk seperti kerang rebus biasa dan hanya ditemani oleh sambal
dan tusuk gigi. Untuk bisa menikmati siput laut ini perlu perlu mengeluarkan dagingnya dari dalam
cangkangnya dengan menggunakan tusuk gigi yang disediakan. Kemudian daging gonggong dicocol
ke sambal yang disediakan.
Siput laut Gonggong sendiri disajikan dengan cara direbus tanpa dibumbui apapun. Merebus
gonggong hingga membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Untuk satu porsi, harganya berkisar Rp
60 ribu sampai 100 ribu, tergantung di mana lokasi tempat menikmatinya. Jika ingin membeli
gonggong mentah, bisa di beli di pasar tradisional biasanya dibandrol dengan harga Rp 30 ribu-Rp 40
ribu per kilonya.Sebagian orang percaya makanan gonggong ini mampu merangsang pertumbuhan
hormon, serta meningkatkan vitalitas pria dewasa. Sehingga ada candaan makanan ini tidak
disarankan bagi yang belum menikah. Kamal, warga Kecamatan Bengkong, Batam mengaku sering
merekomendasikan siput laut gonggong kepada rekan atau keluarga yang datang dari luar daerah.
Biasan setelah di coba mendapatkan respon positif.Kamal menambahkan makanan gonggong ini
cukup mudah untuk dijumpai di wilayah Batam. Ia mengatakan makanan tersebut tidak hanya
digemari wisatawan lokal namun hingga negara tetangga juga tertarik.

LUTI GENDANG

Penamaan Luti Gendang sendiri beasal


dari dialek masyarakat Tionghoa yang menyebut
kata ‘roti’ menjadi ‘luti’. Sementara kata
‘gendang’ diketahui merupakan kata ‘rendang’
yang dalam bahasa Tarempa bermakna digoreng.
Makanan ini biasa disajikan seperti pada pagi hari
ditemani dengan kopi maupun teh panas saat
sarapan. Termasuk sejumlah makanan lainnya
seperti nasi dagang dan aneka kue tradisional
lainnya.Penganan berbentuk roti yang berisi
olahan daging ayam dan bumbu lainnya ini juga
sangat cocok menjadi buah tangan atau oleh-oleh.

Kalau untuk oleh-oleh, luti gendang yang biasa dibeli wisatawan masih dalam keadaan
setengah matang. Untuk yang sudah matang lebih enak dinikmati di tempat, ditemani segelas teh tarik
atau teh susu dingin. Jika dimasukkan ke dalam kulkas, luti gendang bisa tahan hingga empat hari.
Kalau disimpan di freezer, tahan hingga tiga minggu. Namun, apabila tidak dimasukkan ke kulkas,
hanya bertahan dua hari saja. Luti gendang sendiri dibuat dari tepung terigu, telur, gula putih,
mentega, ragi roti, ikan, bawang, garam dan juga cabai. Uniknya, hingga saat ini proses pembuatan
luti gendang masih dilakukan secara tradisional.

KUE DRAM DRAM

Kue Dram Dram adalah sejenis kue tradisional


yang terbuat dari bahan-bahan lokal yang khas Pulau
Penyengat. Terdiri dari tepung beras, kelapa parut, gula
kelapa, dan sedikit garam, kue ini memiliki tekstur yang
lembut dan rasa yang manis. Proses pembuatannya pun
sangat unik, di mana adonan kue ini digoreng dengan
cara dikucurkan secara perlahan melalui corong yang
terbuat dari bambu.Menariknya, penjual kue Dram
Dram di Pulau Penyengat mengungkapkan bahwa
mereka mampu menghabiskan ratusan porsi kue disaat
perayaan Idul Adha. Banyak sekali pengunjung yang
tertarik mencoba kue Dram Dram saat Idul Adha. Selama beberapa hari ini, kami bahkan harus
bekerja ekstra untuk memenuhi permintaan mereka. Rata-rata kami bisa menghabiskan ratusan porsi
kue setiap harinya," ungkap salah seorang penjual kue Dram Dram dengan senyum bahagia. Tidak
hanya enak dan unik dalam rasanya, kue Dram Dram juga dianggap memiliki nilai historis yang kuat
karena merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak dulu kala di Pulau Penyengat.

KEBAYA LABUH

Kebaya labuh juga dijadikan pakaian


bersanding pengantin tradisional Melayu Lingga. Pada
masa lampau, sebagian kaum perempuan yang ingin
menutup aurat secara sempurna menggunakan tudung
lingkup yang dipadankan dengan kebaya labuh.
Tudung lingkup sehelai kain sarung untuk menutup
kepala dan dada. Pada masa kini baju kebaya labuh
dipakai oleh kaum perempuan pada acara tertentu
seperti majelis adat istiadat atau pun hari raya. Kebaya
labuh juga masih digunakan sebagai pakaian
bersanding pengantin perempuan Melayu Lingga.

Masyarakat Kepri, khususnya kaum perempuan sudah banyak yang memakai kebaya, baik itu
ke acara pesta, wisuda, atau acara resmi lainnya. "Kami juga akan mulai mensosialisasikan
penggunaan kebaya labuh di samping baju kurung, kepada seluruh pegawai perempuan Pemkot
Tanjungpinang," ujarnya. Ke depan, kata dia, pemakaian kebaya itu pun akan diusulkan diatur melalui
Peraturan Wali Kota (Perwako) Tanjungpinang. Apakah nanti setiap Jumat pegawai mengenakan baju
kurung pada minggu pertama dan ketiga, atau kebaya labuh pada pekan kedua dan keempat. Baju
kurung Teluk Belanga merupakan pakaian tradisional Melayu Lingga. Berkembangnya baju kurung
Teluk Belange ke Lingga kemungkinan besar di masa Sultan

TELUK BELANGA
Teluk Belanga adalah pakaian
adat Kepulauan Riau yang berasal dari
Johor untuk pria yang berwarna polos.
Teluk Belanga dipadukan dengan
celana panjang yang sewarna dan
sarung yang dipakai sebatas lutut yang
berfungsi sebagai selendang. Pakaian
adat Kebaya Labuh memiliki bentuk
dengan ciri khas yang khusus. Pakaian
adat Riau untuk laki-laki disebut baju teluk
belanga. Modelnya berkerah dan
berkancing dengan memakai kancing tep,
kancing emas, atau kancing permata.
Lengan bajunya lebar, agak longgar dengan
panjang agak menutup pergelangan tangan.
Teluk Belanga merupakan nama pakaian adat pria yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau.
Sementara itu pakaian adat untuk wanita di Kepulauan Riau adalah Kebaya Labuh. Kedua pakaian
adat tersebut merupakan warisan kebudayaan tersebut sering dikenakan pada saat upacara adat atau
pernikahan.
BAJU KURUNG

Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883) dan kemudian


menjadi pakaian kebiasaan orang Melayu Lingga. Baju yang
dipakai di Lingga ialah labuh bajunya hingga sampai ke
punggung, berkocek dua dibawah kiri dan kanan dibagian
perut. Baju teluk belange di bagian leher tidak menggunakan
kerah, bagian leher di jahit tangan yang disebut jahit tikam
tulang belut dan berkancing satu dibagian atas dekat leher.
Baju ini menggunakan pesak kekek. Apa itu baju kurung
Teluk Belanga? Di Indonesia, baju kurung untuk laki-
laki disebut sebagai "teluk belanga". Ini adalah salah
kaprah, karena "teluk belanga" sendiri adalah salah satu
varian dari baju kurung selain baju kurung cekak
musang. Baju kurung untuk laki-laki dipakai dengan
pasangan celana dan kain samping.

Cara membuat :

1. Ambil bahan baju kurung yang akan dijahit


2. Kain dipotong sesuai dengan ukuran yang telah disiapkan (ukuran dewasa, remaja dan
anak)
3. Kemudian yang pertama sekali kita menggunting bahan untuk ukuran badan baju
4. Kemudian menggunting lengan baju (untuk tangan baju)
5. Selanjutnya menggunting pesak baju, kekek baju, kocek (saku) atas 1 buah dan 2 buah
kocek (saku) bagian bawah.
6. Selanjutnya menggunting kerah. Lapisan leher dijahit jelujur kemudian dijahit tulang
belut (dijahit menggunakan tangan tidak menggunakan mesin)
7. Sedangkan dibagian yang lainnya dijahit seperti biasa
8. Setelah selesai baru di pasang butang pada bagian leher.

MAKNA :

Butang pada baju tersebut mempunyai makna keesaan yang Maha Kuasa.Tulang
belut mempunyai makna saling mengisi/tolong menolong, menjaga rahasia.Pesak kekek
mempunyai makna menyembunyikan dan menentukan kekayaan/harta, keluarga juga
derajat tergantung besar atau kecilnya pesak. Baju kurung selain menutup tubuh dan aurat
sipemakai, ia juga mengurung akhlak, budi pekerti serta terkandung sopan santun dan
tunjuk ajar. Di Lingga baju kurung Teluk Belange di pakai di acara adat istiadat, hari-hari
besar Islam. Hanya beberapa desa yang mempunya penjahit baju teluk belange. Sebagian
besar baju dijual setelah ada pemesan yang membutuhkan. Baju kurung tulang belut
biasanya dikenakan kaum perempuan segala usia. Bentuk bajunya berlengan panjang, dengan
panjang sedikit di atas lutut. Baju kebaya labuh disebut kebaya panjang atau belah labuh. Pakaian
adat Riau yang satu ini mempunyai panjang tiga jari di bawah lutut atau sampai betis.

Anda mungkin juga menyukai