DAN DUNIA
Presented by:
Ariani Amri, S.Pd.,M.Pd.
Standardisasi Indonesia
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI adalah satu-satunya standar
yang berlaku secara nasional di
Indonesia. SNI dirumuskan oleh
Komite Teknis (dulu disebut sebagai
Panitia Teknis) dan ditetapkan oleh
BSN.
Lembaga Standardisasi Nasional
Untuk membina, mengembangkan serta
mengkoordinasikan kegiatan di bidang
standardisasi secara nasional menjadi tanggung
jawab Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
merupakan Lembaga Negara non Kementerian
dengan tugas pokok mengembangkan dan
membina kegiatan standardisasi di Indonesia,
termasuk metrologi, standar, pengujian dan
mutu. Dalam melaksanakan tugasnya BSN
berpedoman pada Undang-Undang No. 20
Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian.
Lembaga Standardisasi Nasional
Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah
Lembaga di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden Republik Indonesia
dengan tugas utama memberikan akreditasi
kepada Lembaga Penilai Kesesuaian.
Standardisasi Dunia
International Organization for
Standardization (ISO)
TBT Agreement (Technical Barriers
to Trade)
Perjanjian internasional
mengenai hambatan
teknis perdagangan di
bawah kerangka
Organisasi atau World
Trade Organization
(WTO).
WTO (World Trade Organization)
WTO (World Trade
Organization) adalah sebuah
organisasi resmi internasional
yang mengatur standar sistem
perdagangan bebas di dunia.
Tujuan TBT Agreement
Tujuan perjanjian ini adalah untuk memastikan agar regulasi, standar, pengujian, dan prosedur
sertifikasi teknis tidak menjadi hambatan yang tidak perlu bagi perdagangan.
Tetapi memperbolehkan hambatan teknis yang memiliki tujuan yang sah, seperti perlindungan
lingkungan, kesehatan dan keselamatan manusia dan hewan.
Perjanjian TBT sangat mendorong anggota untuk mendasarkan tindakan mereka pada standar
internasional sebagai sarana untuk memfasilitasi perdagangan.
Melalui ketentuan transparansi, ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang
dapat diprediksi.
Struktur TBT Agreement
Perjanjian ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
1. Mendefinisikan cakupan perjanjian yang mencakup “semua produk, termasuk produk
industri dan agrikultur”, tetapi tidak termasuk tindakan sanitari dan fitosanitari yang
diatur oleh Perjanjian SPS.
2. Menjabarkan kewajiban dan asas-asas terkait dengan regulasi teknis.
3. Membahas konformitas dan penilaian konformitas.
4. Berurusan dengan informasi dan bantuan, termasuk kewajiban negara-negara untuk
saling membantu dalam merumuskan regulasi teknis.
5. Berisi tentang pendirian Komite mengenai Hambatan Teknis terhadap Perdagangan
dan juga merincikan prosedur penyelesaian sengketa.
Persyaratan pemberitahuan TBT
Agreement
Perjanjian TBT juga mewajibkan Negara-negara untuk saling memberi
tahu tentang hambatan teknis yang diusulkan untuk perdagangan.