3/Jul-Sep/2020
1 Artikel Skripsi.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
16071101394
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum 5 Ibid, hlm.8
54
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
55
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
56
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
yang disepakati oleh para pihak, yaitu bukanlah suatu keharusan unuk
melalui: ditempuh konsumen. Meskipun
a. Badan Peradilan (Pengadilan), atau demikian, hasil putusan BPSK memiliki
b. Arbitrase (Lembaga atau Ad Hoc), suatu daya hukum yang cukup untuk
atau memberikan shock terapy bagi pelaku
c. Alternatif Penyelesaian Sengketa usaha yang nakal, karena putusan
(Konsiliasi, negosiasi, mediasi, tersebut dapat dijadikan bukti permulaan
konsultasi). bagi penyidik. Ini berarti bahwa
Dalam praktek, menurut Yasin penyelesaian sengketa melalui BPSK
Nazarkhan, pilihan penyelesaian tidak menghilangkan tanggung jawab
sengketa melalui arbitrase lebih disukai pidana menurut ketentuan peraturan
daripada penyelesaian sengketa melalui perundang-undangan yang berlaku.19
pengadilan.18 6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
tentang Rahasia Dagang Menurut Pasal 30 Undang-Undang ini,
Dalam Undang-Undang ini, penyelesaian sengketa yang timbul dibidang
sengketa didasarkan pada ketentuan lingkungan hidup dapat diselesaikan
Pasal 12. Pasal 12 ini memungkinkan dengan penyelesaian sengketa diluar
dilakukan upaya penyelesaian sengkea pengadilan. Bentuk penyelesaian
yang timbul akibat pelanggaran rahasia sengketa lingkungan diluar pengadilan
dagang oleh pihak ketiga yang tidak dapat dilakukan oleh para pihak yang
berhak. bersengketa atau dengan menggunakan
4) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 jasa lembaga penyedia jasa pelayanan
tentang Desain Industri penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Pada Undang-Undang ini, ketentuan yang dibentuk oleh pemerintah atau
penyelesaian sengketa di luar pengadilan masyarakat.20
dirumuskan pada pasal 47, yang pada 7) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997
dasarnya tidak berbeda dengan yang tentang Badan Penyelesaian Sengketa
diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Pajak
Tahun 2000 tentang Arbitrase dan Berdasarkan Undang-Undang ini,
Alternatif Penyelesaian Sengketa. sengketa pajak diselesaikan oleh Badan
5) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Khusus yaitu Badan Penyelesaian
tentang Perlindungan Konsuumen sengketa pajak (BPSP). Sengketa Pajak
Berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undang- yang dapat diselesaikan BPSP ini adalah
Undang Nomor 8 Tahun 1999 ditegaskan Banding terhadap putusan pejabat pajak
bahwa apabila pelaku usaha pabrikan dan gugatan terhadap pelaksanaan
dan/atau pelaku usaha distributor penagihan pajak. Putusan BPSP bersifat
menolak atau tidak memberi tanggapan final dan mengikat.21
atau tidak memenuhi ganti rugi atas Memperhatikan secara seksama pengaturan
tuntutan konsumen, maka konsumen alternatif penyelesaian sengketa dalam
diberikan hak untuk menggugat pelaku peraturan perundang-undangan Indonesia
usaha, dan menyelesaikan perselisihan sebagaimana diuraikan di atas, dapat diketahui
yang timbul melalui Badan Penyelesaian bahwa pengaturan alternatif penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK), atau dengan sengketa dalam perundang-undangan
cara mengajukan gugatan kepada badan Indonesia diklasifikasikan pada dua bentuk,
peradilan di tempat kedudukan
konsumen. 19 Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian Sengketa,
Mengenai adanya BPSK ini, Gunawan (Jakarta: Rajawali Pers), hlm 15
20 Suparto Wijoyo, Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Widjaja menyatakan bahwa penyelesaian
(Environmental Disputes Resolution), (airlangga University
sengketa diluar pengadilan melalui BPSK pers), hlm 32
21 Sukamto Satoto, Pengaturan Eksistensi dan Fungsi
18 Nazarkhan Yasin, Kontrak konstruksi di Indonesia, Badan Kepegawaian Negara, (Yogyakarta: Hanggar
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), hlm 6 Kreator), hlm.10.
57
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
yaitu pengaturan secara umum dan pengaturan Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat yang
secara khusus. terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan sektor
Pengaturan secara umum adalah apabila bisnis. BANI berkedudukan di Jakarta dengan
undang-undang tersebut hanya merumuskan perwakilan dibeberapa kota besar di Indonesia
atau mengatur mengenai kebolehan untuk termasuk Surabaya, Bandung, Pontianak,
melakukan penyelesaian sengketa di luar Denpasar, Palembang, Medan, dan Batam. Saat
pengadilan dengan atau tanpa menyebutkan ini BANI memiliki lebih dari 100 arbiter berlatar
secara khusus bentuk-bentuk pranata alternatif belakang berbagai profesi, 30% diantaranya
penyelesaian sengketa. Adapun pengaturan adalah arbiter asing. Hingga saat ini BANI
secara khusus adalah apabila undang-undang merupakan arbitrase dalam bentuk lembaga
tersebut menyebutkan suatu bentuk atau (institusional) yang tertua di Indonesia.25
mekanisme tertentu dalam upaya penyelesaian BANI menyediakan jasa penyelesaian
sengketa di luar pengadilan.22 sengketa melalui arbitrase atau bentuk-bentuk
Terkait dengan bentuk pengaturan alternatif alternatif penyelesaian sengketa lainnya,
penyelesaian sengketa tersebut, maka terdapat seperti negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan
dua model alternatif penyelesaian sengketa pemberian pendapat yang mengikat sesuai
diluar pengadilan yang diatur dalam undang- dengan peraturan prosedur BANI atau
undang, yaitu model penyelesaian sengketa peraturan prosedur lainnya yang disepakati
yang dilakukan oleh para pihak dengan atau oleh para pihak yang berkepentingan.
tanpa melibatkan pihak ketiga dan model Secara umum BANI didirikan untuk tujuan
penyelesaian sengketa yang dilakukan dengan sebagai berikut:26
mekanisme menggunakan pelayanan jasa suatu 1. Dalam rangka turut serta dalam upaya
badan tertentu yang ditentukan undang- penegakan hukum di Indonesia
undang.23 menyelenggarakan penyelesaian
sengketanya atau industri dan keuangan,
B. Prosedur Penyelesaian Sengketa Oleh BANI melalui arbitrase dan bentuk-bentuk
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 30 alternatif penyelesaian sengketa lainnya
Tahun 1999 dalam lingkup peraturan perundang-
Lembaga apapun dalam menjalankan undangan.
kegiatan operasionalnya selalu disertai dengan 2. Menyelenggarakan jasa-jasa bagi
hak, kewajiban, kewenangan, dan peraturan penyelenggaraan penyelesaian sengketa
prosedur, demikian juga halnya dengan BANI melalui arbitrase atau bentuk-bentuk
(Badan Arbitrase Nasional Indonesia) sebagai alternative penyelesaian sengketa
lembaga arbitrase yang bersifat institusional lainnya yang mengikat sesuai dengan
tentulah juga mempunyai kewenangan, peraturan prosedur BANI atau peraturan
peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan prosedur lainnya yang disepakati oleh
oleh lembaga itu sendiri sebagai hukum para pihak yang berkepentingan.
acaranya.24 3. Bertindak secara otonom dan
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) independen di dalam pengakuan hukum
adalah lembaga independen yang memberikan dan keadilan
jasa yang beragam yang berhubungan dengan 4. Menyelenggarakan pengkajian dan riset
arbitrase, mediasi, dan bentuk-bentuk lain dari serta program-program pelatihan atau
penyelesaian sengketa diluar pengadilan. BANI pendidikan mengenai arbitrase dan
didirikan pada 3 desember 1977 atas prakarsa alternatif penyelesaian sengketa.
tiga pakar hukum terkemuka yaitu Soebekti, Di Indonesia minat untuk menyelesaikan
Haryono Tjitrosoebono dan Priyatna sengketa melalui arbitrase mulai meningkat
Abdurrasyid. BANI dikelola dan diawasi oleh sejak diundangkannya Undang-undang Nomor
30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
22
Penyelesaian Sengketa Umum (UU Arbitrase).
Bagir Manan, Hukum Positif di Indonesia, (Yogyakarta:
FH UI Press) hlm,21
23 Joni Emerzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar 25 Dr. Sefriani, S.H. M.Hum, Arbitrase Komersial Dalam
Pengadilan, (Yogyakarta: Kanisius), hlm 6. Hukum Nasional, (Yogyakarta: UII Press), hlm.209
24 M. Yahya Harahap, Op-Cit, hlm.5 26 M Yahya Harahap, Op-Cit, hlm.158
58
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
59
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
dilunasi oleh para pihak sesuai dengan harus mendaftarkan permohonan itu dalam
ketentuan BANI. register BANI.
Untuk dapat mengajukan suatu persoalan Badan Pengurus BANI juga akan memeriksa
arbitrase melalui BANI harus ada persetujuan permohonan tersebut untuk menentukan
antara kedua belah pihak atau suatu klasul yang apakah perjanjian arbitrase atau klausul
dicantumkan didalam perjanjian yang arbitrase dalam kontrak telah cukup
menyatakan bahwa para pihak menyetujui memberikan dasar kewenangan bagi BANI
bahwa sengketa diantara mereka akan untuk memeriksa sengketa tersebut.32
diselesaikan melalui BANI.30 Pada dasarnya, para pihak dapat
Sengketa yang timbul dari perjanjian menentukan apakah forum arbitrase akan
arbitrase, akan diselesaikan dan diputus oleh dipimpin oleh arbiter tunggal atau oleh
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Majelis.33
menurut peraturan administrasi dan peraturan- Dalam hal forum arbitrase dipimpin oleh
peraturan prosedur arbitrase BANI, yang arbiter tunggal, para pihak wajib untuk
keputusannya mengikat kedua belah pihak mencapai suatu kesepakatan tentang
yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pengangkatan arbiter tunggal pemohon secara
pertama dan terakhir. Dalam hal ini jika para tertulis harus mengusulkan kepada termohon
pihak telah sepakat dalam perjanjian untuk nama orang yang dapat diangkat sebagai
membawa untuk diselesaikan melalui BANI arbiter tunggal. Jika dalam 14 (empat belas)
maka pengadilan negeri tidak berwenang untuk hari sejak termohon menerima usul pemohon
mengadili sengketa para pihak tersebut. Untuk para pihak tidak berhasil menentukan arbiter
memulai prosedur arbitrase, maka pertama- tunggal maka dengan berdasarkan permohonan
tama permohonan arbitrase sebagai pihak yang dari salah satu pihak maka Ketua Pengadilan
memulai arbitrase ini harus mendaftarkan dan dapat mengangkat arbiter tunggal. Dalam hal
menyampaikan terlebih dahulu permohonan forum dipimpin oleh Majelis maka Para Pihak
arbitrase kepada sekertariat BANI. Kemudian akan mengangkat masing-masing 1 (satu)
setelah majelis arbitrase terbentuk, diteruskan arbiter. Dalam forum dipimpin oleh Majelis
kepada ketua majelis arbitrase dan setiap arbiter yang telah diangkat oleh Para Pihak
anggota majelis arbitrase serta para pihak. akan menunjuk 1 (satu) arbiter ketiga (yang
Dalam Pasal, 8 ayat (1) dan (2) UU Nomor 30 kemudian akan menjadi ketua majelis
Tahun 1999 menyatakan bahwa dalam arbitrase). Apabila dalam waktu 14 (empat)
permohonan arbitrase sekurang kurangnya ada belas hari setelah pengangkatan arbiter
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:31 terakhir belum juga didapat kata sepakat maka
1. Nama dan alamat para pihak; atas permohonan salah satu pihak maka Ketua
2. Penunjukan kepada klausula atau Pengadilan Negeri dapat mengangkat arbiter
perjanjian arbitrase yang berlaku; ketiga. Apabila setelah 30 (tiga puluh) hari
3. Perjanjian atau masalah yang menjadi setelah pemberitahuan diterima oleh termohon
sengketa; dan salah satu pihak ternyata tidak menunjuk
4. Dasar tuntutan dan jumlah yang dituntut, seseorang yang akan menjadi anggota majelis
apabila ada; arbitrase, arbiter yang ditunjuk oleh pihak
5. Cara penyelesaian yang dikehendaki; dan lainnya akan bertindak sebagai arbiter tunggal
6. Perjanjian yang diadakan oleh para pihak dan putusannya mengikat kedua belah pihak.34
tentang jumlah arbiter atau apabila tidak Apabila Badan Pengurus BANI menentukan
pernah diadakan perjanjian semacam itu, bahwa BANI berwenang memeriksa, maka
pemohon dapat mengajukan usul setelah pendaftaran Permohonan tersebut,
tentang jumlah arbiter yang dikehendaki seorang atau lebih Sekretaris Majelis harus
dalam jumlah ganjil. ditunjuk untuk membantu pekerjaan
Setelah menerima permohonan Arbitrase administrasi perkara arbitrase tersebut.
dan dokumen-dokumen serta biaya Sekretariat harus menyampaikan satu salinan
pendaftaran yang disyaratkan, Sekretariat
32 Dr. Sefriani, Op-Cit, hlm.210
30 Ibid, hlm 48 33 Ibid, hlm.212
31 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999, Pasal 8. 34 Ibid, hlm.213
60
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
Permohonan Arbitrase dan dokumen-dokumen sehubungan dengan tuntutan balik atau upaya
lampirannya kepada Termohon, dan meminta penyelesaian tidak menghalangi ataupun
Termohon untuk menyampaikan tanggapan menunda kelanjutan penyelenggaraan arbitrase
tertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) sehubungan dengan tuntutan pokok sejauh
hari. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) biaya administrasi telah dibayar, seolah-olah
hari setelah menerima penyampaian tidak ada tuntutan balik atau upaya
Permohonan Arbitrase, Termohon wajib penyelesaian tuntutan. Dalam hal Termohon
menyampaikan Jawaban. Dalam Jawaban itu, telah mengajukan suatu tuntutan balik
Termohon dapat menunjuk seorang Arbiter (rekonvensi) atau upaya penyelesaian,
atau menyerahkan penunjukan itu kepada Pemohon (yang dalam hal itu menjadi
Ketua BANI. Apabila, dalam Jawaban tersebut, Termohon), berhak dalam jangka waktu 30 hari
Termohon tidak menunjuk seorang Arbiter, atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh
maka dianggap bahwa penunjukan mutlak telah Majelis, untuk mengajukan jawaban atas
diserahkan kepada Ketua BANI. tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya
Ketua BANI berwenang, atas permohonan penyelesaian tersebut.36
termohon, memperpanjang waktu pengajuan Sidang pemeriksaan sengketa oleh arbiter
jawaban dan atau penunjukan arbiter oleh atau majelis arbitrase dilakukan secara
termohon dengan alasan-alasan yang sah, tertutup. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
dengan ketentuan bahwa perpanjangan waktu Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau
tersebut tidak boleh melebihi 14 (empat belas) majelis arbitrase para pihak dapat memilih
hari. Apabila termohon bermaksud mengajukan bahasa lain yang akan digunakan. Para pihak
suatu tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasanya
penyelesaian sehubungan dengan sengketa dengan surat kuasa khusus.
atau tuntutan yang bersangkutan sebagai-mana Pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase
yang diajukan pemohon, termohon dapat dapat turut serta dan menggabungkan diri
mengajukan tuntutan balik (rekonvensi) atau dalam proses penyelesaian sengketa melalui
upaya penyelesaian tersebut bersama dengan arbitrase, apabila terdapat unsur kepentingan
surat jawaban atau selambat-lambatnya pada yang terkait dan keturutsertaannya disepakati
sidang pertama.35 oleh para pihak yang bersengketa serta
Majelis berwenang, atas permintaan disetujui oleh arbiter atau majelis arbitrase
Termohon, untuk memperkenankan tuntutan yang memeriksa sengketa yang bersangkutan.
balik (rekonvensi) atau upaya penyelesaian itu Atas permohonan salah satu pihak, arbiter atau
agar diajukan pada suatu tanggal kemudian majelis arbitrase dapat mengambil putusan
apabila Termohon dapat menjamin bahwa provisionil atau putusan sela lainnya untuk
penundaan itu beralasan. atas tuntutan balik mengatur ketertiban jalannya pemeriksaan
(rekonvensi) atau upaya penyelesaian tersebut sengketa termasuk penetapan sita jaminan.
dikenakan biaya tersendiri sesuai dengan cara Pemeriksaan sengketa dalam arbitrase harus
perhitungan pem-bebanan biaya adminsitrasi dilakukan secara tertulis. Pemeriksaan secara
yang dilakukan terhadap tuntutan pokok yang lisan dapat dilakukan apabila disetujui para
harus dipenuhi oleh kedua belah pihak pihak atau dianggap perlu oleh arbiter atau
berdasarkan Peraturan Prosedur dan daftar majelis arbitrase. Arbiter atau majelis arbitrase
biaya yang berlaku yang ditetapkan oleh BANI dapat mendengar keterangan saksi atau
dari waktu ke waktu. Apabila biaya administrasi mengadakan pertemuan yang dianggap perlu
untuk tuntutan balik atau upaya penyelesaian pada tempat tertentu diluar tempat arbitrase
tersebut telah dibayar para pihak, maka diadakan.37
tuntutan balik atau upaya penyelesaian akan Pemeriksaan saksi dan saksi ahli dihadapan
diperiksa, dipertimbangkan dan diputus secara arbiter atau majelis arbitrase, diselenggarakan
bersama-sama dengan tuntutan pokok. menurut ketentuan dalam hukum acara
Kelalaian para pihak atau salah satu dari perdata. Arbiter atau majelis arbitrase dapat
mereka, untuk membayar biaya administrasi mengadakan pemeriksaan setempat atas
36 Ibid, hlm.135
35 Sudargo Gautama, Op-Cit, hlm.134 37 Ibid, hlm.136
61
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
barang yang dipersengketakan atau hal lain tersebut perlu diperpanjang secukupnya. Selain
yang berhubungan dengan sengketa yang menetapkan Putusan akhir, Majelis juga berhak
sedang diperiksa, dan dalam hal ini dianggap menetapkan putusan-putusan pendahuluan,
perlu, para pihak akan dipanggil secara sah agar sela atau putusan-putusan parsial.40
dapat juga hadir dalam pemeriksaan tersebut. Permohonan Arbitrase harus disertai
Pameriksaan yang dimaksud antara lain:38 pembayaran biaya pendaftaran dan biaya
1) Pemeriksaan atas sengketa harus administrasi sesuai dengan ketentuan BANI.
diselesaikan dalam waktu paling lama Biaya administrasi meliputi biaya administrasi
180 (seratus delapan puluh) hari sejak Sekretariat, biaya pemeriksaan perkara dan
arbiter atau majelis arbitrase terbentuk. biaya arbiter serta biaya Sekretaris Majelis.
Arbiter atau majelis arbitrase berwenang Mengenai biaya ini didasarkan juga pada
untuk memperpanjang jangka waktu besarnya nilai tuntutan yang dicantumkan
tugasnya apabila : dalam permohonan arbitrase, baik materiil juga
2) diajukan permohonan oleh salah satu imateriil. Oleh karena itu, pemohon arbitrase
pihak mengenai hal khusus tertentu; hendaknya lebih bijak dalam menetapkan nilai
3) sebagai akibat ditetapkan putusan tuntutannya. Satu dan lain hal, karena
provisionil atau putusan sela lainnya; pendaftaran biaya arbitrase dihitung
atau berdasarkan prosentase nilai tuntutan dan
4) dianggap perlu oleh arbiter atau majelis majelis arbitrer hanya akan mengabulkan nilai
arbitrase untuk kepentingan tuntutan yang dapat dibuktikan oleh pemohon.
pemeriksaan. Silahkan merujuk pada tabel biaya di BANI.41
Dalam hal para pihak datang menghadap
pada hari yang telah ditetapkan, arbiter atau PENUTUP
majelis arbitrase terlebih dahulu A. Kesimpulan
mengusahakan perdamaian antara para pihak 1. Pengaturan mengenai alternatif
yang bersengketa. Dalam hal usaha perdamaian penyelesaian sengketa dalam hukum
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercapai, positif di Indonesia dapat dibedakan atas
maka arbiter atau majelis arbitrase membuat pengaturan yang bersifat umum dan
suatu akta perdamaian yang final dan mengikat pengaturan yang bersifat khusus.
para pihak dan memerintahkan para pihak Pengaturan yang bersifat umum ditandai
untuk memenuhi ketentuan perdamaian dengan perumusan mengenai bentuk-
tersebut. Apabila pada hari yang ditentukan bentuk pranata alternatif penyelesaian
sebagaimana dimaksud termohon tanpa suatu sengketa dimana penyelesaian sengketa
alasan sah tidak datang menghadap, sedangkan dapat dilakukan oleh para pihak yang
termohon telah dipanggil secara patut, arbiter bersengketa dengan atau tanpa
atau majelis arbitrase segera melakukan melibatkan pihak ketiga. Adanya
pemanggilan sekali lagi. Paling lama 10 pengaturan yang bersifat khusus ditandai
(sepuluh) hari setelah pemanggilan kedua adanya suatu mekanisme tertentu yaitu
diterima termohon dan tanpa alasan sah penyelesaian sengketa melalui suatu
termohon juga tidak datang menghadap di badan atau lembaga tertentu yang
muka persidangan, pemeriksaan akan ditetapkan Undang-Undang dengan
diteruskan tanpa hadirnya termohon dan merujuk pada pengaturannya yang
tuntutan pemohon dikabulkan seluruhnya, bersifat umum dan khusus, maka model
kecuali jika tuntutan tidak beralasan atau tidak alternatif penyelesaian sengketa dalam
berdasarkan hukum.39 perundang-undangan di Indonesia juga
Majelis wajib menetapkan Putusan akhir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak penyelesaian sengketa oleh para pihak
ditutupnya persidangan, kecuali Majelis yang bersengketa dengan atau tanpa
mempertimbangkan bahwa jangka waktu melibatkan pihak ketiga dan
penyelesaian sengketa melalui suatu
38Sujud Margono, Op-Cit, hlm.57
39Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa diluar 40 Ibid, hlm.70
Pengadilan, (Bandung: Citra Aditya Bakti), hlm.68 41 Dr. Frans Hendra Winarta, Op-Cit, hlm.39
62
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
badan atau lembaga tertentu yang telah 2. Untuk para pihak-pihak yang
disebutkan dan ditetapkan dalam berkepentingan, langkah kedepannya
Undang-undang. sebaiknya Pengadilan Negeri dengan
2. Prosedur penyelesaian sengketa oleh tegas menolak atau turut campur tangan
BANI ditinjau dari Undang-Undang dalam suatu sengketa yang didalamnya
Nomor 30 Tahun 1999 sangatlah tercantum klausula arbitrase oleh BANI
membantu para pihak yang terlibat dan dalam peraturan yang ada khususnya
dalam sengketa arbitrase. Di Indonesia UU Nomor 30 Tahun 1999 hendaknya
minat menyelesaikan sengketa melalui dipegang teguh oleh para Hakim,
jalur BANI mulai meningkat sejak Pengacara/ Kuasa hukum, Notaris dan
diundangkannya Undang-Undang Nomor juga pihak yang bersengketa demi
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan terciptanya suatu kondisi yang kita
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dalam kehendaki Bersama.
setiap pasal di Undang-undang nomor 30
tahun 1999 yang berkaitan dengan BANI DAFTAR PUSTAKA
juga memberikan penjelasan lebih rinci Abdurrahman K, S.H., Aspek hukum
tentang setiap prosedur penyelesaian penyelesaian sengketa secara mediasi
sengketa. di pengadilan, (Depok: Rajawali Pers,
BANI sebagai lembaga yang independen 2017),.
juga memberikan jasa yang beragam Dr. Frans Hendra Winarta, S.H., M.H,. Hukum
yang berhubungan dengan arbitrase, penyelesaian sengketa Arbitrase
mediasi, dan bentuk-bentuk lain dari Nasional Indonesia dan Internasional,
penyelesaian sengketa diluar pengadilan. (Malang: Sinar Grafika, 2016).
Prosedur beracara dari BANI yang tidak Dr. Susanti Adi Nugroho, S.H., M.H.,
bertele-tele serta memudahkan para Penyelesaian sengketa Arbitrase dan
pihak yang bersengketa menjadi salah penerapan hukumnya, (Bandung:
satu alasan untuk lebih memilih lembaga Prenada Media Group).
ini daripada peradilan umum maupun Pengertian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
alternatif penyelesaian sengketa lainnya Indonesia (KBBI), Edisi Keempat Tahun
diluar pengadilan. Putusan daripada 2008.
lembaga arbitrase BANI adalah final dan Nurnaningsih Amriani, Mediasi alternatif
mengikat para pihak jadi tidak ada penyelesaian sengketa perdata di
banding maupun kasasi sehingga lebih pengadilan, (Jakarta: Raja Grafindo
mempercepat proses penyelesaian Persada).
sengketa. Takdir Rahmadi, Mediasi penyelesaian sengketa
melalui pendekatan mufakat, (Jakarta:
B. Saran Raja Grafindo Persada).
1. Pada realitanya dalam pengaturan Chomzah Ali Achmad, Seri Hukum Pertanahan
alternatif penyelesaian sengketa dalam III Penyelesaian Sengketa Hak Atas
hukum positif di Indonesia banyak aturan Tanah dan Seri Hukum Pertanahan IV
perundang-undangan yang tak berjalan Pengadaan Tanah Instansi Pemerintah.
dengan baik sesuai ketentuannya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2003).
seringkali banyak pihak yang terlibat R. Subekti, Kekuasaan Mahkamah Agung,
dalam suatu sengketa tidak mematuhi (Bandung: Alumni, 1980).
pengaturan alternatif penyelesaian M. Yahya Harahap, Arbitrase Ditinjau dari RV,
sengketa, maka diharapkan perlu adanya Peraturan Prosedur BANI, ICSID,
suatu ketentuan atau peraturan UNICITRAL, Convention on the
perundang-undangan yang membahas Recognition and Enforcement of
tentang sanksi bagi para pihak yang Foreign Arbitral Award, (Jakarta: Sinar
terlibat dalam sengketa yang tidak Grafika, 2003).
mematuhi pengaturan dalam alternatif R. Subekti, Arbitrase Perdagangan, (Bandung:
penyelesaian sengketa. Binacipta, 1987).
63
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
Sudargo Gautama, Undang-Undang Arbitrase Dr. Sefriani, S.H. M.Hum, Arbitrase Komersial
Baru, (Bandung: Citra Aditya Bakti, Dalam Hukum Nasional, (Yogyakarta:
1999). UII Press),
H. Priyatna Abdurrasyid, Penyelesaian Sengketa Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999.
Komersial Nasional dan Internasional Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian
diluar Pengadilan, (Makalah, Sengketa diluar Pengadilan, (Bandung:
September 1996). Citra Aditya Bakti).
A. Rahmat Rosyadi, Arbitrase Dalam Perspektif
Islam dan Hukum Positif, (Bandung:
Citra Aditya Bakti).
Munir Fuady, Arbitrase Nasional (Alternatif
Penyelesaian Sengketa Bisnis),
(Bandung: Citra Adtya Bakti).
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian
Sengketa Diluar Pengadilan, (Bandung:
Citra Aditya Bakti).
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan
Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti).
Jimmy Joses Sembiring, Cara Menyelesaikan
Sengketa Diluar Pengadilan (Negosiasi,
Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase),
(Jakarta: Visimedia).
Suyud Margono, ADR (Alternative Disputen
Resolution) dan Arbitrase: Proses
Pelembagaan dan Aspek Hukum,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian
Sengketa Di Luar Pengadilan, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2003).
Budiono Kusu mohamidjojo, Panduan Negosiasi
Kontrak, (Jakarta: Grasindo, 1999).
Maria Farida Indrati S. Ilmu perundang-
undangan, (Jakarta: Kanisius, 1998).
Munir Fuady, S.H, M.H, LL.M, Arbitrase
Nasional, (Bandung: Citra Aditya Bakti).
Nazarkhan Yasin, Kontrak konstruksi di
Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama).
Gunawan Widjaja, Alternatif Penyelesaian
Sengketa, (Jakarta: Rajawali Pers).
Suparto Wijoyo, Penyelesaian Sengketa
Lingkungan (Environmental Disputes
Resolution), (airlangga University pers).
Sukamto Satoto, Pengaturan Eksistensi dan
Fungsi Badan Kepegawaian Negara,
(Yogyakarta: Hanggar Kreator).
Bagir Manan, Hukum Positif di Indonesia,
(Yogyakarta: FH UI Press).
Joni Emerzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa
di Luar Pengadilan, (Yogyakarta:
Kanisius).
64