Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ferdi Sawindo Sagala

NIM : 2174201009
UAS : Hukum Perbankan
Dosen Pengampu : HIZAM ALNAZRI, S.E., S.H.,M.H.

1. Tuliskan perbedaan apa saja dari undang-undang no 7 tahun 1992 tentang


perbankan dengan undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan.
Jawaban :
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan dan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan:
1. Peran Bank Sentral:

● Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 memberikan Bank Indonesia (BI)


wewenang sebagai bank sentral dan regulator tunggal dalam sektor perbankan.

● Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mempertahankan peran Bank Indonesia


sebagai bank sentral, tetapi menciptakan otoritas pengawas independen baru
bernama Badan Pengawas Perbankan (BPP).
2. Pengaturan Sistem Perbankan:

● Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 lebih mengatur tentang sistem perbankan


secara keseluruhan, termasuk pembentukan, operasional, dan pengawasan
bank.

● Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 lebih terfokus pada aspek pengawasan


dan perlindungan konsumen, serta menetapkan peraturan yang lebih rinci
tentang manajemen risiko bank.
3. Modal Minimum:

● Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 menetapkan modal minimum yang harus


dimiliki oleh bank, tetapi jumlahnya tidak diatur secara rinci.

● Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memperkenalkan persyaratan modal


minimum yang lebih terperinci, berdasarkan skala dan jenis bank.
4. Pelaksanaan Kegiatan Operasional:
● Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 memberikan fleksibilitas yang lebih besar
bagi bank dalam menjalankan kegiatan operasional, termasuk dalam hal
restrukturisasi kredit.

● Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengatur ketat pelaksanaan kegiatan


operasional bank, termasuk prosedur restrukturisasi kredit dan penanganan
krisis perbankan.
5. Perlindungan Konsumen:

● Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tidak memiliki ketentuan yang spesifik


mengenai perlindungan konsumen perbankan.

● Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memberikan lebih banyak penekanan


pada perlindungan konsumen, termasuk pengaturan tentang pengungkapan
informasi, sanksi terhadap pelanggaran, dan pendirian Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) untuk melindungi simpanan nasabah.
Perlu dicatat bahwa informasi ini berdasarkan pada pengetahuan saya hingga
September 2021. Ada kemungkinan bahwa perubahan atau amendemen telah
dilakukan setelah itu. Oleh karena itu, disarankan untuk mengacu pada sumber resmi
terbaru, seperti amandemen undang-undang atau dokumen resmi terkait, untuk
memastikan keakuratan dan kebaruan informasi mengenai perbedaan antara dua
undang-undang tersebut.

2. Si A merupakan satu kolongmerat di indonesia, dimana dalam info news salah satu
media asia merupakan kolongmerat no 3 di asia dengan bisnis yang menggurita di
bidang perkebunan, tambang dan properti. Si B merupakan anak tunggal dari si A dan
saat ini hanya mereka yang hidup, ibu dari Si B sudah meninggal beberapa tahun yang
lalu. Pada saat tahun 2023 si A melakukan traveling ke eropa guna untuk melepas
kepenatan dalam bekerja dan si B melakukan hal yang sama dengan kota tujuan
adalah Swiss. Pada saat si A nyantai di salah satu bar yang ada di kota tersebut, tiba-
tba si A mendapatkan serangan jantung mendadak dan dilarikan ke rumah sakit yang
ada di turkey. Dalam perjalanan si A meninggal dunia. Melalui ajudan si A, si B
dihubungi untuk segera pulang di karenankan orang tua nya sudah meninggalkan
dunia, bergegaslah si B dan keluarga untuk pulang ke indonesia dengan koordinasi di
staffnya agar mempersiapkan salah satunya. Sampai si B di indonesia suka haru sudah
terasa di rumah tersebut..sampailah mayat dari si A di indonesia, rasa sedih mendalam
dari si A dan keluarga serta orang-orang yang hadir dalam rumah duka, singkat cerita
setelah di makamkan corprorate lawyear memberikan informasi bahwa ada salah satu
warisan harta yang di tinggalkan si A. di jalan thamrin jakarta pusat dengan luas
3000m2 dengan nilai pasar adalah 1500 US dollar. Pada saat itu tiba-tiba hadir salah
satu perwakilan Bank yang menyampaikan bahwa si A ada hutang dengan Bank
tersebut sebesar 1530 US dollar pinjaman atas nama perusahaan dengan jaminan an si
A dan si B tidak masuk dalam struktur perusahaan. Pertanyaannya :
a. berapakah nilai warisan yang di terima oleh Si A
Jawaban :
jalan thamrin jakrta pusat dengan luas 3000m2 dengan nilai pasar adalah 1500
US dollar.
b. Wajibkah si B menanggung beban warisan hutang dari si A
Jawaban :
Si B tidak secara otomatis wajib menanggung beban warisan hutang dari Si A.
Hutang-hutang yang dimiliki oleh Si A, Namun apabila anak atau keluarga
mampu dipersilahkan untuk melunasi hutang-hutang orang tua yang
meninggal tersebut.

c. Apabila di paksa oleh bank, langkah apa yung di tentukan oleh si B dalam
melindungi dirinya dari hutang si A yang merupakan orang tua dari si B
Jawaban :
Jika Si B dipaksa oleh bank untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh Si
A, langkah yang dapat diambil oleh Si B dalam melindungi dirinya adalah
sebagai berikut:

● Konsultasikan dengan seorang ahli hukum yang berpengalaman dalam


hukum perbankan dan hukum waris untuk mendapatkan nasihat hukum
yang tepat.

● Periksa dokumen-dokumen perjanjian pinjaman antara Si A dan bank,


serta jaminan yang terkait, untuk memastikan keabsahan klaim bank.

● Tinjau apakah ada perbedaan antara tanggung jawab pribadi Si A dan


tanggung jawab perusahaan terhadap hutang tersebut.
● Evaluasi bukti-bukti yang mungkin menunjukkan bahwa Si A telah
mempergunakan aset-aset perusahaan secara tidak wajar atau melanggar
hukum, yang dapat mempengaruhi klaim bank.

● Bekerjasama dengan ahli hukum, negosiasikan dengan bank untuk


mencari solusi yang meminimalkan dampak finansial bagi Si B dan
keluarga.

c. apakah bisa di lakukan untuk pembatalan Hak Tanggungan apabila si B


menempuh langkah Hukum.
Jawaban :
Pembatalan Hak Tanggungan (HT) pada properti tidak bisa dilakukan
langsung oleh Si B tanpa melalui proses hukum yang sesuai. Jika Si B ingin
membatalkan HT, langkah-langkah yang mungkin diambil adalah:

● Konsultasikan dengan seorang ahli hukum properti atau notaris untuk


mengetahui persyaratan dan prosedur yang berlaku dalam pembatalan HT.

● Tinjau dokumen-dokumen yang terkait dengan HT, seperti akta


pengikatan jaminan, dan identifikasi apakah ada pelanggaran hukum atau
ketidakpatuhan yang dapat mendukung pembatalan HT.

● Ajukan permohonan pembatalan HT kepada pengadilan yang berwenang,


jika diperlukan, dengan melampirkan bukti-bukti yang memadai untuk
mendukung klaim pembatalan.

● Ikuti proses hukum yang ditetapkan untuk memperoleh keputusan


pengadilan terkait pembatalan HT.
Penting untuk mencari nasihat hukum langsung dari ahli yang berwenang
dalam hukum waris, hukum perbankan, dan hukum properti untuk memahami
situasi secara lebih rinci dan menyesuaikan langkah-langkah yang tepat
dengan keadaan khusus.

Anda mungkin juga menyukai