Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lmu komunikasi adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia mampu berkomunikasi dan saling berinteraksi satu sama lain. Sejarah
perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi menjadi beberapa periode.
Periode tradisi retorika dimulai sejak peradaban Yunani kuno, beberapa
ratus tahun sebelum Masehi. Pada periode ini, komunikasi lebih ditekankan pada
kemampuan berbicara dan persuasi
Periode pertumbuhan dimulai pada awal abad ke-19, di mana terjadi
penemuan teknologi komunikasi seperti telepon, telegraf, radio, dan TV. Pada
periode ini, ilmu komunikasi dikonsolidasikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat multidisipliner
Periode konsolidasi dimulai pada tahun 1940-an hingga 1960-an. Pada
periode ini, ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi.
Semakin banyak universitas yang menyelenggarakan program studi ilmu
komunikasi, asosiasi-asosiasi profesional di bidang komunikasi, dan pusat-pusat
penelitian dan pengembangan komunikasi
Periode teknologi komunikasi dimulai pada tahun 1970-an hingga saat ini.
Pada periode ini, ilmu komunikasi semakin luas dan penerapan pendekatan
disiplin ekonomi mulai dilakukan, karena informasi di masa sekarang ini
merupakan komoditi yang memiliki nilai tambah. Ilmu komunikasi juga semakin
berkembang dengan adanya media baru berbasis internet yang mempermudah
proses komunikasi agar berjalan lancar dan efektif
Perkembangan ilmu komunikasi terus berlanjut hingga saat ini. Ilmu
komunikasi menjadi salah satu bidang keilmuan yang sangat penting dengan
cakupan yang sangat luas. Sekarang hampir semua perguruan tinggi, baik itu
swasta maupun negeri memiliki program studi komunikasi
Dalam perkembangan teknologi komunikasi memiliki teknis
perkembangan dengan metode mengubah, memajukan dan mempercepat proses
kerja komunikasi. Dengan metode tersebut tujuan dari perkembangan teknologi
akan lebih mudah dicapai dengan memudahkan manusia dalam berkomunikasi
serta mempermudah manusia dalam mencari dan menemukan informasi. Manusia
saat ini sudah mulai merasakan perkembangan komunikasi yang begitu cepat.
Mulai dari media cetak hingga saat ini manusia sudah mulai menggunakan media
yang dapat ditemukan dimana saja dengan posel genggam (smartphone).
Sebab manfaat dari perkembangan teknologi komunikasi itu
mempermudah seseorang untuk menemukan berbagai informasi seperti berita,
pengetahuan hingga ilmu pengetahuan didalam internet sebagai salah satu akses
apabila tidak ditemukan jawaban dengan cara lain.
Komunikasi tentu memegang peranan paling penting dalam kehidupan
sehari-hari. Sebab dengan komunikasi seseorang atau kelompok dapat melakukan
interaksi secara aktif. Maka dengan adanya perkembangan teknologi kita dapat
memperoleh informasi dan melakukan komunikasi secara cepat.
Tentu sajaa perkembangan teknologi juga membutuhkan sebuah strategi
dalam melakukan komunikasi.
Definisi strategi komunikasi menurut (Effendy, 2015: 32) segala
perkembangan suautu bidang saat inimembutuhkan suatu strategi komunikasi,
komunikasi bisa dianggap berhasil atautidak, banyak ditentukan oleh sebuah
strategi komunikasinya.
Strategi komunikasimerupakan penggabungan antara perencanaan
komunikasi (communicationplanning) dan manajemen (management
communication) dalam mencapai tujuannya.Dalam mencapai tujuan tersebut
strategi komunikasi harus menampilkanoperasionalnya secara taktis, dalam arti
pendekatan bisa berubah sewaktu waktubergantung pada situasi dan kondisi.
Dalam strategi komunikasi ketika kita sudahmemahami sifat komunikan,
dan memahami efek yang ditimbulkan dari mereka, makasangatlah penting dalam
memilih cara apa yang baik untuk berkomunikasi, karena iniberkaitan dengan
media apa yang akan kita gunakan.Strategi komunikasi merupakan panduan dari
perencanaan (planning) danmanajemen (management) untuk mencapai tujuan
tertentu dalam praktekoperasionalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapatmenunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis
harus dilakukan, dalam artikata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung darisituasi dan kondisi (Rosady,2005).
Strategi Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengatur
pelaksanaansebuah proses komunikasi, mulai dari perencanaan (planning),
pelaksanaan(implementation) hingga evaluasi (evaluation) untuk mencapai suatu
tujuan. Strategikomunikasi adalah salah satu aspek penting yang memungkinkan
adanya prosesakselerasi dan keberlanjutan suatu program pembangunan
khususnya padapemasaran (Heris, 2016: 1)
Sama halnya dalam sebuah instansi justru sangat diperlukan strategi
komunikasi dalam setiap programnya. Program tersebut akan terlaksana dengan
baik apabila memiliki strategi komunikasi yang baik. Strategi komunikasi juga
terjadi pada sebuah pos kesehatan pesantren (poskestren). Poskestren merupakan
Salah satu wujud Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) yang ada di
pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh warga pondok pesantren.
Sebagai contoh perbandingan poskestren Sukamanah dengan poskestren
Cipasung. Poskestren Sukamanah memiliki strategi komunikasi yang cukup baik
dalam melakukan pelayanan dan penyuluhan kesehatan yang ada pada pondok
pesantren Sukamanah. Sedangkan pondok pesantren cipasung masih memiliki
kekurang dalam menyusun strategi komunikasi nya dalam melakukan pelayanan
maupun penyuluhan didalamnya
Maka dari itu, peneliti mengangkat sebuah judul penelitian STRATEGI
KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN POSKESTREN PONDOK
PESANTREN CIPASUNG.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah yang akan di jadikan bahan penelitian, diantaranya:
a. Pola komunikasi Poskestren cipasung dalam menjalankan manajemen
poskestren.
b. Strategi komunikasi pelayanan Poskestren terhadap warga Cipasung.

2. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Lingkup penelitian hanya meliputi warga yang tinggal di dalam wilayah
pondok pesantren cipasung tasikmalaya.
b. Pembahasan yang di sajikan yaitu, seputar strategi dan pola komunikasi
dalam penerapan manajemen serta pelayanan poskestren cipasung kepada
warga pondok pesantren cipasung.

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan poskestren cipasung dalam
menjalankan manajemen poskestren?
b. Bagaimana strategi komunikasi pelayanan yang dilakukan Poskestren
cipasung terhadap warga pondok pesantren cipasung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk penyataan yang konkret, dapat
diamati (observable). Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian
ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang dilakukan Poskestren Cipasung
dalam menjalankan manajemen Poskestren.
2. Untuk mengetahui Strategi Komunikasi Pelayanan yang dilakukan
Poskestren Cipasung terhadap warga Pondok pesantren Cipasung.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Poskestren Pondok
Pesantren Cipasung khususnya Petugas Poskestren dan warga Pondok
Pesantren Cipasung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya
pengetahuan strategi dan pola komunikasi mengenai pembentukan
manajemen Poskestren Cipasung dalam pelaksanaannya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan nagi peneliti-
penelitian selanjutnya dengan studi kasus sejenis.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi instansi terkait
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan suatu
Poskestren Pondok Pesantren dalam membentuk strategi komunikasi dan
pola komunikasi dalam memanajemen Poskestren.
b. Bagi Peneliti
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk
mengembangkan Poskestren dalam segi Strategi Komunikasi dan Pola
Komunikasi dalam bidang Manajemen serta Pelayanan Poskestren.
c. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dengan referensi
bacaan bagi tiap peneliti lain yang akan melakukan oenelitian dengan topik
dan studi kasus sejenis.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian
Penulis melakukan penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren
Cipasung Jl. Kh.Ruhiat Cipasung Des. Cipakat Kec. Singaparna Kab,
Tasikmalaya Jawa Barat Kode Pos 46417
2. Waktu Penelitian

Table 3.1

NO Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
1. Seminar
Proposal
2. KKNT
3. Bimbingan ke-1
4. Bimbingan ke-2
5. Bimbingan ke-3
6. Waktu
Penelitian
7. Wawancara
Narasumber
8. Ujian
Komprehensif
9. Ujian
Penyusunan
Skripsi
10 Sidang
Munaqosah
11 Wisuda

B. Sumber Dan Jenis Data

1. Pendekatan Penelitian
Adapun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adlah menggunakan
pendekatan fenomenologi. Yaitu yang bertujuan untuk mengklarifikasi situasi yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Fenomenologi ssendiri berusaha
mendeskripsikan situasi sebagaimana situasi tersebut tampak sesuai dengan
keadaan sperti yang pengamat peneliti teliti.
Di harapkan pada peneliti ini dapat diungkapkan tentang bagaimana situasi
dan permasalahan yang di hadapi dalam pelayanan poskestren pondok pesantren
cipasung tersebut. Dengan melakukan study kasus terhadap objek. Metode
pendekatan study kasus merupakan kajian dengan memberi batasan yang tegas
terhdap suatu objek dan subjek penelitian tertentu, melalui pemusatan perhatian
pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan suatu satuan analisis secara utuh. Satuan analisis disini yaitu suatu
komunitas atau kelompok yang disini tertuju pada suatu lembaga yaitu pondok
pesantren cipasung.

C. Pendekatan Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh fakta yang dipercaya


kebenarannya, maka penulis menggunakan pendekatan dan metode penelitian
dinilai valid berdasarkan penggunaannya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami penomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1
Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi
lapangan. Yaitu metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu dan
kelompok secara langsung. 2
Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan
data dari analisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian ini digunakan karena masalahnya berkaitan dengan
permasalahan teoritis yang ada dalam liteatur-liteatur yang ada kaitannya dengan
sumber kajian dan pembahasa yang dapat menunjukan fakta secara logis, supaya
menghasilkan kesimpulan yang bersifat kualitatif.

D. Jenis dan Sumber Data

Data merupakan sumber informasi yang didapatkan oleh penulis melalui penelitian
yang dilakukan. Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi
informasi baru yang dimanfaatkan oleh pembacanya.

1
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Penyusunan Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h 104.
2
Anggito, Albi. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi CV Jejak
Dalam mencari sumber data penulis menggunakan jenis data kualitatif, yaitu data
yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka yang diperoleh melalui
bebagai macam teknik pengumpulan data. 3
Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer

Sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung
dilapangan. Sumber data primer merupakan data yang diambil langsung oleh
peneliti kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber asli
secara langsung melalui responden. Sumber data penelitian ini adalah Santri di
Pondok Pesantren Cipasung.
b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan


dengan bantuan media cetak dan media internet serta catatan lapangan. Sumber data
sekunder merupakan sumber data tidak langsung yang mampu memberikan data
tambahan serta penguatan terhadap datapenelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang


diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan antara lain
sebagai berikut :
1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka pengumpulan data yang


berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung
dilapangan. Peneliti berada ditempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid
dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode pengumpulan data
dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu fenomena
yang ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh data
yang sesuai atau relevan dengan topik penelitian. Hal yang akan diamati yaitu
proses lambang komunikasi santri di Pondok Pesantren Cipasung. Observasi yang
dilakukan, peneliti berada di lokasi dan membawa lembar observasi yang dibuat.

3
Institut Agama Islam Cipasung, Pedoman Umum Penulisan Skripsi Dan Tesis, (Tasikmalaya: IAIC Press, 2018), h 24.
2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksudtertentu.Percakapan itu dilakukan


dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ciri
utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari
informasi dengan sumber informasi. Dalam wawancara sudah disiapkan berbagai
macam pertanyaan tetapi muncul berbagai pertanyaan lain saat meneliti.
Melalui wawancara ini peneliti menggali data informasi, dan kerangka keterangan
dari subyek penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas
terpimpin, artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada pedoman
wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan
kondisi lapangan. Peneliti mewawancarai sekitar 10% dari keseluruhan santri yang
berada di sekolah tersebut.
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 07 November 2023, peniliti berjanjian untuk
bertemu dengan pihak sekolah untuk melakukan observasi penelitian di Pondok
Pesantren Cipasung. Komunikasi yang dilakukan dengan pihak sekolah
menggunakan komunikasi media, yaitu whatsApp. Peneliti mewawancarai
beberapa tokoh santri, diantaranya pihak Kepengurusan santri, 2 orang Rois di
PONPES Cipasung, diantaranya Ust.Fakhrudin sebagai Rois asrama sejahtera dan
Jajang Firman sebagai bendahara pengurus dan beberapa santri PONPES Cipasung.
Wawancara ini dilakukan pada jam 09.00 wib dengan durasi 02.00-05.00 menit.
Wawancara tersebut dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren Cipasung, dalam
membantu wawancara tersebut peneliti membawa buku panduan observasi, alat
tulis, book note dan handphone.
Adapun isi dari wawancara yang telah peneliti ajukan antara lain :
1. Apakah semua santri cipasung yang sakit diberikan penanganan yang baik?
2. Berapa banyak santri yang sakit tiap minggunya?
3. Sakit seperti apa yang biasanya dialami oleh santri cipasung?
4. Apa yang menjadi faktor santri cipasung yang terkena sakit?
5. Apakah penangan yang diberikan membuat santri lebih baikan?
6. Bagaimana respon dewan asatidz ketika melihat santri yang sedang sakit?
7. Bagaimana proses komunikasi guru terhadap santri yang suka sakit?
8. Strategi komunikasi apa yang harus dilakukan agar semua santri mematuhi
arahan kesehatan dari poskestren?

3. Dokumentasi
Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data,
karena banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Adanya dokumentasi untuk
mendukung data. Hal-hal yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini adalah
proses komunikasi yang terjadi pada Santri Cipasung Tasikmalaya.
Tabel 3.2

Profil Pondok
Visi-misi
Dokumentasi
Foto gedung Poskestren
Foto narasumber

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.


Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. maka dari itu, instrumen yang dibutuhkan adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara, alat perekam kamera, serta alat tulis.
G. Teknik Analisa Data

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (human instrument)
yang disertai alat bantuan berupa tape recorder dan kamera. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti memiliki kedudukan sebagai perencana pelaksanaan,
pengumpulan data analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor
penelitian.
Teknik pengumpulan data adalah ketepatan cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
sumber dan berbagai cara.4
Setelah data-data terkumpul maka untuk mengolah dan menganalissi data, penulis
menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Deduktif

mYaitu diawali dengan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-
alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan
kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan vailid.
Proses pengambilan kesimpilan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan
menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi
4
Sugiyono, Metode Proses Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung. Alfabeta, 2008)., Cet. Ke-6, h. 308.
(deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan
penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research).
2. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi. Cara


mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian
singkat, menggolong-golongkan ke pola-pola dengan membuat transkip penelitian
untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, dan mengatur agar dapat
ditarik kesimpulan.
Data berasal dari wawancara dengan subjek penelitian dan dokumentasi yang
didapat akan diseleksi oleh peneliti. Kumpulan data yang relevan dan data yang
akan dipilih dan dikategorikan sebagai data mentah. Data yang mentah dipilih
kembali dan data yang relevan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian akan disiapkan untuk proses penyajian data.
3. Penyajian Data (data display)

Peyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga memberikan


kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, agar sajian data
tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Sajian data dapat diwujudkan dalam
bentuk matrik, grafis jaringan, atau bagan sebagai wadah panduan informasi
tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan hasil peneliti.
4. Penarikan Kesimpulan (conclusion)

Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna,


keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposi. Kesimpulan yang
ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali
sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat,
selain itu juga dapat dilakukan denganmendiskusikan. Hal tersebut dilakukan agar
data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas,
sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh.
Untuk mendapatkan hasil kesimpulan data yang valid, maka perlu diperhatikan
langkah-langkah berikut ini:
a. Mencatat poin-poin terpenting yang didapat dari lapangan, kemudian diuraikan
secara luas dan kembangkan sesuai dengan keadaan pengamatan, dan hasil data
dilapangan.
b. Peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi. Peneliti
mengambil data secara detail mulai dari foto-foto, pengamatan, hasil wawancara
dan dokumentasi.
c. Pemilihan informan yang tepat sesuai dengan pemilihan data.
d. Peneliti harus jeli dalam memperhatikan proses dilapanganagar hasilnya
maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan.

BAB III
KERANGKA BERPIKIR
A. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu
dalam praktek operasionalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa
berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.
Penyusunan strategi komunikasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan
dalam proses komunikasi. Dalam tahap menyusun strategi yang paling penting
adalah menentukan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Tahap
ini menjadi penting karena bisa menentukan hasil dari proses Keberhasilan
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi
komunikasi.
Adapun fungsi dari strategi komunikasi sendiri adalah:
a. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan
instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang berasal dari suatu
produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk
diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana
strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasikannya

B. Pola komunikasi
Pola komunikasi merupakan serangkaian dua kata, karna keduanya mempunyai
keterkaitan makna sehingga mendukung akan makna lainnya. Agar lebih jelasnya
dua kata tersebut akan diuraikan tentang penjelasannya masing masing.
Kata “pola” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya bentuk atau
sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tepat, yang mana pola dapat dikatakan
contoh atau cetakan. Pola juga dapat diartikan bentuk atau cara untuk menunjukan
suatu objek yang mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan
antar unsur pendukungnya.
Sedangkan istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatos” yang
berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang
bermakna umum atau bersama sama.
Menurut effendi yang di maksud dengan pola komunikasi adalah proses yang
dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautan unsur
unsure yang dicakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran
secara sistematik dan logis.¹
Dari pengertian pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa pola
komunikasi adalah gambaran dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan
penerimaan pesan dengan tepat, sehingga pesan yang di maksud dapat
tersampaikan atau dapat mudah dipahami.
(footnote ¹= Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi (Bandung; PT
Remaja Rosidakarya, 1993)

C. Sistem Komunikasi
Pengertian Sistem Komunikasi Menurut Para Ahli
1. Gregory Bateson
Menurut Gregory Bateson, sistem komunikasi adalah bagaimana proses interaksi
menciptakan struktur sistem, bagaimana orang merespon satu sama lain
menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Gregory adalah penemu teori
yang biasa kita kenal sebagai komunikasi relasional.

Ia mengatakan bahwa dalam berkomunikasi peserta komunikasi menyampaikan


suatu pesan yang memuat makna mendua dan hubungan komplementaris atau
simetris. Pesan bermakna mendua yaitu pesan yang memuat isi pesan dan pesan
memuat hubungan sedangkan hubungan komplementer adalah satu bentuk
perilaku diikuti oleh perilaku lawannya yang bersifat melengkapi.

2. Aubre Fisher
Menurut Aubre Fisher, sistem komunikasi dimulai dengan perilaku seperti
komentar verbal dan aksi-aksi non verbal sebagai unit terkecil dari analisis dalam
sistem komunikasi. Perilaku-perilaku yang dapat diobservasi ini adalah kendaraan
satu-satunya untuk menghubungkan individu dalam suatu sistem komunikasi.
Kemudian fisher percaya bahwa aliran pembicaraan ini sendirinya mengatakan
sedikit tentang sistem komunikasi.
Dengan penjelasan di atas, maka sistem komunikasi juga bisa dikatakan sebagai
seperangkat hal-hal tentang proses penyampaian pesan yang berhubungan satu
sama lain dan membentuk suatu keseluruhan layak nya suatu sistem.
Macam-Macam Sistem Komunikasi
Selain membahas pengertian, di sini juga akan dibahas tentang macam-macam
sistem komunikasi. Berikut ini adalah macam-macam sistem komunikasi:
1. Sistem Komunikasi Diagonal
Sistem komunikasi diagonal merupakan jalur komunikasi yang penggunaanya
bisa dikatakan langka. Namun, dalam beberapa kondisi, komunikasi ini bisa
menjadi sangat penting. Adapun contoh dari komunikasi ini adalah komunikasi
dalam kantor seperti penyedia keuangan bermaksud menyusun analisis biaya
distribusi.
2. Sistem Komunikasi Vertikal
Sistem komunikasi vertikal adalah sistem komunikasi yang terjadi dan
berlangsung dari atas maupun dari bawah. Contoh dari komunikasi ini adalah
ketika seorang manajer melakukan komunikasi kepada para bawahannya
berdasarkan jenjang hierarki dari yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah,
sebaliknya dari seorang bawahan kepada manajer baik secara langsung maupun
tertulis.

D. Teori Komunikasi
Teori Komunikasi Secara Umum
Secara umum, teori komunikasi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk
pandangan serta strategi yang berguna untuk membentuk kerangka kerja dan alat
untuk mendukung kegiatan yang hendak dilakukan. Di dalam proses komunikasi,
teori komunikasi ini memegang peranan sebagai Pembina yang berfungsi untuk
membentuk serta merangkai sebuah kaidah komunikasi.

Teori Komunikasi Menurut Pandangan Para Ahli


1. Menurut Little John
Menurut Little John, teori komunikasi merupakan salah satu teori atau gabungan
dari pemikiran kolektif yang diperoleh dari kesatuan sumbernya dengan
memusatkan pada topik berupa proses komunikasi.
2. Menurut Cragan and Shields
Menurut Cragan and Shields, teori adalah sebuah ikatan antara konsep teoritik
yang memiliki kesanggupan untuk memberi keseluruhan maupun berapa bagian,
penjelasan, informasi, penilaian, penerangan ataupun tebakan atas perilaku atau
tindakan manusia yang didasarkan pada orang yang berkomunikasi (berbincang,
berbicara, berdiskusi, menulis, mendengar, melihat, menonton, dan masih banyak
lagi) yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu tertentu dengan perantara.

3. Menurut Borman
Menurut Borman, teori komunikasi adalah salah satu kata atau istilah yang
memiliki arti timbal balik untuk seluruh pembicaraan atau komunikasi disertai
dengan penelitian yang dilaksanakan dengan kehati-hatian, terstruktur, dan secara
sadar mengenai komunikasi.

SWOT
Strategi dasar pada bisnis untuk mengindentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi jalannya bisnis.
STRENGTH WEAKNESS

Keunikan dan keunggulan produk maupun Kelemahan yang didukung oleh faktor
sumber daya yang didukung oleh faktor internal pada bisnis dan dapat ditingkatkan.
internal bisnis.

Pertanyaan terkait : Pertanyaan terkait :

• Apa yang telah bisnis kamu lakukan dengan • Apa yang telah bisnis kamu lakukan
baik? dengan baik?
• Apa yang dikatakan konsumen mengenai • Apa yang dikatakan konsumen mengenai
keunggulan produk/layanan? keunggulan produk/layanan?
• Apa keunggulan dari produk/layanan bisnis • Apa keunggulan dari produk/layanan bisnis
kamu? kamu?
• Apa keunggulan bisnis kamu dibanding • Apa keunggulan bisnis kamu dibanding
kompetitor? kompetitor?
• Aset La yang unggul dalam bisnis kamu • Aset apa yang unggul pada bisnis kamu
dibanding kompetitor? dibanding kompetitor?
OPPORTUNITY THREATS

Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh bisnis Ancaman bersifat menghambat jalannya
kamu yang dipengaruhi oleh faktor eksternal bisnis kamu yang berasal dari faktor
dengan merancang berbagai strategi. eksternal.

Pertanyaan terkait : Pertanyaan terkait :

• Tren apa yang bisa bisnis kamu ikuti? • Apa yang dilakukan kompetitor?
• Kekuatan apa yang bisa menambah value • Tren pasar apa yang bisnis kamu lewatkan?
bisnis kita Dimata konsumen? • Masalah ekonomi atau politik apa yang
• Bagaimana persaingan disekitar lokasi mempengaruhi bisnis kamu?
bisnis kamu? • Apa kelemahan bisnis kamu yang
• Peluang apa yang bisa bisnis kamu membuatnya rentan?
manfaatkan?

Anda mungkin juga menyukai