Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Keuangan Dalam UMKM Penjualan Bakso

Dari wawancara secara langsung di lapangan dengan Penjual Bakso Arema 88 yang ber
lokasi di Jl. Abdul Hakim, Tanjung Sari Medan Selayang , dapat di Tarik kesimpulan mengenai
Manajemen yang dilakukan Oleh wirausahawan Tersebut yang di jabarkan melalui rasio
perbandingan Sebagai Berikut :

Pembagian Modal

Bahan baku
8%
2% 20% Sewa Lahan
5% Gaji Pekerja
Peralatan dapur
15% Biaya Tak terduga
Transport
Properti
31%
18%

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah materi atau komponen dasar yang digunakan dalam proses produksi
untuk membuat produk jadi atau barang yang lebih kompleks. Bahan baku merupakan
komponen awal dari rantai pasokan dan menjadi bahan dasar yang akan mengalami
proses transformasi atau pengolahan lebih lanjut sebelum menjadi produk akhir yang siap
dijual kepada konsumen. Pada Rasio Perbandingan Diperlukan 21 % untuk Kebutuhan
Bahan Baku pembuatan Bakso dari total keseluruhan Modal .
2. Sewa Lahan
Sewa lahan untuk jualan adalah praktik yang umum dalam dunia bisnis, terutama dalam
industri ritel dan UMKM. Ini merujuk pada tindakan menyewa atau menyewakan lahan
atau area tertentu yang digunakan untuk menjalankan usaha jualan, seperti toko, stan,
gerai, atau tempat parkir, guna menjual produk atau layanan kepada pelanggan. Berikut
adalah beberapa hal yang perlu dipahami terkait dengan sewa lahan untuk jualan:

Alasan untuk Menyewa Lahan:

Ekspansi Usaha: Menyewa lahan bisa menjadi pilihan yang baik jika seorang
wirausahawan ingin memperluas usahanya tanpa harus membeli properti.
Lokasi Strategis: Memilih lokasi yang strategis dapat memungkinkan bisnis untuk
menjangkau lebih banyak pelanggan atau target pasar yang sesuai.
Fleksibilitas: Sewa lahan memberikan fleksibilitas, terutama bagi bisnis yang mungkin
ingin berpindah ke lokasi yang berbeda atau menyesuaikan ukuran tempat usaha.
Persyaratan Sewa:

Durasi Sewa: Kontrak sewa lahan biasanya memiliki periode tertentu, seperti bulanan
atau tahunan. Durasi sewa harus sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Harga Sewa: Biaya sewa adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh penyewa kepada
pemilik lahan sebagai kompensasi untuk penggunaan lahan tersebut.
Syarat dan Ketentuan: Kontrak sewa biasanya mengatur sejumlah syarat dan ketentuan,
termasuk pembayaran sewa tepat waktu, perawatan lahan, dan hak dan kewajiban
masing-masing pihak.

Pembayaran Sewa: Pembayaran sewa bisa menjadi beban biaya operasional bagi bisnis.
Jika bisnis tersebut berkembang, peningkatan harga sewa dapat menjadi faktor
pengurangan keuntungan.
Terkadang, pemilik lahan dapat meminta pembayaran sewa di muka (dalam bentuk
deposit) atau sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Hak dan Tanggung Jawab:

Hak Penggunaan: Kontrak sewa akan menentukan hak dan kewajiban penyewa atas
lahan, termasuk penggunaan, perawatan, dan perubahan yang diizinkan.
Tanggung Jawab Perawatan: Biasanya, penyewa bertanggung jawab untuk menjaga dan
merawat lahan tersebut selama masa sewa.
Pembatalan Kontrak:

Kontrak sewa dapat mencakup ketentuan pembatalan, baik oleh pemilik lahan atau
penyewa. Biasanya ada pemberitahuan tertentu yang harus diberikan sebelum kontrak
dapat dibatalkan.
Sewa lahan untuk jualan dapat menjadi strategi yang baik untuk memulai atau
mengembangkan bisnis tanpa harus menghadapi beban kepemilikan properti. Namun,
penting untuk memahami sepenuhnya syarat dan ketentuan dalam kontrak sewa serta
memastikan bahwa lokasi yang dipilih sesuai dengan target pasar dan kebutuhan bisnis.
Itu juga penting untuk mempertimbangkan biaya sewa sebagai bagian dari rencana
keuangan dan strategi bisnis Anda. Dalam kasus ini, di butuhkan setidaknya 31% modal
usaha yang di alokasikan untuk Penyewaan Lahan sebagai Tempat Berjualan .

3. Gaji Pekerja

Dari Rasio yang di peroleh, 18% Modal di Anggarkan untuk Memberikan upah ( Gaji )
bagi para Karyawan yang di Pekerjakan, Jumlah Tersebut Termasuk Salah Pengeluaran
Modal satu yng cukup besar. Untuk menanggulanginya, biasanya Usahawan Pemula
dengan skala yang kecil menangani usahanya sendiri, atau hanya mempekerjakan sedikit
orang di awal usahanya .

4. Peralatan Dapur

Di awal usaha Penjualan Bakso tentunya Kelengkapan Peralatan Dapur Untuk Proses
Produksi adalah hal yang sangat perlu di fikirkan, hal tersebut merupakan Hal Vital yang
Sangat Berpengaruh dalam Proses Produksi . Peralatan Dapur memerlukan 15% dari
Modal Usaha. Peralatan Tersebut Berupa :

 Panci atau Wadah Memasak Besar: Digunakan untuk merebus bakso dalam air
mendidih.
 Penggiling Daging: Berguna untuk menggiling daging sapi, ayam, atau ikan
menjadi tekstur yang sesuai untuk bakso.
 Mixer atau Blender: Kadang-kadang digunakan untuk mencampur dan mengaduk
daging dan bumbu hingga merata.
 Alat Pencampur (Stainless Steel atau Kayu): Untuk mencampurkan adonan bakso
dengan tangan, bumbu, dan bahan lainnya.
 Alat Pencetak Bakso: Digunakan untuk membentuk dan mencetak adonan bakso
menjadi bentuk bulat atau sesuai dengan preferensi.
 Pemotong Daging: Digunakan untuk memotong daging menjadi potongan kecil
sebelum digiling.
 Pemanggang atau Wajan Anti Lengket: Untuk memanggang bakso jika ingin
membuat bakso goreng atau bakso bakar.
 Peralatan Pemanggang (Grill): Jika ingin membuat bakso bakar.
 Sendok Besar atau Penyaring: Untuk mengangkat bakso dari air rebusan saat
sudah matang.
 Piring, Mangkuk, dan Wadah Penyajian: Untuk menata dan menyajikan bakso
kepada pelanggan.
 Talenan dan Pisau Dapur: Digunakan untuk memotong dan mempersiapkan
bahan-bahan seperti sayuran atau bahan tambahan dalam hidangan bakso.
 Penjepit: Digunakan untuk mengangkat bakso dari panci atau wajan saat proses
memasak.

5. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga dalam usaha penjualan bakso merujuk kepada pengeluaran yang
muncul secara tiba-tiba atau tidak terduga dalam operasional bisnis penjualan bakso,
yang tidak pernah direncanakan atau diantisipasi sebelumnya. Diperlukan setidaknya 5%
dari modal yang tersedia. Bisnis penjualan bakso, seperti bisnis lainnya, juga dapat
mengalami biaya tak terduga yang dapat memengaruhi profitabilitas dan keberlanjutan
operasi. Berikut beberapa contoh biaya tak terduga dalam usaha penjualan bakso:

Biaya Perbaikan Peralatan:


Kerusakan tiba-tiba pada peralatan dapur seperti penggiling daging, kompor, atau kulkas
yang memerlukan perbaikan atau penggantian.
Kenaikan Harga Bahan Baku:

Kenaikan tiba-tiba dalam harga daging atau bahan baku lainnya yang digunakan dalam
pembuatan bakso, yang dapat mengurangi margin keuntungan.

Biaya Darurat Kesehatan:


Biaya pengobatan atau pemulihan yang tidak terduga jika seorang pekerja atau pemilik
usaha mengalami masalah kesehatan yang serius.

Biaya Keamanan dan Keselamatan:


Biaya perbaikan atau peningkatan keamanan dan keselamatan di tempat usaha, terutama
jika ada inspeksi kepatuhan yang tidak terduga dari otoritas setempat.
Biaya Pajak atau Regulasi:

Kenaikan pajak atau perubahan regulasi yang dapat memengaruhi biaya operasional atau
persyaratan perizinan.

Perubahan Harga Sewa:


Kenaikan harga sewa lokasi usaha yang tidak terduga jika bisnis beroperasi di tempat
yang disewa.

Perubahan Tren Konsumen:


Perubahan mendadak dalam selera konsumen yang memerlukan penyesuaian menu atau
strategi pemasaran yang tidak pernah direncanakan.
Untuk mengatasi biaya tak terduga dalam bisnis penjualan bakso, penting untuk memiliki
rencana keuangan yang mencakup dana cadangan atau perlindungan asuransi, serta
merencanakan dengan cermat dan memonitor pengeluaran operasional secara berkala.
Manajemen risiko adalah langkah yang bijak untuk mengidentifikasi dan mengurangi
risiko biaya tak terduga dengan merencanakan dan mengantisipasi potensi masalah yang
mungkin timbul selama operasi bisnis. Dengan perencanaan yang baik, bisnis penjualan
bakso dapat lebih mudah menangani biaya tak terduga dan menjaga kelangsungan usaha
dengan baik.

6. Transport
Transportasi dalam penjualan bakso merujuk kepada proses pengiriman, pengantaran,
atau distribusi produk bakso kepada pelanggan atau lokasi penjualan. Ini menjadi penting
jika bisnis bakso melibatkan layanan pengantaran kepada pelanggan atau jika produk
bakso harus didistribusikan ke berbagai lokasi penjualan, seperti restoran, gerai, atau
warung makan. Untuk biaya Transportasi di butuhkan 2% dari Modal .

7. Properti

Membuka usaha bakso memerlukan beberapa jenis properti dan fasilitas untuk
menjalankan operasional bisnis secara efisien Sehingga diperlukan 8% dari Modal Usaha
yang di miliki. Berikut adalah beberapa properti yang biasanya digunakan dalam
membuka usaha bakso:

Lokasi Usaha:

Memilih lokasi yang strategis sangat penting untuk usaha bakso. Anda dapat membuka
warung bakso di tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan, jalan raya, pusat kota, pasar,
atau area komersial yang ramai. Pastikan lokasi mudah diakses oleh pelanggan potensial.
Tempat Usaha:

Tempat usaha untuk bisnis bakso bisa berupa toko atau gerai kecil. Ini dapat disewa atau
dibeli, tergantung pada anggaran dan rencana bisnis Anda.
Peralatan Dapur:

Area Penyajian dan Meja:

Jika bisnis bakso Anda memiliki area makan dalam, Anda akan memerlukan meja, kursi,
dan area penyajian untuk pelanggan.
Lemari Pendingin dan Freezer:

Untuk menyimpan bahan baku seperti daging, sayuran, dan bahan makanan lainnya,
Anda memerlukan lemari pendingin dan freezer dengan suhu yang sesuai.
Rak Penyimpanan:
Rak penyimpanan diperlukan untuk menyimpan bahan baku, peralatan, dan persediaan
lainnya dengan teratur dan rapi.
Peralatan Kebersihan:

Dalam bisnis makanan, penting untuk menjaga kebersihan dapur. Ini termasuk wastafel
cuci tangan, peralatan cuci piring, dan alat kebersihan lainnya.
Sistem Ventilasi dan Peralatan Pengatur Suhu:

Peralatan ini diperlukan untuk menjaga kondisi udara yang nyaman dan aman di area
dapur.
Peralatan Kasir dan Penerimaan Pembayaran:

Jika Anda melayani pelanggan di tempat, Anda memerlukan sistem kasir atau perangkat
pembayaran untuk mengelola pembayaran dari pelanggan.
Perlengkapan Promosi:

Signage, papan menu, dan bahan promosi lainnya diperlukan untuk memberi tahu
pelanggan tentang menu Anda dan menarik perhatian mereka.

Area Parkir:

Jika lokasi usaha Anda memungkinkan, area parkir yang nyaman atau aksesibilitas yang
baik untuk pelanggan yang datang dengan kendaraan pribadi dapat menjadi aset.
Perencanaan dan perancangan properti untuk bisnis bakso sangat penting. Hal ini
melibatkan pemilihan lokasi yang tepat, pengadaan peralatan yang sesuai, dan
perencanaan tata letak yang efisien dalam dapur dan area layanan pelanggan. Pastikan
juga untuk mematuhi regulasi kesehatan, kebersihan, dan perizinan yang berlaku dalam
bisnis makanan Anda.
Setrategi Yang Dapat di lakukan Untuk Memajukan UMKM dalam Bidang
Penjualan Bakso

Untuk meningkatkan pendapatan dan menarik perhatian konsumen, berikut adalah


beberapa strategi penjualan bakso yang dapat Anda terapkan untuk Membantu Penjualan
bakso:
Kreatif dalam mengombinasikan fusion food: Buat bakso dengan varian unik dan
menarik untuk menarik konsumen.
Buat bentuk bakso yang unik: Anda bisa berkreasi dengan berbagai bentuk bakso,
seperti bakso kotak, gepeng, atau segitiga.
Nama bakso yang menarik: Berikan nama yang menarik dan menyeimbangkan untuk
produk Anda.
Tawarkan promo atau diskon: Manfaatkan strategi promosi untuk menarik konsumen,
misalnya diskon untuk pembelian dalam jumlah tertentu atau membuat paket kombo yang
menggabungkan beberapa menu bakso dengan harga special.
Tingkatkan kualitas pelayanan: Pastikan staf Anda ramah, cepat dalam melayani, dan
responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Manfaatkan media sosial: Berikan informasi dan promosi melalui media sosial untuk
meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas warung Anda.
Tentukan lokasi yang strategis: Pastikan warung bakso Anda berlokasi di tempat yang
ramai dan strategis, seperti di pemukiman, perkantoran, lingkungan mahasiswa, dekat
dengan tempat rekreasi, dekat dengan mall, dan lain-lainnya.
Memasang harga yang kompetitif: Tentukan harga yang kompetitif dan menarik untuk
konsumen, sehingga bisnis bakso Anda dapat berkembang.
Memiliki tawaran yang unik dan berkualitas: Pastikan bakso yang Anda jual memiliki
kualitas yang bagus dan tawaran yang unik untuk menarik konsumen.
Menggunakan strategi pemasaran: Menerapkan strategi pemasaran seperti produk,
harga, dan lokasi untuk meningkatkan pendapatan dan menarik perhatian konsumen.
Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, dapat berpeluang meningkatkan pendapatan
dan menarik perhatian konsumen , sehingga akan dapat memajukan UMKM dari
wirausahawan tersebut.
Pertumbuhan Usaha Bakso Di Sektor UMKM

Presentase jumlah rata – rata Pembeli Bakso Arema 88 setiap Satu minggu :
Rata - rata jumlah pengunjung
Minggu

Sabtu

Jumat

Kamis

Rabu

Selasa

Senin

0 5 10 15 20 25 30 35
Sore Siang

Pertumbuhan usaha bakso di sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki
banyak potensi dan telah menjadi tren yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa
faktor yang mendukung pertumbuhan usaha bakso di UMKM termasuk:

Permintaan Konsumen: Bakso adalah makanan yang populer di banyak negara, terutama di
Indonesia. Permintaan akan bakso tetap tinggi karena itu adalah makanan favorit banyak orang,
dan sering kali dianggap sebagai makanan jajanan yang terjangkau.

Kreativitas dalam Variasi: Pengusaha UMKM seringkali berinovasi dengan menciptakan


variasi bakso yang unik dan menarik, seperti bakso beraneka rasa, bakso isi, atau bakso
vegetarian. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk mencoba berbagai jenis bakso.

Mudah Dicoba: Memulai bisnis bakso biasanya memerlukan modal awal yang terjangkau dan
tidak memerlukan peralatan dapur yang sangat canggih. Ini membuatnya menjadi pilihan yang
terjangkau untuk wirausahawan UMKM yang ingin memulai bisnis makanan.
Pasar yang Diversifikasi: Bakso dapat dijual melalui berbagai saluran, termasuk gerai jalanan,
warung makan, layanan pesan-antar, dan restoran kecil. Hal ini memungkinkan pemilik usaha
untuk menjangkau berbagai segmen pasar.

Daya Tarik Wisatawan: Di beberapa daerah wisata, bisnis bakso dapat menjadi daya tarik
kuliner bagi wisatawan, yang dapat meningkatkan penjualan dan profitabilitas.

Pertumbuhan usaha bakso di UMKM dapat menjadi peluang yang menarik, terutama jika
dikelola dengan baik dan diikuti dengan kreativitas serta inovasi. Bisnis bakso yang sukses bisa
memberikan manfaat ekonomi bagi pemilik usaha, memberdayakan tenaga kerja setempat, dan
memenuhi kebutuhan makanan pelanggan.
Kesimpulan dan Rekomendasi Observasi Usaha Bakso di Sektor
UMKM

Kesimpulan :

Observasi ini memberikan pemahaman mendalam tentang industri UMKM penjualan


bakso di Indonesia. Berdasarkan temuan serta tantangan yang dihadapi oleh UMKM
bakso, disarankan agar pemerintah dan pelaku usaha UMKM bekerja sama untuk
meningkatkan akses pasar, pelatihan, dan dukungan finansial kepada pelaku UMKM.
Dengan demikian, penjualan bakso UMKM dapat tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan.

Observasi terhadap usaha bakso di sektor UMKM mengungkapkan potensi pertumbuhan


yang signifikan dalam industri ini. Bisnis bakso telah menjadi pilihan populer bagi
wirausahawan UMKM dan memiliki permintaan yang stabil dari konsumen. Diversifikasi
menu, inovasi dalam variasi bakso, dan kreativitas dalam pemasaran telah mendukung
pertumbuhan bisnis bakso di sektor ini.

Namun, observasi juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, termasuk
persaingan yang ketat, pemeliharaan kualitas dan konsistensi produk, serta kepatuhan
terhadap regulasi kesehatan dan keamanan pangan. Manajemen bisnis yang baik,
perencanaan keuangan yang tepat, dan pemahaman yang mendalam tentang tren
konsumen adalah faktor penting untuk sukses dalam bisnis bakso.

Rekomendasi :

Inovasi Produk: Terus mendorong inovasi dalam variasi bakso dan menu yang dapat
memikat konsumen. Eksperimen dengan rasa, tekstur, dan pengemasan yang berbeda
untuk menciptakan keunikan.

Manajemen Kualitas: Perhatikan kualitas dan konsistensi produk bakso. Pastikan bahan
baku berkualitas tinggi, proses produksi higienis, dan resep yang diikuti dengan ketat.

Pemasaran Kreatif: Manfaatkan pemasaran kreatif, termasuk media sosial, promosi lokal,
dan kerjasama dengan aplikasi pengiriman makanan untuk memperluas jangkauan
pelanggan.

Pelatihan dan Pengembangan: Berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan


untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam memproses dan menyajikan produk
bakso.
Kepatuhan Regulasi: Pastikan bahwa bisnis bakso mematuhi semua regulasi terkait
kesehatan, keamanan pangan, dan perizinan yang berlaku.

Manajemen Keuangan: Atur dengan baik manajemen keuangan dengan memonitor


pengeluaran, menghitung biaya operasional, dan mengalokasikan dana cadangan untuk
biaya tak terduga.

Analisis Pasar: Terus memahami tren konsumen dan perubahan preferensi dalam
makanan untuk bisa beradaptasi dengan cepat.

Kerjasama Bisnis: Pertimbangkan kerjasama dengan pemasok lokal untuk memastikan


pasokan bahan baku yang berkualitas dan dengan mitra pengiriman untuk mencapai lebih
banyak pelanggan.

Observasi usaha bakso di sektor UMKM menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki potensi
pertumbuhan yang baik jika dikelola dengan bijak dan dikelilingi oleh strategi yang tepat.
Dengan fokus pada kualitas produk, inovasi, dan pemasaran yang efektif, bisnis bakso
dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi pemilik usaha dan
masyarakat setempat.
Lampiran Dokumentasi Kegiatan Observasi

 Wawancara Dengan Penjual ( Wirausahawan )

 Pembuatan Bakso ( Produk Jual )


 Lokasi Observasi

 Produk yang Dijual ( Bakso )

Anda mungkin juga menyukai