Anda di halaman 1dari 7

A.

PCIT
1. Pengertian PCIT
PCIT adalah pendekatan terapi yang berpusat pada keluarga yang
terbukti efektif untuk mengurangi gangguan perilaku pada anak usia 2 sampai
8 tahun. Dalam PCIT terapis akan terapis akan mengajarkan p mengajarkan
pada o rangtua atau rangtua atau pengasuh pengasuh mengenai mengenai
strategi yang strategi yang efektif untuk berinteraksi dengan anak-anak yang
memiliki perilaku bermasalah. Melalui PCIT orangtua belajar untuk
membangun interaksi dengan anak dan membangun gaya pengasuhan yang
lebih efktif dan mampu memenuhi kebutuhan.
PCIT telah terbukti PCIT telah terbukti mampu utuk mampu utuk
mengurangi perilaku mengurangi perilaku anak yang b anak yang bermasalah
ermasalah dan meningkatkan kualitas hubungan orangtua dengan anak.
Misalnya orangtua belajar belajar dan mencontohkan mencontohkan pada
anaknya anaknya cara untuk mengelola mengelola emosinya emosinya
seperti seperti frustasi dengan begitu akan membentuk suatu hubungan yang
positif antara orangtua dengan anak.
Ciri khas dari Ciri khas dari PCIT ad PCIT adalah pendekatannya alah
pendekatannya terletak pada tretmen terletak pada tretmen pembinaan
pembinaan hubungan antara orang tua dan anak. Dengan PCIT Orang tua
memperoleh keterampilan pengasuhan yang lebih efektif, masalah perilaku
anak-anak membaik, dan bersama-sama mereka mengembangkan hubungan
yang lebih positif dan penuh kasih sayang. Sifat afiliatif positif dikembangkan
sebagai hasil dari partisipasi dalam PCIT memperkuat keterikatan dan
membangun ketahanan pada keluarga berisiko. Anak – anak yang diasuh
dengan menggunakan PCIT biasanya menunjukan penurunan masalah
perilaku dirumah dan penurunan masalah perilaku dirumah dan di sekolah di
sekolah (Brinkmeyer & Eyberg, 2003).

2. Tujuan dan manfaat PCIT


a. Memperbaiki perilaku dan ketrampilan dalam pengasuhan anak.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa orang tua dan pengasuh yang
mengikuti PCIT biasanya menunjukkan perbaikan dalam keterampilan
mendengarkan reflektif, menggunakan lebih banyak verbal yang
prososial, sedikit sarkastik dan mengkritisi anak, memperbaiki
kedekatan fisik dengan anak serta menunjukkan lebih banyak pola
pengasuhan yang positif. (Hembree-Kigin & McNeil, 1995).
b. Memperbaiki perilaku anak
Review dari 17 penelitian pada 628 anak, menunjukkan bahwa PCIT
menimbulkan perbaikan perilaku yang signifikan pada anak.
Umumnya dilaporkan bahwa PCIT mampu menurunkan intensitas dan
perilaku yang bermasalah, mengurangi gangguan konsentrasi dan
hiperaktivitas, mengurangi perilaku negatif yang diobservasi seperti
merengek atau menangis serta mengurangi prosentase anak-anak
yang memenuhi simtom gangguan perilaku. (Gallagher, 2003)
c. Bermanfaat untuk menangani berbagai problem perilaku anak yang
lain.
problem perilaku anak yang lain. Versi PCIT yang diadaptasi
menunjukkan efektivitas dalam menangani kasus PROCEEDING
SEMINAR NASIONAL “Selamatkan Generasi Bangsa dengan
Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal” iSBN : 978-602-71716-
2-6 27 perilaku anak lainnya, seperti separation anxiety, depresi,
perilaku menyakiti diri sendiri, Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) serta penyesuaian pasca perceraian. (Johnson, Franklin, Hall,
& Preito, 2000; Pincus, Choate, Eyberg, & Barlow, 2005).
d. Meningkatkan Hasil Kesehatan Mental di Masa Depan
Sejak usia muda, hubungan Anda dengan orang tua berdampak besar
pada kesehatan mental Anda. Mereka yang memiliki keterikatan yang
aman dengan orang tuanya cenderung memiliki tingkat kecemasan,
depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya yang lebih rendah di
masa dewasa. Di sisi lain, mereka yang memiliki gaya keterikatan yang
tidak sehat lebih cenderung mengalami masalah mental dan
emosional.
Terapi interaksi orang tua-anak tidak hanya bermanfaat saat ini.
Dengan memperbaiki hubungan Anda dengan anak Anda, Anda akan
mengarahkan mereka menuju kesuksesan seumur hidup. Dukungan
dan stabilitas di masa kanak-kanak merupakan landasan bagi
kemandirian, kepercayaan diri, dan ketekunan di kemudian hari,
sehingga terapi keluarga adalah investasi jangka panjang untuk masa
depan anak Anda.
e. Mengurangi Perilaku Agresif atau Defiant
Gangguan perilaku anak dapat menyebabkan sejumlah masalah di
rumah dan di sekolah, dan hal tersebut dapat menjadi tanda
kesusahan dalam diri anak Anda. Seringkali, orang tua secara tidak
sengaja mendorong atau memperkuat masalah perilaku ini dengan
meresponsnya dengan cara yang tidak sehat atau tidak membantu.
Belajar mengelola perilaku agresif atau menantang tidaklah mudah,
dan tidak mengetahui cara terbaik untuk menangani tantangan ini
tidak menjadikan Anda orang tua yang buruk. Namun, PCIT
membekali Anda dengan teknik paling efektif untuk menetapkan
batasan, menetapkan imbalan dan dampak yang jelas, dan mengajar
anak Anda untuk mengekspresikan kebutuhan mereka dengan cara
yang lebih tepat.
f. Berlaku untuk Anak Lain
Strategi yang Anda pelajari dalam terapi interaksi orang tua-anak
mungkin disesuaikan dengan hubungan unik Anda dengan anak Anda,
namun Anda akan mempelajari banyak teknik yang dapat diterapkan
pada anak-anak lain. Jika Anda memiliki anak lagi di masa depan, Anda
dapat menggunakan strategi yang Anda pelajari untuk
mengembangkan hubungan yang sehat dengan mereka sejak usia
sangat muda.
PCIT adalah sumber daya yang berharga bagi orang tua asuh karena
alasan ini. Terapi ini tidak hanya mengajarkan Anda cara mendukung
anak berisiko yang sangat membutuhkan keamanan dan stabilitas,
tetapi Anda juga dapat menerapkan teknik tersebut dengan anak asuh
lain yang Anda rawat.
g. Menurunkan Risiko Pelecehan Anak
Tidak ada orang tua yang berharap untuk bertindak kasar terhadap
anaknya. Sayangnya, kekerasan terhadap anak adalah masalah yang
sangat umum terjadi, terutama di kalangan orang tua yang pernah
mengalami kekerasan saat masih anak-anak atau yang berjuang
dengan tantangan mental dan emosional mereka sendiri. Terapi
interaksi orang tua-anak sangat mengurangi risiko pelecehan anak
karena mengajarkan orang tua cara yang aman dan sehat untuk
mendisiplinkan anak mereka. Jika Anda menguasai teknik-teknik ini,
kecil kemungkinan Anda untuk menyerang anak Anda atau
mengatakan sesuatu yang berbahaya.
h. Mengurangi Perilaku Agresif atau Defiant
Gangguan perilaku anak dapat menyebabkan sejumlah masalah di
rumah dan di sekolah, dan hal tersebut dapat menjadi tanda
kesusahan dalam diri anak Anda. Seringkali, orang tua secara tidak
sengaja mendorong atau memperkuat masalah perilaku ini dengan
meresponsnya dengan cara yang tidak sehat atau tidak membantu.
Belajar mengelola perilaku agresif atau menantang tidaklah mudah,
dan tidak mengetahui cara terbaik untuk menangani tantangan ini
tidak menjadikan Anda orang tua yang buruk. Namun, PCIT
membekali Anda dengan teknik paling efektif untuk menetapkan
batasan, menetapkan imbalan dan dampak yang jelas, dan mengajar
anak Anda untuk mengekspresikan kebutuhan mereka dengan cara
yang lebih tepat.
3. Teori PCIT
PCIT pada saat pada saat sekarang in sekarang ini telah i telah diakui
sebag diakui sebagai cara ai cara untuk membantu membantu pengasuh
dalam mengasuh anak-anak dengan m pengasuh dalam mengasuh anak-anak
dengan masalah p asalah perilaku dengan meningkatkan erilaku dengan
meningkatkan hubungan antara pengasuh dengan anaknya.
PCIT adalah model pelatihan perilaku orangtua. Apa yang membuat
PCIT berbeda berbeda dari program program pelatihan pelatihan orangtua
orangtua lainnya lainnya adalah cara keterampilan keterampilan yang
diajarkan, menggunakan pembinaan langsung dari orang tua dan anak-anak
bersamasama. Pembinaan hidup memberikan petunjuk langsung kepada
orang tua saat mereka berinteraksi berinteraksi dengan anak-anak anak-
anak mereka. mereka. Selama tretmen tretmen ini, orang tua dipandu
dipandu untuk menunjukkan membangun hubung menunjukkan membangun
hubungan disiplin dan an disiplin dan keterampilan khusus. keterampilan
khusus.
Manfaat dari pelatihan hidup yang signifikan:
a. Orang tua diberi kesempatan untuk melatih kemampuan yang baru
diajarkan.
b. Terapis dapat memperbaiki kesalahan dan kesalahpahaman di
tempat.
c. Orangtua menerima umpan balik segera.
d. Orang tua dukungan, bimbingan, dan dorongan yang ditawarkan saat
mer tawarkan saat mereka belajar. eka belajar.
e. Keuntungan pengobatan (misalnya, peningkatan kepatuhan anak)
diakui oleh orang tua "pada saat"-yang mendukung terus
menggunakan keterampilan orangtua yang efektif.

Keterbatasan PCIT Sementara PCIT sangat efektif dalam menangani


beberapa jenis masalah, ada keterbatasan yang jelas untuk keterbatasan
yang jelas untuk penggunaannya. Untuk penggunaannya. Untuk populasi
berikut, PCIT mungkin populasi berikut, PCIT mungkin tidak sesuai, atau
modifikasi khusus untuk tritmen mungkin diperlukan:
a. Orangtua yang terbatas atau tidak ada kontak berkelanjutan dengan
anak mereka
b. Orang tua dengan masalah kesehatan mental serius yang mungkin
termasuk halusinasi auditori atau visual atau delusi
c. Orangtua yang mendengar gangguan dan akan mengalami kesulitan
menggunakan perangkat perangkat bug telinga, telinga, atau orang tua
yang memiliki memiliki defisit defisit bahasa ekspresif ekspresif atau
reseptif signifikan
d. Orang tua Seksual kasar, atau orang tua terlibat dalam kekerasan fisik
sadis, atau orang tua dengan masalah penyalahgunaan zat

4. Tahapan penggunaan PCIT


Adapun secara khusus, tahapan penggunaan terapi PCIT dapat
tergambar pada masing-masing tahapan pelaksanaan terapi sebagai berikut :
1. Fase CDI (Child-Directed Interaction)
Pada fase CDI, peneliti melatih keterampilan orangtua (A) untuk dapat
mengikuti arah interaksi langsung anak dalam bentuk keterampilan p-r-i-d-e
(Praise, Reflection, Imitate, Describe, And Enthusiastic). Proses keterampilan
ini akan dilakukan oleh orangtua (A) dan keluarga sebagaimana diarahkan
peneliti, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Orangtua (A) melakukan keterampilan memberikan pujian (praise)
dalam bentuk pujian berlebel spesifik maupun pujian umum terhadap
anak (B), ketika anak menampilkan sikap atau perilaku yang positif
terhadap orangtuanya.
b. Orangtua (A) melakukan keterampilan untuk mampu mendengarkan
kata-kata yang diucapkan oleh anak, orangtua mampu merefleksikan
(reflection) apa yang dikatakan anak. Artinya bukan sekedar
memberikan anggukan kepala menyatakan tanda setuju, namun
justeru orangtua harus bisa merespon dan mendengarkan secara baik
apa yang dikatakan anak sebenarnya. Hal ini supaya apa yang
dikatakan anak, betul-betul bahwa orangtua mendengarkannya,
maksudnya apa yang diucapkan oleh anak itu merasa didengar
orangtuanya (menghargai hak anak).
c. Orangtua (A) melakukan keterampilam untuk mampu memberikan
(imitatete) apa yang diperbuat oleh orangtua (A), artinya perilaku
orangtua akan ditiru oleh anak (B) dan akan menjadikan cerminnan
yang baik bagi anak.
d. Orangtua (A) melakukan keterampilan untuk mampu memberikan
(discribe), ketika anak sedang bermain sesuai dengan perilaku anak,
orangtu diminta untuk mampu memberikan atau mengomentari apa
yang sedang anak lakukan dengan berbicara netral mencakup
pertanyaan anak.
e. Orangtua (A) melakukan keterampilan untuk mampu memberikan
(enthusiastic) ketika anak melakukan kegiatan yang sedang dilakukan
anak (B) bersama orangtua, orangtua mampu menunjukan ekspresi
kegembiraanya ketika bermain bersama anak, dan orangtua mampu
memberikan pujian ketika anak menampilkan perilaku yang positif
yang dikehendaki orangtua.
2. Fase PDI (Parent-Directed Interaction)
Pada fase PDI, peneliti melatih keterampilan orangtua (A) untuk dapat
memberikan instruksi pada anak yang bersifat positif dan saling hormat
menghormati yang berisikan 9 (sembilan) prinsip instruksi yang harus
dilakukan orangtua terhadap anak (B), yaitu: 1) bersifat langsung, perintah
diberikan langsung dengan menyuruh anak, dan bukan bertanya, 2) bersifat
positif (what to do, not stop doing), dalam memberikan perintah dalam
kalimat yang jelas sesuai dengan usia anak, 3) tunggal (satu perintah dalam
satu kurun waktu), 4) tegas dan jelas ketika menyampaikan instruksi, 5)
mudah dipahami, yaitu menyampaikan perintah dengan kalimat yang mudah
dipahami, 6) intonasi dan tekanan suara normal, perintah yang dberikan
kepada anak harus menggunakan intonasi dan tekanan suara yang normal
(meskipun kondisi orangtua sedang marah), 7) waktu yang tepat, jangan
terlalu sering memberikan perintah dan gunakan kalimat perintah jika benar-
benar dibutuhkan, 8) sopan dan penuh rasa hormat, memberikan perintah
dalam bentuk permintaan dan bukan sebuah ‘komando’, 9) menjelaskan atau
memaknai, berikan penjelasan terlebih dahulu sebelum menyuruh anak atau
sesudah anak melakukan permintaan orangtua.

B. CBT
1. Pengertian CBT
Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan bentuk pendekatan
yang menggunakan teknik kognitif dan perilaku individu untuk membantu
individu melakukan modifikasi terhadap suasana hati dan perilaku dengan
melakukan perubahan melalui pikiran (Palmer, 2011). Terapi ini menekankan
perubahan pada distorsi kognitif sehingga mampu mengubah tingkah laku
yang Efektivitas Cognitive Behavior Therapy untuk Menurunkan Body Shame
Jurnal Intervensi Psikologi, 93 disebabkan distorsi kognitif. Perlunya
mengubah keyakinan yang dimiliki seseorang agar mampu mengubah
tindakannya.
2. Tujuan dan manfaat CBT
(CBT) untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat dan perilaku
yang menyimpang. Konseling Cognitif Behavior Therapy (CBT) adalah model
teoritis yang menghubungkan pikiran dengan emosi dan perilaku.
Cognitif Behavior Therapy (CBT) adalah pendekatan konseling yang menitik
beratkan pada pembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang
merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis. Konseling ini akan
diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak, dengan
menekankan otak sebagai penganalisa, pengambil keputusan, bertanya,
bertindak, dan memutuskan kembali.
Tujuan dari Cognitif Behavior Therapy (CBT) yaitu mengajak individu untuk
belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga
merasa lebih baik, berpikir lebih jelas dan membantembuat keputusan yang
tepat. Hingga pada akhirnya dengan Cognitif Behavior Therapy (CBT)
diharapkan dapat membantu konseli dalam menyelaraskan berpikir, merasa
dan bertindak
Tahapan CBT
a. Sesi 1 Assesmen danDiagnosa awal
b. Sesi 2 Mencari Akar Permasalahan yang Bersumber dari Emosi
Negatif,Penyimpangan Proses Berfikir, dan Keyakinan Utama Yang
Berhubungan Dengan Gangguan.
c. Sesi 3 Konselor Bersama Konseli Menyusun Rencana Intervensi
Dengan Memberikan Konsekwensi positif-negatif Kepada Konseli.
d. Sesi 4 Formulasi status, Fokus Terapi, Intervensi Tingkah Laku
e. Sesi 5 Pencegahan Relapse dan Training Self-Help

C. Modifikasi perilaku
1. Pengertian MP
Modifikasi perilaku merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar yang
telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang maladaptif,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, dan
perilaku adaptif dimunculkan dan dikukuhkan.
2. Tujuan dan manfaat MP
a. Modifikasi perilaku juga bertujuan untuk
b. Mengurangi atau meniadakan munculnya
c. Perilaku yang tidak adaptif atau perilaku yang
d. Tidak dapat diterima oleh lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat, yang cenderung merugikan perkembangan anak itu
sendiri.
3. Tahapan MP
a. Merumuskan tingkah laku yang diubah secara operasional.
b. Mengamati frekuensi tingkah laku yang perlu diubah.
c. Menciptakan situasi belajar atau treatment sehingga terjadi tingkah
laku yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai