Sebuah rangkaian elektronika akan bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai bila adanya kesesuaian yang baik antara komponen-komponen
elektronik yang ada didalamnya. Kesemua komponen-komponen yang ada itu saling
bekerjasama untuk melakukan fungsinya berdasarkan suatu urutan proses yang
terjadi dalam sebuah rangkaian elektronika. Secara umum, komponen-komponen
elektronika tersebut dalam dunia elektronika dibedakan atas 2 bagian utama, yaitu
komponen yang bersifat aktif dan komponen yang bersifat pasif.
1
Gambar 1. Simbol Kabel dan Koneksinya
2
Gambar 2. Simbol Power Supply dan fungsinya
3
Gambar 4. Simbol Dioda dan fungsinya
4
Gambar 6. Simbol Transistor dan fungsinya
5
Gambar 8. Simbol Meter, Osiloskop dan fungsinya
6
Gambar 10. Simbol Switch dan fungsinya
7
Gambar 11. Simbol Gerbang Logika dan fungsinya
8
1.3. Standarisasi Warna Komponen-komponen Elektronik
Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke
arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada pada badan
resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan
posisi cincin yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai
sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau kita
telah bisa menentukan mana cincin yang pertama selanjutnya adalah membaca
nilai resistansinya.
Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3
cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau
2% (toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Cincin
pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan
cincin terakhir adalah faktor pengalinya.
10
Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan emas. Cincin berwarna
emas adalah cincin toleransi. Dengan demikian urutan warna cincin resistor ini
adalah, cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet dan cincin
ke tiga berwarna merah. Cincin ke empat yang berwarna emas adalah cincin
toleransi. Dari gambar diatas diketahui jika cincin toleransi berwarna emas, berarti
resistor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan
urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari
resistor ini. Karena resistor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga cincin
selain cincin toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan
cincin kedua. Masih dari tabel 1.1, diketahui cincin kuning nilainya = 4 dan cincin
violet nilainya = 7. Jadi cincin pertama dan ke dua atau kuning dan violet
berurutan, nilai satuannya adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor pengali, dan jika
warna cincinnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini
diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau
47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7K Ohm (pada rangkaian elektronika biasanya di tulis
4K7 Ohm) dan toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah
batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki oleh resistor
tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% adalah :
4700 x 5% = 235
Jadi,
Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ohm
11
dibandingkan resistor yang mempunyai toleransi 5% (resistor carbon). Untuk
Resistor NTC dan PTC berlaku standarisasi warna sebagai berikut :
Gambar 14. Sistem Pewarnaan dan kode warna NTC dan PTC
12
Gambar 15. Sistem Pewarnaan Kapasitor
Contoh :
13
Untuk kabel informasi dan data sampai saat ini belum ada standar pemberian warna
kabel. Sedangkan untuk standar kode warna untuk kabel tenaga ini meliputi ( Sesuai
standard PUIL ) :
- Earth/pertanahan: Warna majemuk hijau- kuning, tak boleh untuk tujuan lain.
- Kawat netral/Tengah: warna biru, bila instalasi tanpa hantaran netral, warna biru
boleh digunakan.
- Kawat fase/live/hidup:
Fase 1 ( Fase R ) : Merah
Atau
Netral : Hitam
Fase 1 ( R ) : Merah
Fase 2 ( S ) : Kuning
Fase 3 ( T ) : Biru
Standard pemasangan kabel pada 3 pins plug power 220 V & socketnya adalah :
Live ( L ) : Brown/coklat
Neutral ( N ) : Blue/biru
14
BAB II
MENGGAMBAR RANGKAIAN ELEKTRONIK
1. Gambar Piktorial
15
Contoh gambar piktorial
2. Gambar Skema
Gambar skema merupakan gambar yang menunjukkan secara grafis
komponen apa yang digunakan, dan hubungannya untuk mendapatkan
rangkaian yang diinginkan dibuat pada saat gambar piktorial telah diuji
kebenarannya dan telah sesuai dengan cara kerja alat diinginkan, pengubahan
gambar piktorial ke gambar skema dengan mengikuti kaidah atau aturan yang
telah ditentukan oleh ISO, yang mengatur tentang keseragaman gambar
komponen elektronika diseluruh dunia.
Dalam mengubah gambar piktorial harus mengikuti gambar komponen yang
telah ditetapkan dalam katalog ISO, yang telah diikuti hampir oleh seluruh
perusahaan pembuat komponen didunia, sehingga gamabr komponen pada
gambar skema rangkaian, akan dapat dibaca oleh seluruh pemakai gambar
elektronika secara Internasional.
Pada pembuatan gambar skema selain harus menggunakan bentuk komponen
yang telah standar ISO, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Garis gambar tebal, tipis atau putud-putus.
b. Jenis komponen atau singkatannya
c. Nilai komponen
d. Nama komponen atau singkatannya
16
e. Catatan (bila ada)