Penyusun
SAMBUTAN
DIREKTUR RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. FALSAFAH
C. TUJUAN
D. SASARAN
E. DASAR HUKUM
BAB II TRANSFER PASIEN
A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN
C. TUJUAN
D. RUANG LINGKUP
E. PENGATURAN TRANSFER
F. KEPUTUSAN MELAKUKAN TRANSFER
G. STABILISASI SEBELUM TRANSFER
H. PENDAMPINGAN PASIEN SELAMA TRANSFER
I. KOMPETENSI DAN PERALATAN
J. PEMANTAUAN OBAT DAN PERALATAN
K. PEMILAHAN METODE TRANSFER
L. ALAT TRANSPORTASI UNTUK TRANSFER PASIEN
M. DOKUMENTASI DAN PENYERAHAN PASIEN
N. KOMUNIKASI DALAM TRANSFER PASIEN
O. AUDIT JAMINAN MUTU
BAB III MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITOR
B. EVALUASI
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya paradigma baru dalam pemberian pelayanan pada
pasien atau konsumen merupakan dampak positif. Revolusi
pelayanan dan perubahan konsep bahwa pasien/keluarga sebagai
penerima pelayanan ikut menentukan dalam proses pengobatan
serta tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan dapat
membantu pasien untuk menentukan keputusan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat tersedia pelayanan
kesehatan yang efisien, bermutu dan terjangkau. Hal ini
memerlukan komitmen, dukungan, kemauan dan etika disertai
semangat pemberdayaan yang memprioritaskan upaya kesehatan.
Rumah Sakit sebagai tempat perawatan dan pengobatan
merupakan sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para
profesional tentunya melibatkan banyak unit atau bagian yang
saling berkaitan dalam upaya pelayanan kesehatan pasien, yang
dimulai dari pasien datang sampai dipulangkan.Untuk itu rumah
sakit perlu mendisain dan melaksanakan proses penyediaan
pelayanan pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit dan
terkoordinasi dengan para tenaga medis.
Demikian juga Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A
Tjokronegoro sebagai salah satu instansi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan pasien secara paripurna dari kedatangan
pasien hingga dipulangkannya atau perpindahan dari unit ke unit
maupun dilakukan tranfer ke rumah sakit yang mamapu dalam
penanganan lain serta jelas orang yang bertanggung jawab terhadap
pasien selama pasien berada di rumah sakit tidak hanya
memberikan pelayanan langsung tetapi bukti pelayanannya untuk
didokumentasikan.
Bersdasarkan beberapa uraian diatas, maka agar pelayanan
yang berikan kepada masyarakat sesuai dengan yang diharapkan
maka dirasa perlu disusun buku panduan pelayanan di rumah
sakit yang berisi tentang sistem transfer,. Buku panduan yang
merupakan konsep dan prinsip serta gambaran umum ini
diharapkan dapat sebagai acuan bagi para penngolala rumah sakit
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan.
B. Falsafah
Setiap manusia sejak saat pembuahan sampai kematian,
mempunyai citra dan martabat yang mulia sebagai ciptaan Tuhan.
Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal
dan wajib ikut serta dalam usaha memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatannya. Rumah sakit terpanggil untuk berperan serta
dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui pendekatan
promotif, prevenrif, kuratif, paliatif dan rehabilitatif yang
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan disusunnya panduan ini adalah agar terwujud suatu
mekanisme kerja yang mengatur secara effektif dan efisien alur
pasien sesuai kebutuhan dan kewenangan medis melalui jalur
rujukan, sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang
terbatas.
2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai acuan bagi unit-unit kegiatan pelaksana pelayanan
kesehatan dan masyarakat sebagai pengguna jasa rumah
sakit.
b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan sistem rujukan
pelayanan kesehatan, baik bagi petugas kesehatan maupun
bagi masyarakat.
c. Menjadi panduan bagi pengelola (manajemen) RSUD R.A.A
Tjokronegoro dalam melaksanakan pelayanan pasien
berkesinambungan.
d. Menjadi acuan bagi RSUD R.A.A Tjokronegoro dalam
penentuan yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan pelayanan pasien.
e. Terwujudnya pelayanana kesehatan yang efektif dan efisien
dalam perencanaan alokasi sumber daya serta produktif
dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan kesehatan
rumah sakit sebagai unit pelayanan publik.
D. Sasaran
Sasaran buku pedoman ini di peruntukan bagi semua
praktisi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan di Rumah
sakit Umum Daerah R.A.A Tjokronegoro. Adapun para professional
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Semua Dokter baik dokter umum maupun spesialis
b. Perawat
c. Bidan
d. Dan praktisi lainnya.
e. Pasien dan keluarga
E. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4431).
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4437).
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal.
6. Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 2001 tentang Komite
Akreditasi Nasional;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2009 tentang Standar Pelayanan Minimal
di Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I/2010 tentang perizinan Rumah Sakit;
BAB II
TRANSFER PASIEN
A. LatarBelakang.
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk
ditransfer. Prinsip transfer adalah memastikan keselamatan dan
keamanan pasien saat menjalani transfer. Transfer pasien dapat
dilakukan intra rumah sakit ataupuna ntar rumah sakit.
Transfer pasien harus dimulai dengan melakukan koordinasi dan
komunikasi pra transportasi, menentukan SDM yang
mendampingi, menyiapkan alat yang diperlukan selama transfer
dan monitoring pasien.
Transfer pasien hanya boleh dilakukan staf medis dan/atau staf
keperawatan yang berkompeten ataupun petugas RS yang sudah
terlatih.
B. Pengertian Transfer.
Transfer Pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan
keruang perawatan atau ruang tindakan lain didalam rumah sakit
(intra rumah sakit) atau memindahkan pasien dari satu rumah sakit
kerumah sakit yang lain (antar rumah sakit).
C. Tujuan
Tujuan dari manajemen transfer pasien intra rumah sakit ataupun
antar rumah sakit adalah :
1 . Agar pelayanan transfer dapat dilakukan secara professional
dan berdedikasi tinggi
2. Agar proses transfer berjalan dengan lancar dan aman serta
pelaksanaannya sangat memperhatikan keselamatan pasien
serta sesuai prosedur yang telah ditetapkan
D. Ruang Lingkup.
1. Transfer pasien didalam rumah sakit terdiri dari :
a. Transfer pasien dari IGD ke ICU, IRNA, Instalasi Kamar
Operasi
b. Transfer pasien dari IRJ ke ICU, IRNA, Instalasi Kamar
Operasi
c. Transfer pasiendari IRNA ke ICU, Instalasi Kamar Operasi
d. Transfer pasiendari ICU ke IRNA, Instalasi Kamar Operasi
e. Transfer pasien dari Kamar Operasi ke IRNA, ICU, IGD
f. Transfer pasien dari IGD, IRNA, ICU keInstalasi Radiologi
2. Transfer pasien antar rumah sakit terdiri dari :
a. Transfer pasien dari RSUD Saras Husada kerumah sakit
lain atau sebaliknya .
b. Transfer pasiendari RSUD Saras Husada ke rumah pasien
atau sebaliknya.
E. Pengaturan Transfer.
Sesuai jadwal dinas
F. Keputusan Melakukan Transfer
1. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer.
2. Awali dengan pengambilan keputusan transfer, kemudian
lakukan stabilisasi pre transfer dan manajemen transfer
3. Hal ini mencakup tahapan evaluasi, komunikasi .dokumentasi,
pemantauan , penatalaksanaan, penyerahan pasien antar
ruangan dalam rumah sakit maupun ke rumah sakit rujukan /
penerima, dan kembali ke RSUD R.A.A Tjokronegoro
4. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus
dipertimbangkan dengan matang, karena transfer berisiko
mengekpospasien dan personil rumah sakit akan resiko bahaya
tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat
pasien
5. Pertimbangkanresikodankeuntungandilakukan transfer, bila
resikonya lebih besar jangan dilakukan transfer.
6. Dalam transfer pasien di perlukan personil yang
terlatih dan kompeten serta peralatan dan kendaraan
khusus.
7. Pengambilan keputusan harus melibatkan DPJP
8. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan
dokter yang mengambil keputusan,waktu pengambilan
keputusan serta alasan yang mendasari keputusan tersebut
9. Terdapat 3 alasan untuk melakukan transfer pasien keluar
RSUD R.A.A Tjokronegoro :
a. Transfer untuk penanganan dan perawatan spesialistik
lebih lanjut
1) Ini merupakan situasi emergensi dimana sangat
diperlukan transfer yang efisien untuk tatalaksana
lebih lanjut, yang tidak dapat disediakan oleh RSUD
R.A.A Tjokronegoro
2) Pasien harus stabil dan teresusitasi dengan baik
sebelum transfer
3) Saat memnhubungui jasa ambulan pasien dapat
dikategorikan sebagai tipe gawat daurat.
b. Transfer antar rumah sakit untuk alasan non medis
(misalnya karena ruangan penuh, fasilitas kurang
mendukung, jumlah petugas tidak memadai)
1) Idealnya sebaiknya pasien tidak ditransfer jika bukan
karena kepentingan mereka
2) Terdapat beberapa kondisi dimana permintaan ruang
rawat inap melebihi kapasitas sehingga diputuskanlah
untuk mentransfer pasien ke unit lain atau rumah
sakit lain
3) Pengambilan keputusan haruslah
mempertimbangkan aspek etika, apakah akan
mentransfer pasein stabil yang telah berada / dirawat
di unit intensif rumah sakit atau mentransfer
pasien baru yang membutuhkan perawatan intensif
tetapi kondisinya tidak stabil
4) Saat menghubungi ambulans, pasien ini dapat
dikategorikan sebagai pasien transfer “gawat”.
c. Repatriasi / Pemulangan kembali
1) Transfer hanya boleh dilakukan jika kondisi pasien
telah stabil dan kondisinya dinilai telah cukup baik
oleh dokter DPJP yang merawat
2) Pertimbangan akan resiko dan keuntungan
transfer harus dpikirkan dengan matang dan dicatat
3) Jika telah diputuskan melakukan repratiasi, transfer
pasien ini haruslah menjadi prioritas di rumah
sakit penerima dan biasanya lebih diutamakan
dibandingkan penerimaan pasien elektif di unit
gawat darurat, hal ini juga membantu menjaga
hubungan baik antar rumah sakit
4) Saat menghubungi ambulans, pasien ini
dikategorikan sebagai pasien transfer “elektif’
10. Saat keputusan transfer telah diambil, dokter yang
bertanggung jawab / dokter jaga wajib menghubungi
rumahsakit yang dituju
11. Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit tim
transfer RSUD R.A.A Tjokronegoro akan menghubungi
rumah sakit yang dituju dan melakukan negosiasi dengan
unit yang dituju. Jika unit tersebut setuju ubtuk
menerima pasien tersebut, tim RSUD R.A.A Tjokronegoro
harus memastikan tersedianya alat yang memadai di
rumah sakit yang dituju.
12. Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya
memungkinkan ) dan keluarga perlunya dilakukan
transfer antar rumah sakit dan mintalah persetujuan
tindakan transfer
13. Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam
rekam medis pasien ini, yang meliputi : nama, jabatan
dan detail kontak personil yang membuat kesepakatan
baikdari rumah sakit asal maupun rumah sakit penerima ;
tanggal dan waktu dilakukan komunikasi antar rumah
sakit ; saran-saran / hasil negosiasi dari kedua belah
pihak.
14. Personil tim transfer harus mempunyai kompetensi yang
sesuai, berpengalaman, memiliki peralatan yang memadai,
dapat bekerja sama dengan jas layana ambulans, protokol
rumah sakit, serta pihak-pihak lain yang terkait dam juga
memastikan proses transfer berjalan dengan aman dan
lancar tanpa menggangu pekerjaan lain di rumah sakit yang
merujuk
15. Pusat layanan ambulans harus diberitahu sesegera
mungkin jika keputusan transfer telah diambil. Bahkan
bila waktu pastinya belum ditentukan. Hal ini
memungkinkan layanan ambulan untuk pengerahan
petugas yang lebih efisien
A. Monitoring
Diperlukan adanya pengaturan sistem pelayanan serta
monitoring dari keberhasilan peningkatan mutu pelayanan rujukan
tentunya setelah dilakukan pengaturan prosedur pelayanan melalui
berbagai indikator pelayanan adanya data dan informasi mengenai:
1. Alasan tranfer.
2. Pola tranfer
B. Evaluasi
Pelayanan harus menyelenggarakan evaluasi sedikitnya sekali
dalam satu tahun yang meliputi :
1. Keberhasilan pelayanan kasus tranfer.
2. Ketersediaan dan kelengkapan alat-alat medis yang menunjang
proses tranfer
3. Kualitas dan mutu SDM yang ada
4. Fasilitas umum lainnya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yan
cepat dan canggih sebagai sumber daya manusia yang dituntut
semakin handal dan profesional dalam melaksanakan pelayanan
transfer. Berbagai pelatihan dan peningkatan ketrampilan untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal. Dengan harapan ke
depan proses rujukan dapat segera ditangani dengan cepat dan
tepat sehingga meningkatkan umur harapan hidup dan menekan
angka kematian serta kecacatan penderita.
B. Saran
Diharapkan pelayanan rujukan semakin ditingkatkan dengan
kerjasama yang baik antar petugas, pengadaan alat-alat medis yang
lengkap, peningkatan kualitas SDM yang berkesinambungan,
pengelolaan sarana dan prasarana penunjang lainnya